GRUP: L
1. ALIF SEPTIARI WIBOWO (1631010092)
2. ANNISA NUR RAHMI (1631010110)
LEMBAR PENGESAHAN
GRUP : L
Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia II Dosen Pembiming,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia II ini dengan judul “Wetted Wall Coloumn”.
Laporan resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Operasi Teknik
Kimia II yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun berdasarkan
percobaan yang telah kami lakukan, dengan melakukan pengamatan hingga
perhitungan dan dilengkapi dengan teori dan literatur serta petunjuk dari asisten
pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 27 September 2018 di Laboratorium
Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik dari sarana, prasarana, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti, M.T. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
dan selaku Dosen Pembimbing
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
INTISARI ................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN
APPENDIX ............................................................................................ 27
INTISARI
Dari percobaan ini didapatkan hasil, pada kisaran Qair = 21.2 ml/detik
sampai 35.34 ml/detik, dan Qudara = 6.4 ml/detik sampai 17.94 ml/detik. Dari
hasil debit tersebut didapatkan grafik ∆H vs Q. pada Qair y = 11.12x + 15.551
sedangkan pada Qudara y = 7.035x + 4.0585. Dari hasil percobaan didapatkan
harga kG pada ∆H= 0.65 sebesar 0.251939735 sampai dengan 0.252702433
lbmol/jam ft2 atm, harga hG sebesar -6.067904458 sampai dengan -7.36576021
Btu/jam ft2 °F atm. Sedangkan, pada ∆H= 0.95 cm didapatkan harga kG sebesar
0.334986454 sampai 0.337740255 lbmol/jam ft2 atm dan harga hG sebesar
3.718873058 sampai 13.78221484 Btu/jam ft2 °F atm. Dari hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa semakin besar ∆H maka debit air dan udara semakin besar
begitu juga perpindahan massa dan perpindahan panasnya semakin besar
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. Tujuan
1. Untuk menentukan harga koefisien perpindahan massa dan panas.
2. Untuk mengetahui cara kerja alat wetted wall column.
3. Untuk mempelajari pengaruh laju alir udara dan air terhadap koefisien
perpindahan massa dan panas.
I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat memahami proses humidifikasi dan dehumidifikasi.
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi wetted
wall column.
3. Agar praktikan dapat mengetahui perhitungan dan grafik dalam percobaan
wetted wall column.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Nugrah,2015)
Menurut definisi ini, kelembaban hanya bergantung pada tekanan bagian uap
di dalam campuran bila tekanan total dibuat tetap. Jadi tekanan bagian uap adalah
PA (atm), rasio molal antara gas dan uap pada 1 atm adalah PA / (1-PA). Jadi dapat
dinyatakan :
M A PA
H
M B (1 PA ) ….….………………………….(1)
Dimana MA dan MB masing-masing adalah bobot molekul komponen A dan
komponen B. Kelembaban dihubungkan dengan fraksi mol di dalam fase gas oleh
persamaan :
H
MA
yA
1 H
MB MA
…..…………………………(2)
Oleh karena H/MA biasanya lebih kecil bila dibandingkan dengan 1/MB, y
biasanya dianggap berbanding lurus dengan H. Gas jenuh ( saturated gas ) ialah
gas dimana uap berada dalam keseimbangan. Jika HS adalah kelembaban jenuh,
dan P’A tekan uap zat cair maka :
M A . p' A
HS
M B 1 p' A
……………………………(3)
Kelembaban relatif biasanya dinyatakan atas dasar persen, sehingga kelembaban
100 persen berarti gas jenuh, sedangkan 0 persen berarti gas bebas uap. Sesuai
definisi :
100 p A …………………………………..(4)
HR
Presentase kelmbaban HA yaitu p' A rasio kelembaban nyata terhadap
kelembaban jenuh HS pada suhu gas, maka :
………(5)
(McCabe,1993)
dL = = NA dA……………………………………..……………... (10)
= kG P( yi – y ) dA…………………………. (12)
………..………...(13)
……………..(14)
(Yulianda,2018)
II.1.3. Wet Bulb Temperature
Suhu saturasi adiabatik adalah suhu tunak dicapai ketika sejumlah besar
air dihubungi dengan gas yang masuk. Suhu wet bulb adalah suhu nonequilibrium
stabil yang dicapai ketika sejumlah kecil air dihubungi di bawah kondisi adiabatik
oleh aliran gas yang terus menerus. Karena jumlah cairannya kecil, suhu dan
kelembaban gas tidak berubah, berlawanan dengan kasus saturasi adiabatik, di
mana suhu dan kelembaban gas berubah.
Metode yang digunakan untuk mengukur suhu bola basah diilustrasikan
pada Gambar 2.3, di mana termometer ditutupi oleh sumbu atau kain. Sumbu
dibasahi oleh air dan direndam dalam aliran uap air-air yang memiliki suhu T
(suhu bola kering) dan kelembaban H. Pada kondisi tunak, air menguap ke aliran
gas. Sumbu dan air didinginkan ke Tw dan tetap pada suhu konstan ini. Panas
laten penguapan persis diimbangi oleh panas konvektif yang mengalir dari aliran
gas di T ke sumbu pada suhu yang lebih rendah Tw.
………………………………………12)
(Geankoplis,1993)
II.3 Hipotesa
Semakin besar laju alir udara dan laju alir air, maka kemungkinan harga koefisien
perpindahan panas dan perpindahan massa semakin besar.
Melakukan Kalibrasi udara dan air sehingga didapatkan air dan udara
Mengisi tangki penampung atas sampai penuh dan membuka kran yang ada di
bawah tangki, lalu membiarkan beberapa saat hingga terjadi overflow pada
condensat head tank.
Mengatur aliran air pada harga tertentu dan mengukur laju alirnya.
Amati data sebagai berikut : laju alir air, laju alir udara, suhu air masuk dan
keluar, suhu ruangan, tekanan barometer, diameter pipa gelas dan panjang
pipa gelas dimana terjadi kontak antara udara dan air.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1. Bahan
1. Udara
2. Aquadest
III.2. Alat
1. Gelas ukur
2. Termometer
3. Stopwatch
4. Beaker glass
B
TW2
Td2
V1 V3
V2
A
G
V5
F
V4
TW1
Td1
V6
E C
Keterangan gambar :
= Aliran Air
= Aliran Udara
A = kolom WWC
B = Tangki overflow
C = Tangki feed
D = Pompa
E = Tangki ekspansi udara
F = Manometer
G = Manometer
H = Kompresor
V = Valve
C) Prosedur Perobaan
1. Mengisi tangki penampung atas sampai penuh dan bukalah kran yang ada
dibawah tangki (dibuka sedikit), lalu biarkan sesaat hingga terjadi overflow
pada konstan head tank.
2. Selanjutnya atur aliran air pada suatu tekanan tertentu dan ukur laju alirnya.
Aliran tersebut harus dapat membentuk film air yang tipis dan merata pada
setiap dinding pipa gelas (tangki penampung air yang paling atas harus
seringkali diisi dengan air agar ketinggiannya selalu konstan).
3. Menjalankan blower untuk mengalirkan udara ke dalam pipa gelas, jika sudah
steady state atur laju air pada suatu harga dan catat.
4. Bila terjadi kondisi mantap, amati data dan tabelkan : laju alir alir, laju alir
udara, suhu air masuk atau keluar, suhu ruangan, tekanan barometer, diameter
dan panjang pipa dimana terjadi kontak udara dan air.
5. Bila keadaan memungkinkan, ulangi untuk variabel laju alir udara dan air.
BAB IV
1.7 5 80 85 84 83 16.6
juga semakin besar. Hal ini dapat dilihat dari grafik 1 yang menyatakan hubungan
dari kedua variabel tersebut.
ΔH air
t (detik) V1(ml) V2 (ml) v3(ml) Vrata-rata (ml) Q(ml/detik)
(cm)
0.65 5 118 100 100 106 21.2
ΔH air= 0.65
ΔH ΔH Tw2 (˚C) Tw1 (˚C)
udara air
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
(cm) (cm)
0.5 0.65 29 29 28.5 28.83 26 26 25.9 25.97
ΔH air= 0.95
ΔH ΔH Tw2 (˚C) Tw1 (˚C)
udara air
(cm) (cm) 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0.5 0.95 29 29 29 29 26 25.9 25.9 25.93
1.3 0.95 28.5 28.5 28.4 28.47 25.9 25.7 25.8 25.80
1.7 0.95 28.5 28.4 28.3 28.40 25.7 25.6 25.6 25.63
2.1 0.95 28.5 28.2 28.4 28.37 25.7 25.5 28.5 26.57
ΔH air= 0.65
ΔH ΔH Td2 (˚C) Td1 (˚C)
udara air rata-
1 2 3 1 2 3 rata-rata
(cm) (cm) rata
0.5 0.65 28 28 27.8 27.93 27 27.8 27.8 27.53
1.7 0.65 27.5 27.5 27.5 27.50 26.5 26.5 26.5 26.50
2.1 0.65 27.5 27.4 27.2 27.37 26.5 26.3 26.2 26.33
ΔH air= 0.95
ΔH ΔH Td2 (˚C) Td1 (˚C)
udara air
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
(cm) (cm)
0.5 0.95 28.1 28.1 28 28.07 26 26 26 26.00
0.9 0.95 28.1 28 28 28.03 26 25.5 26 25.83
1.3 0.95 27.7 27.8 27.6 27.70 25.7 25.7 25.6 25.67
1.7 0.95 27.7 27.7 27.5 27.63 25.5 25.5 25.5 25.50
2.1 0.95 27.5 27.5 27.5 27.50 25.5 25.3 25.3 25.37
IV.1.3 Tabel Hubungan Antara Laju Alir Hasil Kalibrasi dengan Suhu
ΔH air= 0.65
Tw2
ΔH Td2 (F) Tw1 (F) Td1 (F)
ΔH air (F)
udara
0.5 0.65 83.9 82.28 78.74 81.56
ΔH air= 1,85
Tw2 Td 2
ΔH tw1 (F) td1 (F)
ΔH air (F) (F)
udara
0.5 0.95 84.2 82.52 78.68 78.8
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar debit aliran air,
maka nilai koefisien perpindahan massanya akan semakin besar. Hal tersebut
dapat dilihat dari grafik di atas, garis mengalami kenaikan untuk hubungan kG
dan Q. Hal ini telah sesuai dengan literatur dikarenakan, semakin banyak air yang
dikontakkan, maka nilai kG akan semakin besar. Karena, Hubungan antara laju
aliran air dengan koefisien perpindahan massa adalah berbanding lurus
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa pada debit aliran air yang lebih
kecil, yaitu 22.779 ml/detik, koefisien perpindahan panasnya semakin berkurang.
Karena semakin besar pengontakan air dan udara maka perbedaan suhunya akan
semakin kecil. Dikarenakan suhu air dan suhu udara lama-kelamaan akan
mendekati sama dan kemudian tidak terjadi perpindahan panas lagi karena tidak
ada perbedaan suhu. Pada grafik diatas didapatkan koefisien perpindahan panas
bernilai negatif. Hal tersebut tidak sesuai degan teori yang ada, dimana nilai
koefisien perpindahan panas harus positif karena perpindahan massa terjadi dari
air ke udara. Sedangkan pada percobaan ini perpindahan massa terjadi dari udara
ke air.
Pada debit aliran air yang lebih besar, yaitu 26.115 ml/detik, koefisien
perpindahan panasnya semakin besar pula. Hal ini tidak sesuai karena semakin
besar pengontakan air dan udara maka perbedaan suhunya akan semakin kecil
sehingga seharusnya koefisien perpindahan panasnya semakin menurun.
Dikarenakan suhu air dan suhu udara lama-kelamaan akan mendekati sama dan
kemudian tidak terjadi perpindahan panas lagi karena tidak ada perbedaan suhu.
Pada grafik diatas didapatkan koefidien perpindahan panas bernilai positif. Hal
tersebut sesuai degan teori yang ada, dimana nilai koefisien perpindahan panas
harus positif karena perpindahan massa terjadi dari air ke udara.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Pada kalibrasi udara dan air semakin besar beda ketinggian
manometer maka semakin besar debit nya, namun terdapat penurunan
debit pada salah satu beda ketinggian manometer .
2. Semakin besar debit maka semakin besar koefisien perpindahan massanya
disebabkan oleh air yang berkontak dengan udara semakin besar.
3. Semakin besar nilai Q maka semakin kecil koefisien perpindahan panas
(hG) karena semakin lama waktu pengontakan air dan udara maka
perbedaan suhunya semakin kecil.
V.2 Saran
1. Lakukan pengamatan dan perhitungan dengan teliti agar diperoleh hasil
yang akurat.
2. Sebaiknya praktikan melakukan kalibrasi agar bisa menjadi tolak ukur
nantinya dengan data praktikum.
3. Pastikan air dalam galon terisi agar galon tidak pecah dikarenakan tekanan
dari kompresor.
4. Diharapkan praktikan untuk lebih memperhatikan suhu daerah alat WWC
dikarenakan suhu daerah tersebut dekat denga AC, membuat sukar suhu
untuk berubah.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis. 1993. “Transport Processes and Unit Operation: Third Edition”. New
Jearsey: Prentice-Hall, Inc
McCabe, Warren. 1993. “Unit Operation of Chemical Engineering: Fifth Edition”.
United State: The McGraw-Hill Companies, Inc
MSDS. 2013. “Water”. (www.sciencelab.com). Diakses pada tanggal 24
September 2018 pukul 20.16 WIB
Nugrah.2015.”Humidifikasi”.(https://partofmemory.wordpress.com/2015/05/15/w
etted-wall-column/). Diakses pada tanggal 25 September 2018 pukul 22.00
WIB.
Suharno. 2015. “Laporan Humiditas”. (http://jalurmaniaa.blogspot.com/). Diakses
pada tanggal 26 September 2018 pukul 19.50 WIB
Yulianda. 2018. “Wetted Wall Coloumn”. (https://edoc.site/wetted-wall-column-
2-pdf-free.html). Diakses pada tanggal 26 September 2018 pukul 20.00 WIB
APPENDIX
ΔH = x = 0.65 cm
y = 11.12x + 15.551
y = 11.12 (0.65) + 15.551
y =Q
Q = 22.779 cm3/s
Untuk Udara
ΔH = x = 0.5 cm
y = 7.035 (x) + 4.0585
y = 7.035 (0.5) + 4.0585
y =Q
Q = 7.576 cm3/s
B. Menghitung KG
P air = ρ . g . Δh
= 866.32 x
= 6.497 mmHg
= 6.28 + 1,75
= 8.03 ft 2
Air
Humidity, lb
0.05 0.047
H2O/lb dry
air
= 28,97 lbm/lbmol
= 46,3 lbm/lbmol
F. Menghitung kG
k G PA 1 y ' y 1 y 2
ln i 1
V 1 yi ' yi ' y 2 1 y1
0.094200323
G. Menghitung hG
= -6.067904458 Btu
jam ft 2 o F atm