Anda di halaman 1dari 18

No.

Dokumen:
18DRP.LR.C6.001-16525
DOKUMEN RANCANGAN
PENGEMBANGAN PRODUK Tanggal Pengesahan:

Laboratorium Farmasetika
AMINOSIL® SYRUP
Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin

Disusun Oleh

ForDev Scientist PackDev Scientist

Laila Nurhaliza Miftahul Janna

ProsDev Scientist AnDev Scientist

Dwi Pratiwi Tajriyani Rahman

Diseujui Oleh

Asisten

Khusnul Hatimah Ilham

Fartech Industries
Makassar-Indonesia
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

<<Aminosil®>>
I. Quality Target Product Profile (QTTP)

Elemen QTTP Target Justifikasi


Untuk memudahkan bagi pasien anak-
Bentuk Sediaan Larutan oral anak, orang dewasa, dan lansia yang
kesulitan menelan
Aminofilin mudah larut dalam air,
Desain sediaan Sirup
sehingga dibuat sediaan sirup
Merupakan rute yang paling mudah
Rute Pemberian Oral
penggunannya
Produk yang beredar di pasaran memiliki
Kekuatan Sediaan 105 mg/ 5mL
kekuatan sediaan 105 mg/5 mL
40-60% terikat dengan Berdasarkan data yang diperoleh dari
Farmakokinetika
protein plasma pustaka (9)
Menurut data yang diperoleh dari pustaka
Stabilitas Suhu : 78˚C -144˚C
(12)
memiliki mutu perlindungan yang unggul,
Wadah Primer Botol amber ekonomis dan wadah tersedia dalam
berbagai ukuran dan bentuk.
Quality Attribute (Drug Product)
Sirup merupakan sediaan oral yang
Pemerian Larutan berbentuk larutan.

Bau Mint Karena mengandung rasa dari menthol.

Atribut
Warna Biru Digunakan pewarna FD&C Blue
Fisik

Rasa Menthol Digunakan perasa yaitu menthol

Volume 100 mL Rancangan pembuatan sediaan.

a. Endapan teofilin yang


diperoleh melebur
Identifikasi antara 270˚ -274˚.
b. Endapan melebur
antara 164˚ -171˚
84,0%-87,4% dari teofilin
Assay dihitung terhadap zat Berdasarkan data yang diperoleh pada
anhidrat pustaka (15)
Keseragaman Tidak kurang dari 90,0%
Kandungan dan tidak lebih dari 110,0 %
Impurities Tidak lebih dari 0,15%

pH 8,5-9,7
Berdasarkan data yang diperoleh pada
Viskositas 100-1000 cps
pustaka (14)
Volume rata-rata larutan
Volume Terpindahkan
yang diperoleh dari 10

Halaman2dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

wadah tidak kurang dari


100%, dan satupun volume
wadah yang kurang dari
95% dari volume yang
dinyatakan dari
penandaan.
ALT : ≤104 kol/g
ALT-AKK
AKK : ≤103 kol/g Berdasarkan data yang diperoleh pada
Escherichia coli (negatif/g) pustaka (11)
Salmonella sp. (negatif/g)
Shigella sp. (negatif/g)
Mikroba Patogen Pseudomonas
aeruginosa(negatif/g)
Staphylococcus aureus
(negatif/g)
Informasi Tambahan

Indikasi Sediaan Asma Bronkial, diuretikum, antipasmodikum, penyakit paru obstruktif

Alat Penakar Sendok takar 5 mL

Rencana No. Registrasi DTL1800100137A1

Rencana Nomor Bets 8208043

II. Rancangan Formula


Tiap 100 mL sediaan mengandung:

Aminofilin 2100 mg
Sakarin Natrium 0,04%
Gliserin 20%
FD&C Blue 0,001%
Menthol 0,010%
Alkohol 5%
NaCMC 1%
Asam sitrat q.s
Natrium bicarbonat q.s
Purified water Ad 100%
III. Dasar Formulasi
III.1 Dasar pembuatan sediaan, metode dan sistem
 Sediaan larutan dapat diberikan secara oral kepada pasien yang susah menelan,
seperti pasien lanjut usia dan bayi (4).
 Obat yang diberikan dalam bentuk sediaan larutan mudah tersedia untuk
diabsorpsi, dan dalam banyak hal, lebih cepat dan lebih efisien diabsorpsi
dibandingkan dengan jumlah obat yang sama yang diberikan dalam bentuk tablet
dan kapsul. Obat tidak mengendap didalam usus, dan biovailabilitas dari larutan
lebih baik dibandingkan dengan sediaan padat (6).
 Sirup dapat menutupi rasa tidak enak dari zat aktif obat. Karena pada saat
menelan sirup hanya sebagian dari obat terlarut yang benar-benar membuat
kontak dengan indra pengecap, sisanya obat yang melewati lidah dan tenggorokan
dibawa oleh sirup kental (1).
 Aminofilin akan mengalami kehilangan massa diantara suhu 78˚C-144˚C (12)
sehingga dipilih metode pembuatan sirup dengan cara diaduk tanpa bantuan

Halaman3dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

panas (1) dan juga aminofilin bersifat larut dalam 5 bagian air sehingga tidak
diperlukan pemanasan untuk membantu pelarutan aminofilin (3).
III.2 Dasar pemilihan bahan aktif
 Aminofilin yang merupakan garam dari teofilin lebih mudah larut dalam air
dibandingkan dengan teofilin (10).
 Aminofilin memiliki kegunaan yang sama dengan teofilin yaitu sebagai
bronkodilator pada asma (9).
 Teofilin mempunyai efek farmakologi yang menyebabkan relaksasi otot polos,
terutama otot polos bronkus, merangsang SSP, otot jantung, dan meningkatkan
diuresis. Sedangkan pada teobromin tidak bermanfaat secara klinis karena efek
farmakologisnya rendah (10).
III.3 Dasar pemilihan bahan tambahan
1. Sakarin Natrium (Pemanis)
 Sakarin Natrium digunakan sebagai pemanis untuk menutupi rasa pahit dari
Aminofilin. Kekuatan pemanis sakarin natrium yaitu 300-600 kali dibandingkan
dengan sukrosa, dan sakarin natrium jauh lebih mudah larut dalam air
dibandingkan dengan sakarin (7).
 Di banyak formulasi, Saccharin sodium digunakan sebagai pemanis tunggal (4)
 Pemanis buatan yang diizinkan untuk penggunaan oral dalam European Union
yang paling banyak digunakan adalah garam natrium dan kalsium dari sakarin.
Keduanya menunjukkan kelarutan dalam air yang tinggi dan stabil secara kimia
dan fisika pada rentang pH yang luas (2).
2. Purified water
 Purified water lebih cocok sebagai pelarut dibanding air minum biasa. Air minum
biasa tidak cocok dalam pembuatan sediaan farmasi cair dikarenakan
kemungkinan akan terjadi inkompabilitas antara bahan aktif obat dan padatan
terlarut yang ditambahkan seperti perubahan warna, pembentukan buih, dan
pengendapan (1).
 Air minum dapat dipurifikasi sebelum digunakan dalam pembuatan sediaan.
Karena kualitas air dapat memberikan dampak signifikan terhadap stabilitas
bentuk sediaan farmasi (8).
 Air stabil pada semua keadaan fisika (Cair, es, dan uap) (7)
3. Gliserin
 Gliserin lebih baik digunakan sebagai pengawet karena bersifat netral
dibandingkan asam benzoat, asam borat, dan asam sorbat yang bersifat asam
dimana akan lebih efektif digunakan pada formulasi yang bersifat asam (8).
 Dalam larutan oral, disamping dapat digunakan sebagai pengawet, gliserin juga
dapat digunakan sebagai pengental (7).
 Gliserin juga dapat bercampur dengan air (9).
4. Menthol (Perasa)
 Suatu kombinasi zat pemberi rasa biasanya diperlukan untuk menutupi sensasi
rasa secara efektif seperti untuk menutupi rasa pahit aminofilin digunakan perasa
mint (6).
 Pada umumnya pasien dewasa lebih menyukai perasa dengan aroma bunga dan
rasa asam. Perasa yang pas untuk menutupi rasa yang pahit dapat digunakan
menthol dan peppermint oil (2).
 Menthol dapat memberikan sensasi segar dan dingin ketika dikonsumsi, menthol
berikatan langsung dengan reseptor pendingin didalam tubuh (7).
5. Alkohol (Co-Solvent)
 Alkohol paling sering digunakan karena dapat bercampur dengan air dan
kemampuannya melarutkan bahan yang tidak mudah larut dalam air seperti

Halaman4dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

perasa (8).
 Alkohol dapat digunakan sebagai co-solvent untuk memastikan semua bahan
dapat terlarut (4).
 Alkohol dapat digunakan sebagai co-solvent bersama air pada konsentrasi rendah,
jika digunakan pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan toksisitas (2).
6. FD&C Blue(Pewarna)
 Setelah pemilihan perasa yang tepat ditambahkan pewarna yang sesuai dengan
perasa tersebut untuk meningkatkan daya tarik suatu produk (2).
 Pewarna yang digunakan umumnya larut air, dan tidak bereaksi dengan
komponen sirup lainnya (1).
 Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa, misalnya warna hijau
atau biru untuk mint (6).
7. NaCMC (Pengental)
 NaCMC banyak digunakan dalam formulasi farmasi oral dan topikal, terutama
untuk sifatnya yang meningkatkan viskositas (7). Sediaan sirup menurut pustaka
memiliki viskositas 100-1000 cps sehingga perlu ditambahkan pengental untuk
mencapai spesifikasi tersebut.
 NaCMC dengan konsentrasi dalam air (0,25-1%) umumnya cocok untuk
ditambahkan dalam beberapa formula seperti sirup untuk menambah viskositas
(8).
 NaCMC merupakan Viscosity-increasing agent yang digunakan untuk membuat
sediaan lebih kental (1).
8. Asam sitrat dan Natrium bicarbonat (Adjust pH)
 Untuk meningkatkan stabilitas produk di mana stabilitas kimia dari zat aktif
bergantung pada pH (4). Larutan aminofilin bersifat basa dan jika pH turun di
bawah 8 kristal teofilin akan mengendap(9). Oleh karena itu diperlukan zat
tambahan yang dapat mengatur pH sediaan.
 Masuknya kosolvents seperti alkohol atau propilen glikol dengan air akan
menurunkan konstanta dielektrik. Penurunan polaritas sistem pelarut ini juga akan
mengurangi derajat disosiasi obat dan meningkatkan pKa. Karena efek ini akan
meningkatkan ketidaak larutan, peningkatan pH sistem mungkin diperlukan untuk
menjaga kelarutan (2).
 Perubahan pH dapat terjadi selama penyimpanan karena degradasi produk,
interaksi dengan komponen wadah, atau pelepasan gas dan uap. Untuk
menghindari masalah ini, buffer ditambahkan untuk menstabilkan tingkat pH.
Sistem penyangga yang sesuai harus memiliki kapasitas buffer yang memadai
untuk menjaga tingkat pH produk selama penyimpanan (8).
III.4 Dasar pemilihan bahan kemas primer
 Sediaan yang akan dibuat merupakan sediaan yang dimaksudkan untuk
penggunaan secara oral sehingga wadah yang digunakan adalah wadah tipe NP
karena wadah tipe ini terbuat dari gelas natrium karbonat dipasok untuk produk
nonparenteral atau pemakaian secara oral (5).
 Digunakan wadah gelas karena wadah gelas memiliki banyak keuntungan,
misalnya memiliki mutu perlindungan yag unggul, ekonomis dan wadah tersedia
dalam berbagai ukuran dan bentuk. Gelas pada dasarnya bersifat inert secara
kimiawi, tidak permeabel, kuat, keras dan disetujui oleh FDA. Gelas juga tidak
menurun mutunya pada penyimpanan dan sistem penutupan yang seperlunya
dapat menjadi suatu penghalang yang sangat baik terhadap hampir setiap unsur,
kecuali sinar. Namun, jika dibandingkan dengan gelas berwarna, terutama amber
dapat memberi perlindungan terhadap cahaya, hal inilah yang dapat digunakan
untuk melindungi zat aktif (Aminofilin) yang memiliki sifat dapat terdegradasi oleh

Halaman5dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

cahaya (5).
 Salah satu kekurangan dari plastik yaitu permeabilitas yang lebih besar
dibandingkan kaca, sehingga oksigen dan cahaya yang terpapar lebih mudah
masuk kedalam plastik dibandingkan kaca, aminofilin merupakan zat aktif yang
mengalami kerusakan jika terkena oksigen dan cahaya (1).
 Botol kaca menjadi wadah yang paling banyak digunakan untuk produk-produk
farmasi yang inert, visibilitas kuat, kaku, perlindungan dari kelembaban dan
mudah terjangkau dari segi ekonomis (13).
III.5 Dasar penentuan spesifikasi sediaan dan parameter dalam trial
 Viskositas didefinisikan sebagai pengukuran tegangan yang diterapkan per unit
yang diperlukan untuk mempertahankan laju aliran. Semakin kental cairan,
semakin tinggi viskositas, maka mengencerkan cairan, semakin rendah viskositas
atau semakin tinggi fluiditnya (14).
 Disamping dapat digunakan sebagai pengawet, gliserin juga dapat digunakan
sebagai pengental. Untuk menguji konsentrasi terbaik gliserin sebagai pengental
pada maka dilakukan pengujian dengan menggunakan berbagai konsentrasi yaitu
10 %, 15 %, dan 20 % (7).
IV. Informasi Bahan Aktif
IV.1. Uraian farmakologi (9, 3)
Nama : Aminofilin
Kelas farmakologi : Perangsang susunan saraf pusat
Indikasi : Asma Bronkial, diuretikum, antipasmodikum, penyakit paru
obstruktif
Mekanisme kerja : Teofilin merupakan suatu antagonis kompetitif pada reseptor
adenosin. Adenosin dapat menyebabkan bronkokontriksi pada
pasien asma dan memperkuat pelepan mediator dari sel mast
yang diinduksi oleh rangsangan imunologis.
Kontraindikasi : Pasien dengan porphyria.
Efek samping : Hypersensitive.
Toksisitas : efek toksisitas aminofilin ringan yang meliputi rasa mual, muntah,
sakit kepala, serta insomnia, efek potensial yang serius seperti
sinus takikardia, dan toksisitas parah adalah aritmia jantung yang
mengancam jiwa dan kejang
Dosis dan : Dosis oral untuk dewasa, dosis lazim sehari adalah 300-600 mg
pemberian dan dosis maksimum sehari adalah 1,5 g.
Interaksi obat : Carbamazepin, isoproterenon, penitoin, phenobarbital dapat
mengurangi kadar aminofilin dalam darah yang menyebabkan
pengendalian asma yang buruk.
Farmakokinetika : Absorbsi : aminofilin melepaskan teofilin setelah pemberian;
diserap dengan baik dalam bentuk sediaan oral; absorpsi dari
bentuk sediaan yang lepas lambat, tetapi lebih kompleks
Distribusi : didistribusikan secara luas sebagai teofilin; melintasi
plasenta; konsentrasi ASI adalah 70% dari tingkat plasma; tidak
didistribusikan ke jaringan adiposa
Metabolisme dan ekskresi : aminofilin diubah menjadi teofilin;
teofilin di metabolisme oleh hati (90%) untuk kafein, yang dapat
terakumulasi pada neonatus; metabolit diekskresi melalui ginjal;
10% diekskresikan tidak berubah oleh ginjal
IV.2 Uraian sifat fisika-kima bahan aktif (9, 15)
Nama resmi : Aminophyllinum RB:
Nama lain : Aminofilin; Teofilin

Halaman6dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

Etilendiamin, Aminophylline
anhydrous; Aminophylline
hydrate; aminophyllin
hydrate; theophylline--
ethylenediamine (2:1); 1,3-
dimethyl-3,7-dihydro-1H-
purine-2,6-dione - ethane-1,2-
diamine (2:1); 1,3-dimethyl-
3,7-dihydro-1H-purine-2,6-
dione - ethane-1,2-diamine
(1:1); 1,3-dimethyl-3,7-
dihydro-1H-purine-2,6-dione -
ethane-1,2-diamine hydrate
(2:1:1)
RM : (C7H8N4O2)2,C2H4(NH2)2
BM : 420.4
Pemerian : Warna :Putih; Kekuningan
Rasa : Pahit
Bau : Amonia lemah
Bentuk : Serbuk
Kelarutan : Dalam air : Sangat larut dalam air
Dalam pelarut lain : Praktis tidak larut dalam alkohol dehidrat.
pKa dan pH : pH: 8.5 – 9.7
larutan
Titik lebur : 269-270℃
Polimorfisme : -
Informasi : Titik didih: 869.7°C pada 760 mmHg
tambahan
IV.3. Uraian stabilitas (12, 15)
Stabilitas : Suhu : 78˚C-144˚C
Cahaya : Tidak
pH : stabil pada ph 8,6-9,0
Air :-
Lainnya : -
Inkompatibiltas : Gugus fungsi : -
Ion logam : inkompatibel dengan logam
Senyawa tertentu :-
Saran : Dalam wadah tertutup rapat.
penyimpanan
V. Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas)
1. Purified Water (9)
Nama resmi : Purified Water RB:
Nama lain : Agua purificada; Aqua
purificata.
Kelas fungsional : Pembawa
Konsentrasi : Ad 100%
RM : H2O
BM : 18,02
Pemerian : Warna :Jernih
Rasa :Tidak berasa
Bau :Tidak berbau

Halaman7dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

Bentuk :Cair
Kelarutan : Dalam air :-
Dalam pelarut lain : Larut dalam ethanol, methanol, acetone
pKa dan pH : pH : 5,0-7,0
larutan
Titik lebur : 0oC
Informasi lain : Titik didih : 100oC
Stabilitas : secara kimiawi stabil di semua kondisi fisik (es, cair, dan uap).
Inkompatibilitas : Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat-obatan
dan eksipien lainnya yang rentan terhadap hidrolisis (penguraian
dengan air atau kelembapan) pada suhu kamar dan suhu tinggi.
Penanganan : -
Toksisitas : -
Saran : Dalam wadah tertutup rapat.
penyimpanan
2. Saccharin Sodium (7)
Nama resmi : Saccharin Sodium RB:
Nama lain : 1,2-Benzisothiazolin-3-one
1,1-dioxide, sodium salt;
sucaryl sodium.
Kelas fungsional : Pemanis
Konsentrasi : 0,04-0,25%
RM : C7H4NNaO3S
BM : 205.16
Pemerian : Warna : Putih
Rasa : Manis
Bau : Tidak berbau
Bentuk : Serbuk

Kelarutan : Dalam air : Sangat mudah larut dalam air.


Dalam pelarut lain :

pKa dan pH : pH : 6,6


larutan
Titik lebur : 228.8 °C
Informasi lain : -
Stabilitas : Terdekomposisi dengan pemanasan.
Inkompatibilitas : Inkom dengan oksidator kuat
Penanganan : Pelindung mata dan masker direkomendasikan.
Toksisitas : -
Saran : Simpan ditempat yang tertutup rapat dan kering.
penyimpanan
3. Gliserin (7)
Nama resmi : Glycerol RB:
Nama lain : Croderol; E422; glicerol;
glycerine; glycerolum.
Kelas fungsional : Pengawet
Konsentrasi : <20%
RM : C3H8O3
BM : 92.09

Halaman8dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

Pemerian : Warna : bening


Rasa : manis
Bau : tidak berbau
Bentuk : cair

Kelarutan : Dalam air : larut dalam air


Dalam pelarut lain : praktis tidak larut dalam benzen

pKa dan pH : -
larutan
Titik lebur : 17,8 ˚C
Informasi lain : -
Stabilitas : Gliserin dapat terkristalisasi pada suhu rendah.
Inkompatibilitas : Gliserin akan meledak jika bercampur dengan reduktor kuat
seperti kalium permanganat.
Penanganan : Pelindung mata dan handscoen disarankan.

Toksisitas : -
Saran : Simpan di wadah yang kering dan ditempat dingin.
penyimpanan
4. Menthol (7)
Nama resmi : Mentholum RB:
Nama lain : Hexahydrothymol; 2-isopropyl-5-
methylcyclohexanol; 4-isopropyl-
1-methylcyclohexan-3-ol; 3-p-
menthanol.
Kelas fungsional : perasa
Konsentrasi : 0,010%
RM : C10H20O
BM : 156.27
Pemerian : Warna :tidak berwarna
Rasa : dingin
Bau : tajam seperti permen
Bentuk :Hablur berbentuk jarum atau prisma

Kelarutan : Dalam air :praktis tidak larut dalam air


Dalam pelarut lain : sangat mudah larut dalam etanol (95%), eter,
chloroform, asam lemak.

pKa dan pH : pH : 5
larutan
Titik lebur : 34˚C
Informasi lain : -
Stabilitas : Formula yang mengandung menthol 1% w/w dalam krim telah
dilaporkan stabil selama 18 bulan pada suhu ruangan.
Inkompatibilitas : Incompatible with: butylchloral hydrate; camphor; chloral
hydrate;chromium trioxide; b-naphthol; phenol; potassium
permanganate;pyrogallol; resorcinol; and thymol.
Toksisitas : -
Saran : Simpan di wadah yang kering dan kering.
penyimpanan

Halaman9dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

5. Alkohol (7)
Nama resmi : Ethanol RB :
Nama lain : Ethanol; Ethyl alcohol; Alcohol;
Methylcarbinol
Kelas fungsional : Co-solvent
Konsentrasi : q.s
RM : C2H6O
BM : 46.07
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter
pKa dan pH : 15.9
larutan
Titik lebur : -114.1 °C
Informasi lain : -
Stabilitas : ketika terkena suhu tinggi (125oC) pada pH rendah (pH 2) selama
lebih dari 1 jam terjadi dekomposisi signifikan terjadi.
Inkompatibilitas : Inkompabilitas dengan zat pengoksidasi kuat seperti klorin, asam
nitrat, permanganat, atau kromat dalam larutan asam bereaksi.
Toksisitas : -
Saran : Wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
penyimpanan
6. NaCMC (7)
Nama resmi : Natrii Carboxymethylcellulosum RB :
Nama lain : Akucell; Aqualon CMC; Aquasorb;
Blanose; Carbose D; carmellosum
natricum; Cel-O-Brandt; cellulose gum;
Cethylose; CMC sodium; E466; Finnfix;
Glykocellan; Nymcel ZSB; SCMC; sodium
carboxymethylcellulose; sodium
cellulose glycolate; Sunrose; Tylose
CB; Tylose MGA; Walocel C; Xylo-
Mucine.
Kelas fungsional : viscosity-increasing agent
Konsentrasi : 0,25-1%
RM : C8H15NaO8
BM : 262.19 g/mol
Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading; tidak berbau
atau hampir tidak berbau; higroskopik
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal;
tidak larut dalam etanol (96%)P, dalam eter P dan dalam pelarut
organik lain
pKa dan pH : pKa 4.30
larutan
Titik lebur : 274 °C
Informasi lain : -
Stabilitas : NaCMC stabil, meskipun bahan higroskopis. Di bawah kondisi
kelembaban tinggi, natrium karboksimetilselulosa dapat
menyerap sejumlah besar (> 50%) air.
Inkompatibilitas : NaCMC tidak sesuai dengan larutan asam kuat dan dengan garam

Halaman10dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

terlarut dari besi dan beberapa logam lain, seperti aluminium,


merkuri, dan seng. NaCMC juga tidak sesuai dengan permen
xanthan. Presipitasi dapat terjadi pada pH <2, dan juga ketika
dicampur dengan etanol (95%).
Toksisitas : LD50 (guinea pig, oral): 16 g/kg
LD50 (rat, oral): 27 g/kg
Saran : Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan
7. Asam Sitrat (7)
Nama resmi : Acidum Citricum RB :
Nama lain : Acidum citricum monohydricum; E330;
2-hydroxypropane-1,2,3tricarboxylic
acid monohydrate.
Kelas fungsional : Acidifying agen
Konsentrasi : qs
RM : C6H8O7.H2O
BM : 201,14
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau; rasa
sangat asam; agak higroskopik; merapuh dalam udara kering dan
panas
Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol;
(95 %); sukar larut dalam eter
pKa dan pH : pKa1: 3,128 pada 25oC; pKa2: 4,761 pada 25oC; pKa3: 6,396 at
larutan 25oC.
pH : 2,2
Titik lebur : 153 °C
Informasi lain : -
Stabilitas : Asam sitrat monohidrat kehilangan air kristalisasi di udara kering
atau ketika dipanaskan sampai sekitar 408oC. Sedikit kering di
udara lembab.
Inkompatibilitas : Asam sitrat tidak sesuai dengan kalium tartrat, alkali dan basa
karbonat alkali dan bikarbonat, asetat, dan sulfida.
Ketidakcocokan juga termasuk oksidator, basa, reduktor, dan
nitrat. Ini berpotensi meledak dalam kombinasi dengan nitrat
logam. Pada penyimpanan, sukrosa dapat mengkristal dari sirup
dengan adanya asam sitrat.
Toksisitas : -
Saran : Dalam wadah tertutup baik
penyimpanan
8. Natrium Bicarbonat (7)
Nama resmi : Sodium bicarbonat RB :
Nama lain : Baking soda; E500; Effer-Soda;
monosodium carbonate; natrii
hydrogenocarbonas; Sal de Vichy; sodium
acid carbonate; sodium hydrogen
carbonate.
Kelas fungsional : Alkalizing agent
Konsentrasi : qs
RM : NaHCO3
BM : 84.01
Pemerian : Sodium bikarbonat berbentuk bubuk kristal yang tidak berbau,

Halaman11dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

putih, dengan salin, sedikit basa.


Kelarutan : Larut dalam air dan tidak larut dalam etanol
pKa dan pH : pH: 8,3
larutan
Titik lebur : 50 °C
Informasi lain : -
Stabilitas : Ketika dipanaskan sampai sekitar 50oC, natrium bikarbonat mulai
terdisosiasi menjadi karbon dioksida, natrium karbonat, dan air;
pada pemanasan hingga 250–300oC, untuk waktu yang singkat,
natrium bikarbonat diubah seluruhnya menjadi natrium karbonat
anhidrat
Inkompatibilitas : Natrium bikarbonat bereaksi dengan asam, garam asam, dan
banyak garam alkaloid, dengan evolusi karbon dioksida. Sodium
bikarbonat juga dapat mengintensifkan gelapnya salisilat
Toksisitas : -
Saran : Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan
VI. Peralatan, CPP dan Spesifikasi Produk Jadi
VI.1 Peralatan
Tabel Data Peralatan
No. ID Alat Nama Alat/Merek Jumlah No.SOP
1. AG-ER-00-00 Erlenmeyer 5 SOP-LABFAR-A1-001
2. AG-UK-00-00 Gelas ukur 4 SOP-LABFAR-A1-004
3. AG-BE-00-00 Gelas beaker 3 SOP-LABFAR-A1-002
4. AG-CO-00-00 Corong 2 SOP-LABFAR-A1-006
5. AG-AR-00-00 Kaca arloji 2 SOP-LABFAR-A1-012
6. AG-BP-00-00 Batang pengaduk 2 SOP-LABFAR-A1-016
7. AG-PT-00-00 Pipet tetes 4 SOP-LABFAR-A1-17
8. SE-SE-00-00 Sendok tanduk 2 SOP-LABFAR-A1-024
9. TB-OH-PA-01 Timbangan ohaus 1 SOP-LABFAR-A2-12
10. VM-BF-RV-01 Viskosmeter 1 SOP-LABFAR-A2-010
Brookfield Tipe RVT
11. PH-LU-00-01 pH Meter Lutron 1 SOP-LABFAR-A2-032
12. HM-WS-HS-01 Homogenizer 1 SOP-LABFAR-A2-02
13. AP-LU-00-00 Lumpang 1 SOP-LABFAR-A2-009
AP-AL-00-00 Alu
VI.2 Critical Process Parameters (CPP)
Tabel Data Parameter Kritis
Parameter QA* yang
Tahap Bahan Alat Syarat
Kritis Berhubungan
Mix1 Aminofilin, Erlenmeyer kelarutan Partikel Larutan
air dalam
keadaan
larut
sempurna
Mix2 Sakarin Erlenmeyer Kelarutan Partikel dan Larut
natrium, air dan rasa sempurna
homogenitas dan rasa
manis

Halaman12dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

Mix3 FD&C blue, Erlenmeyer Kelarutan Partikel, Larut


air, perasa dan warna dan sempurna,
mentol, homogenitas bau warna biru,
alkohol aroma dan
rasa khas
mentol
Mix4 NaCMC, air Lumpang Homogenitas Partikel Terbentuk
bebas CO2, dan mucillago
gliserin viskositas
MixF Masukkan Erlenmeyer Homogenitas Partikel, Larutan
mix 3 ke mix dan warna, kental,
2, kemudian viskositas aroma dan aroma dan
campurkan rasa rasa khas
ke mix 4 dan mentol
tambahkan
mix 1,
dicukupkan
dengan
purified
water
Filt-Fill Saring dan Corong, Kemasan Ukuran Ukuran
masukkan kertas saring, primer dan wadah wadah yang
dalam wadah botol, pipet kemasan digunakan
tetes sekunder yaitu botol
coklat
sebesar
100ml

Catatan:
*QA: Quality Attribute
Mix1: Mixing 1 (Pencampuran 1), Mix2: Mixing 2 (Pencampuran 2), MixF: Mixing Final
(Pencampuran Akhir), Filt-Fill: Filtrasi-Filling (Penyaringan-Pengisian)
VI.3. Rancangan Spesifikasi Sediaan
Tabel Data Spesifikasi Sediaan (Produk Akhir)
No. Kriteria Ref Spesifikasi Ref Rujukan Metode
FISIKA
(13)
Viskositas 100-1000 cps
Uji Kekentalan
1.
Volume rata-
rata larutan
yang
diperoleh dari
10 wadah
Uji volume
2. Volume terpindahkan tidak kurang (11)
terpindahkan
dari 100% dan
tidak satupun
volume
wadah yang
kurang dari

Halaman13dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

95%
Kejernihan :
jernih
3. Organoleptis Warna : Biru Dilihat langsung
Rasa : Mentol
Bau: Mint
Tidak kurang (15) Uji keseragaman
4. Bobot jenis
dari 1,30 kandungan
KIMIA
Tidak kurang
dari 90,0%
Kadar dan tidak Sistem Kromatografi
1.
lebih dari
110,0%

2. pH 8,5-9,7 Penetapan pH
(16)
Tidak lebih
3. Impurities
dari 0,15%
Tidak kurang
dari 90,0%
Kandungan keseragaman
4. dan tidak
sediaan
lebih dari Uji keseragaman
110,0% kandungan
176-283 mg
dari
5. Kandungan etilendiamin etilendiamin (15)
(C2H8N2) per g
dari C7H8N4O2
MIKROBIOLOGI

1. ALT ≤104 kol/g Uji Numersi Mikroba

2. AKK ≤103 kol/g Uji Numersi Mikroba

Escherichia
coli (negatif/g)
Salmonella sp.
(negatif/g)
Shigella sp. (11)
(negatif/g)
3. Mikroba Spesifik
Pseudomonas
aeruginosa
(negatif/g)
Staphylococcu
s aureus
(negatif/g)

Halaman14dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

VII. Rancangan Pengemasan


VII.1 Kemasan Primer (No. Rancangan: 18BKP.C6.001-16042)
Jenis : Botol Amber
Bahan : Kaca
Dimensi : 7 cm x 4 cm x 2 cm
Volume (max) : 100 mL
VII.2 Kemasan Sekunder (No. Rancangan: 18BKS.C6.001-16042)
Jenis : Dos
Bahan : Kertas Formika
Dimensi : 5 cm x 5 cm x 5 cm
Volume :-
VII.3 Leaflet (No. Rancangan: 18LFT.C6.001-16042)
Jenis : Brosur
Bahan : Kertas HVS
Dimensi : 5 cm x 10 cm
VII.4 Label (No. Rancangan: 18LBL.C6.001-16042)
Jenis : Stiker
Bahan : Kertas stiker
Dimensi : 5 cm x 3 cm
VIII. Perhitungan batch trial, produksi, dan perhitungan lain
Tabel Perhitungan Trial
Konsentrasi Jumlah
No. Nama Bahan (%) (ml dan mg)
F1 F2 F3 F1 F2 F3
1. NaCMC 0,025 0,05 0,1 10 15 20

Rincian Perhitungan:
1. Perhitungan tiap 100 ml sirup
a. F1
- Aminofilin 2100 mg
0,04
- sakarin natrium 100 X 100 ml = 0,04 g = 40 mg
20
- Gliserin 100 X 100 ml = 20 ml
0,010
- Menthol 100
X 100 ml = 0,010 g = 10 mg
0,001
- FD&C Blue 100 X 100 ml = 0,001g = 1 mg
0,25
- NaCMC 100 X 100 ml = 0,25 g = 250 mg
- Purified water ad 100 ml
b. F2
- Aminofilin 2100 mg
0,04
- sakarin natrium X 100 ml = 0,04 g = 40 mg
100
20
- Gliserin 100 X 100 ml = 20 ml
0,010
- Menthol 100
X 100 ml = 0,010 g = 10 mg
0,001
- FD&C Blue 100 X 100 ml = 0,001g = 1 mg
0,5
- NaCMC 100 X 100 ml = 0,5 g = 500 mg
- Purified water ad 100 ml
c. F3
- Aminofilin 2100 mg
0,04
- sakarin natrium 100 X 100 ml = 0,04 g = 40 mg

Halaman15dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

20
- Gliserin 100 X 100 ml = 20 ml
0,010
- Menthol 100
X 100 ml = 0,010 g = 10 mg
0,001
- FD&C Blue X 100 ml = 0,001g = 1 mg
100
0,1
- NaCMC 100 X 100 ml = 0,1 g = 1000 mg
- Purified water ad 100 ml

2. Rincian perhitungan dosis dewasa


DL : Sekali = 100 mg – 200 mg
Sehari = 300 mg – 600 mg
DM : Sekali = 500 mg
Sehari = 1,5 g

Dosis lazim
1 x p = 1 𝑥 105 𝑚𝑔 = 105mg > 100 𝑚𝑔 → 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑓𝑒𝑘
105 mg
% = 100 mg × 100% = 105%
3 x p = 3 x 105 mg = 315 mg > 300 mg → berefek
315
% = 300 × 100% = 105%
Dosis maksimum
1 x p = 105 mg < 500 mg → Tidak OD
105
%= × 100% = 21%
500
3 x p = 3 x 105 mg = 315 mg < 1500 mg → tidak OD
315
% = 1500 × 100% = 21%

Tabel Perhitungan Bets


Besar Bets = 100 mL
Per Wadah Per Bets
No. Nama Bahan Fungsi
Jumlah UoM Jumlah UoM
1. Aminofilin Zat aktif 2,1 g 4,2 g
2. Sakarin natrium Pemanis 40 mg 80 mg
3. Gliserin Pengawet 20 ml 40 ml
4. Menthol Perasa 10 mg 20 mg
5. Alkohol Co-solvent qs qs
6. FD&C Blue Pewarna 1 mg 2 mg
7. Asam sitrat Adjust pH qs qs
8. Natrium bicarbonat Adjust pH qs qs
9. Purified water Pelarut Ad 100 ml Ad 100 ml
10. Botol Kaca BKP 1 pcs 1 pcs
11. Tutup Ulir Plastik BKP 1 pcs 1 pcs
12. Sendok Takar Penakar 1 pcs 1 pcs
13. Label BKS 1 pcs 1 pcs
14. Brosur BKS 1 pcs 1 pcs
15. Folding Box BKS 1 pcs 1 pcs
BKP = Bahan Kemas Primer; BKS = Bahan Kemas Sekunder
Rincian Perhitungan:
1. Perhitungan tiap 100 ml sirup
a. Aminofilin =2100 mg
b. Saccharin sodium = 40 mg
c. Gliserin= 20 ml

Halaman16dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

d. Perasa Menthol= 10 mg
e. FD&C Blue= 1 mg
f. Alkohol = 5 ml
g. NaCMC = 1 g
h. Asam sitrat = qs
i. Natrium bicarbonat = qs
j. Air murni = ad 100 ml

2. Perhitungan untuk 1 batch


a. Aminofilin =2100 mg x 2 = 4200 mg
b. Saccharin sodium = 40 mg x 2 = 80 mg
c. Gliserin= 20 ml x 2 = 40 ml
d. Perasa Menthol= 10 mg x 2 = 20 mg
e. FD&C Blue= 1 mg x 2 = 2 mg
k. Alkohol = 5 ml x 2 = 10 ml
l. NaCMC = 1 g x 2 = 2 g
m. Asam sitrat = qs
n. Natrium bicarbonat = qs
f. Air murni = ad 200 ml

IX. Rancangan proses produksi


Tahap A Timbang
1. Ditimbang bahan sesuai perhitungan
Tahap B Pencampuran 1
1. Dilarutkan aminofilin dengan air dalam erlenmeyer
Tahap C Pencampuran 2
1. Dilarutkan sakarin natrium dalam air
2. Ditambahkan gliserin
Tahap D Pencampuran 3
1. Dilarutkan pewarna FD&C Blue dalam air kemudian tambahkan perasa menthol yang telah
di larutkan dengan alkohol, homogenkan
2. Dicampurkan campuran larutan mixing 3 dengan larutan mixing 2, homogenkan
Tahap E Pencampuran 4
1. Digerus NaCMC 1 g dalam 20 ml air panas bebas CO2
2. Ditambahkan 10 ml gliserin dalam lumpang hingga terbentuk mucillago
Tahap F Pencampuran Akhir
1. Dipindahkan mixing 4 ke dalam beaker dan mixer dengan homogenizer
2. Dicampurkan mixing 3 dan mixing 2 sambil dihomogenkan dan masukkan ke dalam mixing
4 sambil dihomogenizerkan
3. Dimasukkan mixing 1 kedalam campuran sambil dihomogrnizerkan hingga homogen
4. Dicukupkan dengan purified water
5. Dihomogenkan kembali menggunakan homogenizer
6. Diukur pH larutan, jika pH bergeser tambahkan adjust pH
Tahap G Filtrasi dan Pengisian
1. Disaring dan dimasukkan sediaan ke dalam wadah menggunakan corong
2. Ditutup botol dan disimpan untuk proses selanjutnya
Tahap H Pengemasan Sekunder
1. Ditempel label pada botol sediaan
2. Dimasukkan botol sediaan pada kemasan sekunder
3. Dimasukkan leaflet pada kemasan sekunder

Halaman17dari18
Aminosil® Syrup, 105 mg/5ml, 18DRP.LR.C6.001-16525

X Referensi
1. Ansel, Howard, C. 2005. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System 9th
Edition. China: The Point.
2. Aulton, M.E. 1988. Pharmaceutics, The Science of Dosage from Design.London : Churcill
Livingstone.
3. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
4. Jones. 2008. D. FASTtrack: Pharmaceutics – Dosage Form and Design. London:
Pharmaceutical Press.
5. Lachman, Leon. 2008. et. al. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi 3 Jilid II. Jakarta: UI
Press.
6. Lachman, Leon. 2008.et. al. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi 2 Jilid II. Jakarta: UI
Press.
7. Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.
8. Troy, David. 2005. Remington : The Science and Practice of Pharmacy 21st Edition.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
9. Sweetman, Sean C. 2009. Martindale: The Complete Drug Reference Thirty-six edition.
London: Pharmaceutical Press.
10. Gunawan, dkk. 2016. Farmakologi dan Terapi edisi 6. Departemen Farmakologi dan
Terapeutik fakultas kedokteran UI: Jakarta.
11. BPOM RI. 2014. Peraturan Kepala Badan POM No. 12 Tahun 2014 : Persyaratan Mutu
Obat Tradisional. Jakarta: DEPKES RI.
12. Schnitzler, E. 2004. Thermoanalytical study of purine deivatives compounds. Ecletica
Quimica, vol 29: Brazil.
13. Swarbrick, J., James C.B., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Third Edition,
Volume 2, Informa Healthcare USA Inc: New York.
14. Lieberman, H.A. Lachman, L. Schwartz, J.B. 1998. Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse
System, 2nd Ed. Marcell Dekker Inc: New York.
15. U.S. Pharmacopeia. 2007. The United States Pharmacopeia, USP 30/The National
Formulary, NF 25. Pharmacopeial Convention, Inc: US
16. U.S. Pharmacopeia. 2015. The United States Pharmacopeia, USP 38/The National
Formulary, NF 33. Pharmacopeial Convention, Inc: US

Halaman18dari18

Anda mungkin juga menyukai