Anda di halaman 1dari 18

Tugas Mata Kuliah : Bioetik dan Hukum Kesehatan

Dosen Pengampu : Dr. dr. Sutarno, Sp. THT-KL, SH., MH.

COMMON GOOD (KESEJAHTERAAN UMUM)

oleh:

Hendry Cleodora Romeo 2018.06.2.0068

PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6

2.1 Common Good (Kesejahteraan Umum) ......................................................... 6

2.2 Hubungan Negara Kesejahteraan (welfare state) dengan Common Good

(Kesejahteraan Umum) ................................................................................. 7

BAB III KESIMPULAN .................................................................................... 15

DAFTAR BACAAN ........................................................................................... 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia

adalah salah satu cita-cita yang diinginkan oleh para pendiri negara Indonesia. Setiap

masyarakat tentunya ingin mempunyai hak untuk menerima perlakuan yang baik

guna mencapai kesejahteraan, salah satunya adalah sejahtera dalam bidang kesehatan.

Dalam usaha untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, dalam

Undang-Undang Pokok Kesehatan Nomor 9 tahun 1960 Pasal 1, menyebutkan bahwa

setiap warganegara perlu aktif ikut serta dalam usaha-usaha kesehatan.1 Selanjutnya,

dalam UU RI No. 36 Tahun 2009 juga disebutkan pada poin (a) bahwa kesehatan

merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus

diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Sejak berdirinya Republik Indonesia, pemerintah telah menerbitkan berbagai

peraturan dan ketentuan hukum dalam bidang kesehatan agar pelayanan dan

pemeliharaan kesehatan dapat berjalan dengan baik, karena rakyat yang sehat

merupakan aset dan tujuan utama dalam mencapai masyarakat adil dan makmur.

Peraturan dan ketentuan hukum ini tidak saja di bidang kedokteran, tetapi mencakup

1
Herkutanto, Hukum Kesehatan Indonesia: Himpunan Peraturan Perundang-Undangan
Tentang Pelayanan Kesehatan Perorangan Di Indonesia, Cetakan Pertama, PERHUKI, Jakarta, 1987,
h. 67.

3
seluruh bidang kesehatan seperti farmasi, obat-obatan, rumah sakit, kesehatan jiwa,

kesehatan masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, hygiene dan lain-lain.

Dari penjelasan di atas, dapat di lihat jelas bahwa Negara memiliki kewajiban

untuk mewujudkan masyarakatnya sejahtera dan akhirnya terwujud kesejahteraan

umum/kebaikan bersama (common good), sehingga di kenal istilah welfare state.

Seperti dalam Encyclopedia Britannica, welfare state diartikan sebagai konsep

pemerintahan di mana negara memainkan peran kunci dalam menjaga dan

memajukan kesejahteraan ekonomi dan sosial warga negaranya. 2 Sedangkan the

Concise Oxford Dictionary of Politics mendefinisikannya sebagai sebuah sistem di

mana pemerintah menyatakan diri bertanggung jawab untuk menyediakan jaminan

sosial dan ekonomi bagi penduduk melalui sarana pensiun, tunjangan jaminan

sosial, layanan kesehatan gratis dan semacamnya.3

Oleh karena Indonesia bercita-cita ingin menjadi negara welfare state, penulis

ingin memaparkan apakah common good / kesejahteraan umum dapat diterapkan di

bidang kesehatan dan wujud kesejahteraan umum yang saat ini sudah berjalan di

Indonesia.

2
Encyclopedia Britannica, Welfare State, www.britannica.com/print/topic/639266, Diakses
28 September 2019, Jam 22.06 WIB.
3
Ed Iain McLean and Alistair McMillan. MC “welfare state” The Concise Oxford
Dictionary of Politics. Oxford University 2009. Oxford Reference Online. Oxford University Press.
UniversityofWashington, www.oxfordreference.com.offcampus.lib.washington.edu/views/ENTRY.
html?subview=Main&entry=t86.e1462, Diakses 28 September 2019, Jam 22.15 WIB.

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud Common Good (Kesejahteraan Umum) pada konsep

Negara Kesejahteraan (welfare state) ?

2. Apakah Common Good relevan dan dapat dijalankan terutama di bidang

Kesehatan di Indonesia ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Mengetahui definisi Common Good (Kesejahteraan Umum) pada konsep

Negara Kesejahteraan (welfare state).

2. Mengetahui relevansi Common Good dalam kaitannya Kesehatan di

Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Common Good (Kesejahteraan Umum)

Common Good dalam Wikipedia menyebutkan bahwa dalam ilmu filsafat,

ekonomi, maupun ilmu politik, Common Good (atau: persemakmuran, kesejahteraan

bersama, maupun kesejahteran umum) mengacu pada apa yang diberikan dan

menguntungkan/bermanfaat bagi semua atau sebagian besar kelompok tertentu, dan

merupakan sesuatu yang ingin dicapai pada Negara yang memimpikan kesejahteraan

bagi rakyatnya.4

Istilah common good telah digunakan dalam berbagai bidang keilmuan dan

memiliki banyak definisi. Kebanyakan para filosofis membagi istilah common good

ini menjadi dua pendekatan, yaitu substantif dan prosedural.5 Menurut pendekatan

substantif, common good merupakan apa yang dibagikan dan bermanfaat bagi semua

orang atau sebagian besar anggota kelompok tertentu: pandangan substantif tertentu

akan menentukan secara tepat faktor atau nilai apa yang menguntungkan dan

dibagikan. Namun sebaliknya, menurut pendekatan prosedural, common good

merupakan hasil dari sesuatu yang ingin dicapai melalui partisipasi kolektif dalam

pembentukan kehendak bersama.

4
Wikipedia, Common Good, https://en.wikipedia.org/wiki/Common_good. Diakses 26
September 2019. Jam 15.45.
5
Apollo (Daito), Kompasiana, Episteme "Common Good", atau Kebaikan Bersama [1],
https://www.kompasiana.com/balawadayu/5ce6e0cb95760e055466eec4/episteme-common-
good-atau-kebaikan-bersama-1?page=all. Diakses 24 September 2019. Jam 18.30 WIB.

6
Menurut Prof. Dr. Apollo (Daito), common good atau bonum commune

merupakan hal yang menjadi tujuan bersama suatu kelompok masyarakat. Tujuan

bersama inilah yang mengikat anggota kelompok atau masyarakat untuk bersatu atau

bergabung, dan mempunyai kekuatan. Tema ini semacam gagasan sila ke 3 dan sila

ke 5 pada Pancasila di Indonesia.6

Common good adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk kepentingan

yang lebih besar, warga negara secara perorangan membawa komitmen dan motivasi

untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, seringkali memberi waktu dan ruang

mereka sendiri.7 Kebaikan bersama merupakan inti dari situasi apa pun di mana dua

orang atau lebih membentuk kemitraan, kelompok, atau negara. Banyak organisasi

menyediakan tujuan kesejahteraan umum: pertahanan, transit massal, keselamatan

publik, kesehatan masyarakat dan banyak fungsi lainnya. Tanpa kebaikan bersama,

tidak akan ada alasan lain untuk membentuk asosiasi termasuk Negara Indonesia.

2.2 Hubungan Negara Kesejahteraan (welfare state) dengan Common Good

(Kesejahteraan Umum)

Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam

Undang-Undang Dasar 1945, didesain sebagai Negara Kesejahteraan (welfare

state). Negara Kesejahteraan (welfare state) secara singkat didefinisikan sebagai

6
Ibid.
7
Ibid.

7
suatu negara di mana pemerintahan negara dianggap bertanggung jawab dalam

menjamin standar kesejahteraan hidup minimum bagi setiap warga negaranya.8

Welfare state diasosiasikan dengan pemenuhan kebutuhan dasar, oleh

karena itu ia dianggap sebagai mekanisme pemerataan terhadap kesenjangan

yang ditimbulkan oleh ekonomi pasar. Jaminan sosial, kesehatan, perumahan

dan pendidikan adalah wilayah garapan utama dari kebijakan pemerintah yang

menganut welfare state.9 Program pengentasan kemiskinan dan sistem perpajakan

juga dianggap sebagai aspek dari welfare state. Alasan dimasukkannya perpajakan

ke dalam kategori sifat welfare state adalah jika penarikan pajak bersifat progresif

dan dananya digunakan untuk mencapai distribusi pendapatan yang lebih besar

dan bukan hanya sekedar untuk meningkatkan pendapatan negara. Disamping

itu, dana pajak tersebut juga digunakan untuk membiayai pembayaran asuransi

sosial dan manfaat-manfaat lainnya yang belum dicakup oleh pembayaran premi

asuransi sosial. Di negara-negara sosialis, welfare state juga meliputi jaminan

pekerjaan dan administrasi harga barang dan jasa pada level konsumen (consumer

prices). Oleh karena itu, konsep welfare state biasanya didasarkan pada prinsip

persamaan kesempatan (equality of opportunity), pemerataan pendapatan

(equitable distribution of wealth), dan tanggung jawab publik (public responsibility)

8
Encyclopedia Britannica, Welfare State, www.britannica.com/print/topic/639266, Diakses
28 September 2019, Jam 22.06 WIB.
9
Neville Harris, “welfare state”, The New Oxford Companion to Law. Peter Cane and
Joanne Conaghan (eds). Oxford University Press Inc. Oxford Reference Online.
http://www.oxfordreference.com.offcampus.lib.washington.edu/views/ENTRY.html?subview=Main&
entry=t287.e2323, Diakses 28 September 2019, Jam 22.23.

8
terhadap mereka yang tidak mampu untuk menyediakan sendiri kebutuhan

minimum untuk bisa hidup layak.10 Ciri dasar dari welfare state adalah adanya

asuransi sosial (social insurance). Ketentuan ini banyak dijumpai di negara-negara

industri maju seperti National Insurance di Inggris dan Social Security di Amerika

Serikat. Asuransi sosial biasanya didanai dengan sumbangan wajib dan dimaksudkan

untuk memberikan manfaat kepada peserta dan keluarganya ketika membutuhkan.

Welfare state biasanya juga menyediakan layanan dasar publik berupa pendidikan

dasar, layanan kesehatan, dan perumahan (pada beberapa kasus dengan biaya

ringan atau gratis sama sekali).11 Program ini lazim disebut dengan social welfare

yang kemudian juga menjadi ciri dasar lain dari welfare state disamping social

insurance tadi.

Dalam implementasinya, seberapa besar tanggung jawab negara untuk

kesejahteraan warganya, melalui penyelenggaraan social insurance/security dan/

atau social welfare tadi, melahirkan dua kategori besar model welfare state, yaitu

institutional welfare state dan residualist welfare state.12 Perbedaan mendasar

antara kedua model adalah: institutional welfare state, negara memposisikan diri

bertanggung jawab untuk menjamin standar hidup yang layak bagi semua warga

dan memberikan hak-hak universal;konsekuensinya, semakin banyak syarat yang

diletakkan oleh negara agar warganya bisa mengakses hak-hak universal tadi dan

10
Encyclopedia Britannica, Loc. Cit.
11
Alfitri., Ideologi Welfare State dalam dasar Negara Indonesia: Analisis Putusan
Mahkamah Konstitusi Terkait Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jurnal Konstitusi, No. 3 Vol. 9.,
(2012), h. 454.
12
Ibid., h. 455

9
semakin lemah dan kurang dampak pemerataan dari program perlindungan tadi,

berarti semakin jauh negara tersebut dari model institutional welfare state. Adapun

residualist welfare state, negara baru terlibat mengurusi persoalan kesejahteraan

ketika sumber daya yang lain, termasuk disini layanan yang disediakan swasta

dengan cara membeli asuransi, keluarga dan masyarakat, tidak memadai. Jadi

negara membuat ketentuan minimal atau sangat selektif terhadap program

kesejahteraan dan menempatkan tanggung jawab yang lebih besar pada individu

untuk memenuhi kesejahteraannya misalnya melalui asuransi.13

Para pendiri negara Indonesia telah menyepakati bahwa salah satu tujuan

didirikannya negara Indonesia adalah agar keadilan dan kemakmuran bangsa

Indonesia bisa diwujudkan. Unsur-unsur welfare state ini telah dimasukkan ke

dalam dasar negara Indonesia (Pancasila dan UUD 1945) pada saat persiapan rapat

pembahasan persiapan dan paska kemerdekaan negara Indonesia. Pembukaan

UUD 1945 yang memuat rumusan tujuan negara Indonesia dan juga Pancasila

menyatakan bahwa negara Indonesia dibentuk “... untuk melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia … dengan berdasar kepada [disini kemudian teks Pancasila

muncul] … keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”20

Rumusan dasar ideologi welfare state tadi (“memajukan kesejahteraan

13
Ibid.

10
umum” dan sila kelima Pancasila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”)14

kemudian dimanifestasikan ke dalam batang tubuh konstitusi negara Indonesia

untuk dijadikan pedoman hidup berbangsa dan penyelenggaraan kenegaraan.

Dalam Pasal 34 UUD 1945 pra amandemen, negara menyatakan bertanggung

jawab untuk memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar. Pasca amandemen

keempat, tugas negara di bidang kesejahteraan sosial ini diperluas dengan

tambahan tanggung jawab untuk mengembangkan sistem jaminan sosial dan

memberdayakan kelompok masyarakat miskin, serta memberikan pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum bagi rakyatnya.15

Keberadaan elemen welfare state dalam dasar negara dan jaminan

pemanfaatan sektor produksi vital untuk kemakmuran rakyat belum bisa dijadikan

landasan untuk menyimpulkan bahwa Indonesia adalah negara dengan model

institutional welfare state. Sejak berdirinya negara Indonesia, belum ada pendekatan

yang jelas terhadap model kesejahteraan/keadilan sosial apa yang akan dianut. Dalam

rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dua hari paska proklamasi

kemerdekaan, para pendiri bangsa memaknai konsep kesejahteraan/keadilan sosial

antara lain melalui pendirian Departemen Kemakmuran yang salah satunya bertugas

untuk mengurusi makanan dan keperluan rakyat, dan Departemen Sosial untuk

14
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Alinea ke-IV.
15
Undang-Undang Dasar 1945, pasal 34(1-3)

11
mengurusi fakir miskin.16 Dalam perjalanannya kemudian, negara ternyata tidak

memainkan peran lebih besar dari masyarakat atau organisasi masyarakat sipil dalam

memelihara orang-orang miskin dan anak terlantar serta memberdayakan kelompok

kurang mampu. Berbagai organisasi sosial kemasyarakatan terutama yang berbasis

keagamaan justru lebih mempunyai program layanan sosial berkelanjutan seperti

panti asuhan, rumah sakit, kredit mikro dan bantuan tunai bagi orangorang miskin.

Paska krisis ekonomi hebat pada tahun 1997, berbagai program kesejahteraan sosial

yang diberikan oleh pemerintah, seperti perawatan kesehatan gratis, beras dan subsidi

minyak atau bantuan tunai langsung, dianggap lebih sebagai tindakan reaktif semata

terhadap dampak krisis ekonomi yang menyebabkan jumlah orang yang hidup di

bawah garis kemiskinan di Indonesia meningkat. Adapun sistem jaminan sosial yang

mencakup seluruh warga Indonesia belum ada; hanya empat sistem yang didasarkan

pada pekerjaan dan sumbangan wajib (premium) peserta kepada penyelenggara

sistem jaminan sosial. Sistem ini dijalankan oleh empat perusahaan milik negara

(yaitu PT Jamsostek, PT Taspen, PT Asabri, dan PT Askes),17 dan hanya mencakup

pekerja di sektor formal dan anggota keluarga langsung mereka. Ini berarti hanya dua

puluh empat juta penduduk Indonesia yang tercakup dalam sistem jaminan sosial, dan

sekitar tujuh puluh juta baru saja terdaftar sebagai penerima manfaat dari program

16
Alfitri., Ideologi Welfare State dalam dasar Negara Indonesia: Analisis Putusan
Mahkamah Konstitusi Terkait Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jurnal Konstitusi, No. 3 Vol. 9.,
(2012), h. 456
17
Ibid., h. 460

12
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),18 sedangkan 164 juta penduduk

Indonesia lain belum mendapatkan perlindungan jaminan sosial apapun dari negara.19

Perkembangan terakhir tentang kebijakan pemerintah menyangkut

kesejahteraan/keadilan umum menunjukkan bahwa Indonesia semakin dekat ke

arah bentuk welfare state. Pada tahun 2009, UU No 11/2009 tentang Kesejahteraan

Umum disahkan untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar orang-orang

miskin, yatim piatu dan manula yang terlantar, orang dengan penyakit kronis

atau cacat yang mengalami ketidakmampuan sosial-ekonomi, dipenuhi dengan

menyediakan jaminan sosial dalam bentuk asuransi kesejahteraan sosial dan

bantuan langsung tunai (pasal 9 (1a) (2)). Premi untuk asuransi kesejahteraan

sosial akan dibayarkan oleh pemerintah (pasal 10 (1) (2)). Sebelumnya, DPR telah

mengundangkan UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dimana

pemerintah akan mengadakan lima program jaminan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia. Kelima program tersebut adalah asuransi kesehatan, asuransi

kecelakaan kerja, pesangon kerja, pensiun, dan asuransi jiwa (pasal 18). Semua

program jaminan sosial tadi didasarkan pada pekerjaan dan sumbangan wajib

yang diberikan peserta ke penyelenggara program (Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial/BPJS).

18
Jamkesmas, Joint Learning Network for Universal Health Coverage,
http://www.jointlearningnetwork.org/content/jamkesmas, Diakses 21 September 2019, Jam 09.15
WIB.
19
Kompas, Langkah Linglung RUU BPJS,
http://nasional.kompas.com/read/2011/07/29/10212420/Langkah.Linglung.RUU.BPJS, Diakses 21
September 2019, Jam 10.00

13
Menurut Bappenas, dalam mewujudkan kesejahteraan umum dalam bidan

kesehatan, saat ini telah di jalankan antara lain: adanya program asuransi sosial

berupaka Jaminan Kesehatan Nasional; meningkatkan sarana-sarana kesehatan

dengan diutamakan puskesmas + BKIA, Rumah Sakit, dan Laboratorium Kesehatan;

pemberantasan penyakit menular, peningkatan penyediaan air Minum, pendidikan

kesehatan masyarakat; serta meningkatkan dan meratakan Tenaga Kesehatan di

seluruh Indonesia.20

20
Bappenas, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial,
https://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/8504/1714/, Diakses 2 Oktober 2019, Jam
17.00 WIB.

14
BAB III

KESIMPULAN

 Common Good : sesuatu yang diberikan dan menguntungkan/bermanfaat bagi

semua / sebagian besar kelompok, dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai

pada Negara yang memimpikan kesejahteraan bagi rakyatnya

 Membahasan Kesejahteraan Umum (Common Good) di Indonesia, tidak lepas

dari UUD 1945 dan Pancasila yang telah di buat dengan tujuan

menyejahterahkan rakyatnya dan menegakkan keadilan bagi seluruh rakyat,

sehingga Negara yang memiliki kewajiban dan bercita-cita menyejahterakan

rakyatnya di sebut welfire state.

 Konsep welfare state didasarkan pada prinsip

persamaan kesempatan (equality of opportunity), pemerataan pendapatan

(equitable distribution of wealth), dan tanggung jawab publik (public

responsibility) terhadap mereka yang tidak mampu untuk menyediakan sendiri

kebutuhan minimum untuk bisa hidup layak.

 Welfare state biasanya juga menyediakan layanan dasar publik berupa

pendidikan dasar, layanan kesehatan, dan perumahan (pada beberapa kasus

dengan biaya ringan atau gratis sama sekali).

 Saat ini Indonesia tetap menuju cita-cita yang diharapkan para Pendiri Indonesia

 kesejahteraan umum, walaupun masih memiliki beberapa kekurangan dan

tetap memperbaiki/mengembangkan sistem dan perundang-undangan.

15
 Bentuk perwujudan keesehateraan umum di bidang kesehatan di Indonesia,

antara lain:

 Adanya program Asuransi Sosial  JKN

 Meningkatkan sarana-sarana kesehatan  diutamakan ke PUSKESMAS +

BKIA, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan

 Pemberantasan Penyakit Menular

 Peningkatan Penyediaan Air Minum

 Pendidikan Kesehatan Masyarakat

 Meningkatkan dan Meratakan Tenaga Kesehatan di seluruh Indonesia

16
DAFTAR BACAAN

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Tesis, Jurnal, dan Website

Herkutanto. 1987. Hukum Kesehatan Indonesia: Himpunan Peraturan Perundang-


Undangan Tentang Pelayanan Kesehatan Perorangan Di Indonesia. Jakarta:
PERHUKI.

Encyclopedia Britannica, Welfare State,


http://www.britannica.com/print/topic/639266. Diakses 28 September 2019.
Jam 22.06.

Ed Iain McLean and Alistair McMillan. MC “welfare state” The Concise Oxford
Dictionary of Politics. Oxford University 2009. Oxford Reference Online.
Oxford University Press. UniversityofWashington, http://
www.oxfordreference.com.offcampus.lib.washington.edu/views/ENTRY.ht
ml?subview=Main&entry=t86.e1462, Diakses 28 September 2019, Jam
22.15 WIB.

Wikipedia, Common Good, https://en.wikipedia.org/wiki/Common_good. Diakses 26


September 2019. Jam 15.45.

Neville Harris, “welfare state”, The New Oxford Companion to Law. Peter Cane and
Joanne Conaghan (eds). Oxford University Press Inc. Oxford Reference
Online.
http://www.oxfordreference.com.offcampus.lib.washington.edu/views/ENT
RY.html?subview=Main&entry=t287.e2323, Diakses 28 September 2019,
Jam 22.23.

Apollo (Daito), Kompasiana, Episteme "Common Good", atau Kebaikan Bersama


https://www.kompasiana.com/balawadayu/5ce6e0cb95760e055466eec4/epis
teme-common-good-atau-kebaikan-bersama-1?page=all. Diakses 24
September 2019. Jam 18.30 WIB.

Alfitri, 2012, Ideologi Welfare State dalam dasar Negara Indonesia: Analisis Putusan
Mahkamah Konstitusi Terkait Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jurnal
Konstitusi, No. 3 Vol. 9.

17
Jamkesmas, Joint Learning Network for Universal Health Coverage,
http://www.jointlearningnetwork.org/content/jamkesmas, Diakses 21
September 2019, Jam 09.15 WIB.

Kompas, Langkah Linglung RUU BPJS,


http://nasional.kompas.com/read/2011/07/29/10212420/Langkah.Linglung.R
UU.BPJS, Diakses 21 September 2019, Jam 10.00

Bappenas, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial,


https://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/8504/1714/,
Diakses 2 Oktober 2019, Jam 17.00 WIB.

18

Anda mungkin juga menyukai