Anda di halaman 1dari 32

Disusun Oleh:

1. Nur Fadhilahturrokhmah 131711133020


2. Santi Oktavia 131711133021
3. Indah Noer Aini 131711133058
4. Iga Rahma Azhari 131711133113
5. Nurhikmah Inge Dwi Lestari 131711133117
6. Nia Ramadhani 131711133154
7. Salsabilla Raisya Nugrahanti 131711133155

PORTOFOLIO
KOMUNITAS
Kelompok 4
A3

TM 8-14
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019

_MATERI_
TRANSCULTURAL NURSING

 Budaya
“Budaya mengacu pada pola terpadu dari perilaku manusia yang meliputi
bahasa, pikiran, komunikasi, tindakan, kebiasaan, kepercayaan, nilai, dan lembaga-
lembaga ras, etnis, agama, atau sosial ” (Kantor Kesehatan Minoritas, 2005).
Pola budaya juga bisa ditularkan dari luar keluarga melalui tekanan yang
diberikan oleh masyarakat.
1. Lintas Budaya
2. Perantara Budaya
3. Kompetensi Budaya
4. Keragaman Budaya
5. Keselamatan Budaya
6. Etnisitas
7. Sukuisme
8. Stereotip
9. Transkultural
10. Akulturasi
11. Asimilasi

Karakteristik Budaya diantaranya adalah,

1. Budaya dipelajari dan diajarkan


Ditransmisikan dari satu generasi ke generasi lainnya, seseorang
tidak lahir dengan konsep budaya tetapi belajar melalui sosialisasi
2. Budaya dibagikan
Berbagi praktik-praktik umum memberi kelompok suatu bagian
identitas budayanya
3. Budaya bersifat sosial
Budaya berkembang dalam dan dikomunikasikan oleh
kelompok orang-orang.
4. Budaya itu dinamis, adaptif, dan selalu berubah
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019

Adaptasi memungkinkan kelompok budaya untuk menyesuaikan


untuk bertemu perubahan lingkungan. Perubahan budaya terjadi secara
perlahan dan sebagai tanggapan terhadap kebutuhan kelompok

 Teori Leininger
Leininger mengembangkan “SUNRISE MODEL” sebagai dasar untuk
penilaian dan penelitian di Indonesia perawatan. Model ini ditetapkan sebgai standar
dalam Teori Keperawatan Transkultural.
Teori ini didefinisikan sebagai bidang formal studi dan praktik difokuskan pada
perbandingan perawatan budaya holistik, kesehatan dan penyakit patters orang dengan
menghormati perbedaan dan persamaan dalam nilai-nilai budaya mereka, keyakinan,
dan tujuan hidup dengan tujuan untuk menyediakan secara budaya perawatan yang
kongruen, kompeten, dan penuh kasih sayang.
7 Dimensi Struktur Sosial dan Budaya adalah area luas yang perlu dipelajari
oleh perawat wawancara dan hidup di antara orang-orang dari budaya yang berbeda.
Di bawah Individu, Keluarga, Grup, Komunitas, dan Institusi adalah Sistem
Kesehatan Beragam yang dimiliki semua orangberurusan dengan berbagai cara.

 Faktor-faktor yang memengaruhi keperawatan transkultural:


1. Peningkatan migrasi orang yang nyata
2. Meningkatnya identitas multikultural
3. Meningkatnya penggunaan teknologi perawatan kesehatan
4. Konflik budaya, bentrokan, dan kekerasan
5. Peningkatan jumlah orang yang bepergian dan bermigrasi untuk bekerja
6. Peningkatan tuntutan hukum akibat konflik budaya, kelalaian, ketidaktahuan, dan
pengenaan perawatan kesehatan praktik
7. Meningkatnya isu feminisme dan gender
8. Meningkatnya permintaan akan komunitas dan berbasis budaya layanan perawatan
kesehatan
 Lima konstruksi budaya yang saling tergantungkompetensi adalah:
1. Kesadaran Budaya
2. Pengetahuan Budaya
3. Keterampilan Budaya
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019

4. Pertemuan Budaya
5. Keinginan Budaya.
 Keperawatan transkultural memungkinkan perawat untuk:
1. Berkomunikasi lebih efektif dengan klien darilatar belakang budaya dan bahasa
yang beragam
2. Bantu mereka dari berbagai budaya dengan kesehatan mental masalah
3. Secara akurat menilai ekspresi budaya nyeri
4. Berikan intervensi yang sesuai secara budaya untuk mencegah atau meringankan
ketidaknyamanan
5. Menilai hubungan orangtua-anak yang mempromosikan kesehatan dan
kesejahteraan anak-anak
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019

TRAVELLING DISEASE

Perjalanan internasional dapat menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan, tergantung


keduanya kebutuhan kesehatan wisatawan dan jenis perjalanan yang akan dilakukan dilakukan.
Wisatawan dapat mengalami perubahan mendadak dan signifikan di ketinggian, kelembaban,
suhu dan paparan berbagai infeksi, penyakit, yang dapat menyebabkan penyakit.

Faktor dalam menentukan risiko yang menjadi traveler mungkin terpapar adalah moda
transportasi, tujuan, durasi dan musim perjalanan, tujuan perjalanan, standar akomodasi,
kebersihan makanan dan kebersihan, perilaku pelancong, dan kesehatan yang mendasar dari
para musafir.

Pencegahannya adlah dengan melakukan konsultasi medis. Konsultasi medis sebelum


bepergian adalah,

1. Wisatawan yang hendak mengunjungi tujuan di negara berkembang harus


konsultasikan dengan klinik obat perjalanan atau praktisi medis sebelum perjalanan.
2. Konsultasi ini harus dilakukan setidaknya 4-8 minggu sebelum perjalanan dan lebih
disukai lebih awal jika perjalanan jangka panjang atau pekerjaan di luar negeri
dipertimbangkan.
3. Konsultasi akan mencakup informasi tentang kesehatan yang paling penting risiko
(termasuk kecelakaan lalu lintas), tentukan perlunya vaksinasi dan / atau obat
antimalaria dan mengidentifikasi barang medis lainnya yang pelancong mungkin
membutuhkan.
4. Kit medis dasar akan diresepkan atau disediakan, ditambah sebagai sesuai untuk
memenuhi kebutuhan individu.

Risiko kesehatan yang terkait dengan perjalanan pasti lebih besar kelompok pelancong,
termasuk bayi dan anak kecil, wanita hamil, orang tua, orang cacat, orang dengan imun yang
lemah dan mereka yang memiliki kesehatan yang sudah ada sebelumnya masalah.

Mode perjalanan adalah pertimbangan kesehatan. Perjalanan melalui udara dan laut
menghadapkan penumpang pada sejumlah faktor itu mungkin berdampak pada kesehatan

1. Perjalanan Udara
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019

Risiko kesehatan yang terkait dengan perjalanan udara dapat diminimalkan jika
pelancong merencanakan dengan hati-hati dan mengambil beberapa tindakan
pencegahan sederhana sebelum, selama dan setelah penerbangan.
• Penjelasan tentang berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan penumpang udara mengikuti.
a. Tekanan udara kabin (Oksigen dan hipoksia; Ekspansi Gas)
b. Kelembaban dan dehidrasi kabin
c. Ozon
d. Radiasi kosmik
e. Mabuk
f. Imobilitas, masalah sirkulasi dan trombosis vena dalam (DVT)
g. Menyelam
h. Jet lag
i. Aspek psikologis (Stres, takut terbang (fobia penerbangan), kemarahan
udara dan aspek psikologis lainnya dari perjalanan udara).

Wisatawan dengan kondisi medis atau kebutuhan khusus

a. Bayi
b. Wanita hamil
c. Penyakit yang sudah ada sebelumnya
d. Sering bepergian dengan kondisi medis
e. Operasi gigi / mulut
f. Masalah keamanan (Pemeriksaan keamanan dapat menimbulkan
kekhawatiran bagi pelancong yang pernah berkunjung dilengkapi dengan
perangkat logam seperti sambungan buatan, alat pacu jantung atau internal
otomatis defibrillator)
g. Perokok
h. Bepergian dengan disabilitas
2. Perjalanan Laut
a. Penyakit menular
 Penyakit saluran cerna
 Influenza dan infeksi saluran pernapasan lainnya
 Legionellosis
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019

 Penyakit menular lainnya: varisela dan rubela


b. Penyakit tidak menular
 Karena variasi suhu dan cuaca, perubahan pola makan dan aktivitas
fisik, penumpang kapal pesiar - terutama orang tua - mungkin
mengalaminya memburuknya kondisi kesehatan kronis yang ada.
 Kejadian kardiovaskular adalah penyebab kematian paling umum di
kapal pesiar.
 Penyakit mabuk dapat terjadi, terutama pada pembuluh darah kecil.
 Cedera dan darurat gigi juga sering dilaporkan.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Complementary TM 9
And Alternative Medicine) 08/10/2019

_MATERI_

Terapi Komplementer di Komunitas


(Asuhan Keperawatan Komunitas Peka Budaya)

Komplementer di Komunitas

– Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam


pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern (Andrews et al., 1999)

– Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik.


Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara
menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran,
badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

– Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat dalam
menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi komplementer

– Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi tradisional seperti jamu yang telah
berkembang lama. Kenyataannya klien yang berobat di berbagai jenjang pelayanan
kesehatan tidak hanya menggunakan pengobatan Barat (obat kimia) tetapi secara
mandiri memadukan terapi tersebut yang dikenal dengan terapi komplementer

– Contoh : Jamu , pijat, tusuk jarum, dll

Macam terapi komplementer

Menurut National Center for Complementary/Alternative Medicine (NCCAM) dibagi menjadi


:

1. Mind-Body Therapy : Imagery, yoga, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback,


humor, tai-chi, dan terapi seni
2. Pendekatan Biomedis : Pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, homeopathy,
naturopathy, pengobatan asli amerika
3. Terapi Biologis : Herbal, makanan & minuman
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Complementary TM 9
And Alternative Medicine) 08/10/2019

4. Terapi Manipulatif : Pijat, kiropraksi, terapi cahaya dan warna, hidroterapi


5. Terapi Energi : Terapiutik sentuhan, reiki, external qi gong, magnet

NCCAM, yang kemudian berganti nama menjadi National Center for Complementary and
Integrative Health, mengkategorikan 2 pendekatan yaitu Natural Produk dan Mind Body
Practices. (Pendekatan yang tidak sesuai dengan keduanya dikelompokkan sebagai pendekatan
kesehatan pelengkap lainnya).

Obat Tradisional Vs Penyehat Tradisional

Obat Tradisional  Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan , bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Complementary TM 9
And Alternative Medicine) 08/10/2019

Penyehat Tradisional (Hattra) tenaga yang ilmu dan ketrampilannya diperoleh melalui
turun temurun atau pendidikan nonformal.

Self Healing dalam Pengobatan Tradisional Indonesia

Saat tubuh Respon 


Tubuh
manusia Peran
Tubuh memiliki
sistem Pengobat
an

Pengobatan Tradisional Ramuan

Jamu : Sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Tujuannya sebagai khasiat kesehatan dan kehangatan tubuh.

Aplikasi dalam Pengkajian Komunita

Berfokus pada :

– Sejarah

– Perilaku kesehatan

– Perilaku pencarian pengobatan

– Fasilitas pelayanan kesehatan

– Fasilitas pengobatan tradisional

– Tenaga kesehatan tradisional

– Tenaga penyehat tradisional

– Toga

– Pemanfaatan Toga
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Complementary TM 9
And Alternative Medicine) 08/10/2019

Pelayanan Kesehatan Peka Budaya

Yankestrad adalah pengobatan dan/ atau perawatan dengan cara dan obat berdasarkan
pengalaman dan keterampilan turun-temurun secara empirik, yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (UU
No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan).

Jenis Yankestrad :

1. Ramuan Jadi : merupakan ramuan yang diperoleh dalam bentuk sediaan jadi, yang
beredar di pasar dan terdaftar di Badan POM atau diberikan langsung oleh praktisi,
digunakan sesuai aturan yang berlaku.
2. Ramuan buatan sendiri, merupakan ramuan yang dibuat secara mandiri berdasarkan
pengalaman sendiri atau mengacu pada buku resmi atau informasi yang dapat dipercaya
dengan bahan yang diperoleh dari taman obat keluarga atau membeli di pasar, baik
dalam bentuk segar, kering atau bentuk simplisia (serbuk). Ramuan dapat digunakan
untuk diminum atau pemakaian luar (misalnya balur atau oles)
3. Keterampilan manual (pijat, tusuk jarum), merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
tradisional yang dalam pelaksanaannya menggunakan keterampilan dengan ataupun
tanpa alat bantu. (PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional)
dan dapat dilakukan oleh Hattra ataupun nakestrad. Contoh: pijat urut dewasa/bayi,
patah tulang, refleksi, akupuntur, chiropractic, kop/bekam, apiterapi, ceragem,
akupresur dll.
4. Keterampilan olah pikir/hipnoterapi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
tradisional yang dalam pelaksanaannya menggunakan teknik keterampilan olah pikir.
(PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional) dan dapat
dilakukan oleh Hattra ataupun nakestrad. Contoh: hipnoterapi, meditasi.

Intervensi-TOGA

TOGA pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang
yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat, termasuk
TOGA milik RT/RW atau tetangga.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Complementary TM 9
And Alternative Medicine) 08/10/2019

Aplikasi pada Hipertensi di Komunitas

– Toga : Mengkudu , Pegagan

– Accupunture

– Pijat

– Hipnotherapi

– Senam

– Dll
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 10
Penyakit Kronis 15/10/2019

_MATERI_

ASKEP KOMUNITAS PENYAKIT KRONIS

Definisi

Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yg berkembang / bertahan dalam jangka
waktu yg sangat lama > 6 bulan .

Fase penyakit kronis

1. Fase pra trajectory : risiko thd peny kronis krn faktor genetik / perilaku yg
meningkatkan ketahanan seseorang terhadap peny kronis.
2. Fase trajectory : adanya gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis.
3. Fase stabil ketika gejala - gejala & perjalanan peny terkontrol. ADL tertangani sesuaI
keterbatasan penyakit.
4. Fase tidak stabil : periode ketidakmampuan untuk menjaga gejala tetap terkontrol atau
reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan ADL
5. Fase akut : fase yg ditandai dengan gejala - gejala yg berat yg membutuhkan perawatan
di RS.
6. Fase krisis : fase yg ditandai dg situasi kritis yg membutuhkan pengobatan / perawatan
kedaruratan.
7. Fase pulih : keadaan pulih kembali pada cara hidup yg diterima dalam batasan yg
dibebani oleh peny kronis.
8. Fase penurunan : kejadian yg terjadi ketika perjalanan penyberkembang disertai dg
peningkatan ketidakmampuan & kesulitan mengatasi gejala
9. Fase kematian : tahap terakhir yg ditandai dg penurunan bertahap / cepat fungsi tubuh
dan penghentian hubungan individual.

Kategori Penyakit Kronis

1. Lived with illnesses: individu diharuskan beradaptasi & mempelajari kondisi


penyakitnya selama hidup dan biasanya tidak mengalami kehidupan yang mengancam.
(arthritis,epilepsi)
2. Mortal illnesses : kehidupan individu terancam dan individu yg menderita penyakit ini
hanya bisa merasakan gejala penyakit dan ancaman kematian. (kanker )
3. At risk illnesses : penekanan pada risiko penyakitnya. (DM, HT, PJK)
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 10
Penyakit Kronis 15/10/2019

Pencegahan

1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier

Diabetes mellitus

A. Definisi
penyakit metabolik yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah
(hiperglikemia) yg disebabkan oleh kerusakan/gangguan pada sekresi insulin, kerja
insulin atau akibat keduanya (PERKENI, 2011)
B. Klasifikasi DM
1. DM type 1. DM tipe 1 adalah diabetes yang disebabkan oleh kerusakan sel beta
pankreas. Fx genetik, imunologi faktor yg berkontribusi terhadap kerusakan sel
beta pankreas. DM tipe 1 ditandai dengan onset mendadak yang biasanya terjadi <
30 tahun.
2. DM Tipe 2. DM tipe 2 adalah diabetes yang disebabkan oleh resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Resistensi insulin mengacu pada penurunan sensitivitas
jaringan terhadap insulin. DM tipe 2 dialami sekitar 90% - 95% dari seluruh
penderita diabetes. DM tipe 2 ditemukan pada individu > 30 tahun dan obesitas.
Pada DM tipe 2, reaksi intraseluler berkurang, yg membuat insulin kurang efektif
merangsang penyerapan glukosa oleh jaringan dan pada pengaturan pelepasan
glukosa oleh hati.

C. Kriteria diagnostik DM
1. HbA 1C ≥ 6,5%
2. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl
3. Kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl
4. Kadar glukosa darah 2 jam pp > 200 mg/dl

D. Fungsi insulin
1. Mengangkut dan memetabolisme glukosa untuk energi.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 10
Penyakit Kronis 15/10/2019

2. Merangsang penyimpanan glukosa dalam hati dan otot (dalam bentuk glikogen)
3. Menghambat konversi glikogen menjadi glukosa, meningkatkan penyimpanan
lemak makanan dalam jaringan adiposa dan mencegah konversi lemak menjadi
badan keton, mempercepat transportasi asam amino ke dalam sel.
4. Insulin juga menghambat pemecahan glukosa, protein & lemak yg disimpan.

E. Penatalaksanaan
1. Edukasi
2. Terapi Gizi Medis (TGM)
3. Latihan jasmani
4. Terapi farmakologis
5. Pemantauan kadar glukosa darah dan keton

F. Pengkajian community as a partner


1. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas
usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan.
2. Mengkaji 8 subsistem :
a. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, kepadatannya krn dapat
menjadi stresor.
b. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
c. Keamanan dan keselamatan, apakah sering mengalami stres akibat keamanan
dan keselamatan yg tidak terjamin
d. Kualitas dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang,
sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang
termasuk kesehatan
e. Pelayanan kesehatan yg tesedia, u/ deteksi dini/ memantau gangguan yg terjadi
f. Sistem komunikasi; komunikasi yg dapat dimanfaatkan masyarakat u/
meningkatkan pengetahuan yg terkait dg peny.
g. Sistem ekonomi; tingkat sosial ekonomi masy secara keseluruhan, apakah
pendapatan yang terima sesuai dg UMR
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 10
Penyakit Kronis 15/10/2019

h. Rekreasi; apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya
dapat dijangkau masyarakat

3. Data inti

4. Data pendukung

Elemen Deskripsi

Perumahan, 1. Sebagian besar rumah adalah rumah tipe semi


Lingkungan permanen.
2. Jarak antara rumah warga saling berdekatan bahkan
menyatu.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 10
Penyakit Kronis 15/10/2019

3. Sebagian besar rumah penduduk di RW III (RT 3,4 dan


5) tidak memiliki halaman.

Tingkat Sosial 1. Sebagian besar lansia di RW III memiliki tingkat sosial


Ekonomi ekonomi menengah ke bawah.
2. Lansia sebagian besar masih bekerja sebagai pegadang
keliling, penjaga warung, kuli dan tukang.

Kebiasaan Lansia di RW III menghabiskan waktunya dengan melakukan


pekerjaan rumah, mengasuh cucu dan masih ada sebagian
lansia yg bekerja. Lansia wanita aktif mengikuti posyandu dan
senam lansia dan pengajian setiap hari Minggu dan Rabu
malam.

Transportasi 1. Mayoritas lansia menggunakan transportasi sepeda,


motor, angkot dan becak atau berjalan kaki untuk ke
faskes.
2. Kondisi jalan besar di RW III (RT 3,4 dan 5) terbuat
dari paving, di beberapa bagian jalan terdapat polisi
tidur, gang-gang sempit.

Fasilitas Umum Fasum terdapat mesjid, mushola, balai RW III dan Lapangan
Voli.

Suku, bangsa Sebagian besar lansia bersuku Jawa dan sebagian kecil suku
dan agama Madura. Lansia dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
Mayoritas beragama islam

Kesehatan dan Penyakit terbanyak yg terjadi pada Lansia selama 6 bulan


Mordibitas terakhir Hipertensi dan DM. Ada beberapa yg sakit TBC, asma,
rematik, asam urat dan stroke.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 10
Penyakit Kronis 15/10/2019

5. Pengkajian

Elemen Deskripsi
Sarana penunjang 1. Rata-rata warga mempunyai televisi, radio, dan handphone.
Media cetak sebagian besar Koran dan majalah.
2. Sumber air bersih PDAM dan sumur. Air yg dikonsumsi warga
untuk kebutuhan makan dan minum ada yang menggunakan
PAM, air sumur, air mineral.
3. Sumber penerangan menggunakan PLN
4. Sumber informasi kesehatan didapatkan lansia selama ini dari
posyandu, pendidikan kesehatan dari mahasiswa praktik P3N.

Data Diagnosa Tujuan NOC NIC


Lansia yg Domain 1 : Berkurangnya Prevensi primer : Prevensi Primer:
mengalami Promosi perilaku beresiko Domain 3 Perilaku
DM di Kel kesehatan pada lansia dan
Mulyorejo Kelas 2 :
60 orang. Manajemen
kesehatan

Lansia Domain 1 : Perilaku Domain IV Kelas S; Edukasi klien


makan Promosi pemeliharaan Pengetahuan kes 5510:Pendidikan kesehatan
sesuai kesehatan kesehatan & perilaku kes : (210)
keinginan. Kelas 2 : meningkat. 5520:Memfasilitasi
Manajemen pembelajaran (244).
kesehatan

Lansia Perilaku kes Perilaku Kls S : 5604 Pengajaran kelompok


jarang olah cenderung pemeliharaan 1805 (372)
raga beresiko kesehatan Pengetahuan, 618:Pengajaran
(00188) meningkat. perilaku sehat prosedur/tindakan (371).
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 10
Penyakit Kronis 15/10/2019

Kehadiran Perilaku kes 1832


di posyandu cenderung Pengetahuan;
minimal. beresiko promosi kes
(00188)

Banyak Ketidakefektif 1854


warung an Pengetahuan diit
makanan, pemeliharaan sehat
tampak kes (00099)
lansia
sering beli
makanan

Lansia 1855 Domain 7


jarang Pengetahuan; Kelas C; Promosi kesehatan
periksa kes gaya hidup sehat. komunitas
KLs Q : Perilaku · 8750: Pemasaran sosial di
sehat masyarakat (351).
1600 : kepatuhan
perilaku
1621: kepatuhan
perilaku diit sehat
1602 : perilaku
promosi
kesehatan
Ks R :
1704 : health
beliefs
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 11
Penyakit Tropik 15/10/2019

KEPERAWATAN PADA PENYAKIT TROPIK

Transisi Epidemiologi

Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat. Tren ini kemungkinan akan
berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang,
kurang aktivitas fisik, merokok, dll)
Faktor resiko perilaku penyebab terjadinya PTM :

1. Penduduk kurang aktivitas


2. Penduduk usia > 15 tahun yang merokok
3. Penduduk usia > 10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur
4. Penduduk usia > 10 tahun minum minuman beralkohol
Pengendalian PTM merupakan program yang Pro-Poor

PTM tidak hanya terjadi pada golongan kaya, tetapi juga pada golongan miskin. PTM pada
penduduk miskin lebih tinggi dan meningkat lebih cepat. Pencegahan & Penanggulangan
PTM adalah pro poor policy

Gerakan Masyarakat Sehat

Wakil Presiden RI dalam Rapat Terbatas tanggal 18 September 2015 menugaskan kepada
Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk :

1. Menyusun kerangka kerja dalam melaksanakan pesan penguatan paradigma


pembangunan kesehatan dari kuratif rehabilitatif promotif preventif yang dilakukan
melalui pendekatan multi sector
2. Menyusun rencana aksi terkait penguatan upaya promotif preventif
kesehatan
Memberikan arahan pula pada Mendagri, Menkes, Menteri PU dan Pera, Menpora, dan Dirut
BPJS Kesehatan untuk partisipasi aktif dalam Gerakan Masyarakat Sehat melalui optimalisasi
kegiatan terkait di masing-masing institusi

Tujuan umum GERMAS adalah :

1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian
maupun kecacatan
2. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit
3. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk
4. Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran kesehatan

Strategi Penguatan Kebijakan Lintas Sector

 Pencegahan dengan Dampak Jangka Pendek


Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 11
Penyakit Tropik 15/10/2019

Membudidayakan pola hidup sehat :

1. Meningkatkan aktivitas fisik teratur dan terukur


2. Konsumsi gizi seimbang
3. Tidak merokok
4. Menghindari konsumsi alkohol
5. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
6. Mengelola stres

 Pencegahan dengan Dampak Jangka Panjang


Fokus intervensi gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk pembangunan sumber daya
manusia berkualitas pada masa depan

Empat Pilar Gerakan Masyarakat Sehat

1. Penguatan kebijakan publik lintas sector, pelibatan dunia usaha dan masyarakat
2. Reformasi sistem pelayanan kesehatan dasar dgn pendekatan keluarga
3. Penguatan kepemimpinan & tata kelola yg efektif
4. Penguatan komponen promotif & preventif dalam paket manfaat Jaminan Kesehatan
Nasional
Program Indonesia Sehat

Pilar 1 : Paradigma Sehat

Program

1. Promotif – preventif sebagai landasan pembangunan kesehatan


2. Pemberdayaan masyarakat
3. Keterlibatan lintas sektor

Pilar 2 : Penguatan YANKES

Program

1. Peningkatan Akses terutama pd FKTP


2. Optimalisasi Sistem Rujukan
3. Peningkatan Mutu

Pilar 3 : JKN

Program

1. Benefit
2. Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong
3. Kendali Mutu & Kendali Biaya
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 11
Penyakit Tropik 15/10/2019

4. Sasaran: PBI & Non PBI


5. Tanda kepesertaan KIS

Strategi Pendekatan Keluarga

1. Diutamakan Promotif & Preventif (Disertai Penguatan


UKBM),
2. Sasaran utama adalah keluarga
3. Kunjungan rumah: home visit / home care (outreach) &
Total Coverage
4. Melalui Pendekatan Daur Kehidupan/ Life Cycle Approach
5. Prioritas pendanaan pada pemenuhan kegiatan promotif- preventif, baru digunakan
untuk kuratif

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

 TO PREVENT (mencegah): sasaranya terutama untuk mengendalikan faktor risiko


(lingkungan, perilaku, pengetahuan, dan awareness)
 TO DETECT (deteksi): melalui diagnosis dini dan deteksi dini
 TO RESPONSE (merespon): antara lain melalui :
melaporkan, menangani, menggerakan masyarakat, dll
Prevent, Detect, Respons dimaksudkan untuk mencegah terjadinya KLB/Wabah/Pandemi

Upaya Promosi dan Prenventif dalam Pengendalian HIV/ AIDS

Populasi Umum

1. Kampanye Aku Bangga Aku Tahu “ ABAT


2. Kesehatan reproduksi Puskesmas Peduli Kesehatan Remaja
3. Screening HIV pada ibu hamil dan peningkatan program Pencegahan Penularan
HIV dari Ibu ke Anak (PPIA).
4. Akselerasi PITC mendampingi VCT
5. Penjangkauan populasi risti – Layanan tes HIV di Program di Tempat Kerja dan
Lingkungan Kerja
Populasi Kunci

1. Intervensi Perubahan Prilaku oleh Petugas kesehatan dan Komunitas


2. Pengurangan Dampak Buruk Akibat Napza
3. Pencegahan Melalui Transmisi Heteroseksual

Upaya Promosi dan Prenventif dalam Pengendalian Malaria

1. Peningkatan penemuan kasus malaria melalui :


Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 11
Penyakit Tropik 15/10/2019

 Pembentukan Malaria Center di provinsi endemis


 Pengembangan AIDS, TB dan Malaria (ATM) Centre
 Peningkatan jumlah kader Juru Malaria Desa

2. Pendistribusian kelambu berinsektisida ibu hamil dan balita di daerah endemis


3. Pembentukan Pos Malaria Desa .
4. Memperkuat Forum Nasional Gebrak Malaria dlm rangka Eliminasi Malaria 2015 Jawa-
Sumatera.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Di Institusi : Pesantren TM 12
22/10/2019

_MATERI BELUM ADA (PAK JONI)_


Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Di Institusi : Lembaga TM 13
Pemasyarakatan 22/10/2019

_MATERI BELUM ADA (PAK JONI)_


Puskesman Dan Program Pelayanan Kesehatan Primer Di Masyarakat TM 14
29/10/2019

_MATERI_

PUSKESMAS DAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI


MASYARAKAT

Mengapa pelayanan kesehatan primer diperlukan :


1) Tulang punggung pelayanan kesehatan
2) Titik berat pelayanan kesehatan primer adalah promosi dan prevensi yang mendorong
meningkatnya peran serta dan kemandirian masyarat dalam mengatasi berbagai faktor
risiko kesehatan
3) Keberhasilan pelayanan kesehatan primer akan mendukung pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional, dimana akan mengurangi jumlah pasien yang di rujuk.
4) Mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif
5) Pelaksanaan pelayanan kesehatan primer di daerah yang baik akan mendukung
Pembangunan kesehatan Nasional

Pelaksanaan Pelayanan kesehatan primer akan berbeda antar wilayah karena :


1) Kondisi geografis dan demografis
2) Kemampuan fiskal daerah dan individu
3) Status kesehatan masyarakat
4) Perhatian pemda pada pembangunan kesehatan di wilayahnya

Peran pelayanan kesehatan primer


1) Mendukung meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat
2) Mendukung pelaksanaan JKN
3) Mendukung pencapaian indicator kesehatan

Jenis faskes tingkat pertama


1) Puskesmas
2) Praktik dokter
3) Praktik dokter gigi
4) Klinik pratama

Strategi penguatan pelayanan kesehatan primer


Puskesman Dan Program Pelayanan Kesehatan Primer Di Masyarakat TM 14
29/10/2019

1) Peningkatan askes
2) Peningkatan mutu
3) Peningkatan rujukan

Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang puskesmas menjadi sangat penting karena :
1) Puskesmas merupakan FKTP milik pemerintah yang ada di setiap kecamatan.
2) Puskesmas FKTP istimewa yang menyelenggarakan UKM dan UKP dan memiliki
wilayah kerja.
3) Harmonisasi dengan peraturan perundangan yang baru ditetapkan (Kebijakan Otonomi
Daerah, JKN).
4) Puskesmas diharapkan:
 Gate Keeper yang berkualitas di tingkat pelayanan kesehatan primer
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Definisi puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseoragan tingkat pertama dengan lebih
mengupayakan tindakan promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Tujuan puskesmas :
1) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmasbertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang :
2) Memiliki perilaku sehat meliputi kesadaran, kemauan, dan kemmpuan hidup sehat
3) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
4) Hidup dalam lingkungan yang sehat
5) Memiliki derajat kesehtaan yang optimal baik individum keluarga, kelompok dan
masyarakat

Prinsip penyelenggara
1) Paradigma sehat
2) Pertanggungjawaban wilayah
3) Kemandirian masyarakat
4) Pemerataan
5) Teknologi tepat guna
Puskesman Dan Program Pelayanan Kesehatan Primer Di Masyarakat TM 14
29/10/2019

6) Keterpaduan dan kesinambungan

Tugas dan fungsi puskesmas


 Tugas :
Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat
 Fungsi :
1) Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama di wilayah kerjanya;
2) Penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya
3) Puskesmas juga berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan

Kewenangan puskesmas terkait fungsi penyelenggraan UKM tingkat pertama :


1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3) Melaksanakan kie dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait;
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan ukbm;
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas;
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
pelayanan kesehatan; dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan
terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

Kewenangan puskesmas terkait fungsi penyelenggraan UKP tingkat pertama :


1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif;
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat;
Puskesman Dan Program Pelayanan Kesehatan Primer Di Masyarakat TM 14
29/10/2019

4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan


keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama inter
dan antar profesi;
6) Melaksanakan rekam medis;
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses yankes;
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
9) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fktp di wilayah kerjanya, dan
10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan.

Tujuan pembagian puskesmas atas kategori karakteristik wilayah kerja :


1) Pendekatan pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai karakteristik pola kehidupan
masyarakat setempat.
2) Pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
3) Pelayanan yang diberikan mampu menyelesaikan permasalahan kesehatan yang
biasanya dihadapi pada kawasan tersebut.
4) Kebijakan dan dukungan pemerintah fokus berdasarkan priority setting.

Izin penyelenggaraan puskesmas :


1) Diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
2) Berlaku untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan

UKM Tingkat Pertama di Puskesmas :


A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL meliputi:
1) Pelayanan Promosi Kesehatan;
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
3) Pelayanan KIA-KB;
4) Pelayanan Gizi; dan
5) Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk
mendukung pencapaian SPM kabupaten/kota bidang kesehatan)
Puskesman Dan Program Pelayanan Kesehatan Primer Di Masyarakat TM 14
29/10/2019

B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN merupakan upaya


kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
Puskesmas

UKP Tingkat Pertama di Puskesmas


Dilaksanakan dalam bentuk :
1) Rawat jalan
2) Pelayanan gawat darurat
3) Pelayanan satu hari
4) Home care
5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai