Anda di halaman 1dari 20

Implementasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009

pada Pengawasan Penaatan Perizinan Lingkungan Hidup


di Salah Satu Perusahaan Tambang Bijih Nikel di
Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara

Disampaikan pada TPT XXVIII PERHAPI 2019


Senggigi, 30 – 31 Oktober 2019

Tim Penulis:
Hasbi Trihatmanto, S.T.

Seksi I Makassar
Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Wilayah Sulawesi
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanaan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Hasbi Trihatmanto, S.T.
Riwayat Pendidikan
• Program Sarjana : S1 Teknik Pertambangan 2013
Universitas Mulawarman - Samarinda
Riwayat Pekerjaan
• 2017 - 2018 : Fresh Graduate Development Program
(FGDP) PT. Madhani Talatah Nusantara
(Construction and Mining Contractor)
• 2019 – Sekarang : Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Pertama
Seksi I Makassar, Balai GAKKUM Sulawesi,
Kementerian KLHK
Jabatan saat ini : Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Pertama
(Fungsional)
Bidang Khusus : Lingkungan Hidup
Motto : Bermanfaat bagi orang lain
hasbi_trihatmanto (Aman)
Hasbi Trihatmanto
Hasbi Trihatmanto (Aman)
@Htrihatmanto
Hasbi Trihatmanto
Outline Presentation

Latar Belakang Tujuan Metodologi Penelitian Pendekatan


Pemecahan Masalah

Pemeriksaan Dokumen Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Isu
Pengengolaan
Pilihan dan
Pengendalian Pengendalian Bahan Berbahaya
Perizinan Lingkungan
Pencemaran Air Pencemaran Udara Beracun (B3)

Pemeriksaan Pengelolaan Hasil Analisis Yuridis Kesimpulan


Pemeriksaan Pengelolaan
Bahan Padat non Berbahaya
Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) dan/
dan Beracun (LB3)
Sampah Domestik
1. Latar Belakang
Pengendalian pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk
implementasi mandatori dari pasal 71, pasal 72, pasal 73 dan pasal
74 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pasal 71 ayat (3) (3) Dalam melaksanakan pengawasan, Menteri, gubernur,


atau bupati/walikota menetapkan pejabat pengawas
lingkungan hidup yang merupakan pejabat fungsional.

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan


Pasal 72 kewenangannya wajib melakukan pengawasan ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap izin
lingkungan.
Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan
Pasal 73 penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin
lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah daerah jika
Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran yang serius di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Ruang Lingkup
Kewenangan Pengawas
2. Tujuan
Mengetahui sampai sejauh mana tingkat ketaatan Pelaku Usaha dan/atau Kegiatan
dalam mengelola lingkungan sebagaimana ketentuan kewajiban yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan dan perizinan lingkungan hidup.

Pasal 71 ayat (2) (2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat mendelegasikan
kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada
pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pengelolaan
Pengelolaan Bahan Padat non
B3 B3/Sampah
Domestik
Melanggar peraturan perundang-undangan bidang
lingkungan hidup dan melanggar ketentuan
persyaratan yang diatur dalam Izin Lingkungan dapat
dikenakan sanksi administrasi, gugatan perdata,
dan/atau penerapan hukum pidana yang diatur dalam
UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
§ Sanksi Administrasi : Ps. 76 s/d Ps. 83
§ Sanksi Perdata : Ps. 84 s/d Ps. 93
§ Sanksi Pidana : Ps. 97 s/d Ps. 120
§ Denda : Pasal 81

§ Teguran Tertulis
§ Paksaan Pemerintah
§ Pembekuan Izin Lingkungan
§ Pencabutan Izin Lingkungan
3. Metodologi Penelitian
Salah satu kegiatan usaha penambangan bijih nikel yang terletak di
Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi:
Pihak Terkait
Meliputi
• Pemeriksaan dokumen AMDAL Tahapan 2 HRGA Manager, Kepala Teknik
• Pemeriksaan Izin TPS LB3 Tambang, Wakil Kepala Teknik
Dokumen lingkungan hidup Tambang dan Safety Officer
• Pemeriksaan Izin IPLC
dan perizinan yang terkait
Meliputi
• Pemeriksaan sumber-sumber
pengeluaran air limbah Tahapan 3
• Pemeriksaan sarana pengolahan
air limbah
Pengendalian Tahapan 1
• Pemeriksaan sarana pengukuran
debit air limbah yang dibuang
pencemaran air Pertemuan
• Perhitungan beban pencemaran Pendahuluan
Meliputi
dengan pihak
Tahapan 4 Perusahaan
• Pemeriksaan sumber-sumber pencemaran udara
• Pemeriksaan lubang pengambilan sampel dan sarana
prasarannya
Pengendalian
• Pemeriksaan sarana pengendalian pencemaran udara pencemaran udara
• Pemeriksaan baku mutu ambien Dinas Lingkungan Hidup
• Pemeriksaan baku mutu emisi udara sumber tidak Kabupaten Konawe Selatan
bergerak
Pihak Terkait
• Pemeriksaan baku mutu emisi udara sumber bergerak

Meliputi
Tahapan 5
• Pemeriksaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang digunakan
• Pemeriksaan Gudang Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
• Pemeriksaan dokumen MSDS Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
3. Metodologi Penelitian
Salah satu kegiatan usaha penambangan bijih nikel yang terletak di
Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi:
Meliputi Pihak Terkait
Tahapan 6
• Pemeriksaan sumber-sumber HRGA Manager, Kepala Teknik
limbah B3 Tambang, Wakil Kepala Teknik
• Pemeriksaan TPS Limbah B3 Pengelolaan Limbah Tambang dan Safety Officer
• Pemeriksaan Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)
dokumen manifest LB3
• Neraca Limbah B3

Tahapan 7
Meliputi
• Pemeriksaan sarana dan
prasarana pengolahan
Pengelolaan Sampah Domestik Tahapan 1

sampah domestik (Limbah Non B3) Pertemuan


• Pemeriksaan pengelolaan Pendahuluan
akhir Sampah Domestik dengan pihak
Tahapan 8
Perusahaan
Meliputi
Pemeriksaan Rehabilitasi
• Kegiatan Nursery
Kerusakan Lahan/Reklamasi
• Reklamasi
Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Konawe Selatan
Tahapan 9 Pihak Terkait
• Laporan Pertemuan Pendahuluan Penyusunan dan
• Berita Acara Pengambilan Foto/Video
penandatanganan
• Berita Acara Pengawasan
• Laporan Pertemuan Penutup
berita acara
pengawasan
4. Pendekatan Pemecahan Masalah
Memiliki luas area seluas 800 Ha sesuai dengan Surat Keputusan Bupati
Konawe Selatan mengenai Izin Kuasa Pertambangan (KP) dan Surat
Keputusan Bupati Konawe Selatan mengenai Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasai Produksi. Lokasi tersebut berjarak sekitar ± 120 Kilometer dari Kota
Kendari, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tahapan Kegiatan
Tapak proyek pelaksanaan Periode Penambangan:
Juli-Desember 2018
1. Tahap Perencanaan
2. Land Clearing
4. Pengangkutan 6. Reklamasi lahan 3. Pengupasan
dan penimbunan bekas tambang Over Burden
bahan galian 4. Ore Getting
2. Konstruksi/infrastruktur 5. Pembuatan
Cone Produksi

5. Inventory
3. Kegiatan penambangan
1. Kegiatan eksplorasi
5. Pemeriksaan Dokumen Perizinan Lingkungan

Evaluasi rencana kegiatan dalam dokumen lingkungan Rencana Pengelolaan Lingkungan


dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL/RPL) disandingkan dengan kondisi
eksisting kegiatan perusahaan, yaitu:

• Ditemukan parameter emisi udara ambien mengacu pada Peraturan


Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999. Ada satu parameter (dust fall) yang
tidak diuji.
• Tidak menguji Uji Emisi Udara Sumber Tidak Bergerak untuk
Penambangan Nikel seharusnya mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak Pertambangan.
• Perusahaan tidak melakukan Uji Air Limbah sesuai yang
dipersyaratkan dalam IPLC untuk Penambangan Nikel pada Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2006.
• Perusahaan belum melakukan treatment untuk pengukuran TSS di
sedimen pond/setling pond.
• Tidak memasang pipa saluran pengeluaran dalam bentuk paralon atau
drum kecil (gorong-gorong) sesuai kewajiban dalam dokumen
lingkungan.
6. Pengendalian Pencemaran Air
Perusahaan memiliki Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) yang
dikeluarkan oleh Bupati Konawe Selatan pada tahun 2016 tentang Izin
Pembuangan Limbah Cair Kegiatan Penambangan Bijih Nikel di
Kabupaten Konawe Selatan, tanggal 12 Juli 2016 berlaku selama 5 (lima)
tahun sampai 12 Juli 2021.
Perusahaan
tidak memasang
Temuan titik penaatan di outlet
Acuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dalam Izin Pembuangan Air Limbah Cair (IPLC)
tidak beracuan pada peraturan yang berlaku Tidak mengukur debit air limbah
(seharusnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Temuan setiap hari
Nomor 9 tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah
bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel)
Tidak melakukan swapantau air limbah
Tidak melaporkan hasil pemantauan
Temuan pada 2 (dua) titik penaatan
pembuangan limbah cair
sesuai dipersyaratkan dalam
IPLC yang dimiliki
Kondisi lantai dasar sediment pond
tidak dipasang penyaring pasir yang Temuan Tidak menghitung beban pencemaran air limbah
terdiri dari pasir, batu koral, batu kerikil, ijuk
atau sarang sesuai kewajiban
dalam dokumen lingkungan
Temuan

Tidak memiliki Standart Operating Procedure (SOP)


dan tanggap darurat pengendalian pencemaran air limbah
7. Pengendalian Pencemaran Udara
Perusahaan memiliki 4 (empat) sumber emisi udara yang terdiri dari 2 genset
dengan kapasitas 60 KVA dan 2 genset dengan kapasitas 80 KVA.

Tidak melakukan pengukuran Emisi Sumber


Tidak melakukan pengukuran
Bergerak pada seluruh kendaraan sesuai
tingkat Getaran sesuai
dipersyaratkan dalam Lampiran 1 F dipersyaratkan dalam Keputusan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Menteri Lingkungan Hidup
04 Tahun 2009. Nomor 49 Tahun 1996 tentang
Baku Tingkat Getaran
Tidak melaporkan hasil
pengukuran kualitas udara
seluruh emisi cerobong genset
sesuai dipersyaratkan.
Tidak melakukan pemenuhan
parameter baku mutu kualitas
udara seluruh emisi cerobong
genset sesuai dipersyaratkan

Perusahaan tidak melakukan pemantauan kualitas


udara seluruh emisi cerobong genset sesuai
dipersyaratkan

Temuan
8. Pemeriksaan Pengengolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)

Perusahaan tidak menggunakan bahan kimia (B3) dalam proses kegiatan


penambangan.

9. Pemeriksaan Pengengolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


(LB3)
Perusahaan memiliki Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (TPS LB3) yang diterbitkan oleh Bupati Konawe Selatan pada tahun 2016
tentang Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Kegiatan
Penambangan Bijih Nikel di Kabupaten Konawe Selatan tanggal 12 Juli 2016 berlaku
selama 5 (lima) tahun sampai 12 juli 2021.
9. Pemeriksaan Pengengolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)
Dalam izin TPS LB3 dijelaskan bahwa limbah B3 yang Berdasarkan hasil pengawasan di lapangan oleh Tim
dismpan dalam tempat penyimpanan Limbah B3 adalah: pengawasan diketahui, bahwa Sumber dan jenis limbah B3
oli bekas, limbah suku cadang dan sejenisnya. perusahaan, namun tidak dicantumkan dalam izin TPS
limbah B3 adalah :
No. Jenis Limbah Sumber
1. Oli Bekas Pemeliharaan genset dan Kendaraan Operasional
Kondisi tempat penyimpanan sementara limbah B3 tidak 2. Aki Bekas Genset dan Kendaraan Operasional
sesuai dipersyaratkan dalam Keputusan Kepala Badan 3. Majun Pemeliharaan genset dan Kendaraan Operasional
Pengendalian Lingkungan Nomor 01 tahun 1995 tentang 4. Filter Bekas Genset dan unit kendaraan
Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan 5. Kaleng Bekas Perkantoran
Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 6. Perkantoran, mess karyawan
Lampu mercuri
7. Drum kemasan kemasan berasal Pemeliharaan genset dan Kendaraan
terkontaminasi Operasional
Tidak memiliki Standart Seluruh kemasan limbah B3 tidak
Operating Procedure (SOP) dilengkapi dengan simbol dan
tanggap darurat dan Standart Tidak mencatat limbah label (keterangan limbah B3).
Operating Procedure (SOP) yang dihasilkan.
pengemasan limbah B3. Tidak memiliki logbook dan
tidak memiliki neraca limbah B3.

Tidak memiliki manifest


limbah B3

Terjadi penumpukan LB3


Tidak diberi alas/pallet pada dalam TPS limbah B3. Tidak memiliki peralatan
kemasan limbah B3. keselamatan dan kesehatan kerja
seperti kotak P3K dan pancuran air
untuk tubuh/mata (shower/eye wash.
10. Pemeriksaan Pengengolaan Bahan Padat non
Berbahaya dan Beracun (B3) dan/
Sampah Domestik
Perusahaan menghasilkan limbah padat non B3 dan/atau sampah domestik yang
berasal dari kantor, mess dan workshop.

Memiliki tempat sampah terpilah


ditempatkan di area kantor
dan workshop Tidak memiliki bank sampah

Tidak memiliki neraca pengelolaan Melakukan pengolahan sampah domestik


sampah domestik tidak sesuai dipersyaratkan dalam peraturan yang berlaku
(UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah)
11. Analisis Yuridis
Berdasarkan hasil pengawasan penaatan perizinan lingkungan hidup yang
dilakukan, salah satu perusahaan tambang bijih nikel di Kabupaten Konawe
Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara telah melakukan pelanggaran:

Temuan Analisis Yuridis


Tidak melakukan pengendalian pencemaran air Pasal 20 ayat (3) huruf b, pasal 68 huruf c
limbah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

Pasal 34 ayat (2) dan (3), pasal 40 ayat (2)


Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.

Pasal 8 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri


Lingkungan Hidup Nomor Nomor 06 tahun
2006 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan bijih
Nikel.
11. Analisis Yuridis
Temuan Analisis Yuridis
Tidak terdapat saluran drainase yang menampung oli Pasal 67 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
bekas dari oil trap. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

Pasal 37 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001


tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Tidak melakukan pengukuran kualitas emisi pada Pasal 68 huruf c Undang-undang Nomor 32 Tahun
genset sehingga tidak melakukan perhitungan beban 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
pencemaran. Lingkungan Hidup.

Pasal 21 huruf a dan b Peraturan Pemerintah Nomor


41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara.
Label pada kemasan limbah B3 tidak dilengkapi Pasal 19 ayat (2) dan (3) Peraturan Pemerintah
dengan informasi limbah B3. Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.

Pasal 2 ayat (5) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup


Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
11. Analisis Yuridis
Temuan Analisis Yuridis
Tidak semua limbah B3 yang dihasilkan disimpan Pasal 12 ayat (1) dan pasal 25 ayat (1) huruf b
pada gudang penyimpanan limbah B3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

12. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yuridis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa telah
melakukan pelanggaran pada:
• Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup pada Pasal 20 ayat (3) huruf b, Pasal 67, Pasal 68 huruf c;
• Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air pada Pasal 34 ayat (2) dan (3), Pasal 37, Pasal 40 ayat (2);
• Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada
Pasal 21 huruf a dan b;
• Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun pada Pasal 12 ayat (1), Pasal 25 ayat (1) huruf b;
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pada Pasal 2 ayat (5); dan
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 06 tahun 2006 tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan bijih Nikel pada Pasal 8 ayat (1) dan (2).

Berdasarkan analisis yuridis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan tambang bijih nikel tersebut Tidak Taat.
GAKKUM_KLHK Terima Kasih
GAKKUM KLHK

GAKKUMKLHK

DITJENGAKKUM.KLHK
Direktorat Pengaduan, Pengawasan dan Sanksi Administrasi
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV lantai 4
Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat

Kantor Seksi I Makassar, Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK Wilayah Sulawesi
Gedung Rahmat Witular
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi – Maluku Lt. 4
Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 7 Sudiang – Makassar, Sulawesi Selatan
Biring Kanaya Kota Makassar 90242

Anda mungkin juga menyukai