Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN KONDISI GEOLOGI DAERAH PAPUA BARAT

Pulau Papua atau


dikenal dengan nama
New Guinea merupakan
pulau terbesar kedua di
dunia setelah
Greendland yang
posisinya berada paling
timur Indonesia dan
memiliki gunung
tertinggi se-Asia
tenggara dan Australia,
dengan puncak tertinggi
4884 m (Sapiie dalam
Darman dan hasan,
2000). Secara geografis
wilayah papua barat
Gambar 1. Citra SRTM daerah Papua barat, menunjukan dibatasi oleh: Samudera
kelurusan pegunungan dan perbukitan berarah Pasifik sebelah utara-dan
Tenggara-Barat laut, dan Barat-timur, serta daerah timur, Laut Arafura dan
dataran, pantai, dan rawa.
Laut Banda sebelah
selatan, dan Laut Seram sebelah barat. Sedangkan secara administrasi daerah
Papua Barat dibatasi oleh: Provinsi Papua disebelah timur, dan Kepulauan Maluku
disebelah barat. van Bemmelen (1949) telah menyumbang salah satu karya
besar yang mencoba menjelaskan tentang kondisi geologi Indonesia yang diberi
judul “The Geology Of Indonesia; vol. 1 A: General geology of Indonesia and
Adjacent Archipelagoes”. Dalam bukunya menjelaskan kondisi fisiografi (bentang
alam), jenis dan persebaran batuan (stratigrafi), kegunung apian, geofisika, dan
geologi regional Indonesia.
Bentukan Pulau Papua yang seolah-olah membentuk kenampakan burung
terdiri dari kepala burung, leher burung, dan badan burung merupakan hasil dari
proses geologi yang telah berlangsung hingga ratusan juta tahun. Ekspedisi NKRI
pada tahun 2016 memiliki daerah penelitian meliputi wilayah Papua Barat yang
secara Fisiografi termasuk kedalam bagian Kepala Burung dan Leher Burung atau
dalam van Bemmelen (1949) disebut sebagai “vogelkop” and “Neck”, tersusun
atas bentang alam Pegunungan, Perbukitan, lembah-lembah, Dataran pantai dan
rawa yang didukung oleh kenampakan citra SRTM dan beberapa hasil
pengamatan dilapangan.
1. Satuan dataran
a. Dataran pantai
Dataran pantai merupakan pelamparan sempit hasil aktifitas
gelombang dan pasang surut air laut. Dataran ini dijumpai di pantai
utara daerah kepala burung yaitu di Kabupaten Sorong, Tambrauw
dan Manokwari dan Manokwari Selatan.
Gambar 2. Dataran pantai di Kabupaten Manokwari Selatan.

b. Dataran sungai – rawa


Dataran sungai – rawa mencakup sebagian besar kawasan di daerah
Papua Barat yaitu Kabupaten Kaimana, Bintuni, dan Fak Fak bagian
timur. Morfologi iini umumnya tersusun oleh batuan sedimen
kuarter.

Gambar 3. Dataran sungai dan rawa dengan tubuhan mangrove di Kabupaten


Teluk Bintuni.

2. Satuan perbukitan-pegunungan
Terdapat dua konfigurasi besar. Konfigurasi satuan bentang alam
perbukitan-pegunungan memanjang barat-timur meliputi bagian utara
Papua Barat yaitu Sorong Tambrauw dan Manokwari. Sedangkan dari
Manokwari ke Wondama konfigurasi bentang alam terbentang utara-
selatan.

Gambar 4. Morfologi perbukitan pegunungan berarah utara selatan di Kab. Teluk


Wondama

3. Satuan karst
Satuan bentang alam karst merupakan satuan bentang alam hasil dari
proses pelarutan batugamping. Bentang alam ini dominan di
kabupaten Kaimana, Bintuni bagian utara dan Sorong-Raja Ampat.
Satuan bentang alam karst yang dijumpai dicirikan dengan
ditemukannya aliran sungai yang membentuk goa dengan stalaktit
dan stalagmit. Sedangkan di daerah Raja Ampat dan pulau-pulau kecil
di Kaimana serta Fak Fak, bentang alam karst dicirikan oleh pulau-
pulau kecil.

Gambar 5. Pulau-pulau kecil yang membentuk morfologi karst di Raja Ampat


Gambar 6. Tebing gamping hasil pelarutan yang merupakan salah satu morfologi
khas daerah karst, foto diambil di Kampung Namatota, Kabupaten Kaimana

Berdasarkan interpretasi peta regional Papua Barat dan dilengkapi


dengan pengamatan terhadap singkapan batuan yang dijumpai, batuan
tertua berumur Paleozoik sekitar 450 juta tahun yang lalu berupa
kelompok batuan metamorf yang dikenal sebagai kelompok Kemum dan
letaknya menempati jalur pegunungan tengah dan dapat dijumpai di
Manokwari, Pegunungan Arfak, Maybrat, Tambrauw, dan diduga menerus
hingga Wondama. Selanjutnya batuan metamorf tersebut di terobos oleh
batuan produk aktivitas magma berupa intrusi-intrusi granit berumur 250
juta tahun yang lalu dan dapat di jumpai di daerah pegunungan arfak
(granit Anggi), dan Tambrauw (granit Netoti). Setelah periode
pembentukan batuan kelompok Kemum, batuan yang dijumpai adalah
kelompok batuan sedimen penciri lingkungan laut-transisi pada umur
Mesozoik ±200 juta tahun yang lalu yang terdiri dari batuan Shale yang
sebagian sudah termetamorfkan karena tekanan (burial) dan
batugamping yang dapat dijumpai di daerah Kaimana, Fakfak, Wondama,
Bintuni, dan Tambrauw. Sejak umur Mesozoik sebagian besar wilayah
Papua Barat tersusun atas batugamping baik klastik, kristalin, maupun
terumbu. Selain kelompok batuan sedimen penciri laut dangkal, dibeberpa
wilayah seperti manokwari dan tambrauw dapat dijumpai batuan yang
dihasilkan dari proses pengkristalan (pembekuan) magma yang ada di
permukaan berupa lava andesit-basalt dan diduga sebagai aktivitas
kegunung apian pada umur Eosen dan paling terakhir pada Miosen awal.
Gambar 7. Peta geologi Regional Provinsi Papua Barat.

Anda mungkin juga menyukai