Anda di halaman 1dari 6

1.

Prasasti Tugu

Inskripsi yang dikeluarkan oleh Purnawarman ini di temukan di kampung Batu Tumbuh,
Desa tugu, dekat Tanjung Priok, jakarta. Dituliskan dalam lima baris tulisan beraksara
Pallawa dan bahasa Sanskerta. Inskripsi tersebut isinya sebagai berikut:

“Dulu (kali yang bernama) Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan
mempunyai lengan Kencang dan Kuat,(yakni Raja Purnawarman), untuk mengalirkannya
ke laut, setelah (kali ini) sampai di istana Kerajaan yang termashur. pada tahun ke-22
dari tahta yang Mulia Raja purnawarman yang berkilauan-kilauan Karena kepandaian
dan kebijaksaaannya serta menjadi panji-panji segala raja, (maka sekarang) beliau
memerintahkan pula menggali kali yang permai dan berair jernih ,Gomati namanya,
Setelah kali itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman Yang Mulia Sang pandeta
Nenekda (Sang purnawarman).

Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal delapan paroh gelap bulan
Phalgunadan selesaipada tanggal 13 paroh terang bulan Caitra, jadi hanya dalam 21
hari saja , sedang galian itu panjangnya 6.122 busur (+ 11 Km).Selamatan baginya
dilakukan oleh brahmana disertai persembahkan 1.000 ekor sapi”.
2. Prasasti Ciaruteun

Prasasti ini ditemukan di kampung Muara, desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulang, bogor.
prasasti terdiri atas dua bagian, yaitu Inskripsi A yang dipahatkan dalam empat baris
tulisan berakasara pallawa dan bahasa sanskerta, dan Inskripsi B yang terdiri atas satu
baris tulisan yang belum dapat dibaca dengan jelas. Inskripsi ini disertai pula gambar
sepasang telapak Kaki.Inskripsi A isinya sebagai berikut:

“ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang
purnawarman,di negeri Taruna, raja yang gagah berani di dunia”.

Beberapa sarjana telah berusaha membaca inskripsi B, namun hasilnya belum


memuaskan. Inskripsi B ini dibaca oleh J.L.A. Brandes sebagai Cri Tji aroe? Eun waca (Cri
Ciaru?eun wasa),sedahkan H.Kern membacanya Purnavarmma-padam yang berarti
“telapak kaki purnawarman”.
3. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini ditemukandi kampung Muara, desa ciaruetun Hilir, cibungbulang, bogor.
Prasastinya dipahatkan dalam stu baris yang dapit oleh dua buah pahatan telapak kaki
gajah isinya sebagai berikut:

“Di sini tampak sepasang telapak kaki…… yang seperti [telapak kaki] Airawata, gajah
penguasa Taruma [yang] agung dalam….. dan [?] kejayaan”.

4. Prasasti Muara Cianten

Terletak di muara kali cianten, kampung Muara, Desa ciaruteun Hilir, cibungbulang,
bogor. Inskripsi ini dipahatkan dalam bentuk “aksara” yang meyerupai sulur-suluran, dan
oleh para ahli disebut aksara ikal.
5. Prasasti Jambu [Pasir Koleangkak]

Terletak di sebuah bukit [pasir] koleangkak, Desa parakan Muncang, Nanggung, bogor.
Insipirasinya dituliskan dalam dua baris tulisan dengan aksara pallawa dan bahasa
Sansekerta. Isinya sebagai berikut

“Gajah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya, adalh pemimpin manusia yang
tiada taranya, yang termashur Sri purnawarman, yang sekali waktu [memerintah] di
tarumanegara dan yang baju zirahnya yang terkenal tiada dapat ditembus senjata
musuh. Ini adalah sepasang telapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur
musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging musuh-
musuhnya”.

6. Prasasti Cidanghiang (Lebak)


Terletak di tepi kali Cidanghiang, Desa lebak, Munjul, Banten Selatan. dituliskan dalam
dua baris tulisan beraksara pallawa dan bahasa Sanskerta. Isinya sebagai berikit:

“Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesunggunya dari Raja
Dunia, Yang Mulia purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja-raja.

7. Prasasti Pasir Awi

Inskripsi ini terdapat di sebuah bukit bernama pasir Awi,di kawasan perbukitan Deasa
Sukamakmur, jonggol, Bogor, Inskripsi prasasti ini tidak dapat dibaca karena inskripsi ini
lebih berupa gambar (piktograf) dari pada tulisan. Di bagian atas inskripsi terdapat
sepasang telapak kaki.

8. Prasasti Kebon Kopi 2

Selain Prasasti Kebon Kopi I Kerajaan Tarumanegara juga meninggalkan peninggalan


sejarahnya berupa Prasasti Kebon Kopi II akan tetapi prasasti ini telah hilang dicuri pada
tahun 1940-an. Menurut pakar F.D.K Bosch yang sempat meneliti prasasti ini, prasasti
kebon kopi II ditulis dalam bahasa melayu kuno yang isinya menyatakan “ Raja sunda
menduduki kembali tahtanya”.

Prasasti Kebon Kopi II ditemukan tidak jauh dari Prasasti Kebon Kopi I dengan jarak kira-
kira 1 km. Prasasti ini ditemukan di Kampung Pasir Muara yang lebih tepatnya di desa
Ciaruteun Ilir yakni pada abad ke 19.

Anda mungkin juga menyukai