Disusun Oleh :
Dava Prayoga 41152010180062
Febriyanti Tamara 41152010180027
Mufida Najmatul Fatina 41152010180037
Iqbal Fauzan 41152010180040
Sandy Santosa 41152010180028
Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat
dan hidayat-Nya kami dapat meneyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disususn untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Makalah yang berujudul “Perencanaan dan Pengembangan Karir”. Selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan penegetahuan
tentang Perencanaan dan Pengembangan Karir pada suatu perusahaan. Kami
harap makalah ini dapat memebrikan banyak manfaat dan membantu wwasan kita
menjadi luas lagi.
Dalam makalah ini kami menyadari banyak kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1...............................................................................................Latar Belakang
............................................................................................................................1
1.2.......................................................................................... Rumusan Masalah
............................................................................................................................2
1.3..............................................................................................................Tujuan
............................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
2.1 Pengertian Perencanaan dan Pengembangan Karir............................................3
2.1.1 Karir............................................................................................................3
2.1.2 Perencanaan Karir......................................................................................3
2.1.3 Pengembangan Karir..................................................................................6
2.2 Jalur Karir...........................................................................................................7
2.3 Manfaat Perencanaan dan Pengembangan Karir................................................8
2.4 Metode Perencanaan dan Pengembangan Karir...............................................10
2.5 Faktor-fakor yang mempengaruhi Perencanaan dan Pengembangan Karir.....12
2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perencanaan Karir............................12
2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengembangan Karir........................14
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................19
3.1 Profil PT. Unilever Indonesia, Tbk..................................................................19
3.2 Perencanaan Karir PT. Unilever Indonesia, Tbk..............................................22
3.3 Pengembangan Karir PT. Unilever Indonesia, Tbk..........................................24
3.4 Analisa Kinerja PT. Unilever Indonesia, Tbk...................................................27
BAB IV PENUTUP..............................................................................................32
4.1 Kesimpulan......................................................................................................32
4.2 Saran.................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
hingga menghantarkan ULI pada penghargaan- penghargaan selama puluhan
tahun. Oleh karena itu kami memilih PT. Unilever Indonesia, Tbk sebagai
aplikasi dalam makalah kami ini. Kami akan membahas bagaimana cara
perusahaan tersebut melakukan perencanaan dan pengembangan karir individu
atau karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut sehingga memberi dampak
yang positif terhadap kedua belah pihak yaitu karyawan dan perusahaan.
2
f. Mengetahui Perencanaan dan
Pengembangan yang dilaksanakan PT. Unilever, Tbk.
g. Analisa kinerja PT. Unilever
Indonesia, Tbk.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia. Perencanaan
karir sepatutnya tidak hanya terkonsentrasi pada kesempatan
posisi. Di beberapa titik, perencanaan karir perlu pula terfokus
pada pencapaian keberhasilan psikologis yang tidak harus selalu
memerlukan promosi.
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen utama
yaitu perencanaan karir individual (individual career planning) dan
perencanaan karir organisasional (organizational career planning).
Perencanaan karir individual dan organisasional tidaklah dapat
dipisahkan dan disendirikan. Seorang individu yang rencana karir
individualnya tidak dapat terpenuhi di dalam organisasi, cepat atau
lambat individu tersebut akan meninggalkan perusahaan. Oleh
karena itu, organisasi perlu membantu karyawan dalam
perencanaan karir sehingga keduanya dapat saling memenuhi
kebutuhan.
a. Perencanaan karir individual (individual career planning)
Perencanaan ini terfokus pada individu yang meliputi latihan
diagnostik, dan prosedur untuk membantu individu tersebut
menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan kemampuannya.
Prosedur ini meliputi suatu pengecekan realitas untuk
membantu individu menuju suatu identifikasi yang bermakna
dari kekuatan dan kelemahannya dan dorongan memimpin
kekuatan dan mengoreksi kelemahan. Dengan demikian
perencanaan karir individual meliputi :
1) penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan,
tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan, ataupun jangkar karirnya
(career anchor),
2) penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe
kesempatan yang tersedia baik di dalam maupun di luar organisasi,
3) penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri,
4) pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta
pengembangan strategi karir,
5) perencanaan transisi karir.
5
Perencanaan karir organisasional lebih kepada
mengintergrasikan kebutuhan sumber daya manusia dan jumlah
aktivitas karir, lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur
karie. Kebutuhan sumber daya manusia merupakan komponen
penting dari proses perencanaan sumber daya manusia,
sedangkan jalur karir merupakan pangkat yang
menghubungkan keluarga pekerjaan di dalam organisasi.
Menurut (Simamora, 2004), individu merencanakan karir guna
meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan
pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan pasaran dalam
pasar tenaga kerja yang berubah. Disisi lain, organisasi
mendorong manajemen karir individu karena ingin :
1) Mengembangkan dan mempromosikan karyawan
dari dalam perusahaan;
2) Mengurangi kekurangan tenaga berbakat yang dapat
dipromosikan;
3) Menyatakan minat pada karyawan;
4) Meningkatkan produktivitas;
5) Mengurangi turnover karyawan;
6) Memungkinkan manajer untuk menyatakan minat
pribadi terhadap bawahannya;
7) Menciptakan rekrutmen yang positif.
6
a. Beberapa hal yang berkaitan dengan pengembangan karier :
1. Prestasi Kerja.
Prestasi kerja merupakan factor yang paling penting
untuk meningkatkan dan mengembangkan karier
seorang karyawan. Kemajuan karier sebagian besar
tergantung pada prestasi kerja yang baik dan etis.
2. Jaringan Kerja.
Kontak pribadi dan professional, utamanya melalui
asosiasi profesi akan memberikan kontak kepada
seseorang yang bisa jadi penting dalam
mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang lebih baik.
3. Pengunduran Diri.
Ketidakpuasan akan pengembangan karier di suatu
perusahaan berkaitan erat dengan keputusan untuk
mengundurkan diri. Jika perusahaan tempat seseorang
bekerja tidak memberikan kesempatan berkarier yang
cukup dan di luar perusahaan terbuka kesempatan yang
cukup besar untuk berkarier, maka untuk memenuhi
tujuan kariernya karyawan tersebut akan
mengundurkan diri.
7
2.2. Jalur Karir
Jalur karir biasanya memfokuskan pada mobilitas kedepan jabatan khusus.
Ada empat type metode di dalam jalur karir yaitu :
1) Jalur Karir Tradisional
Di dalam jalur karir tradisional, seorang pekerja bergerak secara
vertical ke atas di dalam organisasi, dari satu jabatan yang spesifik
ke jabatan berikutnya.
2) Jalur Karir Jaringan
Jalur karir jaringan (network career path) berisi rangkaian jabatan
yang berbentuk vertikal dan serangkaian peluang-peluang jabatan
yang arahnya horizontal. Jalur ini mengakui perlunya pertukaran
pengalaman pada jenjang tertentu dan mengakui pula kebutuhan
untuk memperluas pengalaman pada satu tingkat sebelumnya
dipromosikan ketingkat lebih tinggi.
3) Jalur Keterampilan Lateral
Jalur keterampilan lateral (lateral skill path) adalah jalur karir yang
memungkinkan perpindahan lateral (ke samping) di dalam
perusahaan yang ditempuh agar seorang karyawan dapat
direvitalisasi dan menemukan tantangan-tantangan baru.
4) Jalur Karir Ganda
Jalur karir gandal (dual-career path) semula dikembangkan untuk
mengatasi masalah adanya para pekerja yang secara teknis telah
terlatih, tetapi tidak punya keinginan untuk bekerja di bidang
manajemen yang merupakan prosedur normal untuk bergerak ke
jenjang yang lebih tinggi dalam organisasi.
8
tumbuh dan berkembang. Dengan demikian motivasi karyawan
dapat terpelihara,
c) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi akan sumber
daya manusia di masa yang akan datang,
d) Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang
lebih baik mengenai jalur potensial karier di dalam suatu
organisasi,
e) Mengembangkan pegawai yang dapat dipromosikan,
perencanaan karier membantu membangun penawaran internal atas
talenta yang dapat dipromosikan untuk mempertemukan dengan
lowongan yang disebabkan oleh masa pensiun, berhenti bekerja
dan pengembangan,
f) Menyediakan fasilitas bagi penempatan internasional,
organisasi global menggunakan perencanaan karier untuk
membantu mengindentifikasi dan mempersiapkan penempatan di
luar negeri,
g) Membantu menciptakan keanekaragaman angkatan kerja,
ketika mereka diberikan bantuan perencanaan karier, pekerja
dengan latar belakang berbeda dapat belajar tentang harapan-
harapan organisasi untuk per¬tumbuhan sendiri dan
pengembangan,
h) Membuka jalan bagi karyawan yang potensial, perencanaan
karier mem¬berikan keberanian kepada karyawan untuk
melangkah maju kemampuan potensial mereka karena mereka
mempunyai tujuan karier yang spesifik, tidak hanya
mempersiapkan pekerja untuk lowongan di masa depan, hal ini
dapat memberikan performansi yang lebih baik untuk pekerjaannya
sekarang ini.
i) Mengurangi kelebihan, perencanaan karier menyebabkan
karyawan, manajer, dan departemen sumber daya manusia menjadi
berhati-hati atas kualifikasi karyawan, mencegah manajer yang
mau menang sendiri dari pembatasan subordinat kunci,
j) Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang
telah disetujui, perencanaan karier dapat membantu anggota
kelompok agar siap untuk jabatan-jabatan penting, persiapan ini
9
akan membantu pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah
disetujui.
2. Pengembangan Karir
Pada dasarnya pengembangan karier dapat bermanfaat bagi
organisasi maupun karyawan.
10
b. Bahan-Bahan yang Disediakan Perusahaan
Sejumlah perusahaan menyediakan bahan-bahan tertulis(company
materials) yang khusus dibuat untuk membantu karyawan mereka
dalam perencanaan dan pengembangan karir. Bahan-bahan semacam
ini disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan. Selain itu,
deskripsi jabatan dapat memberikan informasi yang berharga bagi para
pekerja, untuk menentukan apakah ada kecocokan antara kekuatan dan
kelemahan mereka dengan posisi/jabatan tertentu.
d. Lokakarya
Ada organisasi yang menyelenggarakan lokakarya yang berlangsung
dua atau tuga hari dengan tujuan untuk membantu para karyawan
mereka mengembangkan karir dalam organisasi. Para karyawan
menetapkan dan menyesuaikan tujuan-tujuan karir mereka dengan
kebutuhan perusahaan. Alternative lainnya adalah perusahaan
mengirim karyawan untuk mengikuti lokakarya yang diselenggarakan
pihak lain diluar organisasi, atau karyawan mengikuti lokakarya atas
prakarsa sendiri.
11
dapat menjadi langkah awal dari sebuah rencana karir yang lebih luas,
seperti menyusun strategi-strategi alternative yang berjangka Panjang,
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran jangka Panjang, dan
menyusun rencana pengembangan diri.
f. Cuti “sabbatical”
Sabbatical adalah cuti Panjang dari organisasi, biasanya disertai
dengan pengurangan gaji. Pengalaman sejumlah perusahaan biasanya
yang bergerak di bidang jasa menunjukan bahwa cuti Panjang secara
berkala dapat membantu karyawan terbaik mereka.
12
1) Achievement stage: Ditandai dengan keinginan
seseorang atau dipromosikan untuk jabatan yang lebih
tinggi.
2) Mid-career stage: ditandai dengan keinginan untuk
penilaian kembali kariernya dan motivasi kerja juga
sudah menurun.
3. Passage Stage
b) Dasar Karir
Setiap orang dapat memiliki aspirasi, latar belakang dan
pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain.
13
iii. Keamanan
14
perencanaan karir tersebut. Proses pengembangan karir pun
akan terhambat sebab organisasi mungkin tidak peduli dengan
karir pegawai.
2. Personalia Pegawai
Kadangkala, menajemen karir pegawai terganggu karena
adanya pegawai yang mempunyai personalitas yang
menyimpang (terlalu emosional, apatis, terlalu ambisius,
curang, terlalu bebal, dan lain-lain). Pegawai yang apatis,
misalnya, akan sulit dibina karirnya sebab dirinya sendiri
ternyata tidak perduli dengan karirnya sendiri. Begitu pula
dengan pegawai yang cenderung terlalu ambisius dan curang.
3. Faktor Eksternal
Sering kali terjadi, semua aturan dalam manajemen karir di
suatu organisasi menjadi kacau lantaran ada intervensi dari
pihak luar. Seorang pegawai yang mempromosikan ke jabatan
lebih tinggi, misalnya, mungkin akan terpaksa dibatalkan
karena ada orang lain yangdidrop dari luar organisasi. Terlepas
dari masalah apakah kejadian demikian ini boleh atau tidak,
etis atau tidak etis, kejadian semacam ini jelas mengacaukan
menajemen karir yang telah dirancang oleh organisasi.
15
sudah demikian parah, maka manajemen karir hampir
dipastikan akan mati dengan sendirinya. Perencanaan karir
akan menjadi sekedar basa-basi. Dan organisasi akan dipimpin
oleh orang-orang yang pintar dalam politickingtetapi rendah
mutu profesionalitasnya.
5. Sistem Penghargaan
Sistem manajemen (reward system) sangat mempengaruhi
banyak hal, termasuk manajemen karir pegawai. Organisasi
yang tidak mempunyai sistem penghargaan yang jelas (selain
gaji dan insentif) akan cenderung memperlakukan pegawainya
secara subyektif. Pegawai yang berprestasi baik dianggap sama
dengan pegawai malas. Saat ini, mulai banyak organisasi yang
membuat sistem penghargaan yang baik (misalnya dengan
menggunakan sistem “kredit poin”) dengan harapan setiap
prestasi yang ditunjukkan pegawai dapat diberi “kredit poin”
dalam jumlah tertentu.
6. Jumlah Pegawai
Menurut pengalaman dan logika akal sehat, semakin banyak
pegawai maka semakin ketat persaingan untuk menduduki
suatu jabatan, dan semakin kecil kesempatan (kemungkinan)
bagi seorang pegawai untuk meraih tujuan karir tertentu.
Jumlah pegawai yang dimiliki sebuah organisasi sangat
mempengaruhi manajemen karir yang ada. Jika jumlah
pegawai sedikit, maka manajemen karir akan sederhana dan
mudah dikelola. Jika jumlah pegawai banyak, maka
manajemen karir menjadi rumit dan tidak mudah dikelola.
7. Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan
jumlah jabatan yang ada dalam organisasi tersebut, termasuk
jumlah jenis pekerjaan, dan jumlah personel pegawai yang
diperlukan untuk mengisi berbagai jabatan dan pekerjaan
tersebut. biasanya, semakin besar organisasi, semakin
16
kompleks urusan manajemen karir pegawai. Namun,
kesempatan untuk promosi dan rotasi pegawai juga lebih
banyak.
8. Kultur Organisasi
Seperti sebuah sistem masyarakat, organisasi pun mempunyai
kultur dan kebiasaan-kebiasaan. Ada organisasi yang
cenderung berkultur professional, obyektif, raasional, dan
demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung feodalistik,
rasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung
menghargai prestasi kerja (sistem merit).
9. Tipe Manajement
Secara teoritis-normatif, semua manajemen sama saja di dunia
ini. Tetapi dalam impelemntasinya, manajemen di suatu
organisasi mungkin amat berlainan dari manajemen di
organisasi lain. Ada manajemen yang cemderung kaku,
otoriter, tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga
manajemen yang cenderung fleksibel, partisipatif, terbuka, dan
demokratis.
17
Dengan kata lain, karir seorang pegawai tidak hanya
tergantung pada faktor-faktor internal di dalam dirinya (seperti
motivasi untuk bekerja keras dan kemauan untuk ingin maju),
tetapi juga sangat tergantung pada faktor-faktor eksternal
seperti manajemen. Banyak pegawai yang sebenarnya pekerja
keras, cerdas, jujur, terpaksa tidak berhasil meniti karir dengan
baik, hanya karena pegawai ini “terjebak” dalam sistem
manajemen yang buruk.
18
BAB III
PEMBAHASAN
19
Prestasi Unilever sebagai perusahaan yang menganggap Sumber Daya
Manusia paling berharga atau penting dalam suatu organisasi, adalah
diraihnya penghargaan dari Japanese Institute of Productive Maintenance
yaitu untuk pelaksanaan TPM (Total Productive Maintenance), di samping itu
juga diperoleh penilaian oleh dunia usaha sebagai salah satu dari 20
perusahaan terbaik dunia.
Unilever merupakan sebuah perusahaan multinasional, berarti Unilever
memiliki pasar yang berbeda-beda karakter di tiap-tiap negara. Hal ini
mengharuskan Unilever untuk memahami kebutuhan pelanggannya di pasar
tiap negara yang berbeda. Unilever tidak selalu bisa menawarkan produk
yang sama di pasar berbeda. Banyaknya bauran produk dari Unilever,
keragaman produk ini menunjukkan bahwa Unilever ingin memenuhi
kebutuhan konsumen yang beragam pula. Dengan produk-produk yang
menyentuh kebutuhan sehari-hari, Unilever mencoba menawarkan produknya
sebagai orientasi pemenuhan kebutuhan konsumen sehari-hari.
Unilever menggunakan riset pasar, sebelum menciptakan dan meluncurkan
suatu produk. Melalui riset yang tepat, sebuah perusahaan akan mampu
memenuhi kebutuhan pasar yang telah dibidik, bahkan mampu menjadi
market leader. Itulah mengapa Unilever selalu berhasil di pasar berbagai
negara yang berbeda.
20
Visi dan misi ULI adalah:
1) Visi : Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia
dengan menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.
2) Misi :
21
PT. Unilever Indonesia, Tbk membuat banyak orang ingin sekali
bergabung dengan perusahaan besar ini. Mereka membayangkan betapa
kesejahteraan dijanjikan oleh PT Uniliver kepada para pekerjanya. Hal itu
dikarenakan PT Uniliver memang tidak main-main dalam memilih pekerja
yang akan berkarir di perusahaannya dengan menggunakan sistem
manajemen SDM yang tepat.
Manajamen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu cara yang
dilakukan untuk mengatur peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
sehingga dapat bersama-sama mencapai prestasi karir yang maksimal.
Manajemen SDM sengaja dibentuk untuk mengingatkan nilai tenaga kerja
dalam sebuah perusahaan yang merupakan manusia. Bukan hanya sekedar
mesin yang hanya bertugas melakukan segala tugas untuk perusahaan. Tetapi
di sini, tenaga kerja memiliki hak-hak yang diterima dan dinikmati.
Manajemen SDM di sini secara langsung akan mempengaruhi setiap sumber
daya manusia dalam sebuah perusahaan itu sendiri.
Sumber daya manusia sendiri dibagi menjadi dua macam berdasarkan
fakta kemampuan manusia dalam berfikir dan berinteraksi dengan
lingkungan. Sumber daya manusia yang pertama yaitu sumber daya fisik. Hal
ini erat kaitannya dengan kemampuan manusia mengolah energi yang
dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan. Yang kedua adalah sumber daya
mental. Sebenarnya, sumber daya yang kedua inilah yang sedikit memegang
peranan penting dalam sumber daya manusia di perusahaan. Kemampuan
manusia dalam berfikir, menciptakan sebuah inovasi sangat memberikan
sumbangsih besar dalam kemajuan perusahaan.
Perencanaan fungsi Manajamen SDM PT Uniliver Indonesia, Tbk adalah
perusahaan yang terkenal dengan manajemen SDM nya yang mumpuni.
Bagaimana tidak, PT uniliver sangat mempertimbangkan setiap sumber daya
manusia yang akan berkarir bergabung bersama PT Unilever. Di sini terbukti
dengan setiap tahunnya PT Unilever sengaja merekrut orang-orang terbaik
dari berbagai perguruan tinggi terbaik.
Tak hanya merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi
terbaik, PT Unilever juga memiliki program manajemen SDM sendiri yang
22
disebut dengan program latihan kerja atau LATKER. Program latihan kerja
PT Uniliver sengaja dibentuk untuk meminimalisir tidak meratanya sumber
daya manusia dalam perusahaan.
Setelah PT Unilever berhasil merekrut beberapa orang yang akan berkarir
bersama Uniliver, orang-orang tersebut akan diberikan program latihan kerja.
Program latihan kerja yang dibentuk PT Uniliver dibagi dalam 2 kegiatan.
Kegiatan pertama adalah kegiatan menempatkan calon tenaga kerja pada
tempat kerja yang sebenarnya. Di tempat tersebut, calon tenaga kerja akan
dilatih cara bekerja yang benar langsung pada target tetapi dengan didampingi
pembimbing yang sudah sangat kompeten. Kegiatan kedua yaitu ceramah
seperti perkuliahan mengenai seluk beluk berkarir di PT Unilever.
Seleksi tenaga kerja untuk mencari sumber daya terbaik yang dilakukan
PT Unilever ini terbukti membuat perusahaan mampu menilai secara
keseluruhan mana tenaga kerja yang kompeten dan berpotensi. Keberhasilan
program latihan kerja ini juga dinilai dari bagaimana pembimbing menilai
kemampuan adaptasi calon tenaga kerja dalam mengikuti budaya bekerja di
PT Unilever.
Pada intinya, teknik manajemen SDM PT Unilever terbagi menjadi tiga hal
yaitu:
a. Pengadaan yaitu proses rekrutmen dan orientasi seperti program
latihan kerja yang telah dijelaskan di atas.
b. Penggunaan yaitu proses sinkronisasi antara kemampuan
sumberdaya manusia dengan tugas apa yang akan menjadi tanggung
jawabnya.
c. Pemeliharaan yaitu bagaimana PT Unilever menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman sehingga karyawan juga dapat merasa
puas bekerja bersama PT Unilever.
23
satu dari 20 perusahaan terbaik di Dunia. Kepedulian PT Uniliver terhadap
sumber daya manusia yang berkarir bersama di perusahaan Uniliver diatas
dapat diberi suatu apresiasi sendiri. maka dari itu, semakin banyak pulalah
orang-orang terbaik yang ingin berkarir di PT Uniliver.
24
mengembangkan dan mempromosikan karyawan berdasarkan
kemampuan, kualifi kasi, hasil kerja dan potensi mereka.
b. Memupuk Kepemimpinan
25
Untuk meraih sukses, semua karyawan perusahaan harus berpikir
dan bertindak seperti wiraswastawan, yakni terfokus, kreatif dan
bermotivasi melakukan tindakan. Perusahaan menginginkan mereka
mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap perusahaan ini dan
selalu bergairah untuk mewujudkan pikiran serta ide-ide unik ke
dalam tindakan nyata. Dengan menyelenggarakan program seperti
Enterprise Award yang memberi kebebasan pada tiap karyawan untuk
melahirkan ide kreatif dan cara kerja baru, karyawan didorong untuk
mengasah dan mewujudkan kreativitasnya. “Semangat Wirausaha” ini
terbukti menjadi motor penggerak yang kuat bagi tekad perusahaan
untuk berkembang.
26
poster, kartu dan artikel-artikel, dan didukung dengan serangkaian
pemberian penghargaan bagi mereka yang dipandang pantas menjadi
teladan. Di dalam acara-acara besar yang diadakan perusahaan, pihak
perusahaan selalu mengambil kesempatan untuk mengetengahkan
salah satu nilai dan mengkomunikasikannya secara kreatif kepada
karyawan.
Perusahaan mendorong semua manajer untuk membangun rasa
memiliki terhadap rencana pertumbuhan perusahaan, menjadikannya
agenda pribadi dan terus menjalankan nilai-nilai dengan menjadi
teladan bagi orang lain. Dengan cara ini, mereka berkembang sebagai
individu, dan selanjutnya sebagai bagian dari keluarga yang lebih
besar, mereka akan mengembangkan perusahaan ini sendiri.
27
akan dibawa ke perusahaan masing-masing, yang selanjutnya diturunkan lagi
ke kepala divisi, selanjutnya ke kepala dan terakhir ke manajer. Kepada para
kepala divisi ini, kepala departemen dan manajer akan diberikan individual
performance plan yang harus dicapai plus KPI-nya. Tak hanya diberi target,
karyawan juga rutin diberi coaching dan konseling antara atasan dan
bawahan. Setelah memasuki masa penilaian, karyawan bersangkutan bisa
menyanggah hasil penilaian atasan jika dirasa tidak sesuai. Semua hal
tersebut memiliki form yang lengkap dan tersusun rapi.
Rekrutmen merupakan perjalanan awal karier. Setelah calon pemimpin
(Future Leaders) di Unilever ini direkrut, maka akan menjalani Unilever
Development Program. Keberanian Unilever untuk menetapkan entry salary
yang tinggi juga membuat Unilever dipilih dalam hal sistem remunerasi.
Sistem remunerasi perusahaan ini juga dinilai sangat atraktif dan kompetitif,
dan mampu memacu karyawan untuk maju dan berkembang.
Untuk pengembangan profesionalisme, Unilever memiliki learning
programme yang komprehensif serta terus memupuk learning culture di
perusahaan yang mendorong orang untuk dapat belajar berbagai hal di setiap
kesempatan, baik melalui sesi-sesi resmi maupun tidak resmi dimana
karyawan dapat saling sharing pengetahuan, pengalaman, kisah sukses
maupun kegagalan untuk pembelajaran rekan-rekannya. Untuk mendorong
work-life balance, Unilever menyediakan berbagai sarana seperti fasilitas
gym, klub olahraga untuk karyawan, nursery room, daycare centremenjelang
Lebaran, aktivitas rohani dan social, dan lain-lain.
Dengan mendorong karyawan untuk terus menerus mengembangkan diri
serta mempertahankan work-life balance, perusahaan dapat mengembangkan
dan mempertahankan SDM-SDM yang handal dan berkualitas, yang berperan
utama dalam pengembangan bisnis. Setiap tahun manajemen Unilever
Indonesia menargetkan pertumbuhan bisnis di Indonesia, yang disesuaikan
dengan target yang ingin dicapai oleh Unilever secara global.
Dalam mengatasi permasalahan SDM dalam bidang pelatihan ini
perusahaan unilever secara umum telah menyiapkan modul training yang
berjumlah 2.188 modul yang telah dinaikan dari tahun sebelumnya yang
28
berjumlah 2.046 buah modul. Selain itu dari segi peningkatan jumlah pelatih
internal juga naik dari 1.416 pelatih menjadi 1.575 pelatih. Dan peningkatan
jumlah aktivitas training mencapai 12,705 training.
Program pelatihan tersebut meliputi program pelatihan general skills,
leadership skills, professional skills, dan sharing session. Dari masing-masing
program pelatihan tersebut masih memuat beberapa program didalamnya
secara mendetail dan khusus untuk membimbing dan melatih para karyawan
untuk dapat mengembangkan keahlian dan untuk menyemangati para
karyawan agar lebih termotivasi kembali didalam melakukan pekerjaannya.
Perusahaan ini juga menggunakan lebih banyak media yang bersifat interaktif
seperti Facebook, Twitter, dan Safety Portal di intranet Unilever Indonesia
guna menjalin dialog dua-arah tentang berbagai masalah berkaitan dengan
kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini dilakukan oleh PT unilever guna
menjaga keselamatan dan kesehatan para karyawannya yang dianggap paling
penting.
a. General skills atau keahlian umum ini meliputi berbagai pelatihan
keahlian secara umum yang diajarkan kepada para karyawan
perusahaan PT. Unilever. Selain itu general skill ini juga digunakan
untuk melatih danmemberikan training kepada seluruh karyawan
perusahaan PT unilever Indonesia dalam mempraktekan keahlian
umum mereka yang berkaitan dengan pekerjaan di perusahaan ini.
b. Leadership skills atau yang sering disebut-sebut sebagai keahlian
atau kemampuan kepemimpinan. Keahlian ini juga diajarkan dan
dilatih oleh perusahaan PT unilever kepada para karyawannya agar
memiliki tanggung jawab dan sikap sebagai seorang pemmpin
sehingga dapat ikut mengarahkan dan mengoperasikan perusahaan
sebagai layaknya pemimpin dalam masing-masing bidang pekerjaan
mereka dalam perusahaan ini tanpa harus menunggu perintah dan
bergantung dengan orang lain.
c. Professional skills merupakan kemampuan individu yang
menunjukan kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan
tanggung jawab pekerjaannya didalam perusahaan PT unilever.
Perusahaan memberikan pelatihan ini agar seluruh karyawan
29
perusahaan PT unilever dapat bekerja dan bertindak secara
professional didalam menjalankan bidang pekerjaannya.
d. Sharing session merupakan waktu dimana para karyawan akan
dikumpulkan dan berbagi mengenai keluh kesah yang terjadi
dikalangan pegawai yang berkaitan dengan pekerjaan mereka di
perusahaan. Selain itu, para pemimpin atau psikolog perusahaan juga
dapat memberikan motivasi dan penyemangat mereka pada sesi ini
untuk ikut membangkitkan gairah serta semagat para karyawan dalam
bekerja. Hal ini tentu saja penting untuk dilakukan mengingat
semangat dan motivasi merupakan hal pokok yang menjadi dasar
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.
Dengan adanya pelatihan atau training tersebut maka perusahaan telah ikut
serta dalam mengembangkan karir para karyawannya baik secara langsung
maupun tidak langsungmelalui program pelatihan dan pendidikan tersebut.
Hal ini tentu saja akan menambah keahlian dan dapat membuka kesempatan
berkarir yang lebih tinggi bagi para karyawannya. Sehingga hal ini perlu
dilakukan oleh berbagai perusahaan yang ingin meningkatkan mutu sumber
daya manusiannya demi kemajuan perusahaan juga.
Dalam bidang atau masalah keselamatan dan kesehatan, perusahaan ini
memiliki misi tersendiri untuk menjadi perusahaan dengan tingkat kecelakaan
nol. Jadi perusahaan ini tak kenal kompromi dalam mendukung dan
memfasilitasi kesehatan dan karyawan di seluruh operasional perusahaan
dengan cara memupuk budaya perilaku aman dikalangan karyawan dan mitra
usaha. Semakin berkembangnya perusahaan ini maka resiko kecelakaan kerja
juga akan meningkat. Oleh karena itu, kesadaran akan keselamatan kerja
menjadi semakin penting dalam aktivitas bisnis dalam kegiatan sehari-hari
perusahaan. Selama tiga tahun terakhir, melalui kampanye keselamatan ‘From
zero to Hero’ perusahaan ini telah meningkatkan kesadaran karyawan dalam
menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang-orang lain di sekitar mereka.
Pada 2013, perusahaan unilever ini meluncurkan BESAFE (Behaviour-
Based-Safety), sebuah program yang berfokus untuk menanamkan perilaku
aman/ safety behavior dalam diri karyawan. Jadi pada intinya, program ini,
30
yang mengacu pada program Behavioural Safety Excellence, yang
mengharuskan seluruh karyawan perusahaan untuk mengetahui risiko
pekerjaan mereka; dan untuk selalu berperilaku aman untuk menghindari
risiko atau bahaya, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang-orang lain di
sekitar mereka. Program BESAFE meliputi pelatihan bagi semua orang mulai
dari pekerja pabrik hingga jajaran Direksi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
31
Dalam Manajemen SDM , perencanaan dan pengembangan Karir
termasuk sebagai bagian program pembinaan tenag kerja. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk memelihara karyawn dengan cara
mengembangkannya, sesuai dengan kompetensi, bakat, dan
kemampuannya agar bisa berfungsi dengan baik dan optimal bagi
perusahaan.
PT. Unilever Indonesia, Tbk mendesain perencanaan dan
perkembangan karir yang sistematis dan terencana terhadap para
manajer mereka, baik yang senior maupun yang junior. Didukung oleh
portofolio yang luas, mreka lantas cukup leluasa untuk melakukan
rotasi diantara manajernya untuk berpindah dari satu produk (brand)
ke lini produk lainnya. Dan disisnilah mereka kemudian mampu
menempa para manajer mereka secara optimal melalui pergerakan
karir yang dinamis, baik secara vertikal maupun horizontal. Mereka
juga mampu menciptakan proses mentoring secara natural, dimana
para manajer yang telah senior secara konstan terusmenerus
melakukan transfer pengetahuan kepada para juniornya.
PT. Unilever Indonesia, Tbk memiliki komitmen yang kuat dan
bervisi jauh kdepan dalam mendidik dan mengembangkan barisan
sumber daya manusianya. Dengan mendorong karyawan untuk terus
menerus mengambankgan diri serta mempertahankan work-life
balance, perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan
SDM yan handal dan berkualitas, yang berpran utama dalam
pengembangan bisnis di Indonesia, yang disesuaikan dengan target
yang ingin dicapai oleh Unileever secara global.
4.2 Saran
32
Berdasarkan makalah yang telah kami paparkan, kami memberikan
saran agar sebaiknya perusahaan-perusahaan meneladani pelaksanaan
strategi perencanaan dan pengembangan karir seperti PT. Unilever Tbk
yakni dengan memeberikan perhatian penuh pada kinerja karyawan untuk
mendorong tercapainya kinerja yang efektif dan efisien, dan tidaknya
hanya mengejar profit dalam bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA
33
Marwansyah. 2019. Manajemen Sumber Daya Manudia Edisi Kedua.
Bandung: Alfabeta,CV
https://www.academia.edu/24644796/MSDM_Studi_Kasus_mengenai_Per
encanaan_dan_Pengembangan_Karier_PT._Unilever_Indonesia_Tbk?
show_app_store_popup=true
https://rismamardiana.wordpress.com/2017/01/10/perencanaan-
pengembangan-karir/
http://lingga24.blogspot.com/2017/01/makalah-tentang-perencanaan-
dan.html
http://1futureinsights.blogspot.com/2016/07/makalah-perencanaan-dan-
pengembangan.html
34