Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSIA CITRA ANANDA CIPUTAT

CEDERA KEPALA
(ICD 10 : ……)
1. Pengertian (Definisi) - trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung maupun tidak
langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis, yaitu
gangguan fisis, kognitif, fungsi psikososial, baik temporer maupun
permanen
2. Anamnesis - Mekanisme cedera kepala
- Pingsan pasca cedera
- Gangguan kesadaran atau adanya interval lucid
- Perdarahan dari telinga/ hidung
- Survey primer
3. Pemeriksaan Fisik - Kesadaran (Glasgow Coma Scale/ GCS)
- Tanda vital (perhatikan pola pernapasan)
- Otorrhea, rhinorrhea
- Ekimosis periorbital (racoon’s eyes)
- Ekimosis mastoid (Battle’s sign)
- Pupil (diameter, isokor/ anisokor, refleks cahaya langsung dan tidak
langsung)
- Gangguan neurologis fokal
- Fungsi motorik (lateralisasi dan kekuatan otot)
- Refleks fisiologis dan patologis
- Fungsi otonom
- Funduskopi
4. Kriteria Diagnosis 1. Cedera kepala minimal
GCS 15, pingan (-), defisit neurologis (-)
2. Cedera kepala ringan
GCS 13-15, pingsan < 10 menit, defisit neurologis (-)
3. Cedera kepala sedang
GCS 9-12, pingsan 10 menit-6 jam, defisit neurologis (+)
4. Cedera kepala berat
GCS 3-8, pingsan > 6 jam, defisit neurologis (+)

5. Diagnosis Kerja Cedera kepala

6. Diagnosis Banding - Stroke


- Infeksi SSP
- Epilepsi
- Kelainan metabolik
7. Pemeriksaan 1. Foto polos kepala posisi AP, lateral, tangensial dan foto servikal
Penunjang 2. Darah lengkap, ureum, kreatinin, gula darah sewaktu, dan fungsi
hemostasis
8. Terapi Tatalaksana awal
1. Bebaskan jalan napas, pasang oropharyngeal airway/ OPA bila perlu
2. Pertahankan saturasi O2 >92%, bila perlu berikan O 2 sesuai
kebutuhan
3. Pertahankan tekanan darah >90 mmHg dengan pemberian kristaloid
intravena, bila perlu berikan obat vasopresor atau inotropik

Tatalaksana cedera kepala ringan


1. Rawat 2x24 jam
2. Elevasi kepala 30o
3. Beri obat simtomatis sesuai kebutuhan (analgetik, antiemetik, dan
sebagainya)

Tatalaksana cedera kepala sedang


1. Pantau kesadaran, tanda vital, dan status neurologis tiap 4 jam
2. Pertahankan tekanan darah >90 mmHg, suhu 37-38 oC, pernapasan
12-20x/ menit
3. Cegah peningkatan tekanan intrakranial dengan elevasi kepala 30 o.
Manitol 20% dapat diberikan dengan dosis 1 g/ kgBB drip cepat
dalam 0,5-1 jam, dilanjutkan dengan dosis 0,5 g/ kgBB drip cepat
dalam 0,5-1 jam (6 jam setelah pemberian pertama), dan 0,25 g/
kgBB drip cepat dalam 0,5-1 jam (12 dan 24 jam setelah pemberian
pertama). Pemberian steroid tidak terbukti dapat menurunkan
tekanan intrakranial sehingga tidak dianjurkan.
4. Atasi komplikasi seperti kejang (antikejang selama 7 hari), infeksi
pada fraktur basis kranii/ fraktur terbuka (antibiotik spektrum luas
selama 7-14 hari), dan lain-lain
5. Terapi cairan dan nutrisi secara adekuat. Terapi nutrisi harus segera
diberikan selambat-lambatnya 7 hari setelah cedera kepala.
6. Roboransia (vitamin B kompleks), neuroprotektan (citicholine), dan
nootropik (piracetam) dapat diberikan sesuai kebutuhan

Tatalaksana cedera kepala berat


1. Tata laksana cedera kepala berat hampir sama dengan cedera kepala
sedang
2. Rawat di unit perawatan intensif
3. Tentukan adakah indikasi bedah: hematoma intrakranial luas (ada
tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial), fraktur impresi
melebihi 1 diploe, fraktur kranii dengan laserasi serebri, fraktur kranii
terbuka, atau adanya tanda-tanda edema serebri berat
9. Edukasi - Perjalanan penyakit
- Tanda peningkatan tekanan intrakranial
10. Prognosis Tergantung derajat cedera kepala
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan 1. Soertidewi L, Misbach HJ, Sjahrir H, et al. Konsensus nasional
penanganan trauma kapitis dan trauma spinal. Jakarta: 2006;
PERDOSKI. p. 1-18.
2. Braton S, Bullock MR, Carney N, et al. Guidelines for The
Management of Severe Traumatic Brain Injury. Journal of
Neurotrauma, 2007; Pp. S3-S6

Anda mungkin juga menyukai