Anda di halaman 1dari 4

CASE BASED DISCUSSION

PADA Tn S DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS


DI RUANG GERIATRI LANTAI DASAR RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Praktik Klinik Stase Gerontik


Pembimbing Klinik : Erwi Nila Sari, S.Kep, Ns
Pembimbing Akademik : Ns. M. Mu’in, M.Kep,Sp.KepKom

Oleh:
Ubaid Hanif N
22020118210053

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXII


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
CASE BASED DISCUSSION
IDENTITAS KLIEN
Nama pasien (Inisial) : Tn. S
No. RM : C721138
TTL/Usia : Semarang, 29-09-1949/ 69 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal masuk : 09 November 2018
Tanggal pengkajian : 19 November 2018
Ruang rawat : Geriatri Lt. Dasar
Diagnosa : DM tipe 2

DATA FOKUS
DS :
- Klien mengeluh lemas
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien memiliki riwayat DM sejak 10
tahun lalu
DO :
- GDS : 181 mg/dL
- Klien tampak lemas
MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL
- Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Gangguan stastus
kesehatan fisik
INTERVENSI YANG DILAKUKAN
Terapi relaksasi Benson dengan melakukan deep breaathing excercise diserai
dengan mengucapkan kalimat-kalimat doa yang menguatkan keyakinan dan
diulang-ulang. Terapi diberikan 20 menit tiap sesi selama 3 hari untuk
memberikan efek terapeutik

PENELITIAN YANG MENUNJANG


- Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kadar Gula Darah Pada
Lansia Dengan Diabetes (The Effect of Benson Relaxation Therapy
towards Blood Glucose Level in Elderly with Diabetes)
- Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Penurunan
Tingkat Stres Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
Wardoyo Ungaran.
HASIL YANG DIDAPATKAN PADA PASIEN
Klien merasa nyaman dan rileks setelah dilakukan intervensi terapi relaksasi
Benson dengan melakukan latihan nafas dalam disertai dengan mengucapkan
doa-doa yang diulangi berkali=kali sehingga berpengaruh terhadap kadar
glukosa darah yang cenderung turun.
PEMBAHASAN
Dalam relaksasi Benson dibutuhkan pula proses pernafasan yang tepat,
dimana pernafasan yang tepat merupakan penawar stress (Taylor 2001 dalam
Aryana & Novitasari, 2013). Proses pernafasan pada relaksasi Benson
merupakan proses masuknya O2 melalui saluran nafas kemudian masuk ke paru
dan diproses ke dalam tubuh, kemudian selanjutnya diproses dalam paru-paru
tepatnya di bronkus dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh vena dan
nadi untuk memenuhi kebutuhan akan O2. Apabila O2 dalam untuk tercukupi
maka manusia berada dalam kondisi seimbang. Kondisi ini akan menimbulkan
keadaan rileks secara umum pada manusia. Perasaan rileks akan diteruskan ke
hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF).
Selanjutnya CRF merangsang kelenjar di bawah otak untuk meningkatkan
produksi Proopioid melanocortin (POMC) sehingga produksi encephalin oleh
medulla adrenal meningkat. Kelenjar di bawah otak juga menghasilkan β
endorphin sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi
rileks. Meningkatnya encephalin dan β endorphin dan lansia akan merasa lebih
rileks dan nyaman (Taylor 2001 dalam Aryana & Novitasari, 2013).

Kondisi stres menyebabkan produksi berlebih pada kortisol, kortisol adalah


suatu hormon yang melawan efek insulin dan menyebabkan kadar gula darah
tinggi, jika seseorang mengalami stress berat yang dihasilkan dalam tubuhnya,
maka kortisol yang dihasilkan akan semakin banyak, ini akan mengurangi
sensivitas tubuh terhadap insulin. Kortisol merupakan musuh dari insulin
sehingga membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki sel dan meningkatkan
gula darah (Watkins, 2010). Relaksasi Benson dapat menghasilkan frekuensi
gelombang alpha pada otak yang bisa menimbulkan perasaan bahagia, senang,
gembira, dan percaya diri sehingga dapat menekan pengeluaran hormon
kortisol, epinefrin dan norepinefrin yang merupakan vasokontriksi kuat pada
pembuluh darah (Price 2005 dalam Sukarmin & Himawan, 2015). Dalam
Benson (2000) menjelaskan relaksasi benson menurunkan stress. Hal serupa
diungkapkan pula oleh penelitian Aryana dan Novitasari (2013) didapatkan
nilai p-value 0,002<(0,05), dengan kesimpulan ada perbedaan yang signifikan
tingkat stres lansia sesudah diberikan tehnik relaksasi Benson antara kelompok
intervensi dan kontrol pada lansia.

Relaksasi Benson mengurangi stress sehingga memiliki dampak positif


kadar gula darah menurun pada penderita DM. Relaksasi Benson memiliki
beberapa keunggulan selain metodenya yang sederhana karena bertumpu pada
usaha nafas dalam yang diselingi dengan permohonan kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, teknik ini juga dapat dilakukan kapan saja tanpa membutuhkan
ruangan yang sangat khusus (Yosep 2007, dalam Aryana & Novitasari, 2013).

Anda mungkin juga menyukai