Tuberkulosis Paru
Disusun Oleh
Ilham Revan Ananda, S. Ked
(1308012022)
Pembimbing :
dr. Elsye R. F. Thene, Sp.Rad
Anamnesis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 12 Juni 2017 di
Ruang Isolasi I, IGD RSUD. Prof. W.Z. Johanes Kupang pukul 10.35 WITA.
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan batuk sejak tiga bulan yang lalu, berawal
dengan batuk kering kemudian berubah menjadi batuk berdahak sejak dua bulan
yang lalu.
Riwaya Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan batuk selama tiga bulan. Selama periode
tiga bulan tersebut, batuk pada pasien awalnya adalah batuk kering yang
kemudian berkembang menjadi batuk berdahak sejak dua bulan terakhir yang
memberat pada malam hari. Dahak yang keluar berwarna putih kekuningan. Tidak
dilaporan oleh pasien adanya riwayat batuk darah. Pasien juga mengeluhkan
demam hilang timbul dan berkeringat pada malam hari sejak tiga bulan tersebut.
Penurunan berat badan, sesak nafas (nafas pendek) dan nyeri dada dirasakan oleh
pasien sejak sebulan yang lalu. Mual dan muntah sejak tiga hari SMRS. Pasien
dirawat di bangsal Tulip RSUD. Prof. W.Z. Johanes Kupang sejak tanggal 12
hingga 15 Juni 2017.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 12 Juni 2017 pukul 11.15 WITA
di ruang Isolasi I, IGD RSUD. Prof. W.Z. Johanes Kupang.
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis, GCS 4-5-6
Tanda vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Frekuensi nadi : 84 kali/menit
Frekuensi nafas : 24 kali/menit
Kulit : turgor kulit normal, elastisitas baik, tidak ada ruam
Kepala
Bentuk : bulat, simetris, normocephal
Rambut : pendek, warna hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, edema palperbra
-/-, mata cekung -/-, hematom peripalpebra -/-, reflek cahaya +/+
Hidung : tidak ada sekret, tidak ada perdarahan, nafas tidak cuping
hidung.
Telinga : tidak ada sekret, perdarahan -/-, pendengaran dalam batas
normal.
Peningkatan Penurunan
Jumlah Leukosit / WBC total Hemoglobin
Monosit Hematokrit
Neutrofil MCV & MCH
Trombosit Limfosit
PCT
Pemeriksaan sputum BTA (Basil Tahan Asam) pasien dilakukan pada tanggal 9
dan 10 Juni 2017 di puskesmas Bakunase. Hasil pemeriksaan sputum BTA
menunjukkan hasil negatif.
Diagnosis Kerja
Tuberkulosis Paru.
Diagnosis Banding
CAP (Community Acquired Pneumonia).
Penatalaksanaan
Pada perawatan pasien di bangsal Tulip tanggal 12 dan 13 Juni 2017, pasien
diberikan terapi sebagai berikut :
- O2 nasal kanul 2 - 4 l/min
- IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
- Injeksi Ceftriaxone 2 x 1gr
- Combivent nebule K/P
- Salbutamol 3 x 2 mg
- GG 3 x 100 mg
- Ranitidine 2 x 1 tab
- Paracetamol 3 x 500 mg
Pasien dipersiapkan untuk melakukan pemeriksaan sputum BTA ulang,
pemeriksaan SGOT / SGPT, ureum / creatinin, elektrolit, dan konsul ke poli VCT.
Selanjutnya, pada perawatan pasien di bangsal Tulip tanggal 14 dan 15 Juni 2017,
pasien diberikan terapi sebagai berikut :
Terapi lanjutan dari hari sebelumnya :
- IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
- Combivent nebule K/P
Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis complex. Tuberkulosis paru merupakan penyakit
menular langsung. Gejala utama adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk
disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak bercampur darah, sesak nafas,
badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari 1 bulan. Diagnosis penyakit ini
dapat ditegakkan melalui pemeriksaan dahak, foto thorax maupun keduanya.(1)(2)
Anatomi Paru
Paru-paru manusia merupakan dua buah organ yang lunak dan berongga.
Di dalam mediastinum, paru dipisahkan oleh jantung, pembuluh darah, dan
struktur lain mediastinum. Masing-masing paru berbentuk konus, memiliki apeks
yang tumpul dan menjorok keatas serta dilapisi oleh pleura yang terikat dengan
paru pada bagian hilusnya. Pada hilus pulmonalis yang terletak di bagian
medialnya terdapat suatu lekukan tempat masuknya bronkus, pembuluh darah dan
saraf ke paru-paru untuk membentuk radiks pulmonalis. Paru-paru kanan sedikit
lebih besar dari paru-paru kiri dan dibagi oleh fisura oblikua dan fisura
horisontalis menjadi 3 lobus, yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan
paru-paru kiri dibagi oleh fisura oblikua menjadi 2 lobus, yaitu lobus superior dan
inferior.(3)
Bronkus merupakan bagian dari traktus respiratorius yang memasuki hilus
paru. Setiap bronkus lobaris akan bercabang menjadi beberapa bronkus
segmentalis. Bronkus segmentalis yang masuk ke lobus paru-paru secara
struktural dan fungsional adalah independen, dan dinamakan segmen
bronkopulmonalis. Segmen ini berbentuk piramid, mempunyai apeks yang
mengarah ke radiks pulmonalis dan basisnya mengarah ke permukaan paru-paru.
Tiap segmen dikelilingi oleh jaringan ikat, dan selain bronkus juga diisi oleh
Gambaran anatomi
radiologi foto thorax
normal posisi PA.(9)
- tampak angka 1
hingga 10 yang
menunjukkan
penghitungan costae
pada foto thorax untuk
menentukan
kecukupan inspirasi.
- warna hijau
menunjukkan clavicula
dan warna ungu
menunjukkan proc.
Spinosus untuk
menentukan adanya
rotasi pada foto.
- anak panah kuning
menunjukkan
bayangan corpus
vertebrae dibelakang
jantung untuk
menentukan
kecukupan penetrasi
Patologi
Tuberkulosis merupakan penyakit yang ditransmisikan via udara melalui
droplet yang dikeluarkan pada saat pasien batuk. Untuk lebih memahami berbagai
aspek tuberkulosis, perlu diketahui proses patologik yang terjadi. Batuk yang
merupakan salah satu gejala tuberkulosis paru, terjadi karena kelainan patologik
pada saluran pernapasan akibat kuman M.tuberculosis. Kuman tersebut bersifat
sangat aerobik, sehingga mudah tumbuh di dalam paru, terlebih di daerah apeks
karena pO2 alveolus paling tinggi. Kelainan jaringan terjadi sebagai respons
tubuh terhadap kuman. Reaksi jaringan yang karakteristik ialah terbentuknya
granuloma, kumpulan padat sel makrofag. Respons awal pada jaringan yang
belum pernah terinfeksi ialah berupa sebukan sel radang, baik sel leukosit
polimorfonukleus (PMN) maupun sel fagosit mononukleus. Kuman berproliferasi
dalam sel, dan akhirnya mematikan sel fagosit. Sementara itu sel mononukleus
bertambah banyak dan membentuk agregat. Kuman berproliferasi terus, dan
sementara makrofag (yang berisi kuman) mati, sel fagosit mononukleus masuk
dalam jaringan dan menelan kuman yang baru terlepas. Jadi terdapat pertukaran
sel fagosit mononukleus yang intensif dan berkesinambungan. Sel monosit
- Anak panah biru : Gambaran kavitas pada pasien TB post-primer berdinding tipis opak
dan reguler.(5)
- Anak panah merah : Gambaran kavitas dengan air-fluid level pada pasien TB post-
primer di parahiler paru kanan.(5)
- Anak panah kuning : Gambaran kavitas dengan air-fluid level pada pasien TB post-
primer di suprahiler paru kiri terletak di bagian lateral mendekati dinding thorax /
pleura.(5)
Adanya gambaran kavitas pada pasien TB menunjukkan tingkat penularan yang tinggi
(highly infectious). Gambaran air-fluid level dapat merupakan suatu superinfeksi dengan
jamur.
Penegakan Diagnosa
Diagnosa tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik,
pemeriksaan fisik/jasmani, pemeriksaan bakteriologik, radiologik dan
pemeriksaan penunjang lainnya.(2)
Gejala klinik
Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala
respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan gejala sistemik.
Differensial Diagnosa
Tuberkulosis sering disertai dengan differensial diagnosa pneumonia.
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan
peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi,
aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis. Foto toraks
(PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan
diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan
"air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kavitas.
Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya
merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia
lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas
aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan
konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai
beberapa lobus. Secara radiologik, pneumonia memiliki gambaran yang hampir
sama dengan gambaran infiltrat tuberkulosis.(6)