Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Menjadi teladan dalam setiap perkataan, tingkah laku, kesetiaan, dan berbagai aspek kehidupan
harus menjadi bagian setiap orang percaya termasuk didalamnya mahasiswa kristen. Setiap orang
yang percaya dituntut untuk menjadi terang dimanapun mereka pergi dan berada. Ditengah dunia
yang teknologinya semakin maju serta kejahatan yang semakin bertambah pula mahasiswa
Kristen harus mampu mengambil peran. Peran mahasiswa di dalam dunia kampus di butuhkan
sekali, karena itu merupakan kunci bahwa mahasiswa itu aktif, kretif, mandiri, kritis, inovatif,
dalam mengerjakan segala sesuatu hal dalam ruang lingkup khusunya dibidang pendidikan baik
itu di dalam universitas maupun juga di dalam universitas lainnya atau di luar univrsitas. Peran
mahasiswa sangatlah dibutuhkan dalam lembaga pendidikan khususnya di universitas. Karena
mahasiswa disamping untuk mengembangkan lembaga pendidikan tersebut, mahasiswa ikut
berpartisipasi dalam segala kretifitsnya, baik dalam akademis maupun non-akademis. Dengan
kemandirian, kreatifitas, inovasi, yang ada dalam diri mahasiswa itu maka peran mahasiswa
tersebut sangat dibutuhkan sekali didalam lembaga pendidikan. Disamping dapat
menguntungkan juga menambah wawasan kita dalam segala bidang seperti dalam teknologi,
pendidikan, budaya, dsb.

1.2. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi syarat dalam rangka mengikuti pemilihan Mahasiswa Kristen Teladan.
2. Sebagai bahan dalam memberikan sumbangan pemikiran kepada seluruh mahasiswa Kristen
3. Sebagai bahan dalam memberikan sumbangan pemikiran pada Organisasi-organisasi mahasiswa
Kristen dalam dan luar kampus untuk membangun karakter yang baik dan bisa menjadih contoh
yang baik buat orang lain dan berani melawan ketidak adilan yang terjadi disekitaran kampus.
BAB II
ISI
2.1. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang berarti orang yang cerdas, berakal, dan
berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Hal itu didukung pula dengan kata ‘maha’ yang
disandangnya. Kedua kata tersebut mencerminkan mahasiswa sebagai sosok yang mampu
berpikir kritis dan analitis. Kemampuan berpikir kritis dan analitis itulah yang berhubungan
dengan peran mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan).

Mahasiswa sebagai agen perubahan berarti jika ada sesuatu yang terjadi di lingkungan
sekitar dan itu salah, maka mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan
sesungguhnya. Selayaknya seorang agen, mahasiswa hanyalah penyalur perubahan, tidak
menciptakan dan tidak menjadi konsumen perubahan. Dengan kata lain, mahasiswa harus
menyaring perubahan-perubahan yang tidak sesuai standar atau tidak berkualitas agar perubahan-
perubahan itu dapat sampai kepada konsumen dengan baik sehingga hasilnya dapat optimal dan
mendatangkan kesejahteraan bagi konsumen.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif serta semangat dan idealisme mahasiswa
yang didasari oleh hikmat yang benar menjadi modal utama dalam melakukan perannya sebagai
agen perubahan. Namun sikap individualis dan apatis membuat mahasiswa zaman sekarang
kehilangan perannya sebagai agen perubahan. Mahasiswa zaman sekarang hanya bisa diam dan
tidak berani bertindak melawan ketidakbenaran yang terjadi. Mereka hanya menunggu
perubahan itu datang dengan sendirinya darimanapun dan oleh siapapun. Tanpa disadari
mahasiswa bukannya menjadi agen perubahan tetapi malah menjadi konsumen perubahan yang
hanya menerima perubahan yang telah dilakukan oleh orang lain.
Lantas bagaimanakah dengan mahasiswa Kristen? Pada umumnya mahasiswa Kristen
memiliki pengertian dan fungsi yang sama dengan mahasiswa lainnya. Perbedaannya hanya
terletak pada dasar pemikirannya. Mahasiswa Kristen menggunakan firman Tuhan sebagai dasar
pemikirannya untuk membentuk dirinya sebagai garam dan terang di lingkungan sekitar
termasuk di kampus. Peran mahasiswa Kristen sebagai agen perubahan juga secara tegas
dinyatakan dalam kaitannya menjadi garam dan terang disekitarnya (Matius 5:13-16).
Pernyataan ini juga didukung dengan Alkitab yang dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran
dalam menyelesaikan masalah yang ada, tidak hanya masalah spiritual, tetapi juga masalah
ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Ini berarti bahwa mahasiswa Kristen seharusnya menjadi
teladan utama dalam melakukan perannya sebagai agen perubahan karena sudah memiliki
pondasi yang kuat dalam hal ini. Namun ternyata penyakit berbahaya yang menyerang
mahasiswa pada umumnya juga menyerang sebagian besar mahasiswa Kristen. Dengan kata lain
mahasiswa Kristen bukan saja kehilangan perannya sebagai agen perubahan (yang berubah
menjadi konsumen perubahan), tetapi juga kehilangan perannya sebagai garam dan terang. Jadi
bagaimanakah peran mahasiswa Kristen yang seharusnya?
Berbicara mengenai peran mahasiswa Kristen, teguran tegas yang ditulis oleh Raja
Salomo kepada para pemuda di jamannya adalah: “Ingatlah akan Penciptamu pada masa
mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak
ada kesenangan bagiku didalamnya!” (Pengkhotbah 12:1). Mengingat Allah adalah langkah
pertama yang harus dilakukan oleh mahasiswa Kristen. Dengan kata lain, mahasiswa Kristen
harus menjadikan Allah sebagai poros kehidupannya. Menempatkan Allah di atas segalanya
sebagai yang ditakuti dan dihormati dan bukan yang lain, memberi jaminan bagi para mahasiswa
Kristen untuk mendapat pengetahuan yang benar (Amsal 1:7) dalam perannya sebagai agen
perubahan. Seperti nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika dan Efesus supaya mereka
menguji segala sesuatu (1 Tesalonika 5:21), mahasiswa Kristen juga dituntut untuk berpikir
secara kritis dan memohon hikmat Allah dalam menguji kebenaran ilmu pengetahuan dan
pengajaran yang didapatnya dengan firman Allah sebagai patokannya.
Tuhan ingin mahasiswa Kristen berani tampil beda dengan dunia ini ketika mahasiswa
Kristen menghadapi ketidakbenaran sesuai dengan pembaharuan budi yang dimilikinya (Roma
12:2, Matius 5:37). Hal itu menunjukkan bahwa Tuhan tidak ingin mahasiswa Kristen menjadi
sosok yang apatis dan individualis apalagi ketika melihat ketidakbenaran yang terjadi. Tuhan
ingin mahasiswa Kristen bertindak dan berada dibarisan terdepan dalam menyatakan kebenaran
itu. Selain meneladani Yesus sendiri dalam hal melawan ketidakbenaran, kita juga dapat
meneladani Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya. Mereka adalah keempat pemuda yang takut
akan Tuhan dan dikenal dengan kecerdasannya (Daniel 1:17) yang berani menentang
ketidakbenaran (Daniel 1:8).
Seperti nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose untuk melakukan segala sesuatu
dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23), mahasiswa
Kristen juga harus melakukan yang terbaik dalam segala hal termasuk dalam kuliahnya untuk
Tuhan. Ingat Tuhan telah memberi kamu kesempatan untuk menjadi mahasiswa maka jadilah
seorang mahasiswa yang berkualitas! Mahasiswa Kristen juga harus berperan aktif dalam
Pelayanan Mahasiswa. Perlu disadari bahwa melayani adalah jati diri pengikut Kristus sebab
Kristus sendiri yang adalah Bapa kita, Ia datang untuk melayani bukan untuk dilayani (Markus
10:45). Melalui pelayanan mahasiswa jugalah dapat dibentuk karakter pribadi tiap mahasiswa,
sehingga mampu menciptakan kader-kader handal untuk berkarya dan berbakti dengan integritas
yang baik di dalam sistem-sistem birokrasi yang ada.

Kalau dahulu Allah memanggil Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya untuk memberikan
pengaruh besar bagi Babel, tentu bukan tidak mungkin Tuhan sedang mempersiapkan Daniel-
Daniel baru di abad modern ini untuk menjadi alat kasih Allah melalui Pelayanan Mahasiswa.
Oleh sebab itu, mahasiswa Kristen berdiri dan bergeraklah! Ingat mahasiswa Kristen adalah
agen bukan konsumen perubahan!! Mari nyatakan kemuliaan Allah melalui perubahan di
bangsa ini khususnya di kampus Ekonomi!

2.2. Tugas Mahasiswa Kristen


Sebagai mahasiswa tentunya yang menjadi tugas adalah belajar atau kuliah serta mentaati
segala peraturan yang ada dikampus. Tapi di era globalisai serta politik yang ada di negeri ini,
tugas mahasiswa tidak hanya mengeyam pendidikan saja dibangku perkuliahan tapi ikut
mengambil bagian untuk mengabdi kepada masyarakat. Memerangi hal yang tidak semestinya
terjadi di lingkungan perkuliahan serta bangsa ini. Itu merupakan tugas mahasiswa pada
umumnya yang seharusnya dilakukan. Karena tak cukup dengan memiliki indeks prestasi yang
tinggi jika tidak mengaplikasikannya kepada masyarakat. Sudah menjadi tugas mahasiswa untuk
mengawasi pemerintahan yang sedang berjalan saat ini karena itu merupakan salah satu bentuk
pengabdian kepada masyarakat dan untuk merealisasikannya bisa melalui pembentukan
organisasi atau ikut berperan aktif pada kegiatan-kegiatan yang mengawasi dan menakar ada
tidaknya keputusan yang merugikan masyarakat. Tugas mahasiswa Kristen tentunya berpatokan
pada amanat agung Yesus Kristus, yaitu menjadikan semua bangsa murid-Ku (Matius 28:18-20).
Allah merindukan agar semua orang diselamatkan. Dan juga menjadi teladan dalam segala hal (I
Timotius 4:12), serta menjadi berkat dan kesaksian di seluruh bumi termasuk didalamnya bangsa
Indonesia dan tempat dimana kita mengeyam pendidikan. Dalam hal menjadikan semua bangsa
murid-Ku, dimana mahasiswa Kristen dituntut untuk melakukan penginjilan dimanapun dia pergi
dan berada. Dan untuk memaksimalkan hal tersebut tentunya diperlukan pembelajaran yang
lebih lewat organisasi-organisasi kerohanian didalam dan luar kampus ataupun ditempat dimana
bisa kita menerima materi dan pelatihan-pelatihan. Menjadi teladan tentunya lewat hal-hal yang
ada dalam dunia perkuliahan seperti menjaga integritas pada saat mengikuti ujian dan juga pada
saat kegiatan belajar-mengajar. Menjadi kesaksian dan berkat dengan cara mencerminkan pribadi
Kristus dalam kehidupan di kampus lewat aktivitas perkuliahan dan pergaulan. Jika digabungkan
peran mahasiswa pada umumnya dengan mahasiswa Kristen adalah bagaimana seorang
mahasiswa Kristen dapat melibatkan diri dalam setiap kegiatan kampus dan luar kampus,
menjadi pengawas pemerintahan lewat organisasi-organisasi kerohanian Kristen serta benar-
benar menjadi teladan dalam berprilaku sehingga orang dapat melihat Kristus yang tercermin
pada setiap aspek kehidupan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Korupsi adalah perilaku buruk yang sudah menjadi kebudayaan dan harus diberantas
karena mengancam keadailan dan kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa Kristen sebagai bagian
masyarakat mempunyai tugas bukan hanya kuliah saja tapi mengabdi kepada masyarakat dan
menjadi pengontrol pemerintah untuk mencegah korupsi dengan begitu bisa menjadi kesaksian,
berkat, teladan dimanapun mereka pergi dan berada. Dengan demikian secara tidak langsung
telah mencerminkan kehidupan kristus melalui perilaku tersebut. Peran mahasiswa Kristen dalam
membangun peradaban anti korupsi adalah memerangi korupsi dengan bekal firman serta
menyusun strategi-strategi khusus, yaitu menciptakan lingkungan bebas korupsi dikampus,
memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi dan kepada
gereja bahwa TUHAN tidak senang dengan perbuatan yang buruk seperti korupsi, dan menjadi
alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah. Maka dengan komitmen dan konsistensi yang
tinggi untuk memerangi korupsi, Mahasiswa Kristen bisa mengurangi bahkan menghancurkan
budaya korupsi dan membangun peradaban budaya anti korupsi.

3.2. Saran
1. hidup mejadi terang. Salah satu slogan yang sangat baik adalah ”Lifestyle as an evangelism”.
Bagaimana dengan hidup kita orang-orang dapat mengenal Kristus dan memberitakan
pembebasan atas perhambaat dosa yang mengikat (Yes 49:9) lewat setiap perkataan dan
perbuatan kita (Yes 49:2, 50:4). Menjadi teladanNya yang nyata lewat hidup sehari-hari.

2. terlibat dalam kegerakan pelayanan mahasiswa secara aktif. Ini adalah salah satu langkah
strategis, terstruktur, terorganisir dan terkoneksi dengan berbagai kegerakan pelayanan
mahasiswa di seluruh dunia. Menghidupi semangat Penginjilan dan Pemuridan. Dua hal utama
dalam kegerakan pelayanan mahasiswa yang terbukti telah membawa dampak dalam
pembentukan karakter siswa dan mahasiswa yang akan menjadi agen penerus dan pembaharu
bangsa.

3. memaksimalkan setiap kesempatan berharga untuk belajar dan berproses di kampus sehingga
menjadi generasi yang unggul di dalam bidang penjurusan masing-masing. Menggumulkan visi
hidup di hadapan Tuhan terkait dengan segala talenta, bakat dan minat yang sudah Tuhan
berikan, dan dipakai untuk menjangkau jiwa dan memberitakan injil Kristus dalam segala
bidang.

Anda mungkin juga menyukai