Anda di halaman 1dari 26

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Profil perusahaan


2.1.1 Sejarah Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)
Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) berdiri pada tahun 1969
berdasarkan SK Direktorat Jenderal Perindustrian Dasar No. 48 / Kpts. DD
/ Perdas, dengan nama Proyek Pusat Pengembangan Industri Pengerjaan
Logam atau lebih dikenal dengan nama Metal Industries Development
Center (MIDC).
Pada tanggal 9 Maret 1979 berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perindustrian No. 45 / M / SK / 1979, proyek MIDC berubah status
menjadi Balai Besar Logam dan Mesin, dan berada di bawah lingkungan
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Departemen
Perindustrian Republik Indonesia. Ketika terjadi penggabungan antara
Departemen Perindustrian dan Perdagangan tahun 2002, BBLM berada di
bawah Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah (IDKM),
lalu pada tahun 2005 BBLM kembali lagi berada di bawah BPPI sesuai
dengan pemisahan kembali Departemen Perindustrian dan Departemen
Perdagangan.

Gambar 2.1 Logo Balai Besar Logam Dan Mesin Bandung

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 6


Saat ini BBLM berada di bawah naungan Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 58/M-
IND/PER/6/2015 tanggal 12 Juni 2015.
Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) merupakan lembaga
pemerintah dibawah BPKIMI, Kementerian Perindustrian. Sejak
berdirinya pada tanggal 14 November 1969, BBLM telah memiliki banyak
pengalaman dan keahlian dalam melakukan kegiatan penelitian dan
pengembangan, konsultansi, pelatihan, pengujian, sertifikasi dan kalibrasi.
BBLM juga merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk
melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang industri
logam dan mesin. Adapun bidang yang terkait yaitu, Pengecoran logam,
Permesinan dan Pengelasan serta Pengujian dan Kalibrasi.
Dalam aktivitasnya BBLM melakukan kerjasama dengan Industri-
industri SME's untuk melakukan kegiatan supervisi, konsultasi, bantuan
teknis, pelatihan, pembuatan prototyping, seminar dan kegiatan lainnya
dalam bidang logam dan mesin.
Balai Besar Logam Dan Mesin (BBLM) atau lebih dikenal dengan
nama Metal Industries Development Center (MIDC) adalah salah satu unit
pelaksana teknis bidang penelitian dan pengembangan dalam lingkungan
Kementerian Perindustrian dan berada di bawah Badan Pengkajian
Kebijakan, Iklim, dan Mutu Indutri. Sebagai wujud kontribusi unit teknis
terhadap pengembangan industri logam dan mesin di dalam negeri, MIDC
telah berperan aktif dalam memberikan jasa pelayanan teknik kepada
industri kecil dan menengah di berbagai sektor.
MIDC menjalin kerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah,
institusi dan akademik, serta industri-industri besar dalam rangka
mengembangkan usaha menjadi lembaga yang unggul dan terpercaya.
Sejak pendiriannya, BBLM telah bekerjasama dengan Pemerintah
Kerajaan Belgia (1969 – 1987), UNIDO (1975–1978), Pemerintah
Republik Federal Jerman (1976), NIRIN (1995 – 2000) dan Japan

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 7


International Cooperation Agency – JICA (1999 – 2004). Saat ini kerja
sama yang sedang dilaksanakan yaitu dengan Korea Institute of Materials
Science (KIMS) dalam bidang penelitian dan pengembangan material
engineering.

2.1.2 Visi dan Misi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)
2.1.2.1 Visi BBLM
BBLM sebagai lembaga litbang terkemuka di Indonesia dan dunia di
bidang desain proses dan produk engineering.

2.1.2.2 Misi BBLM


Dalam menjalankan tugasnya BBLM memiliki misi sebagai berikut :
1. Melakukan litbang terapan desain produk, material, proses dan
kepastian mutu dibidang logam dan mesin.
2. Memberikan pelayanan teknis : konsultasi & supervisi, penilaian
kesesuaian, pengembangan kompetensi SDM, sertifikasi produk,
sertifikasi personil dan sistem manajemen mutu bagi industri
logam dan mesin.
3. Penyebarluasan dan membantu penerapan teknologi di bidang
logam dan mesin kepada masyarakat.

2.1.3 Tugas dan Fungsi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM)
2.1.3.1 Tugas Pokok
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
44/MIND/PER/6/2006 tanggal 29 juni 2006, Balai Besar Logam dan
Mesin mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pengembangan
industri logam dan pemesinan, penelitian terapan serta layanan
pengujian, jasa keteknikan dan peningkatan SDM, sesuai dengan
kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian
Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI).

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 8


2.1.3.2 Fungsi
Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) memiliki fungsinya yaitu
antara lain :
1. Melaksanakan kerjasama dan pengembangan usaha, monitoring
dan evaluasi serta konsultasi dan supervisi.
2. Melaksanakan penelitian, pengembangan, perancangan keteknikan,
standarisasi proses dan produk serta teknologi informasi.
3. Melaksanakan alih teknologi, pengecoran logam, pemesinan dan
perlakuan panas serta pengelasan dan pelapisan.
4. Melaksanakan penilaian dan kesesuaian, kalibrasi, pengujian dan
inspeksi serta sertifikasi produk dan profesi.
5. Melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi bagi semua unsur
di lingkungan BBLM.

2.1.3.3 Kompetensi
1. Engineering design (mesin listrik & peralatan, peralatan pabrik &
mesin perkakas, alat angkut dan industri telematika).
2. Pengembangan mesin pembangkit listrik : turbin air, uap dan gas
kapasitas > 3 MW.
3. Pengembangan engine kendaraan bermotor roda empat.
4. Pengembangan PLC, untuk mesin dan perakitan pabrik.
5. Pengembangan mesin dan peralatan pabrik.
6. Pembuatan bejana tekan kapasitas 5 ton/jam dengan tekanan 12
bar.

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 9


2.1.4 Struktur Organisasi Balai Besar Logam dab Mesin (BBLM)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi BBLM

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 10


2.1.5 Aktivitas pada Bagian Kepegawaian
Jadwal kegiatan kerja Balai Besar Logam dan Mesin adalah
sebagai berikut :

Tabel 2.1. Jadwal Kerja Karyawan


Hari Pukul Aktivitas
Senin – Kamis 08.00 – 12.00 Kerja
12.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 16.00 Kerja
Jumat 08.00 – 11.00 Kerja
11.00 – 13.00 Istirahat
13.00 – 16.30 Kerja

2.1.6 Sumber Daya


2.1.6.1 Profil Pejabat BBLM
Berikut ini profil pejabat Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) yaitu
:
1. Ir. Eddy Siswanto, MAM. – Kepala Balai Besar Logam dan
Mesin, Tanggal Lahir: 4 Oktober 1959, Pendidikan Terakhir: S2
Master of Agribusiness Management Mississippi State University
2. Junadi Marki, ST., MT. – Kepala Bagian Tata Usaha, Tanggal
Lahir: 7 Juli 1972, Pendidikan Terakhir: S2 Teknik dan
Manajemen Industri ITB
3. Bambang Sudiono Kady, SE. – Kepala Sub Bagian Keuangan,
Tanggal Lahir: 22 Maret 1959, Pendidikan Terakhir: S1
Manajemen STIE Gotong Royong
4. Cucu Subagja, SAP – Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Tanggal
Lahir: 8 Desember 1965, Pendidikan Terakhir: S1 Administrasi
Publik STIA LAN

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 11


5. Ibrohim Ismail, MM. – kepala Sub Bagian Umum, Tanggal Lahir:
12 Mei 1961, Pendidikan Terakhir: S2 Manajemen Universitas
Langlang Buana
6. Kusmana, ST. – Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan,
Tanggal Lahir: 14 Juni 1959, Pendidikan Terakhir: S1 Teknik
Manajemen Industri STTB
7. Ir. Lilis Yuliasetiawati, MT.– Kepala Bidang Penelitian dan
Pengembangan, Tanggal Lahir: 21 Juli 1958, Pendidikan
Terakhir: S2 Teknik Mesin ITB
8. Ir. Purbaja Adi Putra – Kepala Seksi Permesinan dan Pengelasan ,
Tanggal Lahir: 17 Desember 1965, Pendidikan Terakhir: S1
Teknik Metalurgi Universitas Ahmad Yani
9. Agus Budiman, ST. – Kepala Seksi Perancangan Keteknikan,
Tanggal Lahir: 10 Juli 1975, Pendidikan Terakhir: S1 Teknik
Kimia ITS
10. Dr. Sri Bimo Pratomo, ST., M.Eng. – Kepala Seksi Pengecoran
Logam dan Perlakuan Panas, Tanggal Lahir: 17 September 1969,
Pendidikan Terakhir: S3 Material Engineering Iwate University
Jepang
11. Dr. Ir. Mufid Djoko Purwanto, M.Sc. – Kepala Bidang Kerjasama
dan Pengembangan Jasa Teknik, Tanggal Lahir: 2 Oktober 1961,
Pendidikan Terakhir: S3 Teknik Mesin ITB
12. Ir. Rustono, MT. – Kepala Seksi Informasi, Tanggal Lahir: 22 Juli
1968, Pendidikan Terakhir: S2 Manajemen Industri ITB
13. Agus Hermawan, ST. – Kepala Seksi Pemasaran dan Kerjasama,
Tanggal Lahir: 28 Oktober 1969, Pendidikan Terakhir: S1 Teknik
Metalurgi Universitas Ahyad Yani
14. Ir. Helmi Hariyadi – Kepala Seksi Pelatihan, Tanggal Lahir: 20
April 1959, Pendidikan Terakhir: S2 Teknik Mesin Universitas
Pasundan

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 12


15. Dra. Sulismiati, MM. – Kepala Bidang Penilaian dan Kesesuaian,
Tanggal Lahir : 5 Maret 1960, Pendidikan Terakhir : S2
Manajemen ITB
16. Roslina, ST. – Kepala Seksi Pengujian, Tanggal Lahir: 29
Desember 1960, Pendidikan Terakhir: S1 Teknik Metalurgi
Universitas Ahmad Yani
17. Ir. Teguh Hariadi – Kepala Seksi Kalibrasi, Tanggal Lahir: 10
Desember 1959, Pendidikan Terakhir: S1 Teknik Mesin ITB
18. Ir. Ayi Yudia Bakti – Kepala Seksi Sertifikasi, Tanggal Lahir: 19
Maret 1964, Pendidikan Terakhir: S1 Teknik Metalurgi STTIB
(Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bandung).

2.1.6.2 Sarana dan Fasilitas Perusahaan


2.1.6.2.1 Sarana
Balai Besar Logam dan Mesin berada pada tanah seluas 24.000
m2. Bangunan yang terdapat pada tanah tersebut adalah:
1. Gedung kantor utama 4 tingkat
2. Bangunan bagian Pemesinan
3. Bangunan bagian Pengecoran Lgam
4. Bangunan bagian Las dan Kostruksi
5. Bangunan bagian PK (Penilaian dan Kesesuaian)
6. Bangunan bagian Pengujian
7. Kantin
8. Asrama diklat
9. Wisma
10. Fasilitas

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 13


2.1.6.2.2 Fasilitas
Fasilitas yang berada di lingkungan BBLM terdiri dari berbagai
macam laboratorium untuk menunjang dalam melakukan tugas
pokok dan fungsi:
1. Laboratorium Pengecoran.
2. Laboratorium Permesinan.
3. Laboratorium Las dan Konstruksi.
4. Laboratorium Pengujian.
5. Laboratorium Kalibrasi (Sutaryan, 2018).

2.2 MESIN CNC (Computer Numerical Control)


Mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan
menggunakan bahasa numerik (data perintah dengan kode angka, huruf dan
simbol) sesuai standart ISO (Intenational Organization of Standardization).
Sistem kerja teknologi CNC ini akan lebih sinkron antara komputer dan
mekanik, sehingga bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang sejenis,
maka mesin perkakas CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan cocok
untuk produksi masal.
Dengan dirancangnya mesin perkakas CNC dapat menunjang produksi
yang membutuhkan tingkat kerumitan yang tinggi dan dapat mengurangi
campur tangan operator selama mesin beroperasi.

2.2.1 Perinsip kerja mesin CNC


Prinsip kerja NC/CNC secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut :

1. Programer membuat program CNC sesuai produk yang akan dibuat


dengan cara pengetikan langsung pada mesin CNC maupun dibuat
pada komputer dengan software pemrogaman CNC.

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 14


2. Program CNC tersebut, lebih dikenal sebagai G-Code, seterusnya
dikirim dan dieksekusi oleh prosesor pada mesin CNC
menghasilkan pengaturan motor servo pada mesin untuk
menggerakan perkakas yang bergerak melakukan proses
permesinan hingga menghasilkan produk sesuai program.

2.2.2 Jenis - Jenis mesin CNC


1. Mesin CNC Bubut/Turning
Proses pemakanan atau penyayatan benda kerja mesin ini
adalah dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja Gambar mesin cnc bubut
dapat dilihat pada Gambar 2.3 :

Gambar 2.3 Mesin CNC Bubut


2. Mesin CNC Frais/Milling
Proses pemakanan atau penyayatan benda kerja mesin ini
dilakukan dengan menggunakan pisau yang diputar oleh spindle
mesin lalu dikenakan pada benda kerja yang bergerak secara
translasi sesuai pergerakan sumbu dari benda kerja.Gambar mesin
cnc bubut dapat dilihat pada Gambar 2.9:

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 15


Gambar 2.4 Mesin CNC Frais
2.2.3 Komponen Mesin CNC Frais
Komponen Komponen Utama Mesin CNC antara lain:

1. Sepindel Utama
Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi
rumah cutter. Spindle inilah yang mengatur putaran dan pergerakan
cutter pada sumbu Z. Spindle inipun digerakkan oleh motor yang
dilengkapi oleh transmisi berupa belting atau kopling. Seperti
halnya meja mesin, spindle ini juga bisa digerakkan oleh handle
eretan yang sama. Pelumasan untuk spindle ini biasanya ditangani
oleh pembuat mesin. Spindle inilah yang memegang arbor cutter
dengan batuan udara bertekanan.

Gambar 2.5 Spindel Utama

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 16


2. Monitor
Pada bagian depan mesin terdapat monitor yang menampilkan
data-data mesin mulai dari setting parameter, posisi koordinat
benda, pesan error, dan lain-lain.

Gambar 2.6 Program yang sedang berjalan

3. Unit kendali/Panel control

Adalah kumpulan tombol-tombol panel yang terdapat pada


bagian depan mesin dan berfungsi untuk memberikan perintah-
perintah khusus pada mesin, seperti memutar spindle,
menggerakkan meja, mengubah setting parameter, dan lain-lain.

Gambar 2.7 Unit kendali


4. Meja mesin
Mesin milling CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu yaitu sumbu
X dan sumbu Y. Untuk masing-masing sumbunya, meja ini
dilengkapi dengan motor penggerak, ball screw plus bearing dan
guide way slider untuk akurasi pergerakannya.

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 17


Gambar 2.8 Meja mesin
5. Magasin tool
Magasin Tool adalah tempat peletakkan tool/cutter standby yang
akan digunakan dalam satu operasi permesinan. Magasin tersebut
memiliki banyak slot untuk banyak tool, antara 8 sampai 24 slot
tergantung jenis mesin CNC yang digunakan.

Gambar 2.9 Magasin tool


6. Pendingin/Coolant
Setiap mesin pasti dilengkapi dengan sistem pendinginan
untuk cutter dan benda kerja. Yang paling umum digunakan yaitu
air coolant dan udara bertekanan, melalui selang yang dipasang
pada blok spindle.

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 18


Gambar 2.10 Coolant

2.2.4 Alat Potong (Cutting Tool)


Alat potong (cutting tool) merupakan sesuatu yang digunakan
untuk menyayat benda kerja. Alat potong digunakan pada setiap mesin
produksi, seperti mesin bubut (turning), mesin frais (milling), mesin
sekrap (shaping), mesin bor (drilling), dll. Pada masing-masing mesin
tersebut, bentuk alat potong yang digunakan tentu berbeda, berikut alat
potong yang di gunakan pada mesin CNC frais :
1. Pisau frais jari/End Mill

End Mill merupakan jenis alat potong yang paling banyak


digunakan pada proses milling khususnya pada mesin frais vertical.
Jenis endmill juga banyak ragamnya, berdasarkan ukuran
diameternya dan jumlah mata sayatnya/sisi sayat (perhatikan pada
gambar a). Pemilihan diamter end mill tergantung pada luasan
permukaan yang akan disayat, sedangkan jumlah sisi sayat endmill
mempengaruhi tingkat kekasaran permukaan hasil pengefraisan.

Gambar 2.11 End Mill

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 19


Jenis alat potong ini banyak digunakan pada proses pekerjaan frais
pemotong dasar rata, pembuatan kontur luar maupun kantung
dalam. End Mill biasanya terbuat dari baja kecepatan tinggi (HSS)
atau karbida.
2. Pisau frais keong/shell end mill
Cutter type ini memiliki lubang berpasak pada bagian tengah
cutter yang berfungsi untuk pemasangan pada arbor, dibuat dengan
diameter antara 30 – 200 mm. Pada cutter ini terdapat sisi potong
pada ujung muka dan pada sisi spiralnya.

Gambar 2.12 Shell End Mill


3. Pisau muka / face mill
Facemill merupakan jenis alat potong yang juga paling
banyak digunakan pada proses milling khususnya pada mesin frais
vertical. Pisau frais permukaan mempunyai gigi dengan bentuk
mur, dengan sisi potong keliling dan muka. Pisau jenis ini
digunakan untuk mengefrais bidang datar yang bertingkat, lebar
pengefraisan bebas.

Gambar 2.13 face mill

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 20


4. Chamfer mill cutter drill
Mata bor ini digunakan untuk membuat champer pada benda
kerja, untuk kepala sekrup supaya permukaan sama rata pada
bagian ujung mata bor ini bersudut 90 derajat yang berfungsi untuk
membuat lubang 45 derajat terhadap permukaan.

Gambar 2.14 Chamfer mill cutter drill


5. Twist bits
Mata bor twist bits merupakan mata bor yang paling umum
digunakan. Mata bor ini dapat digunakan pada mesin bor tangan
dan mesin bor dudu, baik itu secara horizontal maupun vertikal.
Mata bor twist bits digunakan untuk membuat lubang pada kayu,
plastik dan logam. Ukuran yang tersedia yaitu 4 – 12 mm.

Gambar 2.15 Twist bits


6. Pisau ujung kasar (Roughing end mill)
Pisau ujung kasar dapat menyayat benda kerja lebih cepat
dibandingkan pisau ujung halus, tetapi hasil sayatannya kasar.
Pisau frais ujung kasar umumnya dipakai sebagai pekerjaan awal
pada benda kerja.

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 21


Gambar 2.16 Roughing end mill
7. Pisau frais ujung halus (Finishing end mill)
Pisau ujung jenis ini menghasilkan permukaan sayatan yang
halus, di mana pusau frais ujung halus ini digunakan untuk
pekerjaan penyelesaian benda kerja yang sebelumnya telah
dikerjakan dengan pisau ujung kasar

Gambar 2.17 Finishing end mill

2.2.5 Alat Bantu


Ada beberapa alat bantu yang di gunakan pada mesin CNC frais
diantaranya :
1. Dial indicator
Dial indicator atau yang sering disebut dengan Dial Gauge
ialah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dan memeriksa
kerataan atau kesejajaran pada permukaan benda dengan skala
pengukuran yang sangat kecil.
Dial Indicator ini merupakan suatu alat ukur yang tidak dapat
berdiri sendiri, alat ini memiliki alat bantunya sendiri yang disebut
sebagai "Magnetic Base" Fungsi dari magnetic base ini adalah
sebagai pemegang dial indicator dan berfungsi untuk mengatur
tinggi, rendah serta kemiringan pada benda yang akan diukur

Gambar 2.18 dial indicator

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 22


2. Arbor
Arbor pada mesin frais mempunyai fungsi sebagai pemegang
pisau frais (milling cutter), di mana arbor ini dipasang pada spindel
mesin.

Gambar 2.19 Arbor


3. Ragum
Ragum atau catok pada mesin frais digunakan untuk
memegang benda kerja yang akan difrais. Benda kerja harus dijepit
dengan kuat agar pada waktu dilakukan penyayatan oleh pisau frais
posisi benda kerja tidak bergeser atau berubah, karena pada waktu
pisau frais menyayat benda kerja terjadi gaya-gaya yang cukup
besar.

Gambar 2.20 Ragum

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 23


2.2.6 Sistem Koordinat dan Persumbuan Mesin Frais CNC
Pada mesin CNC frais terdapat tiga arah gerakan yaitu gerakan
arah memanjang,gerakan arah melintang, dan gerakan arah vertikal.
Informasi gerakan pada eretan mesin arah memanjang, arah melintang,
dan arah vertikal tersebut adalah bertitik tolak dari sistem koordinat
dalam bidang ilmu trigonometri. Untuk mesin frais vertikal, gerakan
eretan arah memanjang mesin disebut dengan sumbu X, gerakan
melintang disebut dengan sumbu Y, sedangkan gerakan vertikal
disebut dengan sumbu Z, perhatikan illustrasi di bawah ini, dimana
sistem persumbuan pada mesin CNC Frais didasarkan atas hukum
tangan kanan.

Gambar 2.21 Sistem Koordinat Mesin Frais CNC

Sistem Koordinat Mesin Frais CNC Sistem Koordinat Mesin Frais


CNC sistem persumbuan tersebut distandarkan untuk berbagai macam
proses permesinan, yaitu berdasarkan standar ISO 841 dan DIN 66217,
yaitu sistem koordinat Carthesian. Dalam penggunaan sistem koordinat
Carthesian ini, terdapat tanda yang merupakan penunjuk posisi suatu
titik dari titik koordinat awal yaitu tanda positif (+) dan negatif (–).

2.2.7 Prosedur Menyalakan Mesin CNC


1. Switch O.N: hidupkan kontak panel dibelakang mesin yang
terhubung pada panel.
2. Cek Driver spindle :menyalanya display warna merah bertulisan : r
00 (berarti driver ready dengan rotassi 0 rpm).

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 24


3. Cek driver servo X,Y,Z.
4. Tutup panel listik mesin cnc.

Selanjutnya kita pindah keoperasional panel dibagian depan Mesin


CNC

1. Hidupkan power pada Kontrol : memutar kunci searah jarum jam


hingga LCD monitor menyala.
2. Tekan tombol reset : untuk melihat tampilan pada LCD monitor.
3. Tombol Emergency Stop : putar searah jarum jam hingga keluar
lebih tinggi
4. Tekan tombol reset pada keypad contoller cnc hingga display alarm
emergency stop tidak muncul kembali.
5. Proses menyalakan sudah selesai.
Selanjutnya kita akan menzerokan Mesin CNC
1. Tekan tombol mpg.
2. Geser sumbu z kearah negative.
3. Geser sumbu x kearah negative.
4. Geser sumbu y kearah negative (khusus cnc milling / frais)
5. Tekan tombol machine zero sumbu z untuk automatic zero mesin.
6. Tekan tombol machine zero sumbu x untuk automatic zero mesin.
7. Tekan tombol machine zero sumbu y untuk automatic zero mesin
(khusus cnc milling / frais)
Tekan tombol reset dan mesin siap digunakan

2.2.8 Proses mematikan Mesin CNC


1. Zero kan mesin cnc.
2. Tekan tombol emergency stop.
3. Switch off controller cnc
4. Switch off pada panel belakang keabawah ke posisi off.

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 25


2.2.9 Tombol Control Mesin CNC

Diantaranya sebagai berikut :


1. Tombol Karakter
a. Tombol angka : 0-9
b. Tombol huruf : a-z
c. Tombol symbol :+ , -, *,dll
d. Tombol logika :<,>,=,dll
2. Tombol pemilihan mode kerja
a. Edit (untuk mengedit dan membuat program)
b. Jog (untuk menggerakan mesin secara manual)
c. Auto (untuk menjalankan program secara otomatis)
d. Parameter (untuk melihat dan menseting parameter)
e. Offset (untuk menseting offset koordinat benda kerja
f. Diagnosis (untuk melihat data diagnosis)
3. Tombol Fungsi
a. RAFID.OVERIRIDE (untuk menambah kecepatan rapid pada
saat jog atau mode auto +/-)
b. FEED.OVERRIDE (untuk menambah kecepatan pemakanan
pada saat jog atau mode auto +/-)
c. PROGRAM ZERO (untuk mengembalikan mesin ketitik
sumbu nol X/Y/Z)
d. MACHINE ZERO (untuk mengembalikan ketitik sumbu nol
X/Y/Z)
e. DRY (untuk mengubah gerakan rapid menjadi feedrate)
f. SINGLE (untuk menjalankan program secara bertahap)
4. Tombol Eksekusi
a. CYCLE START(untuk menjalankan mesin secara otomatis
pada saat auto)
b. FEED HOLD (untuk menghentikan sementara program pada
saat berjalan otomatis tetapi spindle masih berjalan)

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 26


5. Tombol Manual (auxiliary)
a. S.CW (untuk memutar spindle searah jarum jam)
b. S.CCW(untuk memutar spindle berlawanan jarum jam)
c. S.STOP (untuk menghentikan putaran spindle)
d. COOLING (untuk menghidupkan atau mematikan coolant)
e. GEAR SHIFTING (untuk melihat kecepatan roda gigi)
f. T.CHANGE (untuk memutar turret atau memilih tool yang
akan dipakai)
6. Tombol Edit
a. ENTER (untuk memeasukan data setelah penulisan)
b. INPUT (untuk memasukan data setelah penyetingan)
c. ALTER (untuk mengganti data yang sudah ditulis)
d. DELETE ( untuk menghapus data per program)
e. CAN (untuk menghapus data per huruf/angka)
f. ESC (untuk membatalkan data yang sudah ditulis)
g. RESET (untuk mereset semua sistem mesin)

2.2.10 Pemograman Mesin CNC

Pemograman adalah suatu urutan perintah yang disusun secara


rinci tiap blok untuk memberikan masukan mesin perkakas CNC
tentang apa yang harus dikerjakan. Dalam penyusunan program mesin
CNC ada dua metode pemograman, yaitu:

1. Metode Incremental

Metode incremental adalah suatu metode pemograman dimana titik


referensinya selalu berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi
titik referensi baru untuk ukuran berikutnya.

2 Metode Absolut

Metode Absolut adalah suatu metode pemograman dimana titik


refrensinya selalu mengacu pada satu titik / tempat dijadikan
referensi untuk semua ukuran.

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 27


2.2.11 Program Kode G,M, & Pendukung
1. Kode G
Berikut kode G dan penjelasan pada software Fanuc SERIES Oi .

Tabel 2.2 Kode G

NO Kode Penjelasan
1 G00 Pengeposisian bebas
2 G01 Interpolasi Lurus (gerak pemakanan)
3 G02 Interpolasi melingkar searah jarum jam (CW)
4 G03 Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
(CCW)
5 G04 Program berhenti pada waktu tertentu
6 G10 Data program dapat di-input
7 G15 Pembatalan perintah koordinat polar
8 G16 Perintah koordinat polar
9 G17 Interpolasi helical
10 G20 Konversi satuan inchi (british)
11 G21 Konversi satuan mm (metric)
12 G28 Pengembalian posisi referensi
13 G31 perintah skip (melangkahi)
14 G33 Pembuatan ulir (Threading cutting)
15 G40 Cancel kompensasi cutter
16 G43, G44 Kompensasi panjang tool positif(G43), Negatif (G44)
17 G45 Menaikkan offset tool
18 G46 Menurunkan offset tool
19 G47 Menaikkan ganda offset tool
20 G48 Menurunkan ganda offset tool
21 G49 Pembatalan kompensasi panjang tool
22 G52 Penyatuan system koordinat local
23 G54, G55, Sistem koordinat workpiece
G56, G57
24 G60 Pengeposisian arah tunggal
25 G63 Pengerjalaan Tapping (ulir dalam)
26 G64 Pengerjaan pemotongan
27 G74 Menghitung putaran Tapping
28 G76 Pengerjaan proses canned cycle
29 G80 Pembatalan pengerjaan siklus
30 G81 Pengoperasian eksernal atau putaran drilling
31 G82 Keliling counter boring
32 G83 Peck drilling cycle
33 G84 Pengerjaan keliling Tapping
34 G85 Pengerjaan keliling boring

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 28


NO Kode Penjelasan
35 G90 Perintah system koordinat absolute
36 G91 Perintah system koordinat incremental
37 G94 Penentuan satuan pemakanan dalam (inchi/menit)
38 G95 Penentuan satuan pemakanan dalam (inchi/putaran)
39 G96 Kecepatan potong permukaan konstan
40 G98 Kembali ke titik initial di sebuah siklus
41 G99 Kembali ke titik R di sebuah siklus

2. Kode M
Berikut kode M dan penjelasan pada software Fanuc SERIES Oi.

Tabel 2.3 Kode M

NO Kode Penjelasan
1 M00 Berhenti antar program, spindle berhenti : 3 sumbu
x,y,z berhenti, distart kembali setelah kembali setelah
menekan “cycle start”
2 M01 Usulan program stop
3 M02 Akhir program, program berhenti, lampu alarm hidup
4 M03 Putaran spindle searah jarum jam
5 M04 Putaran spindle berlawanan arah jarum jam
6 M05 Spindle berhenti berputar tetapi kode lainnya masih
jalan
7 M06 Pergantian tool otomatis dari spindle dengan tool di
magazine
8 M07 Coolant (pendingin) mengeluarkan angin otomatis
untuk membersihkan bram
9 M08 Coolant ON
10 M09 Coolant OFF
11 M10 Rem ke-4 sumbu ON untuk menghentikan jalan
12 M11 Rem ke-4 sumbu OFF untuk menjalankan
13 M19 Spindle berhenti pada yang diorientasikan secara tepat
14 M23 Koveyor bram diperintahkan bergerak berlawanan
jarum jam
15 M24 Konveyor bram diperintahkan bergerak searah jarum
jam
16 M29 Khusus system fanuc, spindle yg sedang menjepit tool
tidak bisa diganti langsung tetapi harus gunakan
perintah S
17 M30 Akhir program, program berhenti
18 M48 Pembatalan (cancel) hidupnya OVERRIDE
19 M50 Coolant untuk pengeboran dalam perintah

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 29


NO Kode Penjelasan
20 M52 Kode bayangan sumbu X keluar
21 M53 Kode bayangan sumbu Y keluar
22 M54 Kode bayangan sumbu X,Y dan keempat arah gerakan
ditutup
23 M80 Diperintahkan tool buka klem
24 M81 Diperintahkan tool menjepit klem
25 M90 Memerintahkan posisi ATC kedepan untuk menjepit
tool
26 M91 Memerintahkan posisi ATC kebelakang (kembali)
untuk menjepit tool
27 M98 Untuk memanggil program pembantu (sub-program)
28 M99 Untuk keluar dari program pembantu dan kembali ke
program utama

3. Kode Pendukung
Selain kode G dan M diatas ada kode lain yg mendukung kode G
dan M diatas, berikut yg berlaku pada mesin CNC dengan software
fanus SERIES Oi-MC

Tabel 2.4 Kode Pendukung

NO Kode Penjelasan
1 O Nomor program
2 N Nomor urut blok program
3 G Khusus untuk kode perpindahan
(lurus,busur/melengkung dll)
4 X,Y,Z, (kata ukuran) perintah perpindahan
U,V,W sumbu koordinat.Nilai ini berkaitan dengan system
,A,B,C incremental
5 I,J,K (kata ukuran) koordinat titik lengkung
6 R (kata ukuran) jari-jari lengkungan
7 F Kode pemakanan / rate of feed (per menit atau per
putaran)
8 S Kecepatan spindle (rpm)
9 T Nomor tool
10 M (kode tambahan) kontrol ON/OFF akan tool mesin
11 B Table indexing, dll
12 D,H Nomor offset
13 P,X Lama waktu jeda (detik)
14 P Nomor program pembantu (subprogram)
15 P,Q Parameter keliling pengkalengan (canned cycle)

UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 30


UNIVERSITAS MAJALENGKA Page 31

Anda mungkin juga menyukai