2 Masalah yang dikritik Aku yang lupa kepada orang tuaku 3 Humor/kelucuan Entah kenapa aku lebih memilih bersama monyet dari pada orang tuaku sendiri 4 Tokoh Aku, Orang tuaku, Nenekku, dan Seekor monyet 5 Struktur Abstraks Aku yang masih kecil dititipkan kepada nenekku i Orientasi Kebiasaanku saat dititipkan kepada nenekku. Aku hampir setiap hari mendatangi seekor monyet didekat rumah nenekku Krisis Orang tuaku, terutama ibuku hampir menangis Reaksi Seluruh keluargaku yang ada didekatku tertawa Koda Aku meninggalkan mereka semua menuju ke tempat monyet berada 6 Alur Aku dititpkan keepada nenekku selama beberapa bulan, selama aku di sana aku memiliki kebiasaan yang menurut orang aneh, yaitu selalu datang ke tempat dimana disitu terdapat monyet. Akan tetapi ibukku merindukanku dan akhirnya ia mengambilku kembali. Saat ibuku memanggilku aku langsung pergi ke tempat biasanya aku melihat monyet 7 Pola Penyajian Narasi 8 Teks Ankedot Aku dititipkan kepada nenekku selama beberapa bulan. Selama di sana aku hampir setiap hari pergi ke rumah tetangga yang ada monyetnya. Pada suatu ketika ibuku merindukanku, kemudian ibuku mengatakan isis hatinya kepada ayahku dan akhirnya merekapun menjemputku, saat tiba di rumah nenekku, orang tuaku mulai menarut semua barang-barang yang dibawa sambal sesekali bertanya tentangku. Pagi pun mulai terlihat dan bersamaan dengan itu aku bangun dari tidurku yang nyenyak, saat aku keluar dari kamar mataku tiba tiba terbuka lebar tanpa berkedip ketika aku melihat ada dua orang asing yang menurutku tak pernah ku tahu. Orang tuaku secara bersamaan menoleh ke arahku, mereka melihat aku yang sudah mulai besar. “nak, ayo pulang sama ibuk” kata ibuku kepadaku dengan sangat lembut, “kamu siapa??, aku tidak mau” jawabku “aku ibumu nak, ayoo kita pulang” balas ibuku dengan lembut walaupun hatinya sedikit hancur “tidak mau, sudah ya aku mau ke monyetku dulu, dadaaa” jawabku dengan riang sambal beranjak pergi dari rumah, dan seketika itupun rumah nenekku penuh dengan tawa dari semua keluargaku.