Anda di halaman 1dari 10

ROLEPLAY TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PADA ANAK YANG REWEL DI RUMAH SAKIT


(Mata Kuliah Keperawatan II)

Dosen Pembimbing :
Eva Agustina, S.Kep.Ns.,M.Kep

Oleh
Kelompok 4 :
1. Dhea Fikawara Firdaus (1811A0004)
2. Doni Kusuma (1811A0005)
3. Fransiska Bui Lau (1811A0010)
4. Linda Sukoco (1811A0015)
5. Luthfia Nur Haqiqi (1811A0017)
6. Yeni Rambu Rewa (1811A0031)
7. Richard Winter Renyaan (1811A0034)

Program Studi Ilmu Keperawatan


Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
Jl. Manila No.37, Sumberece Telp. 0822-3168-3185 Fax. (0354) 695130
Kediri,
Jawa-Timur 64133
1. DEFINISI

Komunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu proses penyampaian


dan transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai
pengirim pesan maupun penerima pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha-
usaha untuk mengelompokkan, memilih dan mengirimkan lambang- lambang
sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima
berita mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna
yang terkandung dalam pikiran komunikator.
Pada anak usia sekolah, komunikasi yang terjadi mempunyai perbedaan
bila dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita, remaja, maupun
orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik khusus yang dimiliki
anak tersebut sesuai usia dan perkembangannya.
Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting karena pada proses
tersebutmereka dapat saling mengekspresikan perasaan dan pikiran, sehingga
dapat diketahui oleh orang lain. Disamping itu dengan berkomunikasi anak -
anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.
Jadi,terapi komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah adalah sebuah
treapi komunikasi yang dilakukan oleh terapis klien (anak usia sekolah ),
yang direncanakan secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan klien .

2. TEORI YANG MENDASARI


Teori yang mendasari komunikasi berasal dari beberapa tokoh ahli, antara
lain :
1. Shannon-Weaver Model
Dalam model Shannon, komunikasi dipresentasikan sebagai suatu
system,dimana memilih sumber informasi yang diformulasi ke dalam
suatu pesan. Pesan kemudian ditransmisikan dengan signal melalui chanel
ke receiver. Penerima/receiver menginterpretasikan pesan dan
mengirimkan ke tujuan . Bentuk unik dari konsep ini adalah adanya
noise/gangguan. Noise adalah faktor-faktor yang mempengaruhi atau
mengganggu transfer pesan dari sumber ke tujuan yang akan dicapai.
Dalam model komunikasi manusia, noise dapat berupa distorsi persepsi
misalnya: interpretasi psikologis, suara yang tidak terdengar.
Salah satu keunggulan dari model ini adalah kesamaan jalur dalam
pengiriman komunikasi yaitu dari sumber ke penerima. Kekurangannya
adalah tidak menunjukkan hubungan transaksi antara sumber dan
receiver. Model ini sifatnya linear yang berarti jalurnya satu arah. Model
ini dibatasi oleh omitting komponen feed back dan tidak secara jelas
mengilustrasikan fungsi proses.
2. Leary Model
Dalam komunikasi transaksional dan model multidimensional,
menguatkan aspek interaksional dalam komunikasi. Dimana komunikasi
manusia adalah proses dua orang dimana satu dan lainnya saling
dipengaruhi dan mempengaruhi. Leary mengembangkan teori ini dari
hasil pengalamannya sebagai terapis pada pasien psikoterapi. Tingkah
laku Leary berbeda saat menghadapi tiap pasien dan Leary menemukan
bahwa pasien juga terpengaruh tingkah laku Leary. Leary menyimpulkan
bahwa tingkah laku orang merupakan respon dari tingkah laku yang kita
tampilkan, misalnya bila kita bertingkah dominan maka kita kondisikan
orang lain bertingkah submisive. Dalam perspektif Leary, setiap pesan
komunikasi dapat dilihat melalui dua dimensi : Dominan-Submision dan
Hate-Love.
3. Health communication model.
a. Transaksi
Transaksi adalah elemen mayor ke-dua dalam model komunikasi
kesehatan. Transaksi merupakan suatu interaksi antara partisipan yang
terlibat.Transaksi ini melibatkan individu tentang informasi yang
mencakup verbal dan non verbal. Transaksi kesehatan merupakan
bentuk kesepakatan bagaimana klien itu mencari dan mempertahankan
kesehatannya sepanjang hidup.
Transaksi kesehatan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan ,dinamis dan bukan suatu yang statis, dimana
terdapat feed back yang continue yang partisipan mampu untuk
menempatkan diri dalam berkomunikasi.
b. Konteks
Elemen ke-tiga model komunikasi kesehatan adalah konteks, yaitu
setting/tempat dimana proses terjadi yang punya pengaruh besar
dalam komunikasi antara health professional - client - anggota
keluarga dan orang lain yang terlibat dalam konteks. Salah satu unsur
konteks adalah tempat dimana perawatan kesehatan dilaksanakan,
seperti : rumah sakit, klinik, ruang rawat jalan, atau ruang intensive
yang mempengaruhi pola komunikasi didalamnya. Unsur yang lain
adalah jumlah partisipan yang terlibat dalam komunikasi (lingkungan
perawatan ) misalnya dalam bentuk group kecil atau interaksi antar
individu atau kelompok besar. Jumlah partisipan yang ada
mempengaruhi situasi yang ada di dalamnya.
Dari berbagai macam model komunikasi, yang sesuai untuk
diterapkan pada klien anak usia sekolah adalah model komunikasi
kesehatan (Health Communication Model) karena pada model ini
penekanan pada proses relationship terdapat empat tipe relationship
yang ada, yaitu hubungan antara: professional-professional,
profesional-client, professional-significant others, dan client-
significant others.
Sesuai dengan teori perkembangan Jean Peaget, pada fase ini anak
dapat mengetahui konsep baru ( merasakan sakit) tetapi belum dapat
berpikir tentang hal-hal yang abstrak sehingga untuk mencapai proses
perawatan diperlukan significant othes / keluarga / teman untuk
membantu profesional kesehatan mengekspresikan hal abstrak yang
dirasakan oleh klien.
Sedangkan menurut teori Erickson, pada fase ini anak belajar untuk
dilibatkan dalam aktifitas dan berusaha untuk menyelesaikan
tugasnya, mulai belajar aturan-aturan baru melalui proses belajar dan
berhubungan dengan orang lain sehingga mendukung profesional
kesehatan untuk melakukan tindakan – tindakan keperawatan pada
klien.

3. TUJUAN TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK ANAK USIA


SEKOLAH

Adapun tujuan yang diharapkan dalam melakukan komunikasi


terapeutik pada anak adalah :
1. Membantu anak untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah
situasi yang ada bila klien percaya pada hal- hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan , membantu dalam hal mengambil tindakan
yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

4. INDIKASI TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Terapi komunikasi terapeutik di indikasikan untuk seluruh klien baik


sehat maupun sakit.

5. LANGKAH – LANGKAH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Menurut Stuart and Sudeen (2006), langkah-langkah komunikasi
terapeutik adalah sebagai berikut :
1. Tahap preinteraksi
Fase preinteraksi dimulai sebelum kontrak pertama dengan
klien. Perawat mengumpulkan data tentang klien, mengekplorasi
perasaan, fantasi, dan ketakutan diri dan membuat rencana pertemuan
dengan klien.
2. Fase orientasi
Fase ini dimulai dengan pertemuan dengan klien. Hal utama
yang perlu dikaji adalah alasan klien minta pertolongan yang akan
mempengaruhi terbinanya hubungan perawat – klien. Dalam memulai
hubungan tugas pertama adalah membina rasa percaya, penerimaan
dan penerimaan, komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak
dengan klien. Pada tahap ini perawat melakukan kegiatan sebagai
berikut: memberi salam dan senyum pada klien, melakukan validasi
(kognitif, psikomotor, afektif), memperkenalkan nama perawat,
menanyakan panggilan kesukaan klien, menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan, menjelaskan kerahasiaan.
3. Fase kerja
Pada tahap kerja dalam komunikasi terapeutik, kegiatan yang
dilakukan adalah kesempatan pada klien untuk bertanya, menanyakan
keluhan utama, memulai kegiatan dengan cara yang baik, melakukan
kegiatan sesuai rencana.
4. Fase terminasi
Pada tahap terminasi dalam komunikasi terapeutik kegiatan
yang dilakukan oleh perawat adalah menyimpulkan hasil
wawancara, tindak lanjut dengan klien, melakukan kontrak (waktu,
tempat dan topik), mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

6. KELEBIHAN TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Dapat Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara terapis dan
pasien.
2. Dapat mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji
masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh terapis.
3. Dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu
pasien mengatasi masalah yang dihadapi.
4. Dapat mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri
pasien.
II. LAMPIRAN NASKAH

Narator : Luthfia Nur Haqiqi


Kepala Bangsal : Linda Sukoco
Perawat : Doni Kusuma
Perawat : Dhea Fikawara Firdaus
Pasien Chika : Fransiska Bui Lau
Ibu Yeni : Yeni Rambu Rewa
Bapak Richard : Richard Winter Renyaan

Fase pra-interaksi
Di Rumah Sakit Harapan Bangsa terdapat pasien anak usia sekolah
umurnya 8 tahun dengan didampingi ibunya, dia bernama Chika. Chika sudah 3
hari di rawat di ruang Teratai no.10, dia dirawat karena keracunan makanan yang
dibelinya saat di Sekolah. Pagi hari Perawat Doni bertugas untuk memberikan
obat kepada pasien Chika. Sebelum Perawat Doni menemui pasien Chika,
terlebih dahulu dia izin ke kepala bangsal.
Perawat Doni : “ Selamat pagi Bu ?”
Kepala bangsal : “ Selamat pagi, silahkan duduk. Ada apa yah mas ?”
Perawat Dhea : “ Begini bu, menurut catatan rekam medis yang ada,
bahwa pasien Chika yang dirawat di ruang Teratai nomor
10 pagi ini jadwalnya untuk minum obat. Saya akan
membantunya minum obat. Bagaimana pak, apakah saya
diizinkan ?
Kepala bangsal : “ Baik, kalau begitu lakukan sesuai prosedur yang ada”.
Perawat Doni : “ Baik Bu, terimakasih. Kalau begitu saya permisi dulu”.
Kepala bangsal : “Iya, silahkan”
Fase Orientasi
Perawat Putu menghampiri pasien Elisa di ruang Teratai nomor 10 dengan
membawa obat. Namun mengetahui bahwa Elisa akan disuapin obat, dia
ketakutan karena tidak suka dengan rasa pahit obat tersebut.
Perawat Dooni : “Assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu”
Ibu Yeni : “Waalaikum salam mas”
Perawat Doni : “ Perkenalkan bu, nama saya Perawat Doni. Saya bertugas
dari jam 07.00 sampai jam 14.00 siang nanti. Anak ibu
namanya dek Chika ya bu?. Kebetulan hari ini saya yang
akan merawat anak ibu. Hari ini saya akan memberikan
obat kepada anak ibu, tujuannya supaya rasa nyeri pada
perut anak ibu bisa berkurang. Nanti ibu bisa tolong
membantu saya supaya anak ibu mau meminum obat.
Bagaimana bu, apakah ibu bersedia?
Ibu Yeni : “Oh begitu yah mas, yasudah nanti saya akan bantu
supaya anak saya cepet sembuh”.
Perawat Doni : “Baik bu, sejauh ini bagaimana keadaan dek Chika, bu ?”
Ibu Yeni : “Ya begini lah mas, rewel disuruh minum obat gak mau”
Perawat Doni : “Oh begitu yah. Nah, dek Chikaa apa kabar ?”
Chika : “Baik mas, aku sehat”
Perawat Doni : “Wah dek chika sudah sehat yah. Biar dek Chika tambah
sehat, dek Chika minum obat ini dulu yah”.
Chika : “Apa itu mas, aku ngga mau minum obat, obatnya pahit !”
Ibu Yeni : “ Chika yang nurut yah, biar Chika cepet pulang kerumah.
Nanti nisa bisa sekolah lagi.
Perawat Doni : “Iya dek Chika, ini syrup. Dek Chika pernah minum syrup
yang rasa strawberry kan? Ini manis kok. Coba dulu yuk.
Coba sedikit aja. Manis kok dek.
Chika : “ Beneran ngga pahit mas ? mas dulu coba yang minum.
Perawat Doni menuangkan madu pada sendok dan diminumnya supaya
pasien Chhika percaya dan mau meminum obat. Lalu, Perawat Doni meminta
pasien Chika untuk meminum satu tetes.
Perawat Doni : “Hemm, tuh, manis kan dek? gak pahit?”
Chika : “Iya mas, enak.”
Perawat Doni : “Nah sekarang dek chika minum lagi yah, tadi kan Cuma
minum sedikit”.

Fase Kerja
Perawat Doni menuangkan obat yang sebenarnya diminum pasien Chika
pada sendok yang sudah disiapkan, tidak menaruh madu lagi.

Chika : (merasa kepahitan)

Chika merasa kepahitan dengan obat yang diminumnya. Lalu Perawat


Putu memberi madu lagi supaya Chika tidak merasa pahit lagi. Setelah pemberian
obat selesai, Perawat Doni pamit kepada orang tua dan pasien Chika .
Bapak richard : “Makasih yah mas, mas sudah membantu anak saya
minum obat. Dari kemaren dia nangis terus, perutnya
kesakitan. Alhamdulilah setelah dibantu mas, dia nurut
minum obat”.
Perawat Doni : “Iya pak, sama-sama. ini sudah menjadi tugas saya untuk
membantu dek Chika minum obat, dan saya jug senang
membantunya. Dek Chika cepet sembuh yah, biar bias
sekolah lagi, main sama teman-teman dek chika lagi.
Chika : “Iya mas”.
Perawat Doni : “Kalau begitu saya permisi dulu yah Bu, pak. Nanti jam
12.00 saya akan kesini lagi untuk melihat keadaan dek
Chika selanjutnya, sekaligus mengantarkan makanan untuk
dek Chika. Semisal ibu perlu bantuan saya lagi sebelum jam
12.00, ibu bisa memencet tombol yang ada disamping
tempat tidur dek Chika atau ibu,bapak bisa menemui
saya di ruang keperawatan yah. Assalamu’alaikum pak,bu”
bapak richard : “Waalaikum salam”.

Fase Terminasi
Perawat Doni :”Selamat siang bu, bagaimana keadaan adek chika sekarang
setelah diberi obat?”
Ibu Yeni :”Siang mas,Allhamdulillah sudah mendingan mas, sudah tidak rewel
lagi anak saya”
Perawat Doni :”Syukur alhamdulillah kalau begitu bu”
“Dek chika bagaimana sekarang setelah minum obat? Apa
perutnya masih terasa sakit??
Chika :” sudah enakan mas, perutnya sudah gak sakit lagi. Tapi obatnya gak enak
lho mas, rasanya pahit”
Perawat Doni :”tidak apa-apa dek kan obatnya bisa dicampur madu biar gak
kerasa pahit lagi. Kalau adek rajin minum obatnya biar cepet sembuh bisa pulang
terus bisa sekolah dan pastinya bisa bermain sama teman-temannya kan !”
Chika :”iya mas aku akan rajin minum obatnya”
Perawat Doni :”nah anak pinter adek chika”
“Bu jangan lupa diminumkan obatnya nanti pukul 16.00 dibantu
dengan perawat yang dinas sore”.” Besok pagi kita ketemu lagi ya bu, nanti saya
bantu lagi untuk meminumkan obatnya”.”Bagaimana bu apakah ibu bersedia?”
Ibu Yeni :”iya mas saya bersedia.”
Perawat Doni :” Kalau begitu saya permisi dulu ya bu selamat siang”
Ibu Yeni :”iya mas, selamat siang”.

Perawat doni telah selesai melakukan tindakan dan segera bergegas


kembali ke ruang perawat. Tidak lupa perawat doni menyerahkan dan melaporkan
hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan kepada kepala bangsal.

Anda mungkin juga menyukai