Bahan Ajar Biografi
Bahan Ajar Biografi
Pertemuan 1
Indikator
3.15.1 Menganalisis makna dalam setiap struktur teks biografi
3.15.2 Menganalisis unsur kebahasaan teks biografi
Bahan Ajar
Kutipan Makna
2) Unsur Kebahasaan
a. Pronomina, yaitu kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai
seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita dan
kami.
b. Pengacu dan hal yang diacu, yaitu alat kohesi yang baik karena dapat menghindari
pengulangan kata yang sama terus-menerus.
c. Kata hubung yaitu kata yang berfungsi penghubung antara satu kata dengan kata lain
dalam satu kalimat
LK (Lembar Kerja) pertemuan kedua
Soekarno, yang akrab dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Dia
anak seorang guru sekolah rakyat, Raden Soekami dan wanita Bali berdarah bangsawan, Ida
Ayu Rai. Sebagai anak priyayi yang memang pandai, Soekarno bisa mengecap pendidikan
tinggi dan lulus dari Sekolah Teknik Tinggi di Bandung (kini ITB) pada 1925. Sebagai
mahasiswa teknik, Soekarno terbilang pandai. Akan tetapi, ide-ide nasionalisme rupanya
telah membuat dirinya terpikat. Tiga bulan setelah lulus, pada 1926, lelaki yang dikenal
sebagai orator ulung ini memuatkan ide-ide politiknya di media massa dalam artikel yang
berjudul “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme”. Tulisan ini sangat menekankan ide persatuan
antarkelompok yang kemudian menandai pemikiran politiknya sepanjang kariernya.
Perjuangan politik merebut kemerdekaan berlanjut dengan dibentuknya Partai
Nasional Indonesia (PNI) pada 1927. Soekarno menerapkan sikap nonkooperasi dengan
Belanda yang membuatnya beberapa kali masuk tahanan. Pada 1929 dia ditahan oleh Belanda
di penjara Sukamiskin, Bandung, karena aktivitas politiknya, tetapi dibebaskan dua tahun
kemudian. Dia ditahan lagi pada 1933, diasingkan ke Ende, kemudian ke Bengkulu, sampai
dia dibebaskan oleh Jepang pada 1942. Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno mendapat
kesempatan lebih besar untuk mempromosikan cita-cita nasional Indonesia yang bekerja
sama dengan Jepang melawan Sekutu. Sikap mau bekerja sama dengan Jepang ini tidak pelak
mengundang kritik keras dari pelbagai kalangan “garis keras” yang menginginkan sikap
nonkooperasi dengan Jepang.
Pada 17 Agustus 1945, tak lama setelah Jepang takluk pada Sekutu, atas desakan para
aktivis pemuda yang sempat menculik Soekarno ke Rengas Dengklok, Soekarno dan Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian Soekarno-Hatta diangkat
menjadi presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Mereka segera terlibat dalam
perjuangan melawan pendudukan kembali oleh Belanda. Pada masa itu Soekarno-Hatta
sempat dibuang kembali ke Parapat dan Bangka. Namun, ketika secara resmi Belanda
mengakui kedaulatan Indonesia pada 1949, kedudukan Soekarno sebagai presiden kembali
dipulihkan.
Ketika sistem pemerintahan parlemen terbukti tidak berjalan efektif, Soekarno pada
akhir 1956 menyerukan pembubaran semua partai politik. Dia kemudian membentuk
Demokrasi Terpimpin pada 1959, dan pada tahun berikutnya membubarkan parlemen
terpilih. Soekarno mencoba menerapkan gagasannya akan tiga pilar kekuatan bangsa, yaitu
Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Namun, kondisi kisis ekonomi dan politik
dalam negeri terus bertambah runyam.
Dalam bidang politik luar negeri, Soekarno bersikap curiga terhadap AS dan kekuatan
Barat. Untuk mengimbagi kekuatan Barat, dia berperan sebagai pemimpin nengara-negara
baru melawan kekuatan kolonial dan “neokolonial”. Dia berhasil “memaksa” Belanda untuk
menyerahkan Irian Barat (kemudian pada 1963 disebut Irian Jaya, kini Papua). Soekarno
mempermaklumkan “konfrontasi” dengan Federasi Malaysia yang baru dibentuk pada 1963.
Pada 1965 Indonesia keluar dari PBB dan Soekarno semakin aktif sebagai tokoh negara-
negara “new emerging forces”. Kharismanya yang hebat tidak hanya memengaruhi rakyat
Indonesia, tetapi juga bangsa-bangsa yang baru merdeka di Asia-Afrika. Dia juga dikenal
sebagai salah satu pemimpin negara Nonblok yang paling terkemuka. Situasi politik
Indonesia memuncak dengan perebutan kekuasaan yang gagal pada 30 September 1965.
Kejadian ini kemudian berlanjut dengan pembunuhan besar-besaran, pembubaran Partai
Komunis, dan buntutnya Soekarno tersingkir. Pemimpin militer Mayjen Soeharto meminta
Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan efektifnya melalui Supersemar pada Maret 1966.
Soeharto kemudian menjadi presiden menggantikan Soekarno pada 1968. Sampai kematian
Soekarno di Jakarta pada 21 Juni 1970, dia masih berada dalam status tahanan rumah.
Namun, pemerintah menganugerahinya Pahlawan Proklamasi.
Sebagai Founding Father atau Bapak Bangsa Indonesia, Bung Karno telah
mengantarkan bangsa Indonesia kepada kemerdekaan. Dengan perjuangan yang tanpa
pamrih, Bung Karno telah membangun tatanan keadilan yang menyejahterakan rakyat
Indonesia serta berhasil menyejajarkan Indonesia dengan negara lainnya. Semoga apa yang
dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih
gemilang.
Kutipan Makna
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam
menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi
1.
2.
3.
4.
Petunjuk Penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Nama :
Kelas :
NO Pernyataan TP KD SR SL
Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan
1
sesuatu kegiatan
2 Saya jujur pada saat mengerjakan tugas
Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
3
sumbernya pada saat mengerjakan tugas
Sebagai siswa saya melakukan tugas-tugas dengan
4
baik
Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
5
dilakukan
6 Saya masuk kelas tepat waktu
7 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Saya mengerjakan tugas yang diberikan
9 Saya tertib dalam mengikuti pembelajaran
Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidakmelakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
3. Lembar Penilaian Antarpeserta Didik
Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran
Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu
Skor
NO Pernyataan 1 2 3 4 5
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
1
sesuatu kegiatan
2 Tidak menyontek pada saat mengerjakan tugas
Tidak menyalin karya orang lain tanpa
3 menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
Sebagai siswa melakukan tugas-tugas dengan
4
baik
Berani menerima resiko atas tindakan yang
5
dilakukan
6 Masuk kelas tepat waktu
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengerjakan tugas yang diberikan
9 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
Petunjuk Penyekoran :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Instrumen Penilaian
Rambu-rambu
Kutipan Makna
Orientasi B.J Habibie adalah salah B.J. Habibie adalah
seorang tokoh panutan dan menjadi Presiden Republik Indonesia
kebanggaan bagi banyak orang di yang lahir di Pare – Pare
Indonesia. Beliau adalah Presiden Sulawesi Selatan pada tanggal 25
ketiga Republik Indonesia. Nama dan Juni 1936.
gelar lengkapnya Prof. DR.Ing. Mult.
Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau
dilairkan di Pare-pare, Sulawesi
Selatan pada tanggal 25 Juni 1936.
Beliau merupakan anak keempat dari
delapan bersaudara, pasangan Alwi
Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti
Marini Puspowardoyo. Habibie
menikah dengan Hasri Ainun Habibie
pada tanggal 12 Mei 1962 dan
dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham
Akbar dan Thareq Kemal.
Peristiwa Habibie menjadi yatim sejak Peran bunda B.J. Habibie
dan sepeninggal anaknya.
Bapaknya meninggal dunia pada 3
Masalah
September 1950 karena terkena
serangan jantung. Setelah ayahnya
meninggal, Ibunya menjual rumah dan
kendaraannya kemudian pindah ke
Bandung bersama anak-anaknya.
Ibunya membanting tulang membiayai
kehidupan anak-anaknya.
Reorientasi Di Indonesia, Habibie menjadi B.J. Habibie sebagai peletak
Menteri negara Ristek/ Kepala BPPT dasar kehidupan demokrasi dan
selama 20 tahun, ketua ikatan persatuan wilayah Indonesia
Cendekiawan Muslim Indonesia
(ICMI), memimpin perusahaan
BUMN strategis, dipilih menjadi
wakil Presiden RI dan menjadi
Presiden RI ke 3 setelah Soeharto
mundur pada tahun 1998. Pada masa
jabatan Habibie, terjadi referendum di
Timor- Timur, sampai akhirnya
Timor-Timur
Memisahkan diri dari
Indonesia . Dalam masa jabatannya
yang singkat, B.J. Habibie telah
meletakkan dasar bagi kehidupan
demokrasi dan persatuan wilayah di
Indonesia dengan disyahkannya
Undang-undang tentang otonomi
daerah dan Undang-undang tentang
partai politik, Undang-undang tentang
pemilu dan UU tentang susunan
kedudukan DPR/MPR
Pronominal, Kata kerja Pengacu dan hal yang diacu Kata hubung
tindakan, kata
deskriptif, kata kerja
pasif, kata kerja mental,
a. Kata ganti yang Pengacu Hal yang diacu Habibie menikah
digunakan adalah ia, Habibie Habibie menikah dengan dengan Hasrie
dan- nya (kata ganti menikah Hasrie Ainun Habibie Ainun Habibie
milik) yang yang kemudian diboyong yang kemudian
divariasikan dengan ke Jerman. Hidupnya diboyong ke
penyebutan nama makin keras. Di pagi Jerman
Habibie hari, Habibie harus
b. Kata kerja tindakan: berjalan kaki cepat ke
berjalan, belajar, tempat kerjanya yang
mengantri, mencuci. jauh untuk menghemat
c. Kata deskriptif : keras, kebutuhan hidupnya.
cepat
d. Kata kerja pasif:
diboyong Ia pulang pada
e. Kata kerja mental: malam hari dan
menghemat Ia Ia pulang pada malam hari
belajar untuk
f. Kata sambung yang pulang dan belajar untuk
kuliahnya
pada kuliahnya. Istrinya harus
menyatakan waktu:
malam mengantrie di tempat
pada. pencucian umum untuk
hari
mencuci baju guna
menghemat biaya hidup
keluarga.
Tabel Penskoran
No Jawaban Skor
`Tabel Penskoran
No Jawaban Skor
Pertemuan Kedua
Indikator :
Bahan Ajar
Soekarno, yang akrab dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Dia
anak seorang guru sekolah rakyat, Raden Soekami dan wanita Bali berdarah bangsawan, Ida
Ayu Rai. Sebagai anak priyayi yang memang pandai, Soekarno bisa mengecap pendidikan
tinggi dan lulus dari Sekolah Teknik Tinggi di Bandung (kini ITB) pada 1925. Sebagai
mahasiswa teknik, Soekarno terbilang pandai. Akan tetapi, ide-ide nasionalisme rupanya
telah membuat dirinya terpikat. Tiga bulan setelah lulus, pada 1926, lelaki yang dikenal
sebagai orator ulung ini memuatkan ide-ide politiknya di media massa dalam artikel yang
berjudul “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme”. Tulisan ini sangat menekankan ide persatuan
antarkelompok yang kemudian menandai pemikiran politiknya sepanjang kariernya.
Perjuangan politik merebut kemerdekaan berlanjut dengan dibentuknya Partai
Nasional Indonesia (PNI) pada 1927. Soekarno menerapkan sikap nonkooperasi dengan
Belanda yang membuatnya beberapa kali masuk tahanan. Pada 1929 dia ditahan oleh Belanda
di penjara Sukamiskin, Bandung, karena aktivitas politiknya, tetapi dibebaskan dua tahun
kemudian. Dia ditahan lagi pada 1933, diasingkan ke Ende, kemudian ke Bengkulu, sampai
dia dibebaskan oleh Jepang pada 1942. Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno mendapat
kesempatan lebih besar untuk mempromosikan cita-cita nasional Indonesia yang bekerja
sama dengan Jepang melawan Sekutu. Sikap mau bekerja sama dengan Jepang ini tidak pelak
mengundang kritik keras dari pelbagai kalangan “garis keras” yang menginginkan sikap
nonkooperasi dengan Jepang.
Pada 17 Agustus 1945, tak lama setelah Jepang takluk pada Sekutu, atas desakan para
aktivis pemuda yang sempat menculik Soekarno ke Rengas Dengklok, Soekarno dan Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian Soekarno-Hatta diangkat
menjadi presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Mereka segera terlibat dalam
perjuangan melawan pendudukan kembali oleh Belanda. Pada masa itu Soekarno-Hatta
sempat dibuang kembali ke Parapat dan Bangka. Namun, ketika secara resmi Belanda
mengakui kedaulatan Indonesia pada 1949, kedudukan Soekarno sebagai presiden kembali
dipulihkan.
Ketika sistem pemerintahan parlemen terbukti tidak berjalan efektif, Soekarno pada
akhir 1956 menyerukan pembubaran semua partai politik. Dia kemudian membentuk
Demokrasi Terpimpin pada 1959, dan pada tahun berikutnya membubarkan parlemen
terpilih. Soekarno mencoba menerapkan gagasannya akan tiga pilar kekuatan bangsa, yaitu
Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Namun, kondisi kisis ekonomi dan politik
dalam negeri terus bertambah runyam.
Dalam bidang politik luar negeri, Soekarno bersikap curiga terhadap AS dan kekuatan
Barat. Untuk mengimbagi kekuatan Barat, dia berperan sebagai pemimpin nengara-negara
baru melawan kekuatan kolonial dan “neokolonial”. Dia berhasil “memaksa” Belanda untuk
menyerahkan Irian Barat (kemudian pada 1963 disebut Irian Jaya, kini Papua). Soekarno
mempermaklumkan “konfrontasi” dengan Federasi Malaysia yang baru dibentuk pada 1963.
Pada 1965 Indonesia keluar dari PBB dan Soekarno semakin aktif sebagai tokoh negara-
negara “new emerging forces”. Kharismanya yang hebat tidak hanya memengaruhi rakyat
Indonesia, tetapi juga bangsa-bangsa yang baru merdeka di Asia-Afrika. Dia juga dikenal
sebagai salah satu pemimpin negara Nonblok yang paling terkemuka. Situasi politik
Indonesia memuncak dengan perebutan kekuasaan yang gagal pada 30 September 1965.
Kejadian ini kemudian berlanjut dengan pembunuhan besar-besaran, pembubaran Partai
Komunis, dan buntutnya Soekarno tersingkir. Pemimpin militer Mayjen Soeharto meminta
Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan efektifnya melalui Supersemar pada Maret 1966.
Soeharto kemudian menjadi presiden menggantikan Soekarno pada 1968. Sampai kematian
Soekarno di Jakarta pada 21 Juni 1970, dia masih berada dalam status tahanan rumah.
Namun, pemerintah menganugerahinya Pahlawan Proklamasi.
Sebagai Founding Father atau Bapak Bangsa Indonesia, Bung Karno telah
mengantarkan bangsa Indonesia kepada kemerdekaan. Dengan perjuangan yang tanpa
pamrih, Bung Karno telah membangun tatanan keadilan yang menyejahterakan rakyat
Indonesia serta berhasil menyejajarkan Indonesia dengan negara lainnya. Semoga apa yang
dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih
gemilang.
Pokok-pokok isi
Lembar Observasi
2. Datalah ciri kebahasaan yang ada di dalam teks biografi “Soekarno”
Ciri Kebahasaan
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam
menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi
1.
2.
3.
Petunjuk Penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 Identifikasikan
: apabila seringpenggunaan
melakukan hal tersebut
bahasa dari teks laporanhasil observasi tersebut!
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Kata pernah
Skor 2 :a.apabila (Frasa)……………………………………………..
melakukan hal tersebut
………………………………………………………….
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
b. Kata berimbuhan………………………………………..
………………………………………………………….
c. Kata hubung (Konjungsi)………………………………
…………………………………………………………
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 16 - 20
Baik : apabila memperoleh skor 11 - 15
Cukup : apabila memperoleh skor 6 - 10
Kurang : apabila memperoleh skor 1 - 5
Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Skor
NO Pernyataan 1 2 3 4 5
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
1
sesuatu kegiatan
2 Tidak menyontek pada saat mengerjakan tugas
Tidak menyalin karya orang lain tanpa
3 menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
Sebagai siswa melakukan tugas-tugas dengan
4
baik
Berani menerima resiko atas tindakan yang
5
dilakukan
6 Masuk kelas tepat waktu
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengerjakan tugas yang diberikan
9 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
Petunjuk Penyekoran :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Instrumen Penilaian
Tabel Penskoran
No Jawaban Skor
Indikator:
4.15.1 Menyusun teks biografi tokoh dengan memerhatikan struktur, bahasa dan isi
4.15.2 Menyunting teks biografi yang telah disusun sesuai struktur, bahasa dan isi
Bahan Ajar
Kesesuaian isi
Kesesuaian ciri
kebahasaan
1. Susunlah sebuah teks Biografi seseorang, sesuai dengan struktur, isi dan
kebahasaan!
Orientasi
Reorientasi
2. Suntinglah teks biografi milik teman sesuai dengan struktur, isi dan ciri kebahasaan!
Kesesuaian isi
Kesesuaian ciri
kebahasaan
Lembar Observasi
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam
menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi
1.
2.
3.
4.
Petunjuk Penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Skor 5 : apabila selalu melakukan hal tersebut
Skor 4 : apabila sering melakukan hal tersebut
Skor 3 : apabila kadang-kadang melakukan hal tersebut
Skor 2 : apabila pernah melakukan hal tersebut
Skor 1 : apabila tidak pernah melakukan hal tersebut
Nama :
Kelas :
NO Pernyataan TP KD SR SL
Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan
1
sesuatu kegiatan
2 Saya jujur saat mengerjakan tugas
Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
3
sumbernya pada saat mengerjakan tugas
Sebagai siswa saya melakukan tugas-tugas dengan
4
baik
Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
5
dilakukan
6 Saya masuk kelas tepat waktu
7 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Saya mengerjakan tugas yang diberikan
9 Saya tertib dalam mengikuti pembelajaran
Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Skor
NO Pernyataan 1 2 3 4 5
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
1
sesuatu kegiatan
2 Tidak menyontek pada saat mengerjakan tugas
Tidak menyalin karya orang lain tanpa
3 menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
Sebagai siswa melakukan tugas-tugas dengan
4
baik
Berani menerima resiko atas tindakan yang
5
dilakukan
6 Masuk kelas tepat waktu
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengerjakan tugas yang diberikan
9 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
Petunjuk Penyekoran :
Instrumen Penilaian
1. Susunlah sebuah teks biografi milik teman yang telah disusun sesuai dengan
struktur, isi dan ciri kebahasaan.
2. Suntinglah teks biografi milik teman yang telah disusun sesuai dengan struktur, isi
dan ciri kebahasaan.
Rambu-rambu
Agus Safari
Agus Safari lahir pada 5 Mei 1969 di Lingkungan Singomayan, Kelurahan
Singonegaran, Banyuwangi. Ia terlahir dari pasangan Moh. Kahfi dan Sapiyah. Ayahnya
adalah seorang pensiunan prajurit TNI AD yang bertugas di Batalyon 510 Macan Putih,
ibunya adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Agus adalah anak kedelapan dari sembilan
bersaudara.
Agus menjalani pendidikannya mulai di bangku SD Negeri 3 Singonegaran,
kemudian melanjutkan SMP dan SMA Islam Al-Khairiyah, Banyuwangi. Pada usia 9 tahun,
Agus sudah ditinggalkan ayahnya yang meninggal pada usia 65 tahun, disusul setahun
kemudian, ibunya meninggal dunia. Kondisi ini memaksa Agus untuk berupaya keras
membiayai kebutuhan pendidikannya dengan berjualan pisang goreng keliling kampung. Di
usia SMP, Agus ikut orang lain untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga, hal ini
dilakukan untuk membiayai kebutuhan hidup dan sekolahnya. Hingga menginjak SMA, Agus
menjalani pekerjaan sebagai “pembantu umum” di SD Islam Al-Khairiyah. Sejak itulah,
Agus mulai berkecimpung dalam dunia pendidikan. Sebagai pembantu umum, Agus harus
melakukan aktivitasnya tiap pagi, bangun subuh dan membersihkan halaman-ruangan kantor
dan kelas. Pekerjaan ini dijalaninya untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya di SMA.
Lulus dari SMA (1987-1988), Agus Safari merantau selama empat tahun di Jakarta
sebagai kenek (kernet) sebuah bus kota yang disebut PPD (Perusahaan Penumpang Djakarta)
dengan trayek Rawamangun-Blok M. Selama empat tahun itulah, Agus ditempa kehidupan
yang keras di jalanan dan menghabiskan malam-malamnya di terminal Rawamangun, Jakarta.
Sepulang dari merantau di Jakarta (1992), Agus memutuskan diri untuk pulang ke kota
kelahirannya di Banyuwangi. Sejak tahun 1992, Agus mulai peka melihat kenyataan sosial di
tengah-tengah masyarakat Banyuwangi. Dengan hasil uang sebagai kenek PPD di Jakarta,
Agus melanjutkan kuliah di IKIP PGRI Banyuwangi (1992), jurusan sejarah. Dalam
perjalanan pendidikannya di perguruan tinggi, Agus Safari pernah menjabat Sekretaris Senat
Mahasiswa IKIP PGRI Banyuwangi (1993). Semasa itu, ia aktif sebagai aktivis mahasiswa
yang tampil di tengah-tengah ketimpangan masyarakat, di mana rezim Orba masih berkuasa.
Karena kecenderungan Agus pada wilayah politik, maka Agus Safari berhenti
mengajar selama dua tahun. Dalam waktu dua tahun itu, Agus pernah aktif di lembaga
underbouw sebuah partai politik, PPP, ia terpilih sebagai ketua GPK (Gerakan Pemuda
Ka’bah) pada tahun 1998 sampai 2002. Pergumulannya di dunia politik, membawa Agus
menjabat ajudan Calon Gubernur Jatim, Brigjend (Purn) TNI AD, Abdul Kahfi-Ir. H. Ridwan
Hisyam yang dicalonkan dari PKB pada tahun 2002. Setelah kegagalan Calon Gubernur
Jatim tersebut, Agus kembali ke Banyuwangi dan menekuni sebuah lembaga swadaya
masyarakat, yakni Lembaga Kajian Kebijakan Publik dan Politik Lokal Banyuwangi. Agus
Safari aktif melakukan kajian dan analisa kebijakan publik dan politik lokal Banyuwangi.
Tulisan-tulisannya dimuat di Radar Banyuwangi. Pada akhir tahun 2003, Agus Safari
mengikuti tes CPNS daerah di Banyuwangi, pada Sabtu 22 Nopember 2003, dan lulus tahap
pertama ujian tulis. Pada tanggal 3 Desember 2003, Agus mengikuti ujian Psikotes, dan
dinyatakan lulus kembali. Pada 19 Januari 2004, berdasarkan SK Bupati, Agus dinyatakan
resmi sebagai CPNS Pangkat Penata Muda Golongan III/a untuk melaksanakan tugas sebagai
guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Giri. Empat bulan kemudian, Agus Safari ditarik
atau diberi tugas di kantor Pemda pada Bagian Umum sebagai Ajudan Bupati Banyuwangi,
Ir. H. Samsul Hadi (2004-2005).
Pada tahun 2006, Agus kembali melaksanakan tugas sebagai Guru Madya di SMP
Negeri I Giri, terhitung sejak 2 Januari 2006. Sejak itu pula, Agus kembali menekuni dan
berkonsentrasi pada dunia pendidikan dengan segala dinamikanya. Agus menikah pada tahun
1997 di usia 28 tahun. Agus menikahi seorang gadis lulusan Pondok Pesantren, Denanyar,
Jombang, bernama Ilmi Nafi’ah. Empat tahun setelah pernikahannya tersebut, pada tahun
2001, Agus Safari dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Farodis Azhari.
Setahun kemudian, dia kembali dikarunia anak perempuan diberi nama Nila Ayu Rahmani.
Kini Agus tinggal di Banyuwangi dan terus aktif dalam dunia pendidikan di
Banyuwangi. Beliau adalah contoh sosok guru yang patut diteladani.dengan segala perannya
dalam dunia pendidikan, semoga dapat menjadi pengobar semangat untuk para pendidik agar
menjadi pendidik yang berdedikasi tinggi. Semoga semangatnya menjadi pemicu tekad untuk
guru-guru seluruh Indonesia.
Tabel Penskoran
No Jawaban Skor
1. Siswa dapat menyusun teks biografi sesuai struktur, isi dan 5
ciri kebahasaan dengan jelas dan tepat
2. Siswa dapat menyusun teks biografi sesuai struktur, isi dan 3
ciri kebahasaan dengan jelas dan kurang tepat
3. Siswa dapat menyusun teks biografi sesuai struktur, isi dan 2
ciri kebahasaan dengan kurang jelas dan kurang tepat
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕
𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
Tabel Penskoran
No Jawaban Skor
1. Siswa dapat menyunting teks biografi sesuai struktur, isi dan 5
ciri kebahasaan dengan jelas dan tepat
2. Siswa dapat menyunting teks biografi sesuai struktur, isi dan 3
ciri kebahasaan dengan jelas dan kurang tepat
3. Siswa dapat menyunting teks biografi sesuai struktur, isi dan 2
ciri kebahasaan dengan kurang jelas dan kurang tepat
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕
𝑿 𝟏𝟎𝟎
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍