Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


“WETTED WALL COLOUMN”

GRUP: L
1. ALIF SEPTIARI WIBOWO (1631010092)
2. ANNISA NUR RAHMI (1631010110)

Tanggal Percobaan: 27 September 2018

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
WETTED WALL COLOUMN

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM


OPERASI TEKNIK KIMIA II

“WETTED WALL COLOUMN”

GRUP : L

1. Alif Septiari Wibowo 1631010092


2. Annisa Nur Rahmi 1631010110

Tanggal Percobaan: 27 September 2018

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium
Operasi Teknik Kimia II Dosen Pembiming,

Ir. Caecilia Pujiastuti, MT Ir. Caecilia Pujiastuti, MT


NIP 19630305 198803 2 001 NIP 19630305 198803 2 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II i


WETTED WALL COLOUMN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia II ini dengan judul “Wetted Wall Coloumn”.

Laporan resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Operasi Teknik
Kimia II yang diberikan pada semester V. Laporan ini disusun berdasarkan
percobaan yang telah kami lakukan, dengan melakukan pengamatan hingga
perhitungan dan dilengkapi dengan teori dan literatur serta petunjuk dari asisten
pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 27 September 2018 di Laboratorium
Operasi Teknik Kimia.

Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik dari sarana, prasarana, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. C. Pujiastuti, M.T. selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
dan selaku Dosen Pembimbing
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.

Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih


banyak kekurangan. Maka penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran,
seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam praktikum yang kami lakukan.
Tentunya penyusun sangat berharap laporan yang telah di susun ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya Jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 3 Oktober 2018

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II ii


WETTED WALL COLOUMN

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

INTISARI ................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang ............................................................................... 2

I.2. Tujuan ............................................................................................ 3

I.3 Manfaat .......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Secara Umum ................................................................................ 4

II.2. Sifat Bahan .................................................................................. 11

II.3. Hipotesa ....................................................................................... 11

II.4. Diagram Alir ................................................................................ 12

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan .......................................................................................... 13

III.2. Alat ............................................................................................. 13

III.3. Gambar Alat ............................................................................... 13

III.4. Rangkaian Alat ........................................................................... 14

III.5. Prosedur ....................................................................................... 15

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II iii


WETTED WALL COLOUMN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pengamatan ................................................................................ 17

IV.2. Perhitungan ................................................................................ 21

IV.3. Grafik dan Pembahasan .............................................................. 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan ................................................................................. 25

V.2. Saran ............................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 26

APPENDIX ............................................................................................ 27

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II iv


WETTED WALL COLOUMN

INTISARI

Percobaaan wetted wall coloum ini bertujuan untuk menentukan harga


koefisien perpindahan massa dan panas, selain itu untuk mempelajari pengaruh
laju alir udara dan air terhadap koefisien perpindahan massa dan panas,
menentukan koefisien transfer massa pada film tipis pada dinding pipa gelas.

Pada percobaan kali ini dapat menggunakan metode sebagai berikut.


Pertama mengisi tangki penampung sampai penuh dan membuka kran bawah
tangki, laludibiarkan beberapa saat hingga overflow. Selanjutnya mengatur aliran
air pada tekanan tertentu dan mengukur laju alirnya. Aliran tersebut membentuk
film tipis dibagian dinding pipa gelas, jangan sampai tangki penampung kosong.
Kemudian menjalankan blower untuk mengalirkan udara kedalam pipa gelas. Bila
keadaan sudah steady state, atur laju alir, amati berdasarkan data laju alir, laju
udara, suhu air masuk maupun keluar, suhu ruangan, tekanan barometer. Bila
keadaan memungkinkan ulangi percobaan tersebut.

Dari percobaan ini didapatkan hasil, pada kisaran Qair = 21.2 ml/detik
sampai 35.34 ml/detik, dan Qudara = 6.4 ml/detik sampai 17.94 ml/detik. Dari
hasil debit tersebut didapatkan grafik ∆H vs Q. pada Qair y = 11.12x + 15.551
sedangkan pada Qudara y = 7.035x + 4.0585. Dari hasil percobaan didapatkan
harga kG pada ∆H= 0.65 sebesar 0.251939735 sampai dengan 0.252702433
lbmol/jam ft2 atm, harga hG sebesar -6.067904458 sampai dengan -7.36576021
Btu/jam ft2 °F atm. Sedangkan, pada ∆H= 0.95 cm didapatkan harga kG sebesar
0.334986454 sampai 0.337740255 lbmol/jam ft2 atm dan harga hG sebesar
3.718873058 sampai 13.78221484 Btu/jam ft2 °F atm. Dari hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa semakin besar ∆H maka debit air dan udara semakin besar
begitu juga perpindahan massa dan perpindahan panasnya semakin besar

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II v


WETTED WALL COLOUMN

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Salah satu proses perpindahan massa dan panas dari cairan ke gas disebut
Humidifikasi. Dalam industri proses ini digunakan dalam pembentukan steam
untuk proses pengeringan suatu bahan yang masih lembab. Untuk memperbesar
laju perpindahan panas dan massa diperlukan peningkatan laju sirkulasi optimal
dari cairan atau dengan memodifikasi alat yang memberikan luas permukaan yang
besar untuk meningkatkan laju perpindahan. Salat satu alat yang menyediakan
luas permukaan yang besar untuk perpindahan massa dan panas adalah wetted
wall column. Wetted wall column adalah kolom vertikal dimana terjadi
perpindahan massa dan panas antara dua fluida yang mengalir di dalam kolom.
Cairan mengalir dari atas kolom kemudian membasahi dinding kolom vertikal
sedangkan gas dialirkan dari bawah ke atas di pusat kolom. Selain proses
humidifikasi terdapat pula proses dehumifikasi. Dehumidifikasi adalah operasi
pengembunan uap air dari udara untuk memperkecil humidity udara.
Dalam praktikum ini terdapat beberapa metode yang harus dilakukan.
Pertama adalah melakukan kalibrasi udara dan air sehingga didapatkan air dan
udara. Kemudian isi tangki penampung atas sampai penuh dan buka kran yang
ada di bawah tangki, lalu biarkan beberapa saat hingga terjadi overflow pada
constant head tank. Selanjutnya atur alira n air pada suatu tekanan tertentu dan
ukur laju alirnya, aliran air tersebut harus dapat membentuk film air yang tipis dan
merata pada setiap dinding pipa gelas (tangki penampung air yang paling atas
harus seringkali diisi dengan air agar ketinggiannya selalu konstan). Kemudian
jalankan blower untuk mengalirkan udara ke dalam pipa gelas, bila keadaan sudah
mantap, atur laju alir dan amati data laju alir air, laju alir udara, suhu air masuk
dan keluar, suhu ruangan, tekanan barometer, dan diameter pipa gelas dan panjang
pipa dimana terjadi kontak udara dan air. Ulangi percobaan dengan variabel laju
alir udara dan air yang berbeda.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 1


WETTED WALL COLOUMN

Percobaan prkatikum ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut. Pertama


untuk menentukan harga koefisien perpindahan massa dan panas. Kemudian
untuk mempelajari pengaruh laju alir udara dan air terhadap koefisien
perpindahan massa dan panas. Serta untuk mengetahui proses kerja alat wetted
wall column.

I.2. Tujuan
1. Untuk menentukan harga koefisien perpindahan massa dan panas.
2. Untuk mengetahui cara kerja alat wetted wall column.
3. Untuk mempelajari pengaruh laju alir udara dan air terhadap koefisien
perpindahan massa dan panas.

I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat memahami proses humidifikasi dan dehumidifikasi.
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi wetted
wall column.
3. Agar praktikan dapat mengetahui perhitungan dan grafik dalam percobaan
wetted wall column.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 2


WETTED WALL COLOUMN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Secara Umum


II.1.1. Humidifikasi
Humidifikasi adalah salah satu proses perpindahan massa dan panas dari
cairan ke gas. Di industri proses ini digunakan dalam pembentukan steam untuk
proses pengeringan suatu bahan yang masih lembab. Untuk memperbesar laju
perpindahan panas dan massa diperlukan peningkatan laju sirkulasi optimal dari
cairan atau dengan memodifikasi alat yang memberikan luas permukaan yang
besar untuk meningkatkan laju perpindahan. Salat satu alat yang menyediakan
luas permukaan yang besar untuk perpindahan massa dan panas adalah wetted
wall column.
Pada dasarnya, kelembaban merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jumlah kandungan air dalam udara atau bisa disebut juga dengan
persentasi jumlah air dalam udara. Kelembaban berhubungan dengan suhu.
Semakin rendah suhu, umumnya akan meningkatkan nilai kelembaban. Angka
konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban
spesifik atau kelembaban relatif.
Wetted wall column adalah kolom vertikal dimana terjadi perpindahan massa
dan panas antara dua fluida yang mengalir di dalam kolom. Cairan mengalir dari
atas kolom kemudian membasahi dinding kolom vertikal sedangkan gas dialirkan
dari bawah ke atas di pusat kolom. Pada lapisan tipis (film) antar muka di kolom
vertikal, perpindahan massa dan panas akan meningkat karena luas antar muka
(interface) yang terbentuk lebih besar. Proses perpindahan massa dari cairan ke
gas terjadi melalui proses penguapan dan besar penurunan suhu merupakan panas
laten penguapan

(Nugrah,2015)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 3


WETTED WALL COLOUMN

Gambar 2.1. Grafik Humidifikasi (Psychometric Chart)

Menurut definisi ini, kelembaban hanya bergantung pada tekanan bagian uap
di dalam campuran bila tekanan total dibuat tetap. Jadi tekanan bagian uap adalah
PA (atm), rasio molal antara gas dan uap pada 1 atm adalah PA / (1-PA). Jadi dapat
dinyatakan :

M A PA
H
M B (1  PA ) ….….………………………….(1)
Dimana MA dan MB masing-masing adalah bobot molekul komponen A dan
komponen B. Kelembaban dihubungkan dengan fraksi mol di dalam fase gas oleh
persamaan :
H
MA
yA 
1 H
MB MA
…..…………………………(2)
Oleh karena H/MA biasanya lebih kecil bila dibandingkan dengan 1/MB, y
biasanya dianggap berbanding lurus dengan H. Gas jenuh ( saturated gas ) ialah
gas dimana uap berada dalam keseimbangan. Jika HS adalah kelembaban jenuh,
dan P’A tekan uap zat cair maka :

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 4


WETTED WALL COLOUMN

M A . p' A
HS 
M B 1  p' A 
……………………………(3)
Kelembaban relatif biasanya dinyatakan atas dasar persen, sehingga kelembaban
100 persen berarti gas jenuh, sedangkan 0 persen berarti gas bebas uap. Sesuai
definisi :
100 p A …………………………………..(4)
HR 
Presentase kelmbaban HA yaitu p' A rasio kelembaban nyata terhadap
kelembaban jenuh HS pada suhu gas, maka :

………(5)

(McCabe,1993)

II.1.2. Pengukuran Eksperimental Koefisien Perpindahan Massa


Koefisien k telah dipelajari dalam perangkat eksperimental di mana area
kontak antar fase diketahui dan di mana pemisahan batas-lapisan tidak terjadi.
menara dinding yang dibasahi diperlihatkan pada Gambar 2.2. yang terkadang
digunakan dalam praktik, adalah salah satu perangkat jenis ini. itu telah
memberikan informasi berharga tentang transfer massa ke dan dari cairan dalam
aliran turbulen. Menara dinding yang dibasahi pada dasarnya adalah sebuah
tabung vertical dengan sarana untuk memasukkan cairan di bagian atas dan
menyebabkannya mengalir ke bawah sepanjang bagian dalam tabung, di mana
mengalir melalui menara dalam kontak dengan cairan. Umumnya, gas memasuki
bagian bawah menara dan mengalir berlawanan dengan cairan, tetapi aliran
paralel dapat digunakan. Pada menara yang dibasahi, area interfacial A, kecuali
untuk beberapa komplikasi dari formasi riak, diketahui, dan bentuk drag tidak ada.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 5


WETTED WALL COLOUMN

Gambar 2.2. Wetted Wall Coloumn


(McCabe,1993)

Gambar 2.3. Neraca Massa Wetted Wall Coloumn


Neraca massa berdasarkan Gambar 2.3 adalah :
d (Lx) = d(Gy)………………………………………….(6)
d L = G dy + y dG…………………...…………………(7)
dL – y dG = G dy………………………………………(8)
apabila kondisi tunak maka dL= dG, sehingga
dL (1-y) = G dy…………………………………………(9)

dL = = NA dA……………………………………..……………... (10)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 6


WETTED WALL COLOUMN

= kG dA ( pAi – pA0 )… ………………….....(11)

= kG P( yi – y ) dA…………………………. (12)

………..………...(13)

Jika konstan, maka yi = konstan sehingga :

……………..(14)

(Yulianda,2018)
II.1.3. Wet Bulb Temperature
Suhu saturasi adiabatik adalah suhu tunak dicapai ketika sejumlah besar
air dihubungi dengan gas yang masuk. Suhu wet bulb adalah suhu nonequilibrium
stabil yang dicapai ketika sejumlah kecil air dihubungi di bawah kondisi adiabatik
oleh aliran gas yang terus menerus. Karena jumlah cairannya kecil, suhu dan
kelembaban gas tidak berubah, berlawanan dengan kasus saturasi adiabatik, di
mana suhu dan kelembaban gas berubah.
Metode yang digunakan untuk mengukur suhu bola basah diilustrasikan
pada Gambar 2.3, di mana termometer ditutupi oleh sumbu atau kain. Sumbu
dibasahi oleh air dan direndam dalam aliran uap air-air yang memiliki suhu T
(suhu bola kering) dan kelembaban H. Pada kondisi tunak, air menguap ke aliran
gas. Sumbu dan air didinginkan ke Tw dan tetap pada suhu konstan ini. Panas
laten penguapan persis diimbangi oleh panas konvektif yang mengalir dari aliran
gas di T ke sumbu pada suhu yang lebih rendah Tw.

Gambar 2.3. Pengukuran Wet Bulb Temperature

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 7


WETTED WALL COLOUMN

Keseimbangan panas pada sumbu dapat dibuat. Suhu datum diambil di


Tw. Jumlah panas yang hilang karena penguapan, mengabaikan perubahan kecil
yang masuk akal dari cairan dan radiasi yang menguap, adalah.
………………………………………………(11)

Dimana: q = jumlah panas yang hilang kW (kJ/s)

MA = berat molekul air

NA = kg mol H2O evaporasi / s.m2

= panas laten penguapan di Tw dalam (kJ / kg H2O)

A = luas permukaan area (m2)

………………………………………12)

Dimana: = koefisien perpindahan massa (kg mol/s.m2.mol fraksi)

= log fraksi mol inert udara

= mol fraksi uap air dalam gas pada permukaan

y = mol fraksi dalam gas

Untuk campuran encer 1.0 dan ky.

(Geankoplis,1993)

II.1.4. Aplikasi Di Industri

Di industri proses ini digunakan dalam pembentukan steam untuk proses


pengeringan suatu bahan yang masih lembab. Untuk memperbesar laju
perpindahan panas dan massa diperlukan peningkatan laju sirkulasi optimal dari
cairan atau dengan memodifikasi alat yang memberikan luas permukaan yang
besar untuk meningkatkan laju perpindahan. Salat satu alat yang menyediakan
luas permukaan yang besar untuk perpindahan massa dan panas adalah wetted
wall column.
(Nugrah,2015)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 8


WETTED WALL COLOUMN

II.1.5. Faktor yang Mempengaruhi Kelembapan


Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelembapan:
1. Ketingian Tempat
Apabila semakin tinggi tempat maka tingkat kelembabannya juga tinggi
karena suhunya rendah dan sebaliknya semakin rendah tempat suhunya semakin
tinggi dan kelembabannya pun menjadi rendah.
2. Kerapatan Udara Kerapatan udara.
Ini juga berkaitan dengan suhu dimana apabila kerapatan udara pada
daerah tertentu rapat maka kelembabanya tinggi. Sedangkan apabila kerapatan
udara di suatu daerah renggang maka tinggkat kelembabannya juga rendah.
Diketahui pula antara kerapatan,suhu,dan ketinggian tempat juga saling
berkaitan..
3. Tekanan Udara.
Tekanan udara juga mempengaruhi kelembaban udara dimana apabila
takanan udara pada suatu daerah tinggi maka kelembabanya juga tinggi,hal ini
disebabkan oleh kapasitas lapang udaranya yang rendah.
4. Radiasi Matahari.
Dimana adanya radiasi matahari ini menyebabkan terjadinya penguapan
air di udara yang tingkatannya tinggi sehingga kelembaban udaranya semakin
besar.
5. Angin
Adanya angin ini memudahkan proses penguapan yang terjadi pada air
laut menguap ke udara. Besarnya tingkat kelembaban ini dapat berubah menjadi
air dan terjadi pembentukan awal.
6. Suhu
Apabila suhu suatu tempat tinggi maka kelembabanya rendah dan
sebaliknya apabila suhu rendah maka kelembaban tinggi. Dimana hal ini antara
suhu dan kelembaban ini juga berkaitan dengan ketinggian tempat.
7. Kerapatan Vegetasi
Jika tumbuhan tersebut kerapatannya semakin rapat maka kelembabannya
jugatinggi hal ini di sebabkan oleh adanya seresah yang menutupi pada

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 9


WETTED WALL COLOUMN

permukaan tanah sangat besar sehingga berpengaruh pada kelembabannya.Bahkan


sebaliknya apabila kerapatannya jarang maka tinggkat kelembabannya juga
rendah karena adanya seresah yang menutupi permukaan tanah ini sedikit.
(Suharno,2015)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 10


WETTED WALL COLOUMN

II.2. Sifat Bahan


1. Aquadest
A. Sifat Fisika
1. Tidak berwarna
2. Tidak berbau
3. Berupa cairan
4. Densitas : 0,998 g/cm3
B. Sifat Kimia
1. Rumus molekul : H2O
2. Massa molar : 18,0153 g/mol
3. Pelarut yang baik
4. Sebagai penyimpan panas yang baik
5. Titik didih : 100 oC
6. Titik lebur : 0 oC
(MSDS ,2013” Water”)

II.3 Hipotesa
Semakin besar laju alir udara dan laju alir air, maka kemungkinan harga koefisien
perpindahan panas dan perpindahan massa semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 11


WETTED WALL COLOUMN

II.4. Diagram Alir

Melakukan Kalibrasi udara dan air sehingga didapatkan air dan udara

Mengisi tangki penampung atas sampai penuh dan membuka kran yang ada di
bawah tangki, lalu membiarkan beberapa saat hingga terjadi overflow pada
condensat head tank.

Mengatur aliran air pada harga tertentu dan mengukur laju alirnya.

Menjalankan blower untuk mengalirkan udara ke pipa gelas, hingga steady


state dan atur laju alir.

Amati data sebagai berikut : laju alir air, laju alir udara, suhu air masuk dan
keluar, suhu ruangan, tekanan barometer, diameter pipa gelas dan panjang
pipa gelas dimana terjadi kontak antara udara dan air.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 12


WETTED WALL COLOUMN

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan
1. Udara
2. Aquadest

III.2. Alat
1. Gelas ukur
2. Termometer
3. Stopwatch
4. Beaker glass

III.3. Gambar Alat

Gelas Ukur Beaker glass Termometer Stopwatch

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 13


WETTED WALL COLOUMN

III.4. Rangkaian Alat

B
TW2
Td2

V1 V3
V2
A
G
V5

F
V4

TW1
Td1
V6
E C

Keterangan gambar :
= Aliran Air
= Aliran Udara
A = kolom WWC
B = Tangki overflow
C = Tangki feed
D = Pompa
E = Tangki ekspansi udara
F = Manometer
G = Manometer
H = Kompresor
V = Valve

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 14


WETTED WALL COLOUMN

III.5. Prosedur Percobaan


A) Prosedur Kalibrasi Udara
1. Sambungkan air pada blower udara dengan selang pada gallon yang berisi air.
2. Nyalakan blower udara dan tunggu hingga tekanannya 40 Psia, setelah itu
matikan.
3. Kemudian buka kran pada blower hingga terdengar bunyi keluarnya udara.
4. Atur aliran udara pada suatu beda tekanan tertentu dengan membuka kran
aliran udara dan ukur volume air yang keluar dari gallon.
5. Ulangi dengan variabel beda tekanan yang berbeda.

B) Prosedur Kalibrasi Air


1. Mengisi tangki penampung atas sampai penuh dan membuka kran yang ada di
bawah tangki ( dibuka sedikit ), lalu biarkan beberapa saat hingga terjadi
overflow.
2. Selanjutnya atur aliran air pada suatu beda tekanan tertentu dengan membuka
kran aliran air yang menuju pipa gelas.
3. Ukur volume air yang keluar dari pipa gelas.
4. Ulangi dengan variabel beda tekanan yang berbeda.

C) Prosedur Perobaan
1. Mengisi tangki penampung atas sampai penuh dan bukalah kran yang ada
dibawah tangki (dibuka sedikit), lalu biarkan sesaat hingga terjadi overflow
pada konstan head tank.
2. Selanjutnya atur aliran air pada suatu tekanan tertentu dan ukur laju alirnya.
Aliran tersebut harus dapat membentuk film air yang tipis dan merata pada
setiap dinding pipa gelas (tangki penampung air yang paling atas harus
seringkali diisi dengan air agar ketinggiannya selalu konstan).
3. Menjalankan blower untuk mengalirkan udara ke dalam pipa gelas, jika sudah
steady state atur laju air pada suatu harga dan catat.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 15


WETTED WALL COLOUMN

4. Bila terjadi kondisi mantap, amati data dan tabelkan : laju alir alir, laju alir
udara, suhu air masuk atau keluar, suhu ruangan, tekanan barometer, diameter
dan panjang pipa dimana terjadi kontak udara dan air.
5. Bila keadaan memungkinkan, ulangi untuk variabel laju alir udara dan air.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 16


WETTED WALL COLOUMN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Tabel Hasil Pengamatan


IV.1.1 Tabel Kalibrasi
A. Kalibrasi pada Udara
ΔH
udara t (detik) V1(ml) V2 (ml) v3(ml) Vrata-rata (ml) Q(ml/detik)
(cm)
0.5 5 34 30 32 32 6.4

0.9 5 58 60 55 57.7 11.54

1.3 5 65 68 70 67.7 13.54

1.7 5 80 85 84 83 16.6

2.1 5 80 90 90 89.7 17.94

Grafik 1. Hubungan antara Q udara dan ∆H


Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa semakin
besar beda tinggi air raksa dalam manometer, maka debit dari udara yang didapat

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 17


WETTED WALL COLOUMN

juga semakin besar. Hal ini dapat dilihat dari grafik 1 yang menyatakan hubungan
dari kedua variabel tersebut.

B. Kalibrasi Pada Air

ΔH air
t (detik) V1(ml) V2 (ml) v3(ml) Vrata-rata (ml) Q(ml/detik)
(cm)
0.65 5 118 100 100 106 21.2

0.95 5 140 138 135 137.7 27.54

1.25 5 150 145 160 151.7 30.34

1.55 5 160 160 175 165 33

1.865 5 180 170 180 176.7 35.34

Grafik.2 Hubungan antara Q air dan ∆H


Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa semakin
besar beda tinggi air raksa dalam manometer, maka debit air yang didapat juga
semakin besar. Hal ini dapat dilihat dari grafik 2 yang menyatakan hubungan dari
kedua variabel tersebut.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 18


WETTED WALL COLOUMN

IV.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Suhu

ΔH air= 0.65
ΔH ΔH Tw2 (˚C) Tw1 (˚C)
udara air
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
(cm) (cm)
0.5 0.65 29 29 28.5 28.83 26 26 25.9 25.97

0.9 0.65 29 28.7 28.6 28.77 25.9 25.9 25.9 25.90

1.3 0.65 29 28.9 28.2 28.70 25.9 25.8 25.8 25.83

1.7 0.65 28 28 28.7 28.23 25.8 25.8 25.7 25.77

2.1 0.65 28 28.5 27 27.83 25.8 25.7 25.7 25.73

ΔH air= 0.95
ΔH ΔH Tw2 (˚C) Tw1 (˚C)
udara air
(cm) (cm) 1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
0.5 0.95 29 29 29 29 26 25.9 25.9 25.93

0.9 0.95 29 29 28.8 28.93 25.9 25.9 25.8 25.87

1.3 0.95 28.5 28.5 28.4 28.47 25.9 25.7 25.8 25.80

1.7 0.95 28.5 28.4 28.3 28.40 25.7 25.6 25.6 25.63

2.1 0.95 28.5 28.2 28.4 28.37 25.7 25.5 28.5 26.57

ΔH air= 0.65
ΔH ΔH Td2 (˚C) Td1 (˚C)
udara air rata-
1 2 3 1 2 3 rata-rata
(cm) (cm) rata
0.5 0.65 28 28 27.8 27.93 27 27.8 27.8 27.53

0.9 0.65 28 27.9 27.7 27.87 27 27 27 27.00

1.3 0.65 28 27.5 28 27.83 26.7 26.5 26.5 26.57

1.7 0.65 27.5 27.5 27.5 27.50 26.5 26.5 26.5 26.50

2.1 0.65 27.5 27.4 27.2 27.37 26.5 26.3 26.2 26.33

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 19


WETTED WALL COLOUMN

ΔH air= 0.95
ΔH ΔH Td2 (˚C) Td1 (˚C)
udara air
1 2 3 rata-rata 1 2 3 rata-rata
(cm) (cm)
0.5 0.95 28.1 28.1 28 28.07 26 26 26 26.00
0.9 0.95 28.1 28 28 28.03 26 25.5 26 25.83
1.3 0.95 27.7 27.8 27.6 27.70 25.7 25.7 25.6 25.67
1.7 0.95 27.7 27.7 27.5 27.63 25.5 25.5 25.5 25.50
2.1 0.95 27.5 27.5 27.5 27.50 25.5 25.3 25.3 25.37

IV.1.3 Tabel Hubungan Antara Laju Alir Hasil Kalibrasi dengan Suhu

ΔH air= 0.65
Tw2
ΔH Td2 (F) Tw1 (F) Td1 (F)
ΔH air (F)
udara
0.5 0.65 83.9 82.28 78.74 81.56

0.9 0.65 83.78 82.16 78.62 80.6

1.3 0.65 83.66 82.1 78.5 79.82

1.7 0.65 82.82 81.5 78.38 79.7

2.1 0.65 82.1 81.26 78.32 79.4

ΔH air= 1,85
Tw2 Td 2
ΔH tw1 (F) td1 (F)
ΔH air (F) (F)
udara
0.5 0.95 84.2 82.52 78.68 78.8

0.9 0.95 84.08 82.46 78.56 78.5

1.3 0.95 83.24 81.86 78.44 78.2

1.7 0.95 83.12 81.74 78.14 77.9

2.1 0.95 83.06 81.5 79.82 77.66

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 20


WETTED WALL COLOUMN

IV.2. Tabel Hasil Perhitungan

Pengaruh kecepatan fluida terhadap koefisien perpindahan massa (kG) dan


koefisien perpindahan panas (hG) untuk
hG(Btu/jam ft2 °F
kG(Lbmol/jam ft2
Q udara (ml/s) Q air (ml/s) atm)
atm)
7.576 0.251939735 -6.067904458
22.779
10.39 22.779 0.253059785 -6.094880595

13.204 22.779 0.244412916 -7.718016763

16.018 22.779 0.251295715 -6.902175095

18.832 22.779 0.252702433 -7.36576021

Pengaruh kecepatan fluida terhadap koefisien perpindahan massa (kG) dan


koefisien perpindahan panas (hG) untuk
kG(Lbmol/jam ft2 hG(Btu/jam ft2 °F
Q udara (ml/s) Q air (ml/s) atm) atm)

7.576 0.334986454 3.718873058


26.115
10.39 26.115 0.336085175 3.673669489

13.204 26.115 0.340764268 4.269268124

16.018 26.115 0.346350657 6.595671019

18.832 26.115 0.337740255 13.78221484

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 21


WETTED WALL COLOUMN

IV.3. Grafik dan Pembahasan

Grafik.3 Hubungan antara koefisien perpindahan massa kG (lbmol/jam ft2 atm)


dan debit aliran udara Q (ml/detik)

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar debit aliran air,
maka nilai koefisien perpindahan massanya akan semakin besar. Hal tersebut
dapat dilihat dari grafik di atas, garis mengalami kenaikan untuk hubungan kG
dan Q. Hal ini telah sesuai dengan literatur dikarenakan, semakin banyak air yang
dikontakkan, maka nilai kG akan semakin besar. Karena, Hubungan antara laju
aliran air dengan koefisien perpindahan massa adalah berbanding lurus

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 22


WETTED WALL COLOUMN

Grafik.4 Hubungan antara koefisien perpindahan panas hG (Btu/jam ft2 °F atm)


dan debit aliran udara Q (ml/detik)

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa pada debit aliran air yang lebih
kecil, yaitu 22.779 ml/detik, koefisien perpindahan panasnya semakin berkurang.
Karena semakin besar pengontakan air dan udara maka perbedaan suhunya akan
semakin kecil. Dikarenakan suhu air dan suhu udara lama-kelamaan akan
mendekati sama dan kemudian tidak terjadi perpindahan panas lagi karena tidak
ada perbedaan suhu. Pada grafik diatas didapatkan koefisien perpindahan panas
bernilai negatif. Hal tersebut tidak sesuai degan teori yang ada, dimana nilai
koefisien perpindahan panas harus positif karena perpindahan massa terjadi dari
air ke udara. Sedangkan pada percobaan ini perpindahan massa terjadi dari udara
ke air.
Pada debit aliran air yang lebih besar, yaitu 26.115 ml/detik, koefisien
perpindahan panasnya semakin besar pula. Hal ini tidak sesuai karena semakin
besar pengontakan air dan udara maka perbedaan suhunya akan semakin kecil
sehingga seharusnya koefisien perpindahan panasnya semakin menurun.
Dikarenakan suhu air dan suhu udara lama-kelamaan akan mendekati sama dan
kemudian tidak terjadi perpindahan panas lagi karena tidak ada perbedaan suhu.
Pada grafik diatas didapatkan koefidien perpindahan panas bernilai positif. Hal

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 23


WETTED WALL COLOUMN

tersebut sesuai degan teori yang ada, dimana nilai koefisien perpindahan panas
harus positif karena perpindahan massa terjadi dari air ke udara.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 24


WETTED WALL COLOUMN

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Pada kalibrasi udara dan air semakin besar beda ketinggian
manometer maka semakin besar debit nya, namun terdapat penurunan
debit pada salah satu beda ketinggian manometer .
2. Semakin besar debit maka semakin besar koefisien perpindahan massanya
disebabkan oleh air yang berkontak dengan udara semakin besar.
3. Semakin besar nilai Q maka semakin kecil koefisien perpindahan panas
(hG) karena semakin lama waktu pengontakan air dan udara maka
perbedaan suhunya semakin kecil.

V.2 Saran
1. Lakukan pengamatan dan perhitungan dengan teliti agar diperoleh hasil
yang akurat.
2. Sebaiknya praktikan melakukan kalibrasi agar bisa menjadi tolak ukur
nantinya dengan data praktikum.
3. Pastikan air dalam galon terisi agar galon tidak pecah dikarenakan tekanan
dari kompresor.
4. Diharapkan praktikan untuk lebih memperhatikan suhu daerah alat WWC
dikarenakan suhu daerah tersebut dekat denga AC, membuat sukar suhu
untuk berubah.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 25


WETTED WALL COLOUMN

DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis. 1993. “Transport Processes and Unit Operation: Third Edition”. New
Jearsey: Prentice-Hall, Inc
McCabe, Warren. 1993. “Unit Operation of Chemical Engineering: Fifth Edition”.
United State: The McGraw-Hill Companies, Inc
MSDS. 2013. “Water”. (www.sciencelab.com). Diakses pada tanggal 24
September 2018 pukul 20.16 WIB
Nugrah.2015.”Humidifikasi”.(https://partofmemory.wordpress.com/2015/05/15/w
etted-wall-column/). Diakses pada tanggal 25 September 2018 pukul 22.00
WIB.
Suharno. 2015. “Laporan Humiditas”. (http://jalurmaniaa.blogspot.com/). Diakses
pada tanggal 26 September 2018 pukul 19.50 WIB
Yulianda. 2018. “Wetted Wall Coloumn”. (https://edoc.site/wetted-wall-column-
2-pdf-free.html). Diakses pada tanggal 26 September 2018 pukul 20.00 WIB

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 26


WETTED WALL COLOUMN

APPENDIX

A. Perhitungan LajuAlir Air danUdara (Q) ml/detik


Untuk Air

ΔH = x = 0.65 cm
y = 11.12x + 15.551
y = 11.12 (0.65) + 15.551
y =Q
Q = 22.779 cm3/s

Untuk Udara

ΔH = x = 0.5 cm
y = 7.035 (x) + 4.0585
y = 7.035 (0.5) + 4.0585
y =Q
Q = 7.576 cm3/s

B. Menghitung KG

Untuk ΔH udara =0.5 cm = 5 mm dan ΔH air = 0.65 cm = 6.i5 mm


ρ Air raksa = 13,6

P air = ρ . g . Δh

= 866.32 x

= 6.497 mmHg

P udara = 4,998 mmHg + 760 mmHg = 766.497 mmHg


PB = P udara / 760 = 766.497 /760 = 1.0085 atm

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 27


WETTED WALL COLOUMN

PA = P air / 760 = 6.497 / 760 = 0.0085 atm


MA = BM air = 18 gram/mol = 28,97 lbm/lbmol
MB = BM udara = 29 gram/mol= 46,3 lbm/lbmol
Panjang kolom = 100 cm = 1 m = 3.28 ft
Diameter kolom = 5.3 cm = 0.053 m = 0.17 ft
Jari – jari kolom = 0.17 ft/2 = 0.085 ft
A = 2 Π r2 + 2 Πrt

= 2 x 3,14 x 0,0852 + 2 x 3,14 x 0.085 x 3,28

= 6.28 + 1,75

= 8.03 ft 2

C. Menghitung Humidity (grafik Humidity Himmelblau page 493)

Kolom atas Kolom bawah

Suhu Udara 27.930C 82.280F 27.530C 81.560F

Air
Humidity, lb
0.05 0.047
H2O/lb dry
air

Suhu Air 28.830C 83.90F 25.970C 78.74oF

D. Mengitung Fraksi mol udara dan air

= 28,97 lbm/lbmol
= 46,3 lbm/lbmol

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 28


WETTED WALL COLOUMN

E. Menghitung Fraksi mol di interface

Dari tabel F.3 ( J.M Smith Edisi 7 hal 754 )


 Suhu keluar udara
Td2 = 82.8OF → P = 0.545954 psia
16.33494

 Suhu keluar air


Tw1 = 78.74OF → P = 0.486514 psia

F. Menghitung kG

k G PA 1  y ' y  1  y 2 
 ln i 1  
V 1  yi '  yi ' y 2  1  y1 

0.094200323

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 29


WETTED WALL COLOUMN

G. Menghitung hG

Dari Kern fig. 12 hal 815 , untuk


T = TC – Td2 = 707 OF – 82.28OF = 624.72 OF didapat ( λw=980 Btu/lb):

= -6.067904458 Btu
jam ft 2 o F atm

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 30

Anda mungkin juga menyukai