Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yaang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Defenisi
Menyiapkan dan memberikan agen
farmakologis melalui jalur intradermal
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi,
dan kontraindikasi obat
2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
4. Monitor reaksi obat sesuai dengan waktu
yang ditentukan
Terapeutik
1. Lakukan prinsip enam benar (pasien,obat,
dosis,rute,waktu,dokumentasi)
2. Tentukan jaarum suntik yang benar sesuai
kebutuhan
3. Siapkan dosis dari ampul atau botol
dengan benar
4. Pilih area suntikan yang sesuai
5. Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi, atau perubahan warna
6. Gunakan tehnik aseptik
7. Tusukkan jarum pada sudut 5-15̊ sedalam
3 mm
8. Suntikkan obat secara perlahan, sambil
mengamati timbulnya benjolan (lepuh)
kecil pada kulit permukaan
9. Beri tanda area injeksi
Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
2. Anjurkan tidak menyentuh area benjolan
(lepuh)
3. Anjurkan melapor ke perawat jika
merasakan keluhan setelah pemberian
obat (mis.gatal, kemerahan, panas)
Defenisi
Menyiapkan dan memberikan agen
farmakologis melalui jalur intramuskular
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi,
dan kontraindikasi obat
2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
4. Monitor reaksi obat yang diharapkan dan
tidak diharapkan
Terapeutik
1. Lakukan prinsip enam benar (pasien,obat,
dosis,rute,waktu,dokumentasi)
2. Tentukan jaarum suntik yang benar sesuai
kebutuhan
3. Siapkan dosis dari ampul atau vial dengan
benar
4. Pilih area suntikan yang sesuai (mis. Vastus
lateralis, ventrogluteal, deltoid)
5. Hindari area kulit yang memar, radang,
edema, lesi, atau perubahan warna
6. Gunakan tehnik aseptik
7. Lakukan tehnik Z-track untuk mencegah
obat keluar ke dalam jaringan subkutan
dan kulit
8. Tusukkan jarum pada sudut 90̊
9. Aspirasi sebelum menyuntikkan obat
10. Suntikan obat secara perlahan
11. Cabut jarum setelah menunggu 10 detik
setelah menyuntikkan obat
12. Hindari melakukan masase pada area
penyuntikan
Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
2. Anjurkan tidak memijit (masase) area
penyuntikan
Defenisi
Menyiapkan dan memberikan agen
farmakologis melalui kateter intravena
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi,
dan kontraindikasi obat
2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
4. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium
sebelum pemberian obat, jika perlu
5. Monitor efek teraupetik obat
6. Monitor efek samping, toksisitas, dan
interaksi obat
Terapeutik
1. Lakukan prinsip enam benar (pasien,obat,
dosis,rute,waktu,dokumentasi)
2. Pastikan ketetapan dan kepatenan kateter
IV
3. Campurkan obat ke dalam kantung, botol,
atau buret, sesuai kebutuhan
4. Berikan obat IV dengan kecepatan yang
tepat
5. Tempelkan label keterangan nama obat
dan dosis pada wadah cairan IV
6. Gunakan mesin pompa untuk pemberian
obat secara kontinu, jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan efektifitas obat
Defenisi
Menyiapkan dan memberikan agen
farmakologis melalui mulut untuk
mendapatkan efek lokal atau sistemik
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi,
dan kontraindikasi obat (mis. Gangguan
menelan, nause/muntah, inflamasi usus,
peristaltik menurun, kesadaraan menurun,
program puasa)
2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
4. Monitor efek teraupetik obat
5. Monitor efek lokal, efek sistemik dan efek
samping obat
6. Monitor risiko aspirasi, jika perlu
Terapeutik
1. Lakukan prinsip enam benar (pasien,obat,
dosis,rute,waktu,dokumentasi)
2. Berikan obat oral sebelum makan atau
setelah makan atau setelah makan, sesuai
kebutuhan
3. Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
4. Taruh obat sublingual di bawah lidaah
pasien
Edukasi
1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek
samping sebelum pemberian
2. Anjurkan tidak menelan obat sublingual
3. Anjurkan tidak makan/minum hingga
seluruh obat sublingual larut
4. Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
Manajement Asam-Basa Alkalosis Respiratorik
: Pengaturan posisi (I.01019)
Defenisi
Menempelkan bagian tubuh untuk
meningkatkan kesehatan fiologis dan/atau
psikologis
Tindakan
Observasi
1. Monitor status oksigenasi sebelum dan
sesudah mengubah posisi
2. Monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
1. Tempatkan pada matras/tempat tidur
teraupetik yang tepat
2. Tempatkan pada posisi teraupetik
3. Tempatkan objek yang sering digunakan
dalam jangkauan
4. Tempatkan bel atau lampu panggilan
dalam jangkaun
5. Sediakan matras yang kokoh/padat
6. Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak
kontraindikasi
7. Atur posisi untuk mengurangi sesak
(mis.semi Fowler)
8. Atur posisi yang meningkatkan drainage
9. Posisikan pada kesejajaran tubuh yang
tepat
10. Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang
cedera dengan tepat
11. Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan
tepat
12. Tinggikan anggota gerak 20̊ atau lebih di
atas level jantung
13. Tinggikan tempat tidur bagian kepala
14. Berikan bantal yang tepat pada leher
15. Berikan topangan pada area edema (mis.
Bantal dibawah lengan dan skrotum)
16. Posisikan untuk mempermudah
ventilasi/perfusi (mis.tengkurap/good lung
down)
17. Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
18. Motivasi terlibat dalam perubahan posisi,
sesuai kebutuhan
19. Hindari menempatkan pada posisi yang
dapat meningkatkan nyeri
20. Hindari menempatkan stump amputasi
pada posisi fleksi
21. Hindari posisi yang menimbulkan
ketegangan pada luka
22. Minimalkan gesekan dan tarikan saat
mengubah posisi
23. Ubah posisi setiap 2 jam
24. Ubah posisi dengan teknik log roll
25. Pertahankan posisi dan integritas traksi
26. Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan
posisi
Edukasi
1. Informasikan saat akan dilakukan
perubahan posisi
2. Ajarkan cara menggunakan postur yang
baik dan mekanik tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika perlu
Defenisi
Mengambil darah arteri untuk mendapatkan
nilai tekanan parsial oksigen, karbon dioksida
dan asaam basa darah
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi order pemeriksaan darah arteri
sesuai indikasi
2. Palpasi arteri brakialis atau radial
3. Lakukan tes Allen sebelum menusuk arteri
radialis
4. Pilih ukuran dan jenis jarum yang sesuai
5. Pilih tabung sample darah yang tepat
Terapeutik
1. Pertahankan kewaspaadaan universal
2. Bersihkan area penusukan dengan
antiseptik
3. Bilas spuit dengan heparin
4. Keluarkan semua gelembung udara dari
spuit
5. Stabilkan arteri dengan mergangkan kulit
6. Masukkan jarum langsung di atas nadi
dengan sudut 45-60̊
7. Aspirasi darah 3-5 cc
8. Tarik jarum setelah sample diperoleh
9. Tekan area penusukan selama 5-15 menit
10. Berikan label pada tabung sample
11. Kirim spesimen ke laboratorium
12. Dokumentasikan suhu, saturasi oksigen,
metode pengiriman, lokasi penusukan, dan
pengkajian aliran darah setelah penusukan
13. Lakukan interprestasi hasil
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah
prosedur sebelum pengambilan darah
2. Informasikan hasil pemeriksaan sample
darah, jika perlu
Defenisi
Memfasilitasi pasien bernapas tanpa bantuaan
ventilasi mekanis.
Tindakan
Observasi
1. Periksa kemampuan untuk disapih (meliputi
hemodinamik stabil, kondisi optimal, bebas
infeksi)
2. Monitor prediktor kemampuan untuk
mentolerir penyapihan (mis. tingkat
kemampuan bernapas,kapasitas vital,
Vd/Vt, MVV, kekuatan inspirasi, FEV1,
tekanan inspirasi negatif)
3. Monitor tanda-tanda kelelahan otot
pernapasan (mis. Kenaikan PaCO₂
mendadak, napas cepat dan dangkal,
gerakan dinding abdoment paradoks),
hiposekmia , dan hipoksia jaringan saat
penyapihan.
4. Monitor status cairan dan elektrolit
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi Fowler (30-45
derajat)
2. Lakukan pengisapan jalan napas,jika perlu
3. Berikan fisioterapi dada,jika perlu
4. Lakukan uji coba penyapihan (30-120
menit dengan napas sponta yang dibantu
ventilator)
5. Gunakan tehnik relaksasi, jika perlu
6. Hindari pemberian sedasi farmakologis
selama percobaan penyapihan
14. Berikan dukungan psikologis
Edukasi
1. Ajarkan cara pengontrolan napas saat
penyapihan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat yang meningkatkan
kepatenan jalan napas dan pertukaran gas
Tindakan
Observasi
1. Monitor perubahan status respirasi dan
kardiovaskuler (mis.mengi, hemoptisis,
dispnea, takipnea, takikardia, sinkop)
2. Monitor nyeri dada, bahu, punggung atau
nyeri pleura (mis. Intansitas, lokasi, radiasi,
durasi, dan paktor yang memperberat dan
mengurangi.
3. Monitor gejala oksigenasi jaringan yang
tidak adekuat ( mis. Pucat, sianosis,CRT
melambat}
4. Monitor bunyi napas tambahan
5. Monitor anlisa gas darah
6. Monitor tanda dan gejala napas ( mis. PaO₂
rendah ,PacO₂ meningkat, kelelahan otot
pernpasan )
7. Monitor efek samping antioagulan
Terapeutik
1. Pasangkan kaos kaki elastis, jika perlu
2. Pasangkan kaos kaki kompresi pneumatik
intermiten, jika perlu
3. Lepaskan kaos kaki elastis atau kompresi
pneumatik intermiten selama 15-20 menit
setiap 8 jam
4. Hindari akses intrapena antekubiti
5. Lakukan rentang gerak aktif atau pasif
ubah posiisi setiap 2 jam
Edukasi
1. Jelaskan mekanisme terjadinya emboli paru
2. Ajarkan tehnik napas daalam
3. Ajarkan pentingnya antikoagulan selama 3
bulan
4. Ajarkan pencegahan tromboemboli
berulang
5. Anjurkan menggerakkan kaki fleksi dan
ekstensi 10 kali setiap jam, jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian terapi trombolik
(mis. Treptokines, urokinase, aktivase)
2. Kolaborasi pemberian antikoagulan dosis
rendah dan/atau anti-platelet dosis tinggi
(mis. Heparin. Clopidogrel, warfarin, aspirin,
dipridamol, dekstran)
3. Kolaborasi pemeriksaan diagnostik atau
menepis gejala penyakit yang serupa (mis.
Infark miokard akut, perikardisitis, diseksi
aorta, pneumonia, pneumothoraks ulkus
peptikum, ruptur, gastritis)
Defenisi
Mengidentifikasi dan mengelola pasien yang
terpasang selang dada.
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan
selang dada
2. Monitor kebocoran udara dari selang dada
3. Monitor fungsi, posisi dan kepatenan aliran
selang (undulasi cairan pada selang)
4. Monitor tanda dan gejala pneumothoraks
5. Monitor penurunan produksi
gelembung,undulasi, dan gelombang pada
tabung penampung cairan
6. Monitor jumlah cairan pada tabung (seal)
7. Monitor posisi selang dengan sinar X
8. Monitor krepitasibdi sekitar selang dada
9. Monitor tanda-tanda akumulasi cairan
intrapleura
10. Monitor volume, warna, dan konsistensi
drainase dari paru-paru
11. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
1. Lakukan kebersihan tangan sebelum dan
setela pemasangan atau perawatan selang
dada
2. Pastikan sambungan selang tertutup
sempurna
3. Klem selang saat penggantiantabung
4. Berikan selang yang cukup panjang untuk
mempermudah gerakan
5. Lakukan kultur cairan dari selang dada, jika
perlu
6. Fasilitasi batuk, napas dalam, dan ubah
posisi setiap 2 jam
7. Lakukan perawatan di area pemasangan
selang setiap 48-72 atau sesuai kebutuhan
8. Lakukan penggantian tabung (seal) secara
berkala
9. Lakukan pelepasan selang dada,sesuai
indikasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan
selang
2. Ajarkan cara perawatn selang
3. Ajarkan mengenali tanda-tanda infeksi
Defenisi
Meminimalkan kondisi individu dan
pengalaman subjektif terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
(mis. Kondisi, waktu,stresor)
2. Identifikasi kemampuan mengambil
keputusan
3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
nonverbal)
Terapeutik
1. Ciptakan suasana teraupetik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinka
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
menyakinkan
6. Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
8. Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secar faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan untuk melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
perspsi
6. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangiketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
8. Latih tehnik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika
perlu