Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS USAHA PETERNAKAN KAMBING

“ SABUN TOPCEER”

BISNIS VETERINER

OLEH:

KEFIN ELYZABETH TAHUN 1609010027

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan sub sektor peternakan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas


produksi serta keanekaragaman hasil. Misi utama pembangunan ekonomi nasional adalah
memberdayakan masyarakat dengan seluruh kekuatan ekonomi dengan adanya partisipasi
yang luas dari seluruh masyarakat. Sub sektor peternakan sebagai bagian integral
pembangunan nasional perlu ditingkatkan secara kontinyu. Salah satu komoditas
peternakan yang banyak dikembangkan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah
ternak kambing. Upaya untuk menciptakan peternakan yang tangguh dalam menghadapi
era globalisasi maka perlu dilakukan penanganan secara sistematis baik bidang kesehatan,
produksi, pengolahan maupun pemasaran.

Kambing perah merupakan komoditas baru di Indonesia yang kemungkinan memiliki


prospek pengembangan yang baik. Walaupun belum terbukti secara ilmiah, anggapan
yang berkembang di masyarakat adalah bahwa susu kambing dapat menyembuhkan
berbagai penyakit pernafasan, seperti asma dan TBC. Oleh karena itu permintaan
cenderung semakin meningkat dan harga yang masih cukup tinggi. Di sisi lain kambing
perah dapat berperan ganda sebagai peghasil susu dan daging. Dari kebutuhan investasi,
usaha kambing pernah memerlukan investasi jauh lebih kecil dibandingkan dengan sapi
perah dan disamping ini relatif lebih mudah dalam manajemen. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai analisis usaha peternakan kambing perah di Kota
Kupang.

1.2 TUJUAN

Untuk menganalisis usaha peternakan kambing di Kota Kupang.


BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kambing perah yang banyak dikembangkan di Indonesia umumya kambing peranakan


Etawah (PE), yang umumnya masih lebih dominan sebagai sumber daging dibandingkan
dengan sumber air susu. Susu kambing belum dikenal secara Iuas seperti susu sapi padahal
memiliki komposisi kimia yang cukup baik (kandungan protein 4,3% dan lemak 2,8%) relatif
lebih baik dibandingkan kandungan protein susu sapi dengan protein 3,8% dan lemak 5,0%
(Sunarlim dkk, 1992). Disamping itu dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih
mudah dicerna, karena ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan secara alamiah
sudah berada dalam keadaan homogen (Sunarlim dkk, 1992) (Sinn, 1983).

1. PERENCANAAN

 Tujuan: Untuk memenuhi kebutuhan pasar dan naik level dengan cara
menjual sabun susu kambing serta susu kambing.

 Jenis kambing: Peranakan Ettawa (PE)

Ternak kambing merupakan salah satu komuditas yang cukup potensial untuk
dikembangkan. Ternak ini banyak dipelihara dipedesaan, karena telah dikenal
kemampuannya beradaptasi pada lingkungan yang sederhana, miskin pakan
dan dapat lebih efisien dalam mengubah pakan berkualitas rendah menjadi air
susu dan daging. Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing hasil
persilangan antara kambing Etawah (asal India) dengan kambing Kacang.
Kambing ini tersebar hampir di seluruh Indonesia. Penampilannya mirip
kambing Etawah, tetapi lebih kecil. Kambing PE merupakan kambing tipe
dwiguna, yaitu sebagai penghasil daging dan susu (perah). Peranakan yang
penampilannya mirip kambing Kacang disebut Bligon atau Jawa randu yang
merupakan tipe pedaging. (Pamungkas et al., 2009). Ciri-ciri Kambing PE:
telinga panjang dan terkulai, panjang telinga 18–30 cm, warna bulu bervariasi
dari coklat muda sampai hitam. Bulu kambing PE jantan bagian atas leher dan
pundak lebih tebal dan agak panjang. Bulu kambing PE betina pada bagian
paha panjang. Berat badan kambing PE jantan dewasa 40 kg dan betina 35 kg,
tinggi pundak 76-100 cm.
Gambar 1. Kambing Peranakan Etawa (PE)

o Kambing perah (Peranakan Etawah(PE)):

(+) Jangka waktu panjang, pendapatan per hari, iklim mendukung,


potensi lahan mendukung

(-) Perawatan rumit, pakan mahal, modal besar, pesaing dari daerah
lain banyak.

 Faktor usaha

1. Modal

BIAYA TETAP
NO JENIS JUMLAH HARGA (Rp) TOTAL (Rp)
1 Tanah Tanah warisan
2 - Bibit kambing jantan 4 ekor Rp. 1.500.000,- Rp. 6.000.000,-

- Bibit kambing betina 10 ekor Rp. 1.000.000,- Rp. 10.000.000,-


3 Bangunan

Kandang panggung

 Kandang jantan dewasa 4 buah Rp. 2.000.000,- Rp.8.000.000,-

uk. 1,2m x 1,2m

 Kandang betina dewasa 10 buah Rp. 2.000.000,- Rp. 20.000.000,-

uk. 1m x 1,2m

 Kandang anak 6 buah Rp. 2.000.000,- Rp. 12.000.000,-


uk. 1m x 1,2m
3 Sumur bor 1 buah Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,-
4 Karyawan 2 orang Rp. 2.000.000,- Rp.4.000.000,-
5 Kulkas 1 buah Rp. 3.000.000,- p. 3.000.000,-

BIAYA TIDAK TETAP


NO JENIS JUMLAH HARGA TOTAL (Rp)
1 Kesehatan Rp. 1.000.000,-
2 Peralatan untuk membuat sabun
susu kambing

- Kompor
1 buah Rp. 200.000,- Rp. 200.000,-
- Timbangan
1 buah Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
- Blender
1 buah Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-
- Termometer
1 buah Rp.70.000,- Rp. 70.000,-
- Mangkok kaca
5 buah Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-
- Cetakan sabun
10 buah Rp. 60.000,- Rp. 600.000,-
- Sarung tangan
1 dus Rp. 60.000,- Rp. 60.000,-
3 Bahan untuk membuat susu
kambing

- Minyak Zaitun
10 botol Rp.30.000,- Rp. 300.000,-
- Minyak Kelapa
10 botol Rp.50.000,- Rp. 500.000,-
- Mentega Putih
10 kg Rp.30.000,- Rp. 300.000,-
- Soda Api
10kg Rp.20.000,- Rp. 200.000,-
- Fragrance
1 botol Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-
- Pewarna
2 botol Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-
TOTAL Rp.66 .230.000,-
Biaya lain-lain (10% dari biaya Rp. 6.300.000,- Rp.6.623.000,-
tetap dan tidak tetap)
TOTAL Rp. 72.853.000,-

 Pemasukan

Sabun susu kambing = Rp. 20.000,- batang (Target 1 bulan terjual


sebanyak 100 batang)

500 batang sabun = Rp. 10.000.000,-

Susu kambing/liter = Rp. 15.000,- (Target 1 bulan terjual 100 liter)

100 liter susu = Rp. 1.500.000,-

Total keuntungan/bulan = Rp. 11.500.000,-

Payback period = Rp. 72.853.000,-/Rp. 11.500.000,-

= 6, 3

Diperkirakan jika usaha lancar maka modal akan kembali dalam jangka waktu
6 bulan.

 KETRAMPILAN

1. Beternak kambing

Keterampilan beternak kambing diperlukan agar kambing dapat dirawat


sebaik mungkin sehingga menhasilkan kualitas susu kambing yang baik
untuk diproduksi menjadi sabun.

2. Meramu pakan
Pakan kambing secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu pakan
hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan dapat berupa rumput alam, rumput
yang dibudidayakan dan daun kacang-kacangan, sedangkan pakan
konsentrat dapat berupa dedak padi. Pakan yang diberikan pada kambing
dipotong sendiri dan diberikan langsung pada kambing karena sistem
pemeliharaan dilakukan secara intensif. Kemudian kambing diberikan
konsentrat setiap 2 kali dalam 1 minggu.
3. Pemasaran

Pemasaran dilakukan melalui media sosial khususnya Instagram. Harga


produk sabun susu kambing dijual Rp. 20.000,-/batang. Susu kambing juga
dijual dengan harga Rp.15.000,-/liter.

4. Kesehatan kambing

Kesehatan kambing diperhatikan secara rutin agar kambing tidak terserang


penyakit, terutama mastitis. Hal tersebut diperhatikan agar susu kambing
dapat dimanfaatkan secara maksimal.

5. Manajemen pekerja

Pekerja sebanyak 2 orang. 1 orang bertugas untuk memberi pakan pada


kambing satu hari sebanyak 2 kali dan petugas lain membantu proses
pembuatan susu kambing.

6. Membuat sabun dari susu kambing

- Menyiapkan kompor untuk merebus bahan-bahan

- Masukkan minyak kelapa, minyak zaitun, dan mentega putih.

- Sambil menunggu mentega putih mencair, lalu melakukan proses


saponisasi antara susu kambing dan soda api selama 1 jam

- Menyiapkan mangkuk yang berisi susu kambing, masukkan soda api


sedikit-sedikit. Aduk secara rata dan pelan pelan, agar soda api bereaksi
dengan lemak susu kambing

- Setelah satu jam mentega putih mencair, mengangkat larutan mentega


putih dan menuangkan kedalam mangkuk yang sudah berisi campuran
susu kambing dan soda api.

- Melakukan pengecekan persamaan suhu antara kedua adonan sabun.


Usahakan mempunyai suhu yang mendekati sama.

- Mencampurkan minyak zaitun ( adonan mentega putih ) ke dalam adonan


susu kambing dengan cara diblender, menambahkan aroma untuk
memperharum sabun
- Setelah jadi, tuangkan adonan sabun kedalam cetakan.

- Hasil cetakan masukkan ke dalam freezer 24 jam sampai 48 jam.

- Setelah 48 jam, keluarkan sabun dari cetakannya.

- Tunggu 1 - 2 minggu kemudian agar sabun bisa dipakai.

BAB III

PENUTUP

3. 1 SIMPULAN

Tujuan usaha ini adalah untuk menjual susu kambing dengan harga
Rp.20.000,-/batang dan sabun dari susu kambing dengan harga Rp. 15.000,-/liter dengan
modal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 72.853.000,-. Keterampilan yang dibutuhkan
untuk membangun usaha ini adalah beternak kambing, meramu pakan, pemasaran, kesehatan
kambing, manajemen pekerja dan membuat sabun dari susu kambing.

DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, et al. 2009. Potensi beberapa plasma nutfah kambing lokal Indonesia. Bogor:
Pusat Penelitian & Pengembangan Peternakan.

SINN, R. 1983. Raising goat for milk and meat. Heifer Project International, Little Rock,
Arkansas.
Sunarlim, R., Triyantini, B. Setiadi dan Setiyanto H. 1992. Upaya mempopulerkan dan
meningkatkan penerimaan susu kambing dan domba. Prosiding Sarasehan Usaha
Ternak Domba dan Kambing Menyongsong Era PJPTII. ISPI dan PDHF, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai