UAS PORTOFOLIO KOMUNITAS 2 KEL 4 A3 2017 Fixxx
UAS PORTOFOLIO KOMUNITAS 2 KEL 4 A3 2017 Fixxx
PORTOFOLIO
KOMUNITAS
Kelompok 4
A3
TM 8-14
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019
_MATERI_
TRANSCULTURAL NURSING
Budaya
“Budaya mengacu pada pola terpadu dari perilaku manusia yang meliputi
bahasa, pikiran, komunikasi, tindakan, kebiasaan, kepercayaan, nilai, dan lembaga-
lembaga ras, etnis, agama, atau sosial ” (Kantor Kesehatan Minoritas, 2005).
Pola budaya juga bisa ditularkan dari luar keluarga melalui tekanan yang
diberikan oleh masyarakat.
1. Lintas Budaya
2. Perantara Budaya
3. Kompetensi Budaya
4. Keragaman Budaya
5. Keselamatan Budaya
6. Etnisitas
7. Sukuisme
8. Stereotip
9. Transkultural
10. Akulturasi
11. Asimilasi
Teori Leininger
Leininger mengembangkan “SUNRISE MODEL” sebagai dasar untuk
penilaian dan penelitian di Indonesia perawatan. Model ini ditetapkan sebgai standar
dalam Teori Keperawatan Transkultural.
Teori ini didefinisikan sebagai bidang formal studi dan praktik difokuskan pada
perbandingan perawatan budaya holistik, kesehatan dan penyakit patters orang dengan
menghormati perbedaan dan persamaan dalam nilai-nilai budaya mereka, keyakinan,
dan tujuan hidup dengan tujuan untuk menyediakan secara budaya perawatan yang
kongruen, kompeten, dan penuh kasih sayang.
7 Dimensi Struktur Sosial dan Budaya adalah area luas yang perlu dipelajari
oleh perawat wawancara dan hidup di antara orang-orang dari budaya yang berbeda.
Di bawah Individu, Keluarga, Grup, Komunitas, dan Institusi adalah Sistem
Kesehatan Beragam yang dimiliki semua orangberurusan dengan berbagai cara.
4. Pertemuan Budaya
5. Keinginan Budaya.
Keperawatan transkultural memungkinkan perawat untuk:
1. Berkomunikasi lebih efektif dengan klien darilatar belakang budaya dan bahasa
yang beragam
2. Bantu mereka dari berbagai budaya dengan kesehatan mental masalah
3. Secara akurat menilai ekspresi budaya nyeri
4. Berikan intervensi yang sesuai secara budaya untuk mencegah atau meringankan
ketidaknyamanan
5. Menilai hubungan orangtua-anak yang mempromosikan kesehatan dan
kesejahteraan anak-anak
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019
TRAVELLING DISEASE
Faktor dalam menentukan risiko yang menjadi traveler mungkin terpapar adalah moda
transportasi, tujuan, durasi dan musim perjalanan, tujuan perjalanan, standar akomodasi,
kebersihan makanan dan kebersihan, perilaku pelancong, dan kesehatan yang mendasar dari
para musafir.
Risiko kesehatan yang terkait dengan perjalanan pasti lebih besar kelompok pelancong,
termasuk bayi dan anak kecil, wanita hamil, orang tua, orang cacat, orang dengan imun yang
lemah dan mereka yang memiliki kesehatan yang sudah ada sebelumnya masalah.
Mode perjalanan adalah pertimbangan kesehatan. Perjalanan melalui udara dan laut
menghadapkan penumpang pada sejumlah faktor itu mungkin berdampak pada kesehatan
1. Perjalanan Udara
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019
Risiko kesehatan yang terkait dengan perjalanan udara dapat diminimalkan jika
pelancong merencanakan dengan hati-hati dan mengambil beberapa tindakan
pencegahan sederhana sebelum, selama dan setelah penerbangan.
• Penjelasan tentang berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan penumpang udara mengikuti.
a. Tekanan udara kabin (Oksigen dan hipoksia; Ekspansi Gas)
b. Kelembaban dan dehidrasi kabin
c. Ozon
d. Radiasi kosmik
e. Mabuk
f. Imobilitas, masalah sirkulasi dan trombosis vena dalam (DVT)
g. Menyelam
h. Jet lag
i. Aspek psikologis (Stres, takut terbang (fobia penerbangan), kemarahan
udara dan aspek psikologis lainnya dari perjalanan udara).
a. Bayi
b. Wanita hamil
c. Penyakit yang sudah ada sebelumnya
d. Sering bepergian dengan kondisi medis
e. Operasi gigi / mulut
f. Masalah keamanan (Pemeriksaan keamanan dapat menimbulkan
kekhawatiran bagi pelancong yang pernah berkunjung dilengkapi dengan
perangkat logam seperti sambungan buatan, alat pacu jantung atau internal
otomatis defibrillator)
g. Perokok
h. Bepergian dengan disabilitas
2. Perjalanan Laut
a. Penyakit menular
Penyakit saluran cerna
Influenza dan infeksi saluran pernapasan lainnya
Legionellosis
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Travelling Disease, TM 8
Transcultural Nursing) 08/10/2019
_MATERI_
Komplementer di Komunitas
– Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat dalam
menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi komplementer
– Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi tradisional seperti jamu yang telah
berkembang lama. Kenyataannya klien yang berobat di berbagai jenjang pelayanan
kesehatan tidak hanya menggunakan pengobatan Barat (obat kimia) tetapi secara
mandiri memadukan terapi tersebut yang dikenal dengan terapi komplementer
NCCAM, yang kemudian berganti nama menjadi National Center for Complementary and
Integrative Health, mengkategorikan 2 pendekatan yaitu Natural Produk dan Mind Body
Practices. (Pendekatan yang tidak sesuai dengan keduanya dikelompokkan sebagai pendekatan
kesehatan pelengkap lainnya).
Obat Tradisional Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan , bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Complementary TM 9
And Alternative Medicine) 08/10/2019
Penyehat Tradisional (Hattra) tenaga yang ilmu dan ketrampilannya diperoleh melalui
turun temurun atau pendidikan nonformal.
Jamu : Sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Tujuannya sebagai khasiat kesehatan dan kehangatan tubuh.
Berfokus pada :
– Sejarah
– Perilaku kesehatan
– Toga
– Pemanfaatan Toga
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Complementary TM 9
And Alternative Medicine) 08/10/2019
Yankestrad adalah pengobatan dan/ atau perawatan dengan cara dan obat berdasarkan
pengalaman dan keterampilan turun-temurun secara empirik, yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (UU
No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan).
Jenis Yankestrad :
1. Ramuan Jadi : merupakan ramuan yang diperoleh dalam bentuk sediaan jadi, yang
beredar di pasar dan terdaftar di Badan POM atau diberikan langsung oleh praktisi,
digunakan sesuai aturan yang berlaku.
2. Ramuan buatan sendiri, merupakan ramuan yang dibuat secara mandiri berdasarkan
pengalaman sendiri atau mengacu pada buku resmi atau informasi yang dapat dipercaya
dengan bahan yang diperoleh dari taman obat keluarga atau membeli di pasar, baik
dalam bentuk segar, kering atau bentuk simplisia (serbuk). Ramuan dapat digunakan
untuk diminum atau pemakaian luar (misalnya balur atau oles)
3. Keterampilan manual (pijat, tusuk jarum), merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
tradisional yang dalam pelaksanaannya menggunakan keterampilan dengan ataupun
tanpa alat bantu. (PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional)
dan dapat dilakukan oleh Hattra ataupun nakestrad. Contoh: pijat urut dewasa/bayi,
patah tulang, refleksi, akupuntur, chiropractic, kop/bekam, apiterapi, ceragem,
akupresur dll.
4. Keterampilan olah pikir/hipnoterapi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
tradisional yang dalam pelaksanaannya menggunakan teknik keterampilan olah pikir.
(PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional) dan dapat
dilakukan oleh Hattra ataupun nakestrad. Contoh: hipnoterapi, meditasi.
Intervensi-TOGA
TOGA pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang
yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat, termasuk
TOGA milik RT/RW atau tetangga.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Budaya (Complementary TM 9
And Alternative Medicine) 08/10/2019
– Accupunture
– Pijat
– Hipnotherapi
– Senam
– Dll
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 10
Penyakit Kronis 15/10/2019
_MATERI_
Definisi
Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yg berkembang / bertahan dalam jangka
waktu yg sangat lama > 6 bulan .
1. Fase pra trajectory : risiko thd peny kronis krn faktor genetik / perilaku yg
meningkatkan ketahanan seseorang terhadap peny kronis.
2. Fase trajectory : adanya gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis.
3. Fase stabil ketika gejala - gejala & perjalanan peny terkontrol. ADL tertangani sesuaI
keterbatasan penyakit.
4. Fase tidak stabil : periode ketidakmampuan untuk menjaga gejala tetap terkontrol atau
reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan ADL
5. Fase akut : fase yg ditandai dengan gejala - gejala yg berat yg membutuhkan perawatan
di RS.
6. Fase krisis : fase yg ditandai dg situasi kritis yg membutuhkan pengobatan / perawatan
kedaruratan.
7. Fase pulih : keadaan pulih kembali pada cara hidup yg diterima dalam batasan yg
dibebani oleh peny kronis.
8. Fase penurunan : kejadian yg terjadi ketika perjalanan penyberkembang disertai dg
peningkatan ketidakmampuan & kesulitan mengatasi gejala
9. Fase kematian : tahap terakhir yg ditandai dg penurunan bertahap / cepat fungsi tubuh
dan penghentian hubungan individual.
Pencegahan
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier
Diabetes mellitus
A. Definisi
penyakit metabolik yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah
(hiperglikemia) yg disebabkan oleh kerusakan/gangguan pada sekresi insulin, kerja
insulin atau akibat keduanya (PERKENI, 2011)
B. Klasifikasi DM
1. DM type 1. DM tipe 1 adalah diabetes yang disebabkan oleh kerusakan sel beta
pankreas. Fx genetik, imunologi faktor yg berkontribusi terhadap kerusakan sel
beta pankreas. DM tipe 1 ditandai dengan onset mendadak yang biasanya terjadi <
30 tahun.
2. DM Tipe 2. DM tipe 2 adalah diabetes yang disebabkan oleh resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Resistensi insulin mengacu pada penurunan sensitivitas
jaringan terhadap insulin. DM tipe 2 dialami sekitar 90% - 95% dari seluruh
penderita diabetes. DM tipe 2 ditemukan pada individu > 30 tahun dan obesitas.
Pada DM tipe 2, reaksi intraseluler berkurang, yg membuat insulin kurang efektif
merangsang penyerapan glukosa oleh jaringan dan pada pengaturan pelepasan
glukosa oleh hati.
C. Kriteria diagnostik DM
1. HbA 1C ≥ 6,5%
2. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl
3. Kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl
4. Kadar glukosa darah 2 jam pp > 200 mg/dl
D. Fungsi insulin
1. Mengangkut dan memetabolisme glukosa untuk energi.
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 10
Penyakit Kronis 15/10/2019
2. Merangsang penyimpanan glukosa dalam hati dan otot (dalam bentuk glikogen)
3. Menghambat konversi glikogen menjadi glukosa, meningkatkan penyimpanan
lemak makanan dalam jaringan adiposa dan mencegah konversi lemak menjadi
badan keton, mempercepat transportasi asam amino ke dalam sel.
4. Insulin juga menghambat pemecahan glukosa, protein & lemak yg disimpan.
E. Penatalaksanaan
1. Edukasi
2. Terapi Gizi Medis (TGM)
3. Latihan jasmani
4. Terapi farmakologis
5. Pemantauan kadar glukosa darah dan keton
h. Rekreasi; apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya
dapat dijangkau masyarakat
3. Data inti
4. Data pendukung
Elemen Deskripsi
Fasilitas Umum Fasum terdapat mesjid, mushola, balai RW III dan Lapangan
Voli.
Suku, bangsa Sebagian besar lansia bersuku Jawa dan sebagian kecil suku
dan agama Madura. Lansia dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
Mayoritas beragama islam
5. Pengkajian
Elemen Deskripsi
Sarana penunjang 1. Rata-rata warga mempunyai televisi, radio, dan handphone.
Media cetak sebagian besar Koran dan majalah.
2. Sumber air bersih PDAM dan sumur. Air yg dikonsumsi warga
untuk kebutuhan makan dan minum ada yang menggunakan
PAM, air sumur, air mineral.
3. Sumber penerangan menggunakan PLN
4. Sumber informasi kesehatan didapatkan lansia selama ini dari
posyandu, pendidikan kesehatan dari mahasiswa praktik P3N.
Transisi Epidemiologi
Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat. Tren ini kemungkinan akan
berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang,
kurang aktivitas fisik, merokok, dll)
Faktor resiko perilaku penyebab terjadinya PTM :
PTM tidak hanya terjadi pada golongan kaya, tetapi juga pada golongan miskin. PTM pada
penduduk miskin lebih tinggi dan meningkat lebih cepat. Pencegahan & Penanggulangan
PTM adalah pro poor policy
Wakil Presiden RI dalam Rapat Terbatas tanggal 18 September 2015 menugaskan kepada
Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk :
1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian
maupun kecacatan
2. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit
3. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk
4. Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran kesehatan
1. Penguatan kebijakan publik lintas sector, pelibatan dunia usaha dan masyarakat
2. Reformasi sistem pelayanan kesehatan dasar dgn pendekatan keluarga
3. Penguatan kepemimpinan & tata kelola yg efektif
4. Penguatan komponen promotif & preventif dalam paket manfaat Jaminan Kesehatan
Nasional
Program Indonesia Sehat
Program
Program
Pilar 3 : JKN
Program
1. Benefit
2. Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong
3. Kendali Mutu & Kendali Biaya
Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas Pada Kelompok Penderita TM 11
Penyakit Tropik 15/10/2019
Populasi Umum
_MATERI_
1) Peningkatan askes
2) Peningkatan mutu
3) Peningkatan rujukan
Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang puskesmas menjadi sangat penting karena :
1) Puskesmas merupakan FKTP milik pemerintah yang ada di setiap kecamatan.
2) Puskesmas FKTP istimewa yang menyelenggarakan UKM dan UKP dan memiliki
wilayah kerja.
3) Harmonisasi dengan peraturan perundangan yang baru ditetapkan (Kebijakan Otonomi
Daerah, JKN).
4) Puskesmas diharapkan:
Gate Keeper yang berkualitas di tingkat pelayanan kesehatan primer
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Tujuan puskesmas :
1) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmasbertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang :
2) Memiliki perilaku sehat meliputi kesadaran, kemauan, dan kemmpuan hidup sehat
3) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
4) Hidup dalam lingkungan yang sehat
5) Memiliki derajat kesehtaan yang optimal baik individum keluarga, kelompok dan
masyarakat
Prinsip penyelenggara
1) Paradigma sehat
2) Pertanggungjawaban wilayah
3) Kemandirian masyarakat
4) Pemerataan
5) Teknologi tepat guna
Puskesman Dan Program Pelayanan Kesehatan Primer Di Masyarakat TM 14
29/10/2019