Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
a) Jenis Pekerjaan : Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Perdesaan Kws. Rias Kab. Bangka Selatan
Subkualifikasi Usaha : Menengah
Bidang / Sub bidang : Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Jalan Raya
(kecuali Jalan layang), jalan, rel kereta api, dan
landas pacu bandara) SI003

b) Jenis pekerjaan beserta uraian Volume Pekerjaan dapat dipelajari pada Spesifikasi Teknis
Pekerjaan (terlampir) dan Gambar Rencana yang dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan.
c) Volume dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta Analisa Satuan Pekerjaan bersifat
mengikat.
d) Bila terjadi perbedaan antara Gambar dan ketidaksesuaian antara penjelasan gambar dan
bestek, maka bestek yang mengikat pekerjaan ini.
e) Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor harus membuat Gambar Detail yang disetujui oleh
Direksi Teknis sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
f) Apabila pada saat pembangunan/pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan pada bagian
konstruksi, maka Kontraktor harus membuat Gambar Revisi yang disahkan oleh Direksi
Teknis .

2. Penjelasan Umum
1. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor/Pelaksana wajib mempelajari terlebih dahulu
dengan seksama Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat beserta Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan. Kontraktor/Pelaksana diwajibkan melaporkan ke Direksi Teknis , setiap
ada perbedaan ukuran dari gambar-gambar, termasuk antara gambar dan RKS untuk
mendapatkan persetujuan. Bila tidak, maka akibat dari kelalaian tersebut dalam hal ini akan
menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pihak Kontraktor.
2. Penyerahan Lapangan / Area / Tempat Pekerjaan
Lapangan / Area / Tempat Pekerjaan akan diserahkan kepada Kontraktor segera sesudah
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dalam keadaan seperti waktu pemberian
penjelasan pekerjaan.
Kontraktor harus memahami benar tentang:
a) Letak pekerjaan yang akan dilaksanakan,
b) Batas-batas Persil / Kavling maupun keadaannya pada waktu itu,
c) Keadaan Contour (kontur) tanah terhadap kondisi di lapangan yang ada,
d) Segala sesuatu yang ada di lokasi pekerjaan,
e) Gambar-gambar Rencana dan Metode Pelaksanaan yang telah disepakati bersama.
3. Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaan, sehingga selesai dengan lengkap Direksi
Teknis .
4. Kontraktor wajib mempersiapkan, membuat (menyuruh membuat), memasang, serta
memesan, maupun menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat kerja dan pengangkutan
selama pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor wajib menyediakan Dokumen Kontrak (gambar-gambar, RKS, Kontrak, Berita
Acara) seperti yang telah ditentukan.
6. Atas perintah Direksi Teknis kepada Kontraktor dapat dimintakan membuat gambar-gambar
penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus (detail-detail) dengan semua biaya atas
beban Kontraktor. Setelah gambar-gambar tersebut disetujui oleh Direksi Teknis , maka akan
menjadi kelengkapan gambar-gambar pelaksanaan.
7. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang dilaksanakan ,
Kontraktor wajib berhubungan dengan Direksi Pekerjaan. Pekerjaan untuk mendapatkan
pengesahan / persetujuannya dengan mengajukan Request Pekerjaan.
8. Setiap usul perubahan dari Kontraktor ataupun persetujuan pengesahan dari Direksi Teknis
dianggap berlaku sah, serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
9. Semua bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini harus benar-
benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran, dan lain-lain yang disesuaikan dengan
standart / peraturan-peraturan yang dipergunakan di dalam RKS ini. Semua bahan-bahan
tersebut harus mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari Direksi Teknis dan Konsultan
Perencana sebelum akan dimulai pelaksanaannya.
10. Pengawasan terus-menerus terhadap pelaksanaan, penyelesaian, perapihan; harus dilakukan
oleh Pelaksana dari Kontraktor.
11. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus
dikeluarkan dari lapangan/lokasi pekerjaan.
12. Setiap minggu, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknis yaitu Surat
Pernyataan Schedule (time schedule) seluruh pekerjaan / tahapan pekerjaan mulai minggu
kedua sejak SPMK dikeluarkan hingga penyerahan I (Pertama).
13. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan / di gudang harus memenuhi syarat teknis dan
dapat dipertanggungjawabkan.

3. Jadwal Rencana Kerja


Paling lambat 1 (satu) minggu setelah diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Kontraktor
diharuskan mengajukan :
1. Jadwal Waktu (time schedule) pelaksanaan secara terperinci
2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja,
3. Jadwal Pengadaan Bahan dan Peralatan Kerja,
4. Jadwal waktu penyerahan Shop Drawing serta contoh bahan / peralatan.
Bagan-bagan yang tersebut di atas harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis, sebagai
dasar / patokan Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya dan wajib mengikutinya.

4. Penentuan Peil dan Ukuran


1. Kontraktor wajib memberitahukan kepada Direksi Teknis, sebagian pekerjaan yang akan
dimulai untuk dicek terlebih dahulu ketentuan peil-peil dan ukurannya.
2. Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap
pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknis, setiap terdapat
selisih/perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak
dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Direksi
Teknis .
3. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-peil dan
ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja. Kelalaian dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
4. Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-
sungguh. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir oleh Direksi Teknis dan
Direksi Teknis berhak untuk membongkar pekerjaan atas biaya Kontraktor.
5. Alat ukur yang dipakai minimal adalah Waterpass dan Theodolit yang sudah dikalibrasi untuk
mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Peil Dasar
Peil dasar adalah + 0 .00 yang ditentukan kemudian sesuai keadaan di lapangan bersama
Kontraktor dan Direksi Teknis . Patok peil tersebut harus dibuat secara permanen, sebagai
dasar segala ukuran di lapangan.
7. Kontraktor harus meneliti dengan seksama batas-batas tanah dan areal pekerjaan. Kelalaian
dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
8. Kontraktor harus menyiapkan dan membuat surat pernyataan serta surat-surat lainnya yang
mempunyai kekuatan hukum atas kesediaan masyarakat sekitar untuk tidak menuntut ganti
rugi apapun terhadap tanah dan tanam tumbuh maupun hal lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Kelalaian dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
5. Pemakaian Ukuran
1. Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menempati semua ketentuan yang tercantum
dalam Rencana Kerja dan Syarat dan gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya.
2. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun begian-
bagiannya dan memberitahukan Direksi Teknis tentang setiap perbedaan yang ditentukan di
dalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan. Kontraktor harus membetulkan
kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Teknis.
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu, sebelumnya Kontraktor diwajibkan mengadakan
pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.

6. Penyerahan Skema Organisasi Proyek


1. Bersamaan waktunya dengan penyerahan Jadwal Rencana Kerja, Kontraktor wajib pula
menyerahkan Skema Organisasi yang akan digunakan dalam Pelaksanaan Proyek ini, untuk
diperiksa dan mendapatkan persetujuan Direksi Teknis .
2. Sebagai lampiran dari Skema Organisasi tersebut, Kontraktor harus menyerahkan suatu
Daftar Usulan Nama-nama Petugas yang akan ditugaskan di proyek ini, lengkap dengan
jabatannya dalam proyek ini.

7. Penyerahan Wewenang Kepada Kuasa Kontraktor


1. Kontraktor wajib menetapkan seorang petugas yang akan bertindak sebagai wakil atau
kuasanya untuk mengatur dan memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan (untuk
selanjutnya disebut Pelaksana).
2. Pemberian kuasa ini sama sekali tidak berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor
terhadap Pelaksanaan Pekerjaan baik sebagian atau keseluruhan.

8. Tenaga Ahli
1. Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan tenaga ahli yang benar-benar menguasai
bidang pekerjaan yang dilaksanakan agar diperoleh hasil yang sempurna.
2. Kontraktor harus menyediakan dan menyerahkan tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh Pabrik
pembuat bahan, peralatan yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa pemasangan bahan,
peralatan hingga bahan/peralatan tersebut bisa berfungsi dengan sempurna.
3. Kontraktor harus menugaskan minimal seorang tenaga ahli yang harus selalu berada di
proyek.
4. Tenaga ahli yang harus disediakan minimal terdiri dari:

No. Jabatan Pendidikan Jmlh Pengalaman Ket dan kode Sertifikat

1. Site Manajer S1 Sipil 1 5 SKA Ahli Madya Teknik Jalan (202)

2. Ahli K3 Kontruksi S1 Teknik 1 4 SKA Ahli Madya K3 (603)


Ahli Sistem SKA Ahli Madya Sistem Manajemen
3. S1 Teknik 1 4
Manajemen Mutu Mutu (604)
SKT Juru Ukur/Teknisi Survey
4. Tenaga Terampil - 1 3
Pemetaan (TS 004)
5 Tenaga Terampil - 1 3 SKT Pekerjaan Aspal Jalan (TS 021)
SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan
6 Tenaga Terampil - 1 3
Jalan (TS 028)
Mandor Tukang Batu/Bata/Beton (TL
7 Tenaga Terampil - 2 3
005)
SKT Pelaksana Produksi Hotmix (TM
8 Tenaga Terampil - 1 3
033)
SKT Teknisi Laboratorium Aspal (TS
9 Tenaga Terampil - 1 3
008)
SMU/SMK
10 Administrasi 2 2 Ijazah
Sederajat
SMU/SMK
11 Logistik 1 2 Ijazah
Sederajat
9. Pemberhentian Pelaksana / Petugas
1. Bila di kemudian hari ternyata Pelaksana dan Petugas yang ditunjuk Kontraktor dianggap
kurang atau tidak mampu menunjukkkan kecakapannya, maka Direksi Teknis berhak
memerintahkan Kontraktor untuk mengganti Pelaksana/Petugas tersebut.
2. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah Surat Perintah Direksi Teknis
tersebut keluar, Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana/Petugas yang baru yang
memenuhi dan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

10. Pembangkit Tenaga dan Air Kerja


1. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan oleh
Kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah, dan tagihan, serta
pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban Kontraktor.
2. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan dari
sumber air yang sudah ada di lokasi pekerjaan tersebut. Kontraktor harus memasang
sementara pipa-pipa dan lain-lainya pekerjaan untuk mengalirkan air dan mencabutnya
kembali pada waktu pekerjaan selesai. Biaya untuk mengadakan pengadaan air sementara,
adalah beban Kontraktor.

11. Iklan
Pelaksana tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan/lokasi kerja/proyek
atau di tanah yang berdekatan tanpa seizin Direksi Teknis .

12. Jalan Masuk dan Jalan Keluar


1. Pemakaian jalan masuk ke tempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor
dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut dan pembuatan jalan masuk sementara
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian, dan
memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan menjadi beban Kontraktor.
3. Perizinan tentang jalan keluar-masuk proyek menjadi tanggung jawab Kontraktor termasuk
biaya yang timbul.

13. Papan Nama Proyek


Kontraktor wajib menyediakan Papan Nama Proyek.

14. Keselamatan Kerja


1. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban
Kontraktor.
2. Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak PPPK (P3K) yang terisi menurut kebutuhan,
lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai pertolongan
pertama.
3. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala pembiayaannya
menjadi beban Kontraktor.
4. Pelaksana diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis
api), pasir dalam bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya.
5. Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
6. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan
umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi Pemerintah CQ Undang-Undang
Kesehatan Kerja dan lain sebagainya termasuk semua perubahan-perubahannya yang
hingga kini tetap berlaku.

15. Pengamanan
1. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas keselamatan Direksi Teknis dari segala macam
tindak kekerasan, teror, segala jenis tindak kriminal lainnya dan segala hal yang dapat
membahayakan keselamatan Direksi Teknis selama melaksanakan tugasnya di lapangan.
2. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya
mengenai :
a) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja
ataupun tidak,
b) Penggunaan sesuatu yang keliru atau salah,
c) Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
d) Keamanan para pekerjanya dari segala macam tindakan kekerasan dan kriminal selama
pelaksanaan pekerjaan.
3. Terhadap sesuatu kejadian sebagaimana disebut di atas, Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi Teknis dalam waktu paling lambat 24 (dua puluh empat) jam untuk diusut
dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
4. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas, Kontraktor harus mengadakan
pengamanan, antara lain; penjagaan, penerangan sementara, dan sebagainya yang
dianggap perlu.
5. Setiap pekerja harus memakai pengaman, seperti helm, dan lain-lainnya yang dianggap
perlu.
6. Kontraktor harus bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk menggalang keamanan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

16. Pengawasan
1. Setiap saat Direksi Teknis harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa, dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan, dan peralatan.
2. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan Direksi
Teknis menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera
dibongkar sebagian atau seluruhnya, dan semua biaya yang diakibatkan tersebut adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja normal sehingga diperlukan
pengawasan oleh Direksi Teknis , maka segala biaya untuk itu menjadi beban Kontraktor.
Permohonan oleh Kontraktor untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan
Surat, disampaikan kepada Direksi Teknis . Biaya pengawasan tambahan disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku di Depnaker.
4. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada di tangan petugas-petugas Direksi
Teknis adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukkan di dalam gambar-
gambar, RKS dan Risalah Penjelasan. Penyimpangan selain dari hal tersebut haruslah
seizin Pemilik Proyek.
5. Segala biaya yang ditimbulkan selama Direksi Teknis melakukan pengawasan sepenuhnya
dibebankan kepada pihak kontraktor.

17. Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan serta Barang


1. Bila di dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang,
maka ini dimaksudkan menunjukkan standard minimal mutu/kualitas bahan dan barang
yang digunakan.
2. Setiap bahan dan barang yang akan digunakan harus disampaikan kepada Direksi
Pekerjaan, Pekerjaan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa.
Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya dimulai.
3. Setiap usulan yang tidak sesuai petunjuk RKS, serta gambar-gambar dan risalah
penjelasan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa.
4. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diajukan dan
diadakan Kontraktor atas biaya Kontraktor, dan setelah disetujui oleh Pengguna Jasa maka
contoh bahan dan barang tersebut dapat dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
5. Kontraktor harus mempersiapkan 1 (satu) contoh bahan dan barang yang akan digunakan
dalam pekerjaan. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi Teknis untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
6. Dalam mengajukan Harga Penawaran, Kontraktor harus memasukkan sejumlah keperluan
biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang tanpa mengikat jumlah tersebut,
Kontraktor tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan dan barang.
18. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar Kerja
1. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada RKS ini yang
termasuk dalam Dokumen Kontrak.
2. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS, Kontraktor
diwajibkan mengajukan pertanyaan tertulis kepada Direksi Teknis dan diwajibkan pula
mentaati dan mengikuti keputusan Direksi Teknis dan yang mengikat adalah RKS.
3. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku,
dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran skala dari gambar,
tetapi jika memungkinkan ukuran ini harus mengambil dari pekerjaan yang sudah selesai.
4. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar atau diperlukan gambar
tambahan/ gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar, atau untuk memungkinkan
Kontraktor melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka
Kontraktor harus dapat membuat gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya
Kontraktor.
5. Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar, RKS atau Dokumen
Kontrak lainnya, yang berlainan atau penjelasan-penjelasan bertentangan, maka ini harus
diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi untuk lebih
menegaskan masalahnya. Kalau hal ini yang menyangkut kelainan harus diinformasikan
kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan keputusannya.
6. RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), Gambar , serta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesuatu yang termuat di
dalamnya bersifat mengikat.
19. Pembuatan Gambar Pelaksanaan /Gambar Kerja (Shop Drawing)
1. Kontraktor harus membuat gambar kerja guna pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
berdasarkan gambar-gambar kontrak dan disampaikan kepada Direksi Teknis , untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan tersebut
disetujui Direksi Teknis .
3. Direksi Pekerjaan yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa harus mempunyai waktu yang cukup
untuk mengikuti dan mempelajari gambar pelaksanaan yang diusulkan oleh Kontraktor.
4. Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti menghilangkan tanggung jawab
pihak Kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterlambatan atas proses ini,
tidak berarti Kontraktor mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.
5. Gambar tersebut di atas harus dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya
ditanggung oleh Kontraktor.
20. Penyediaan Peralatan Kerja
1. Kontraktor wajib menyediakan peralatan sesuai spesifikasi yang disyaratkan dan diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan, termasuk membongkar/merapikan/membawa keluar segala
peralatan tersebut setelah tidak diperlukan lagi.
2. Peralatan-peralatan tersebut harus sudah diperhitungkan bentuk, ukuran, kapasitas, dan
sebagainya untuk bisa melayani kebutuhan pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Peralatan-peralatan tersebut harus dalam keadaan baik dan selalu siap untuk digunakan.
Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik harus segera diperbaiki atau kalau tidak mungkin
harus segera diganti dengan yang masih berfungsi dengan baik.
4. Peralatan yang harus disediakan minimal terdiri dari :

No Nama Peralatan Kapasitas Jml


(Unit) Ket
1 AMP ≥50 ton/jam 1 Berfungsi/beroperasi
2 Asphalt Finisher 10 ton 1 Berfungsi/beroperasi
3 Excavator 80 – 1 0 HP 1 Berfungsi/beroperasi
4 Dump Truck 3-4 m3 4 Berfungsi/beroperasi
5 1
Compressor 4000-6500 l./m Berfungsi/beroperasi

6 Wheel Loader 1-1,6 m3 1 Berfungsi/beroperasi


7 Tire Roller 8-10 ton 1 Berfungsi/beroperasi
8 Water Tanker 3000-4500 L 1 Berfungsi/beroperasi
9 Asphalt Distributor 800 L 1 Berfungsi/beroperasi
10 Tandem Roller 6-8 T/60 hp 1 Berfungsi/beroperasi
11 Generator Set 20 KVA 1 Berfungsi/beroperasi
12 Concrete Mixer 0,3 – 0,6 m3 1 Berfungsi/beroperasi
13 Concrete Vibrator - 1 Berfungsi/beroperasi
14 Theodolite - 1 Berfungsi/beroperasi

.
21. Penyediaan Bahan
1. Kontraktor wajib menyediakan bahan yang diperlukan sesuai dengan syarat-syarat yang
ditentukan dan pedoman-pedoman yang berlaku.
2. Direksi Teknis berwenang meminta keterangan mengenai asal-usul bahan dan Kontraktor
wajib menjelaskannya.
3. Bahan-bahan yang akan digunakan, sebelumnya harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pengguna jasa. Untuk itu, Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh bahan
yang diusulkan yang disertai brosur-brosur asli/sertifikat-sertifikat yang diperlukan.
Material/bahan lokal dan material/bahan import:
- Material lokal untuk keperluan persetujuan harus diserahkan meliputi contoh dan brosur,
- Material import/yang tidak mungkin diserahkan contohnya, maka untuk keperluan
persetujuan yang diserahkan adalah cukup brosur asli/sertifikat saja.
4. Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke tempat pekerjaan tetapi ditolak pemakaiannya oleh
Direksi Teknis , harus segera disingkirkan dari tempat kerja selambat-lambatnya 24 (dua
puluh empat) jam sesudah penolakan tersebut dinyatakan dan Kontraktor harus
mendatangkan bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan dan disetujui Direksi Teknis
sesegera mungkin.
5. Biaya penelitian bahan di laboratorium menjadi tanggungan Kontraktor.
6. Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya pengangkutan bahan/material di dalam
Dokumen Penawaran. Klaim di luar hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

22. Tata Cara untuk Memulai Suatu Jenis Pekerjaan


1. Setiap pelaksanaan pekerjaan yang bersifat baru, Kontraktor harus meminta kepada Direksi
Teknis secara tertulis untuk dapat memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut. Kelalaian
dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Setiap pengajuan pelaksanaan pekerjaan harus disertai Gambar Pelaksanaan dan estimasi
volume yang akan dilaksanakan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Kelalaian
dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Setiap jenis pekerjaan akan diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi Teknis . Setelah disetujui
barulah pekerjaan selanjutnya dapat dilaksanakan. Untuk itu, jika diperlukan Kontraktor harus
meminta kepada Direksi Teknis secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan tersebut.
Kelalaian dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Untuk suatu jenis pekerjaan yang jika dikerjakan akan mengakibatkan jenis pekerjaan lain
tidak dapat diperiksa/tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka Kontraktor wajib meminta
kepada Direksi Teknis secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan ditutup
itu. Setelah pekerjaan yang akan ditutup tersebut dinyatakan baik, barulah Kontraktor
diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
5. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut di atas tidak diwajibkan, maka Direksi
Teknis akan meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan Kontraktor harus
menyetujuinya.
6. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut di atas dilanggar oleh Kontraktor, maka Direksi
Teknis berhak menginstruksikan untuk membongkar bagian-bagian yang sudah dikerjakan
baik sebagian maupun seluruhnya untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali akan dibebankan kepada kontraktor.
23. Fasilitas, Alat Kerja, dan Peralatan
1. Semua fasilitas, alat kerja dan peralatan yang dibuat atau dibawa ke tempat kerja harus
dianggap sebagai subyek untuk melengkapi ketentuan dalam spesifikasi ini jika Direksi
Teknis secara khusus dan tertulis memberikan cara-cara lain untuk suatu bagian pekerjaan
atau bagian khusus pekerjaan. Kontraktor/Pelaksana harus bertanggung jawab sendiri atas
kelengkapan, efisiensi, penggunaan, perlindungan, pemeliharaan , perbaikan, dan
pengamanan semua fasilitas, alat kerja dan peralatan-peralatan lainnya. Fasilitas, alat kerja,
dan peralatan-peralatan yang termasuk dalam spesifikasi ini tidak boleh dibongkar atau
dipindahkan dari tempat kerja terutama yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
dalam kontrak tanpa seizin dari Direksi Teknis .
2. Semua fasilitas, alat kerja dan peralatan-peralatan dalam tempat kerja juga harus
menjadi subyek sesuai hak Direksi Teknis dan Direksi Teknis berhak mengatur
penggunaannya untuk pekerjaan selama masa kontrak.

24. Pengukuran, Mutual Chek, dan Gambar Pelaksanaan


1. Pengukuran detail dari seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kontrak. Tidak dibenarkan memperbandingkan dengan skala.
Untuk ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan .
2. Peil pokok pengukuran dan pengecekan hasil pekerjaan harus menggunakan titik
referensi yang akan ditunjuk Direksi Pekerjaan Lapangan di lapangan. Elevasi-elevasi
rencana harus dibaca sesuai dengan angka yang tertulis dalam gambar rencana.
3. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur Waterpass, Theodolit, dan lain sebagainya yang
dalam keadaan baik dan mempunyai ketelitian tinggi serta disetujui Direksi Pekerjaan .
4. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan pengukuran
kondisi existing lokasi yang akan dikerjakan dan disaksikan Direksi Teknis . Gambar
Pengukuran harus disetujui Direksi
5. Kontraktor harus membuat Gambar Pelaksanaan/Shop Drawing yang akan digunakan
sebagai Dasar Pelaksanaan dan Perhitungan Bersama Volume Pekerjaan (Mutual
Chek).
6. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Gambar Pelaksanaan/Shop Drawing harus sudah
disetujui Pengguna Jasa atau Pejabat yang ditunjuk olehnya.
7. Kontraktor diwajibkan membuat patok-patok/STA-STA sementara dari Dolken/kayu
yang dipasang setiap jarak 50 m dan dicat merah serta ditulis STA-STA-nya. Patok-
patok/STA-STA ini dipasang sedemikian rupa sehingga jelas terbaca dan tidak goyang
atau hilang.
8. Patok-patok sementara dipakai sebagai titik pengukuran di mana ketinggian patok-
patok tersebut dapat diketahui dari hasil pengukuran dengan titik referensi yang
menggunakan titik tetap.
9. Kontraktor diwajibkan menjaga titik-titik patok pengukuran ini, dimana titik pengukuran ini
sebagai Titik Bantu di dalam pelaksanaan pekerjaan dan dalam pengecekan hasil
pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi Teknis maupun oleh Tim Pemeriksa Serah
Terima Pekerjaan. Apabila patok pengukuran tersebut hilang/rusak, Kontraktor
diwajibkan mengganti patok baru dengan persetujuan Direksi Pekerjaan . Segala
pengeluaran atas hal tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
10.Bila diminta Direksi Teknis , Kontraktor harus membuat Titik Tetap (neut beton) pada
titik yang ditunjuk oleh Direksi Teknis . Titik tetap ini dibuat dari beton sesuai dengan
standard neut beton.

25. Tata Cara Penilaian Prestasi Pekerjaan


1. Pekerjaan-pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah diterima oleh Direksi
Teknis dapat dihitung prestasinya dengan nilai 100%. Bahan-bahan yang sudah
didatangkan ke lokasi proyek tetapi belum terpasang, tidak dapat dinilai prestasinya.
26. Koordinasi dengan Sub Kontraktor
Apabila ada bagian-bagian pekerjaan yang diserahkan kepada Pihak Ke-Tiga (Sub
Kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kontrak, maka Kontraktor wajib
mengatur koordinasi kerja dengan Pihak Ke-Tiga tersebut. Tanggung jawab atas kualitas
bahan dan pekerjaan yang telah diserahkan kepada Pihak Ke-Tiga ini tetap berada di
tangan Kontraktor.

27. Perlindungan terhadap Hasil Pekerjaan


Kontraktor wajib mengadakan perlindungan yang diperlukan pada hasil pekerjaan yang
sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan
sampai dilakukannya Serah Terima Akhir Pekerjaan (FHO).

28. Dokumen Kontrak


1. Dokumen Kontrak sekurang-kurangnya dibuat 2 (dua) kontrak asli yang dilengkapi
gambar pelaksanaan, Dokumen Lelang dan RKS serta segala sesuatu yang di isyaratkan,
kontrak terdiri dari :
a. Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia ;
b. Kontrak asli yang kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh PPK ;
2. Seluruh Dokumen tersebut di atas harus dalam keadaan jelas, mudah dibaca, dan sudah
mencantumkan perubahan-perubahan terakhir.
3. Biaya penyediaan Dokumen-dokumen tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.

29. Tangggung Jawab Dalam Masa Pemeliharaan


1. Dalam masa pemeliharaan, Kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memelihara
pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Apabila dalam masa pemeliharaan tersebut ada
pekerjaan-pekerjaan yang rusak dan tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk
Direksi Teknis , maka Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya atas
biaya Kontraktor.
2. Apabila dalam masa pemeliharaan ini, Kontraktor tidak melaksanakan perbaikan-
perbaikan seperti yang diminta Direksi Teknis , maka Serah Terima Akhir Pekerjaan
(FHO) tidak dapat dilaksanakan dan Kontraktor dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.

30. Tenaga-tenaga Pemeliharaan dari Pengguna Jasa


1. Kontraktor wajib mengajarkan/melatih tenaga-tenaga pemelihara (maintenance) dari
pihak Pengguna Jasa, hingga Pengguna Jasa bisa menggunakan dan merawat hasil
pekerjaan dengan baik.

31. Gambar Yang Sesuai dengan Kenyataan (As Built Drawing), Buku Manual, Sertifikat
dan Data Kontrak
1. Kontraktor pada akhir pekerjaannya harus membuat gambar-gambar terakhir sesuai
dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan (as built drawing). Gambar yang
sesuai dengan kenyataan tersebut harus disetujui Direksi Pekerjaan Pekerjaan.
2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
3. Kontraktor harus membuat buku manual, certificate, dan data kontrak jika diperlukan dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
4. Penyerahan semua dokumen ketentuan-ketentuan di atas, sejak Penyerahan Pekerjaan
Pertama (PHO).
32. Kerusakan Bagian Pekerjaan oleh Kontraktor
1. Setiap bagian pekerjaan yang berhubungan dari Kontraktor satu dengan Kontraktor lain
harus selalu dalam kerja sama dan koordinasi yang baik, agar kerusakan dari masing-
masing bidang pekerjaan dapat dihindari.
2. Bila kerusakan bagian pekerjaan tidak bisa dihindari, Kontraktor yang bersangkutan
diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti keadaan semula, dinilai dan
disetujui Pengguna Jasa atau Direksi Teknis secara tertulis. Segala biaya yang berkaitan
dengan hal ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

33. Penyerahan Pertama


Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Pertama (PHO) :
1. Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat izin dari Pengguna Jasa atau
Direksi Teknis .
2. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa cacat.
3. Kontraktor diwajibkan menyerahkan kepada Pengguna Jasa atau Direksi Teknis berupa :
a) Tiga (3) set gambar “as built drawing” dan seluruh pekerjaan yang dilaksanakannya
termasuk gambar perubahan dari rencana,
b) Tiga (3) album foto (dokumentasi) lengkap dan berwarna.
4. Perapian dan pembersihan atau membuang sisa-sisa bahan, sampah, dan lain-lain yang
tidak berguna dilokasi pekerjaan.
5. Selama dalam Masa Pemeliharaan, apabila terjadi kerusakan pada hasil pekerjaan maka
biaya perbaikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

B. SPESIFIKASI PEKERJAAN
1. BIDANG BINAMARGA SPESIFIKASI TEKNIS DIVISI 1. MOBILISASI, DIVISI 2. DRAINASE, DIVISI
3. PEKERJAAN TANAH, DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR, DIVISI 6. PEKERJAAN ASPAL
(SESUAI DENGAN RAB).
2. BIDANG CIPTA KARYA (TERLAMPIR)

Anda mungkin juga menyukai