Etiologi Mastitis
Etiologi mastitis infeksius dan abses payudara biasanya adalah bakteri yang mengkolonisasi kulit.
Bakteri yang paling umum ditemukan adalah Staphylococcus aureus dan Coagulase negative
staphylococcus (CNS). Methicillin-resistant S. aureus (MRSA) juga semakin sering dilaporkan dan
merupakan penyebab umum terapi antibiotik yang gagal (Tristanti,2019). Etiologi Mastitis adalah
sebagai berikut
- Praktik menyusui yang buruk
Pengetahuan ibu tentang proses menyusui yang kurang dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam posisi menyusui yang berakibat terjadinya lecet pada putting susu ibu. Lecet
pada putting susu menyebabkan bakteri mudah masuk ke putting susu sehingga payudara
mudah mengalami infeksi yang ditandai seperti pembengkakan payudara, kemerahan, dan
demam. Selain itu, kesalahan dalam proses menyusui juga menyebabkan proses pelepasan dan
pengeluaran ASI yang kurang maksimal sehingga menyebabkan bendungan payudara atau
stasis ASI dapat menyebabkan infeksi bakteri pada payudara (Pilar Mediano,2014).
- Stasis ASI atau bendungan payudara
Kebiasaan proses pengosongan payudara yang tidak tuntas juga menyebabkan stasis atau
bendungan payudara yang nantinya menjadi media berkembangnya mikroorganisme.
- Cracked nipple
Jika ibu mengalami putting susu lecet (Cracked nipple) maka hal itu akan menjadi jalan masuk
bagi mikroorganisme untuk menginfeksi payudara
- sistem kekebalan tubuh ibu yang terganggu
Sistem imun ibu yang turun dapat menyebabkan mastitis melalui mekanisme sistemik yang
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
- Kelelahan ibu
Kelelahan ibu menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan tubuh ibu sehingga memudahkan
terjadinya infeksi oleh mikroorganisme
Daftar Pustaka
WHO. 2013. Mastitis: penyebab dan penatalaksanaan. Jakarta: Widya Medika
Lawrence RA. 2002. Invited commentary: mastitis while breastfeeding: old theories and new evidence.
American Journal of Epidemiology. 155(2)
Hasanah AI, Hardiani RS, Susumaningrum LA. 2017. Hubungan Teknik Mnyusu dengan Risiko
Terjadinya Mastitis pada Ibu menyusui di Desa Kemuning Kecamatan Arjasa Kabuaten Jember. E-
Jurnal Pustaka Kesehatan. 5(20):260-67
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan pada ibu dalam masa nifas (Postpartum). Jakarta : Tim
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
Kolker AR1, Torina PJ. 2009. Minimally invasive correction of inverted nipples: a safe and simple
technique for reliable, sustainable projection. Ann Plast Surg. (62):549-53.
lexander JM, Campbell CJ. 1997. Prevalence of inverted and non-protractile nipples in antenatal
women who intend to breast-feed. The Breast. (67):72-78.
Pilar Mediano, Leónides Fernández, Juan M Rodríguez and María Marín. 2014. Case– control study of
risk factors for infectious mastitis in Spanish breastfeeding women. BMC Pregnancy and
Childbirth. 14:195.
Trisanti I, Nasriyah. 2019. Mastitis. Jurnal Ilmu Kperawatan dan Kebidanan. 10(2):330-337
Ahmed EMS, Mohamed HAE, Abu-Talib YM. 2015. Evidence Based Guideline Using to Alleviate
Traumatic Nipple among Nursing Mothers. World Journal of Nursing Sciences, 2015. 1 (3): 35-44
Lazaraviciute G, Chaturvedi S. 2017. Breast Pain, Nipple Pain and Nipple Discharge – An Overview.
Ann Breast Cancer Res. 2(1): 1009
Niazi A, Rahimi VB, Soheili-Far S, et al. 2018. A Systematic Review on Prevention and Treatment of
Nipple Pain and Fissure: Are They Curable?. J Pharmacopuncture. 21(3):139–150.
Finkelstein E, Meerkin DY, Weissman G. 2018. Nipples: A Sensitive Topic. Gender and Dermatology.
139–170.
Gould DJ, Nadeau MH, Macias LH, Stevens WG. 2015. Inverted nipple repair revisited: a 7-year
experience. Aesthet Surg J. (35)156-64.