Anda di halaman 1dari 11

ACARA III

PEMBUATAN GAS HIDROGEN

A. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan


gas hidrogen dan untuk mengetahui sifat-sifat dari gas hidrogen.

B. Tinjauan Pustaka

Hidrogen merupakan unsur yang sangat unik, atom yang paling


ringan dan yang paling sederhana yaitu mengandung 1 proton dan 1 neutron.
Hidrogen mempunyai rapatan yang rendah bersenyawa dengan hampir
setiap unsur lain yang relatif membentuk hidrida. Hidrogen mempunyai
skala keelektronegatifitas tengahan sehingga mempunyai sifat yang bersifat
ionisasi, yaitu bersenyawa dengan unsur: (1). sangat elektronegatif
(misalnya halogen) membentuk senyawa polar dengan karakter fisik positif
pada atom hidrogen, (2). Tetapi juga dengan unsur lain yang sangat
elektronegatif ( misalnya alkali ) membentuk senyawa ionik hidrida dengan
karakter negatif pada atom hirogen, (3). Demikian juga dengan intermediat
(misalnya karbon ) membentuk senyawa non polar. Unsur hidrogen terdapat
paling besar jumlahnya kira-kira 92% (Sugiyarto.2001).

Hidrogen adalah unsur yang ditemukan Henry Cavendish(1731-


1810) dan merupakan unsur yang atomnya paling kecil dan ringan. Unsur
ini paling banyak dialam ini terdapat tiga isotop hidrogen yang
dikenal: 1H, 2H , dan 3H . dari semua atom hidrogen yang terdapat dialaam
99,98 persen adalah dari jenis 1H , sekitar 0,02 persen 2H , dan 3H tak
terhingga seidikitnya. Isotop hidrogen tidak mirip satu sama lain, tidak
swperti isotop-isotop unsur lain, karena selisih bobotnya besar secara
persentase. Karena alasaan ini, isotop hidrogen mempunyai nama sendiri-
sendiri dengan nomor massanya. Deutrium diseebut juga hidrogen berat
(Keenan, 2005).

1
Hidrogen adalah unsur yang terdapat di alam dengan kelimpahan
terbesar, tetapi hanya sedikit yang terdapat di bumi. Hidrogen merupakan
penyusun utama (75%) atmosfer matahari. Di bumi, hidrogen didapatkan
sebagai air, hidrokarbon, dan senyawa organik lainnya. Dalam sistem
periodik unsur hidrogen ditempatkan pada golongan IA karena memiliki
elektron valensi sama dengan elektron valensi unsur lain anggota golongan
I A. Namun demikian hidrogn tidak memiliki elektron lain selain elektron
valensinya, sehingga sifat-sifat kimianya banyak berbeda dengan unsur
logam golongan IA. Itulah sebabnya maka penempatan hidrogen pada
golongan IA sebenarnya kurang tepat (Partana, 2003).
Hidrogen merupakan unsur gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa. Hidrogen memiliki lambang H, nomor atom 1, bobot atom
1,0080, gas ringan (1 liter pada 0⁰ C dan tekanan 760 mmHg beratnya
0,08988 gram), titik cair -259⁰ C, titik didih -252,7⁰ C, dan susunan isotop
yaitu 1 (99,984%), 2 (0,0156%). Hidrogen mudah meledak jika dicampur
dengan udara atau oksigen, terbakar dengan nyala biru yang panas.
Hidrogen sedikit sekali larut dalam air. Hidrogen dapat dicairkan pada suhu
kritik -239,9⁰ C. Zat kimia aktif pada suhu tinggi, mempunyai daya gabung
yang besar terhadap oksigen, karena itu merupakan alat pereduksikan.
Hidrogen membentuk banyak senyawa penting.

Hidrogenasi atau penghidron ialah reaksi antara hidrogen (H2)


dengan zat lain. Proses hidrogenasi dilakukan secara luas sekali dalam
bidang industri, misalnya pembuatan amoniak, proses fischee-tropsch,
pembuatan metanol, pengerasan lemak dan lain-lain. Hidrogenasi biasanya
dilakukan dengan memakai katalis, misalnya untuk sintesa amoniak dipakai
katalis oksida besi, untuk pengerasan lemak, nikel dan seterusnya.
Hidrogenasi terjadi dalam reaksi eksoterm. Hidrogenasi dibuat dengan cara
elektrosa air, dari air gas, dari reaksi gas bumi dengan uap air dan lain-lain
(ikapi, 1973).

Hidrogen diperkirakan akan menjadi pemasok energi utama untuk


pembangkit listrik sebagai sel bahan bakar, sebagai bahan bakar mesin
kendaraan dan untuk penggunaan-penggunaan lainnya di abad ke-21 karena

2
ramah lingkungan dan kemudahannya dikonversi menjadi energi. Hidrogen
adalah salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan untuk
menggantikan bahan bakar fosil tetapi produksi hidrogen dewasa ini masih
menggunakan bahan bakar tersebut sebagai bahan baku dan sumber energi
pemrosesan. Sebagai pengganti bahan bakar fosil digunakan air sebagai
bahan baku utama dalam produksi hidrogen. Pembuatan hidrogen dapat
dilakukan melalui proses elektrolisis ataupun termokimia. Produksi
hidrogen dengan proses termokimia menggunakan siklus iodium-sulfur,
menghasilkan efisiensi gas hidrogen lebih besar dibandingkan dengan
proses elektrolisis (Siswanti, 2009).

3
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas plastik
b. Timbangan (Neraca Ohauss)
c. Gelas ukur
d. Corong
e. Sendok
f. Spatula
g. Stopwatch
h. Botol kaca
i. Balon
2. Bahan
a. Larutan Asam (HCl)
b. Larutan Basa (NaOH)
c. Aluminium

4
D. Cara Kerja
1. Pembuatan gas hidrogen dengan asam (HCl)
a. Ditimbang logam Al dengan berat 50 gram
b. Dimasukkan Aluminium tersebut kedalam botol menggunakan
corong
c. Ditambahkan HCl kedalam botol sebanyak 100 ml
d. Botol tersebut ditutup menggunakan balon
e. Amati perubahan pada balon
2. Pembuatan gas hidrogen dengan basa (NaOH)
a. Ditimbang logam Al dengan berat 50 gram
b. Dimasukkan Aluminium tersebut kedalam botol menggunakan
corong
c. Ditambahkan NaOH kedalam botol sebanyak 100 ml
d. Botol tersebut ditutup menggunakan balon
e. Amati perubahan pada balon

5
E. Skema Kerja
1. Pembuatan gas hidrogen dengan asam (HCl)

50 gram aluminium

 dimasukkan kedalam botol


menggunakan corong
 Ditambahkan HCl kedalam botol
sebanyak 100 ml
 Ditutup botol tersebut menggunakan
balon
 Diamati perubahan yang terjadi pada
balon
 Dijui nyala

Hasil

2. Pembuatan gas hidrogen dengan basa (NaOH)

50 gram aluminium

 dimasukkan kedalam botol


menggunakan corong
 Ditambahkan NaOH kedalam botol
sebanyak 100 ml
 Ditutup botol tersebut menggunakan
balon
 Diamati perubahan yang terjadi pada
balon
 Dijui nyala

Hasil

6
F. Tabel Pengamatan
1. Pembuatan gas hidrogen Al dengan HCl
No Perlakuan Hasil pengamatan
 Gelas plastik tidak berwarna
 Al padat dan berwarna abu
1

 Al berwarna abu dan padat


 Botol terisi 50 gram Al
2  Suhu botol netral

 Al berwarna abu dan padat


 HCl tidak berwarna
3  Botol tidak terasa panas

 Botol terasa panas pada bagian bawah


hingga batas HCl + Al
4  Balon menggelembung kecil
 Balon tidak melayang

 Bagian dasar botol terasa panas


 Tidak menyala
5  Terjadi ledakan
 Botol tidak pecah

7
2. Pembuatan gas hidrogen Al dengan NaOH
No Perlakuan Hasil pengamatan
 Gelas plastik tidak berwarna
 Al padat dan berwarna abu
1

 Al berwarna abu dan padat


 Botol terisi 50 gram Al
2  Suhu botol netral

 Al berwarna abu dan padat


 NaOH tidak berwarna
3  Botol tidak terasa panas

 Botol terasa panas dari dasar hingga ke


permukaan botol
4  Balon mengembang dengan cepat
 Setelah dilepaskan dari bibir botol,
balon langsung melayang
 Botol terasa panas dari dasar hingga ke
permukaan botol
5  Menyala
 Tidak terjadi ledakan
 Botol tidak pecah

8
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami mencoba menentukan sifat-sifat gas
hidrogen dan cara pembuatannya. Kami melakukan uji coba dengan
pencampuran Aluminium dengan HCl dan Aluminium dengan NaOH.

Ketika larutan NaOH dicampurkan dengan Aluminium, terbentuk


gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas inilah yang dinamakan gas
hidrogen. Hal ini terjadi karena logam aluminium yang bersifat amfoter.
Mengapa dikatakan amfoter? Suatu zat bersifat amfoter berarti zat tersebut
dapat bersifat asam saat direaksikan dengan basa kuat, misalnya NaOH.
Dapat bersifat basa apabila zat tersebut direaksikan dengan asam kuat,
contohnya asam khlorida. Reaksi antara asam dengan basa inilah yang
menyebabkan adanya gas, yaitu gas hidrogen. Selain itu. Reaksi logam
dengan asam akan menghasilkan garam dan hidrogen. Persamaan reaksinya
adalah :

2Al(s) + 6H2O → 2Al (OH)3 + 3H2(g)


Partikel-partikel gas hidrogen melayang-layang sehingga
menimbulkan adanya tumbukan antara partikel gas hidrogen dan dinding
balon. Tumbukan ini mengakibatkan adanya dorongan yang kemudian
menghasilkan tekanan. Partikel-partikel ini menyebar ke segala arah,
menekan dinding balon menyebabkan gas tersebut mengisi semua ruang
dalam balon sehingga balon dapat mengembang. Mengembangnya balon
membuktikan adanya gas sebagai hasil reaksi.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, jumlah massa


alumunium berpengaruh terhadap lamanya reaksi, besarnya tekanan dan
produksi gas hidrogen. Hal ini dapat diamati dari balon yang terbentuk.

Reaksi antara aluminium dengan NaOH merupakan jenis reaksi


eksoterm. Hal ini dapat dibuktikan dengan memegang erlenmeyer yang
terasa panas pada saat terjadinya reaksi jika dibandingkan dengan sebelum
bereaksi.

9
Adanya ledakan pada balon yang diuji dengan api membuktikan
bahwa gas tersebut adalah gas hidrogen, karena sifatnya sangat mudah
terbakar. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l)

Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan,


hidrogen meledak disulut dengan api.

10
H. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
a. Gas hidrogen bisa dihasilkan dari reaksi aluminium dengan NaOH.
b. Semakin besar massa aluminium yang digunakan, semakin besar
volume gas yang dihasilkan.
c. Sifat-sifat dari gas hidrogen yaitu tidak berwarna, tidak berbau,
ringan, dan mudah terbakar.
2. Saran
Untuk praktikum-praktikum selanjutnya diharapkan ketelitiannya
dan kesesuaiannya dengan buku petunjuk praktikum agar hasil yang
diperoleh lebih baik.

11

Anda mungkin juga menyukai