Laporan Besar Bab 2 No 1,2,3
Laporan Besar Bab 2 No 1,2,3
Menular untuk mendirikan Rumah Sakit Ujung Pandang yang saat ini Ujung
Pandang berubah nama menjadi Makassar. Untuk itu Menteri Kesehatan bersama
dana bantuan dari Sasakawa Memorial Health Foundation. Pada saat itu
direncanakan Rumah Sakit Kusta Makassar berkapasitas 100 tempat tidur dengan
rencana dana yang diperlukan 2.000.000 USD dan dari Sasakawa diminta
tidur atas perintah Direktur Jenderal Pelayanan Medik dalam suatu rapat/pertemuan
Pengembangan Rumah Sakit Kusta Ujung Pandang dan staf di Jakarta. Adapun
alasan Menteri Kesehatan untuk membangun Rumah Sakit Kusta Makassar antara
lain :
1. Rumah sakit kusta sungai kundur Palembang yang saat ini berubah nama
menjadi rumah sakit kusta dr.rivai Abdullah, membina daerah sumatera dan
kaliantan barat.
2. Rumah sakit kusta sitanala tangerang memina daerah jawa, bali, kaliantan
tentang wilayah binaan rumah sakit kusta. Dengan adanya pembaguan regionalisasi
tersebut, maka rumah sakit kusta Makassar menyesuaikan nama menjadi rumah
direktur dan 1 direktur utam. Urutan nama-nama direktur rumah sakit kusta regional
Makassar hingga sekarang adalah : (1) dr.A.AMunru (2) dr. Fahmi A. Tanjung (3)
dr. Tambunan (4) dr.H.Sanusi Karateng (5) DR.dr.H.Rasyidin Abdullah, MPH., dan
Hingga saat ini pengembangan unit pelayanan seperti unit diklat dan litbang,
sudah dimanfaatkan sebagai pusat pelatihan rehabilitasi cacat kusta yang bertaraf
itu juga telah dibentuk unit Sosial Medik, Unit Sanitasi, dll dalam rangka menopan
reorganisasi rumah sakit telah dilakukan untuk mengatasi beban organisasi yang
kian berat di sesuaikan dengan tuntutan pelayanan yang semakin kompleks akibat
tahun 2012 tentang Struktur organisasi dan ata kelola RSK Dr. Tadjuddin Chalid
terhadap pelayanan serta akses informasi dapat lebih cepat dan efisien.
Disamping peningkatan sarana fisik tersebut juga diikuti dengan peningkatan
kualitas SDM melalui program pendidikan berkelanjutan dan penyelenggaraan
1) Visi
Visi tersebut mengandung makna bahwa Rumah Sakit Kusta Dr. Tadjuddin
Medik dan non medic penderita kusta tanpa mengabaikan fungsi- fungsi lainnya
yang akan menjadi nuansa dan ciri khas pelayanan kepada pelanggannya.
2) Misi
Misi merupakan pernyataan tentang tujuan operasional organisasi yang
diwujudkan dalam produk dan pelayanan. Untuk dapat mewujudkan visi Rumah
Sakit Kusta Dr. Tadjuddin Chalid Makassar tersebut di atas, maka dalam
3) Motto
Adapun motto Rumah Sakit Kusta Dr. Tadjuddin Chalid Makassar dalam
1) Tugas Pokok
dan Tata Kelola Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar, maka RSK Dr.
2) Fungsi Instansi
Dalam melaksanakan kegiatannya, RSK Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
mempunyai fungsi:
Direktur Utama
Direktorat
Direktorat Keuangan. SDM. Dan Umum
Pelayanan
Bagian Bagian
Bagian
Staf Medik Sumber Daya
Keuangan Manusia Umum
Fungsional
Subbagian Subbagian
Subbagian
Pendidikan Evaluasi dan
Akuntansi
dan Penelitian Pelaporan
Kelompok Jabatan
Instalasi
Fungsional
5. Eselon
3) Kepala Bidang dan Kepala Bagian adalah jabatan structural eselon III.b.
4) Kepala Seksi dan Kepala Subbagian adalah jabatan structural eselon IV.b
6. Pusat Biaya
pelayanan rumah sakit. Secara khusus tujuan kegiatan analisis biaya adalah
mendapatkan gambaran mengenai unit atau bagian yang merupakan Pusat Biaya
biaya investasi, biaya operasional biaya pemeliharaan pendapatan rumah sakit serta
biaya satuan pelayanan rumah sakit. Pusat Biaya di Rumah Sakit Kusta Dr.
c) Instalasi Gizi
d) Laundry
e) Rekam Medik
f) Workshop IPSRS
pasien tidak dalam bentuk rawat inap. Adapun pelayanan Rawat Jalan adalah
sebagai berikut :
a. Poliklinik Spesialis
b. Poliklinik Umum
Memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat umum maupun jaminan
sesuai dengan standar pelayanan medis yang ditetapkan.
c. Poliklinik Kusta
Memberikan pelayanan kusta yang bersifat umum maupun jaminan sesuai
e. Poliklinik Mata
Memberikan pelayanan kesehatan mata bersifat spesialistik dan jaminan
f. Poliklinik KIA/KB
Memberikan pelayanan bagi Ibu bersalin bersifat umum dan jaminan sesuai
g. Poliklinik Obgyn
Memberikan pelayanan kesehatan yang menyangkut pelayanan ibu hamil,
bayi dan balita bersifat umum dan jaminan sesuai dengan standar pelayanan
medis.
h. Poliklinik Bedah
Memberikan pelayanan konsultasi bedah bersifat spesialistik dan jaminan
sesuai dengan standar pelayanan medis.
i. Poliklinik THT
j. Poliklinik Interna
k. Poliklinik Saraf
l. Poliklinik Urologi
m. Poliklinik Jiwa
n. Poliklinik Luka
dengan menginap di Ruang Rawat Inap. Adapun Pelayanan Rawat Inap adalah
rawat inap kusta dan rawat inap umum.
gangguan fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan / kondisi sakit,
penyakit atau cedera melalui paduan intervensi medic, keterapian fisik dan atau
b. Fisioterapi Umum
c. Okupasi Terapi
d. Prothesa
5) Pelayanan Bedah
a. Bedah Kusta
b. Bedah Umum
c. Bedah Mata
d. Post Operasi
penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pelayanan yang diterapkan Rumah
keterangan oleh Pegawai, Staff, Dokter, dan Pasien yang ada di RS Dr. Tadjuddin
Pelayanan rumah sakit, mulai dari pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat
darurat, pelayanan rawat inap, pelayanan kamar operasi dan pelayanan lainnya
rumah sakit kepada masyarakat atau merupakan pelayanan – pelayanan yang mau
Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar untuk pelayanan Kusta bertaraf
Makassar adalah berasal dari masyarakat miskin berupa jaminan, dalam hal ini
Jamkesmas dan Jamkesda. Adapun pelayanan berupa Askes Sosial, hanya berupa
pelayanan Pasien Kusta.
1. Prosedur Pelayanan Kesehatan
Rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang penting bagi masyarakat. Karena rumah sakit
adalah tulang punggung fasilitas kesehatan di Indonesia. Karena rumah sakit bisa dimiliki oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah atau Swasta. Tenaga di rumah sakit pun beragam, ada dokter,
perawat, apoteker, ahli gizi, tenaga perekam medis, tenaga manajemen kesehatan maupun
tenaga non kesehatan.
1. Perencanaan Makanan
a. Perencanaan Menu
Menu berasal dari bahasa Prancis yang berarti suatu daftar yang tertulis secara rinci. Menu
dapat diartikan sebagai rangkaian jenis makanan dan minuman yang tersedia dan yang akan
dihidangkan. Kegiatan perancanaan menu merupakan salah satu fungsi manajemen dalam
pengadaan makanan. Perencanaan menu juga dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan
menyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang atau
kelompok orang.Contohnya jenis menu untuk rumah sakit maka rumah sakit harus melayani
berbagai jenis makanan khusus sesuai kebutuhan orang sakit dengan citarasayang dapat
Menurut Kemenkes RI (2013) dalam Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, ada beberapa
Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien, kepala masak (chef
Mengacu pada tujuan pelayanan makanan rumah sakit, maka perlu ditetapkan macam
Perlu ditetapkan macam menu yangcocok dengan sistem penyelenggaraan makanan yang
sedang berjalan. Siklus dapat dibuat untuk menu 5 hari, 7 hari, 10 hari atau 15 hari. Kurun
waktu penggunaan menu dapat diputar selama 6 bulan-1 tahun.
Pola menu yang dimaksud adalah menetapkan pola dan frekuensi macam hidangan yang
direncanakan untuk setiap waktu makan selama satu putaran menu. Dengan penetapan pola
menu dapat dikendalikan penggunaan bahan makanan sumber zat gizi dengan mengacu gizi
seimbang.
Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang direncanakan setiap kali
makan dengan menggunakan satuan penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku di
rumah sakit.
6. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan malam pada satu putaran menu
Format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan pola menu yang sudah ditetapkan.
Setiap hidangan yang terpilih dimasukkan dalam format menu sesuai dengan golongan bahan
makanan.
dan marketing. Bila ada ketidaksetujuan perlu diperbaiki kembali sehingga menu telah benar-
Bila menu telah disepakati, maka perlu dilakukan uji coba menu. Hasil uji coba, langsung
diterapkan untuk perbaikan menu.
serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan makanan yang diperlukan
dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan makanan rumah
sakit.Tujuan dari perencanaan kebutuhan bahan makanan agar tersedianya taksiran macam dan
jumlah Bahan makanan dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam kurun waktu yang di tetap
1. Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahan makanan
apakah termasuk dalam bahan makanan segar dan bahan makanan kering.
2. Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu per satu dengan cara :
b. Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus menu (10 hari
+ 1 hari).
menggunakan kalender.
e. Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun waktu
dengan spesifikasinya.
pasar.
makanan bertujuan agar tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai menu, waktu,
pemesanan, standar porsi bahan makanan dan spesifikasi yang ditetapkan (Kemenkes RI,2013).
4. Adanya menu dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan selama periode
kegiatan penyediaan macam, jumlah, spesifikasi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan
produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan harga yang benar. Sistem
berlangsung.
penyelenggaraan makanan institusi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut :
yang akan dilayani tidak banyak (kurang dari 50 orang) atau jika
Menurut Moehyi (1992) Ada tiga bentuk pelelangan untuk memilih pemasok bahan
pemasok tertentu yang sudah diteliti oleh pihak yang berwenang, seperti
bahan makanan.
dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta
waktu penerimaannya.Tujuan dilakukannya proses penerimaan bahan makanan agar bahan
makanan yang diterima sesuai dengan daftar pesanan, waktu pesan dan spesifikasi yang
ditetapkan.
Menurut Kemenkes RI (2013), penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara
menata, menyimpan, memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan
segar di gudang bahan makanan kering dan dingin/beku dengan tujuan agar tersedianya bahan
makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
bahan makanan.
berikut :
9. Bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding atau langit
dalam mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah (mencuci, memotong, menyiangi,
meracik dan sebagainya)sesuai dengan menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu dan
mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan,
berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi. Prasyarat dalam pemasakan bahan makanan yaitu
tersedianya menu, pedoman menu, siklus menu, bahan makanan yang akan dimasak, peralatan
pemasakan bahan makanan, aturan dalam menilai pemasakan, prosedur tetap pemasakan dan
peraturan penggunaan Bahan Tambah Pangan (BTP). Adapun tujuan dari pemasakan bahan
makanan meliputi :
penampilan makanan.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Makanan (2004),
cara pengolahan makanan yang baik dan benar dapat menjaga mutu dan keamanan hasil olahan
makanan. Sedangkan cara pengolahan yang salah dapat menyebabkan kandungan gizidalam
makanan hilang secara berlebihan. Menurut Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, kegiatan penyehatan makanan dan minuman
di Rumah sakit menekankan terwujudnya kebersihan dan keamanan makanan dalam alur
perjalanan makanan sebelum dikonsumsi oleh manusia. Kebersihan diri dan kesehatan
penjamah makanan merupakan kunci kebersihan dalam pengolahan makanan yang aman dan
sehat, karena penjamah makanan juga merupakan salah satu vektor yang dapat mencemari
Menurut Direktorat Jenderal PPM & PL dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik (2002),
pengolahan bahan makanan harus dilakukan oleh penjamah dengan sikap dan perilaku yang
higiene :
1. Tidak merokok selama mengolah makanan.
peruntukkannya.
sejenisnya.
10. Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum bekerja dan setelah keluar
i. Pendistribusian Makanan
tersedianya peraturan pemberian makanan rumah sakit, standar porsi, peralatan untuk
2. Makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah dan porsi yang telah
ditentukan sangat penting bagi orang sakit yang sedang melakukan diet.
3. Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam hal ini yang
keadaan dingin.
tenaga, peralatan dan perlengkapan yang ada. Terdapat 2 sistem distribusi makanan di rumah
Umumnya disebut dengan cara distribusi “sentralisasi”, yaitu makanan dibagi dan
disajikan dalam alat makan di ruang produksi makanan.
2. Distribusi makanan yang tidak dipusatkan
Cara ini umumnya disebut dengan distribusi “desentralisasi”. Makanan pasien dibawa ke