1. Perilaku pasien
2. Kualitas hidup pasien
3. Pembatasan perawatan
4. Iatrogenic potential
5. Prognosis
6. Keterbatasan Dokter Gigi
Berikut beberapa faktor umum mengenai pasien yang perlu dinilai oleh dokter gigi :
7. Perilaku pasien
Seperti seberapa jauh pasien berkeinginan untuk melakukan perawatan dental dan apakah
pasien akan menyetujui untuk dilakukannya perawatan. Kesehatan mulut tidak hanya dapat
didefinisikan pada tanda-tanda objektif, tetapi juga gejala yang dirasakan oleh pasien itu.
Oleh karena itu penting untuk memiliki komunikasi yang baik dengan pasien yang lebih tua,
begitu juga dengan keluarganya atau pendampingnya.
Jika dokter gigi kurang memiliki kecakapan berkomunikasi yang baik dengan pasien lebih tua
yang kondisi sensoriknya sudah menurun, bisa terjadi salah menanggapi keluhan utama
pasien. Contohnya : seorang pasien memiliki adik yang meninggal terkena oral cancer,
namun pasien tidak dapat secara terbuka mengatakan ketakutannya, sehingga ia datang ke
dokter gigi meminta untuk di periksa kondisi oralnya berharap selama pemeriksaan dokter
gigi akan mengatakan bahwa ia tidak memilki oral cancer.
Komunikasi yang baik juga diperlukan untuk mengetahui riwayat medis dan pengobatan telah
dilakukan secara menyeluruh.
Penting juga bagi dokter gigi untuk menentukan tahapan perawatan bagi pasien dan kemauan
pasien untuk menerimanya. Khususnya bila berhubungan dengan pembedahan, campur
tangan (intervention) cosmetic , perawatan prosthodontic dan biayanya.
Bila perlu, buatlah perintah secara tertulis untuk memudahkan pasien mengingat instruksi
yang diberikan untuk menghindari salah pengertian.
9. Pembatasan perawatan
Seberapa banyak masalah medis, psikologis dan sosial membatasi keuntungan yang dapat
diperoleh pasien dari perawatan yang dilakukan.
Menurut data nasional, seseorang berusia diatas 65 tahun umumnya memiliki penyakit
jantung atau hipertensi maupun keduanya. Masalah lain pada populasi ini adalah artritis,
gangguan pendengaran, dan penglihatan serta diabetes. Pasien dengan angina, congestive
(tersumbat) heart failure, dan hipertensi sebaiknya dirawat pada pagi hari karena mereka pada
kondisi terbaik setelah tidur malam.
4. Iatrogenic potential
Berapa banyak kemungkinan yang ada yang menyebabkan masalah iatrogenic, baik medical
emergency, reaksi obat atau masalah dental yang berkaitan dengan rencana perawatan yang
harus dipertimbangkan oleh drg?
Pasien geriatric banyak yang sudah renta ataupun sudah tidak mandiri (secara fungsionalnya).
Banyak diantara mereka yang tidak dapat duduk dalam waktu lama, ada yang memerlukan
antibiotic saat dilakukan tindakan perawatan ke jaringan lunaknya.
Premedikasi dengan antibiotic itu diperlukan untuk setiap tidakan yang akan menyebabkan
hemoragi seperti scalling yang dalam, minor oral surgery pada pasien dengan diabetes yang
berat, pasien imuosupresi atau pasien dengan snedi yang sudah digantikan dengan alat tiruan.
Pasien dengan valvular defek pada jantung atau dengan infarksi myocardial.
Prognosis
apa saja konsekuensi tidak merawat masalah dental dan berapa lama perawatan akan
berlanjut( resiko per manfaat).
Pada pasien yang memiliki sakit yang parah perawatan reparative dan kuratif sering tidak
mungkin, jadi drg harus belajar bagaimana memberikan perawatan palliative(jadi hanya
meyembuhkan tanpa menghilangkan penyebabnya).
Jadi yang dilakukan itu untuk mengurangi atau menhilangkan sakit dan control infeksi.
Pada pasien geriatric biasanya daya tahan dan toleransi terhadap rasa sakit itu sangat
bervaiasi. Sedangkan drg juga bergantung dari deskripsi pasien tentang letak, sensasi,
intensitas dan kualitas rasa sakit untuk dapat membuat diagnosis.
Acetaminophen biasanya dipilih untuk mengeliminasi rasa sakit pada pasien yang sudah tua
karena lebih efektif dari aspirin, kurang mengiritasi mukosa gastric dan tidak ada laporan
mengenai efeknya terhadap fungsi platelet dan tidak berpengaruh terhadap metabolisme
karbohidrat.
Sehingga obat ini merupakan pilihan pada penderita gastrointestinal disorders, pasien yang
menerima oral antikoagulan, pasien dengan gouty arthritis atau pasien diabetes yang
menerima sulfonylurea.
Tanggung jawab drg lainnya adalah untuk memastikan kenyamanan oral pasien. Pada pasien
pemakai GT hal ini misalnya didapat dengan pengguanaan tissue conditioner
Stabilisasi
a. Hal yang harus diperhatikkan untuk memperoleh stabilisasi yaitu cetakan harus sesuai
dengan permukaan mukosa jaringan pendukung terutama untuk melawan
tekanan dalam arah horisontal.
b. Stabilisasi atau tahanan tehadap gerak horisontal akan berkurang dengan berkurangnya
tinggi prosesus alveolaris atau bertambahnya jaringan mukosa yang mudah
bergerak(flabby).
c. Kehilangan stabilitas menyebabkan gigi tiruan bergerak bila menerima tekanan
horisontal yang jika terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan
kerusakan jaringan lunak dan perubahan tulang di bawahnya.
Hubungan yang dinyatakan oleh Stefan’s Law memperjelas bahwa Viscous force
meningkat secara proporsional untuk meningkatkan viskositas dari interposed fluid, atau
gaya berbanding lurus dengan viskositas, dst.
2. Adhesi
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul yang tidak sejenis. Adhesi dari
saliva dengan membran mukosa dan denture base diperoleh melalui gaya ionik antara
glikoprotein saliva dan permukaan epitel atau resin akrilik.
Adhesi memperkuat gaya retensi yang dihasilkan oleh interfacial force.
Adhesi juga dapat terjadi antara mukosa dengan denture base secara langsung, yakni
pada pasien penderita xerostomia. Adhesi ini tentunya tidak terlalu efektif, dan dapat
mencederai jaringan lunak.
3. Kohesi
Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul-molekul sejenis. Gaya retentif ini
terjadi pada lapisan cairan (saliva) diantara denture base dan mukosa.
Saliva normal tidak terlalu kohesif, sehingga kebanyakan gaya retensi dari permukaan
denture-mukosa didapatkan dari adhesi dan interfacial force.
Saliva yang kental tentunya memiliki kohesifitas yang lebih tinggi dibanding saliva yang
encer. Hal ini telah dijelaskan pada Stefan’s law.
5. Tekanan Atmosfer
Tekanan atmosfer dapat berperan untuk menahan gaya melawan yang diaplikasikan
pada denture, jika denture memiliki effective seal pada border-nya. Gaya resistensi ini
disebut suction, karena merupakan resistensi yang menahan pemindahan denture dari
basal seat-nya, tanpa adanya suction atau tekanan negatif.
Retensi dari tekanan atmosfer secara langsung sebanding dengan area yang ditutupi
denture base. Untuk membuat retensi dari tekanan atmosfer yang efektif, denture harus
memiliki perfect seal pada border-nya.
7. Gravitasi
Ketika pasien berada dalam postur tegak, gravitasi berfungsi sebagai gaya retentif untuk
mandibular denture, dan sebagai gaya displacive ntuk maxillary denture.
Material Denture Adhesive yang digunakan sebelum awal 1960 berasal dari vegetable
gums. Adhesi yang dihasilkannya sederhana dan nonionik, dan memiliki kohesifitas yang
sangat kecil. Ia juga memiliki kelarutan terhadap air yang sangat tinggi, terutama pada cairan
panas. Reaksi alergi dilaporkan pernah terjadi.
Material sintetik sekarang lebih mendominasi.
3. Edukasi Pasien
Pasien harus diberitahu cara menggunakan Denture Adhesive sebagai retensi
tambahan gigi tiruannya. Diantaranya: membersihkan gigi tiruan dan dikeringkan sebelum
diberi Denture Adhesive dan dipakai, membersihkannya rutin setiap hari, dll
9. vestibulum 9. Retromylohyoid
bukalis space
Untuk RB, dukungan utama dapat diperoleh di daerah buccal shelf. Retensi
dapat diperoleh di daerah retromilohyoid. Pada waktu mencetak perlu
diusahakan perluasan basis sampai mencapai retromilohyoid yang dibatasi oleh
m.constrictor superior, dan m.palatoglossus. Perluasan sayap gigi tiruan di
sebelah lingual jangan sampai mengganggu aktivitas otot dasar mulut.
A. Cara Mencetak Rahang Atas dengan Ridge yang Flabby di Bagian Anterior
Rahang atas dicetak dengan alginat yang mudah mengalir, menggunakan sendok cetak
siap pakai yang berlubang untuk mendapatkan model studi.
Daerah ridge yang flabby pada model studi ditutupi dengan malam kira-kira setebal ridge
yang flabby, kemudian di atas model tersebut dibuatkan SCP, dimana bagian distal
daerah yang flabby pada SCP diberi wax stop. Tujuannya adalah agar daerah yang flabby
tidak berkontak langsung dengan sendok cetak, atau SCP yang berkontak langsung
dengan ridge yang flabby dibebaskan.
Dilakukan pembentukan tepi / border molding sampai terasa kecekatannya, lalu SCP
dilubangi.
Cetakan akhir dilakukan secara mukostatis dan mukofungsional menggunakan bahan
cetak yang mudah mengalir seperti pasta Zinc Oxide Eugenol (ZOE), silicone light body,
gips cetak.
Cetakan akhir diisi dengan stone gips untuk mendapatkan model kerja.
B. Cara Mencetak Rahang Bawah dengan Ridge yang Flabby di Sepanjang Ridge
Rahang bawah dicetak dengan bahan cetak yang mudah mengalir dan tidak
menyebabkan bergesernya puncak alveolar untuk mendapatkan model studi.
Di atas risge pada model studi, dituutp dengan malam setebal 0.5 mm mulai dari puncak
papila retromolar di satu sisi ke puncak alveolar di sisi lain. Kemudian seluruh daerah
pendukung gigi tiruan pada model studi ditutup dengan lempeng malam setebal 0.2 mm
yang berperan sebagai rongga bagi bahan cetak.
Sendok cetak biometrik dibuat dan dicobakan ke dalam mulut pasien.
Cetakan akhir dibuat dengan menggunakan bahan cetak yang mudah mengalir,
kemudian diisi dengan stone gips untuk mendapatkan model kerja.
Penyebab :
a) Adanya hampa udara di bawah basis gigi tiruan
b) Gigi tiruan longgar tapi tetap saja digunakan
Penanggulangannya :
a) Vacuum chanber tidak dibuat
b) Gigi tiruan yang longgar diperbaiki.
Pada kasus yang telah menunjukkan adanya hiperplasia papilar, perlu disarankan kepada
pasien agar gigi tiruannya dilepas, terutama pada malam hari. Selain itu, pasien juga
dianjurkan untuk menyikat palatumnya dengan menggunakan sikat gigi yang bulu sikatnya
lunak sebelum tidur.
Apabila ukuran papila mengecil, gigi tiruan dapat dilapik dengan menggunakan bahan
pelapik lunak. Bila papila masih ada, sebaiknya dilakukan tindakan operatif. Sesudah gigi
tiruan dilepas selama beberapa hari dan diikuti dengan perbaikan hiperplasia papilar, gigi
tiruan dapat dipasang kembali. Bila longgarnya sedikit, dapat di reline secara langsung atau
tidak langsung. Bila gigi tiruan sangat longgar, sebaiknya dibuatkan gigi tiruan yang baru.
Apabila pasien berkeberatan dilakukan tindakan bedah untuk hiperplasia papilar yang masih
ada, sebaiknya gigi tiruan yang masuk ke dalam tonjol papila dipoles untuk mengurangi
ketajamannya atau dengan membuat gigi tiruan baru dengan menggunakan basis gigi tiruan
dari kerangka logam.
Pertama-tama diatasi dengan melegakan model kerja, dan tidak dengan pengambilan tulang secara
bedah. Tindakan bedah sedapat mungkin dihindari karena daerah bekas pembedahan bila dipalpasi
sering timbul rasa nyeri.
Torus palatinus yang ditutupi oleh lapisan tipis mukosa dapat menimbulkan rasa kurang nyaman, gigi
tiruan kurang stabil, dan dapat patah di garis tengahnya. Apabila torus palatinus sangat besar,
berbenjol-benjol dan disertai dengan ceruk, dan pada perabaan disertai dengan rasa nyeri, perlu
dilakukan tindakan bedah.
Torus mandibularis biasanya terdapat bilateral pada permukaan lingual region premolar RB dan
letaknya dekat pada lipatan mukosa pada sulkus lingualis. Sebaiknya dibuat pelegaan pada basis gigi
tiruan yang ada torusnya, agar tidak mengganggu dalam berfungsi.
9. Bentuk Palatum V
Akan mempengaruhi retensi gigi tiruan RA. Ini disebabkan adanya fissure yang dalam dan sempit di
tengah-tengah cekungan palatum yang berjalan melalui daerah postdam. Fissura ini seringkali tidak
tercetak dengan baik. Bubungan yang tajam pada gigi tiruan seringkali dibuang oleh tekniker gigi.
Penting sekali mempertahankan bubungan tersebut, dan memperluas tepi posterior gigi tiruan
hingga berkontak dengan palatum molle dan memperbaiki permukaan tepinya. Palatum molle yang
melekat pada tepi posterior palatum keras yang berbentuk V menyempurnakan sisi ke-3 dari
pyramid, dan bentuk perlekatannya sedemikian rupa sehingga gerakan ke atas dan ke bawah
dihalangi di dekat tepi posterior palatum keras. Kemudian postdam pada gigi tiruan dapat diperluas
untuk berkontak dengan palatum molle, dan secara lebih efektif menyempurnakan pengap periferi di
daerah ini. Pada palatum berbentuk V jarang diperlukan pelegaan karena mukosa biasanya cukup
tebal. Bila prosedur ini diikuti, retensi gigi tiruan bagi pasien dengan palatum berbentuk V mudah
diperoleh.
SINDROMA KOMBINASI
PASIEN GTP TUNGGAL RA YANG BERANTAGONIS DENGAN GIGI ASLI RB
Prosedur diagnostik
1. Ada jumlah gigi yang cukup pada RB, yang meliputi M1 dengan relasi kelas I atau kelas III
2. Kondisi jaringan periodontal dapat diterima
3. Tidak ada missing teeth yang akan digantikan
Denture requirements
1. balanced occlusion saat rahang berada pada relasi terminal dan/atau relasi eksentrik
2. bentuk oklusal gigi anatomis sesuai gigi asli sebagai pedoman dalam pemilihan gigi
posterior RA
3. factor estetik dapat diterima
Tanda-tanda Sindroma kombinasi atau sindroma Kelly :
1. Hilangnya tulang pendukung pada anterior RA (resorpsi) à diisi dengan jaringan ikat
lunak (mukosa flabby)
2. Timbul denture fissuratum di sekitar vestibulum akibat pergerakan gigi tiruan saat
berfungsi
3. Pembesaran tuberositas maksila
4. Timbul papillary hyperplasia di tengah palatum
5. Ekstrusi gigi anterior RB
6. Hilangnya tulang alveolar di bawah basis GT RB
Cara pencegahan kelainan :
1. Manfaatkan semua kondisi untuk keberhasilan GTP tunggal
2. Persiapkan jaringan pendukung sebelum pencetakan rahang
3. Tentukan relasi rahang untuk setiap pasien
4. Pasang model diagnostik pada artikulator
5. Perbaikan lengkung oklusal dan kondisi gigi yang tersisa
6. Penyusunan gigi geligi sampai diperoleh oklusi & artikulasi yang seimbang à beban yang
diterima GTP tidak terlalu besar
7. Lakukan kontrol secara periodik à untuk mendeteksi perubahan sedini mungkin &
mencegah kelainan lebih lanjut
Perubahan lebih lanjut :
1. DV turun
2. Posisi bidang oklusal berubah
3. Mandibula bergerak ke anterior
4. Terjadi epulis fissuratum
5. Tidak terjadi kontak rapat antara basis GT dengan mukosa
6. Kelainan jaringan periodontal pada gigi sisa
Proses perubahan :
- pada RA
Sisa gigi di daerah anterior RB
kehilangan tulang diganti dengan jaringan ikat [awal terjadinya sindroma kombinasi / Kelly]
↓ ↓
hilangnya kontak gigi anterior RB yang berantagonis iritasi ringan di sekitar jaringan lunak
↓
epulis fissuratum & pertumbuhan jar fibrosa menutupi
tuber maksila
retensi & stabilisasi GT RA berkurang karena perubahan bentuk dan sifat jaringan pendukung
- pada RB
perubahan angulasi bidang oklusal
1. Melakukan anamnesa, riwayat kesehatan umum,kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan ekstra
oral dan intra oral.
2. Melakukan pencetakan awal untuk mendapatkan model diagnostic yang akan dievaluasi di
articulator.
3. Membuat rencana perawatan dari hasil pemeriksaan intra oral:
♠ Perawatan gigi sisa
♠ Perawatan periodontal
♠ Perawatan bedah mulut
♠ Pengasahan gigi berdasarkan hasil evaluasi model yang dipasang di artikulator.
4. Membuat cetakan akhir untuk rahang yang tidak bergigi. Untuk rahang yang ada giginya, cetakan
akhir dilakukan setelah gigi asli diperbaiki.
5. Menentukan dimensi vertikal dan relasi sentrik
♠ Pada kasus gigi tiruan penuh tunggal rahang atas yang berantagonis dengan gigi asli anterior
bawah, pedoman galengan gigit rahang atas dibuat seperti biasa. Bagian anterior sejajar garis
interpupil, bagian posterior sejajar garis ala nasi.
♠ Dimensi vertikal fisiologis diukur dan disesuaikan dengan galengan gigit rahang atas. Untuk
mendapatkan dimensi vertikal oklusal, perlu dikurangi 2-4 mm untuk memperoleh free way
space. Pengurangannya dilakukan pada galengan gigit anterior atas bagian palatal. Setelah itu
menentukan relasi sentrik dan siap dipasang di artikulator.
6. Memasang model di artikulator.
7. Menyusun gigi – sebelum melakukan penyusunan gigi, perlu dilakukan perbaikan pada gigi asli
yang masih ada. Ada beberapa cara untuk memperbaiki posisi gigi asli, yaitu:
♠ Cara yang mudah dan umum digunakan yaitu dengan menyusun gigi pada rahang yang telah
kehilangan semua giginya. Pada waktu gigi disusun perhatikan kurve lateral dan kurve
kompensasi. Langkah-langkahnya:
Bila ada hambatan dengan gigi antagonis, model gigi diasah dan diberi tanda.
Setelah semua elemen gigi disusun, dilakukan pengasahan gigi didalam mulut pasien dengan
berpedoman pada model di artikulator.
Gigi asli yang sudah diasah dicetak, dan dipasang di artikulator.
Susunan gigi disesuaikan dengan model yang baru.
♠ Cara lain dalam memperbaiki lengkung oklusal dengan menggunakan template oklusal, yaitu
alat yang berupa logam berbentuk ”U” yang permukaan bawahnya sedikit cembung. Langkah-
langkahnya:
Template oklusal diletakkan di permukaan oklusal gigi sisa.
Bila ada gigi yang posisinya tidak sesuai(kontak terlebih dahulu) maka harus diasah sampai
diperoleh kontak yang merata dengan template oklusal pada semua gigi sisa. Gigi tersebut
ditandai dimodel untuk digunakan sebagai pedoman pengasahan dimulut pasien.
♠ Agar pengasahan gigi di mulut pasien dapat lebih cermat, di atas model yang telah diasah
dibuatkan template dari resin akrilik yang transparan. Langkah-langkahnya:
Setelah template dibuat, permukaan dalam tempalte akrilik diolesi dengan pasta petunjuk
tekanan(pressure indicating paste/PIP).
Lalu letakkan di atas gigi asli pasien, bila ada bagian yang menimbulkan gangguan pada gigi
asli maka akn terlihat pada template tersebut.
Template lalu dikelurakan dan dilakukan pengasahan pada gigi gigi asli. Prosedur ini diulang
sampai tempalte dapat diletakkan secara stabil pada tempatnya. Dengan perbaikkan ini,
diharapkan gigi dapat disusun dengan baik sehingga akan diperoleh oklusi dan artikulasi yang
seimbang.
8. Melakukan percobaan protesa malam.
9. Melakukan penyelesaian(processing) menjadi gigi tiruan akrilik.
10. Memasang gigi tiruan did alam mulut – prosedurnya sama dengan pemasangan GTP
konvensional.