Anda di halaman 1dari 2

Teknologi Minyak Atsiri, Rempah, dan Fitofarmaka

Syaiful Rizal F34170084


LITERATUR
Evaporasi adalah suatu proses yang bertujuan memekatkan larutan yang
terdiri atas pelarut (solvent) yang volatile dan zat terlarut (solute) yang non volatile.
Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau
menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi
bertujuan untuk, meningkatkan larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil
volume larutan, menurunkan aktivitas air (Praptiningsih 1999). Dalam kebanyakan
proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi dilakukan dengan menguapkan
sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang
konsentrasinya lebih tinggi. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan. Dalam
evaporasi sisa penguapan adalah zat cair yang sangat kental, bukan zat padat.
Evaporasi berbeda pula dengan destilasi, karena uapnya adalah komponen tunggal.
Evaporasi berbeda dengan kristalisasi, karena evaporasi digunakan untuk
memekatkan larutan bukan untuk membuat zat padat atau Kristal (MC Cab et al.
1990).
Evaporasi secara umum diartikan sebagai proses penguapan dari liquid
(cairan) dengan penambahan panas yang disuplai secara alami maupun
penambahan steam menjadi uap pada titik didihnya dan selanjutnya terjadi
pemisahan uap dari cairan dimana uap nantinya akan terkondensasi . Dalam
evaporasi sisa penguapan berupa zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat
viskos dan bukan zat padat. Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan
suatu alat yang disebut evaporator. Menurut Gaman (1994) mekanisme kerja
evaporator adalah steam yang dihasilkan oleh alat pemindah panas, kemudian panas
yang ada (steam) berpindah pada bahan atau larutan sehingga suhu larutan akan
naik sampai mencapai titik didih. Uap yang dihasilkan masih digunakan atau
disuplai sehingga terjadi peningkatan tekanan uap. Prinsip kerjanya dengan
penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari zat
terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih
lebih rendah sehingga haasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki konsentrasi
yang tinggi.
JENIS-JENIS EVAPORATOR
1. Horizontal Tube Evaporator.
2. Basket Evaporator
3. Standard Vertical-Tube Evaporator
4. Long Tube Vertical Evaporator
5. Vertical Tube Evaporator with Forced Circulation
6. Forced Circulation Evaporator with External Heater
7. Climbing Film, Long Tube Vertical Evaporator with External Heater
8. Falling Film Evaporator
9. Agitated Film Evaporator
10. Direct Contact Evaporator
11. Stirred, Discontinuous Evaporator
Pada prosesnya biaya dalam pengolahan bahan menggunakan metode evaporasi
rIelatif mahal. Akan tetapi, pada metode evaporasi bahan yang tidak dapat
dikeringkan pada suhu tinggi dapat dikeringkan dengan pengeringan suhu rendah.
Evaporasi berdasarkan tekanan operasinya dapat diklasifikasikan menjadi
evaporatori dengan tekanan vakum atau atmosfer. Proses evaporasi yang paling
sederhana adalah evaporasi pada tekanan atmosfer. Dimana pada evaporasi ini
cairan di dalam suatu wadah terbuka dipanaskan dan uap air dikeluarkan ke udara
atmosfer. Evaporator jenis ini adalah evaporator yang paling sederhana, tetapi
prosesnya lambat dan kurang efisien dalam pemanfaatan energi. Pada evaporator
vakum efisiensi energi dapat dirancang dengan penggunaan heat exchanger (alat
penukar panas) untuk mengambil kembali panas dari sistem untuk memanaskan
bahan pangan atau dengan menggunakan sistem multiple effect (efek banyak)
dimana uap panas yang dihasilkan dari satu efek digunakan kembali untuk
menyediakan panas pada efek berikutnya (Heldman dan Lund 1992).
Operasi evaporasi telah banyak digunakan secara luas dalam industri
pangan. Salah satu penggunaanya adalah dalam pengolahan buah menjadi jus buah
pekat (pasta) untuk memperoleh produk yang stabil (jam dan jeli) dan untuk
memperkecil volume penyimpanan dan pengangkutan. Selain itu, operasi evaporasi
juga sering digunakan dalam pengolahan produk sayuran untuk memperoleh tekstur
yang lebih baik seperti pure dan pasta (Heldman dan Lund 1992)
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.),
adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia. Khasiat
atau manfaat dari tanaman kunyit baik sebagai pelengkap bumbu masakan,
jamu/obat-obatan atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Kunyit adalah
sejenis tumbuhan yang dijadikan bahan rempah yang memberikan warna kuning
cerah. Kunyit juga digunakan sebagai bahan pewarna, obatan dan perasa sejak 600
SM. Kunyit dianggapkan sebagai salah satu herba yang sangat bernilai kepada
manusia ( Shan dan Iskandar 2018). Kandungan kimia yang terdapat dalam rimpang
kunyit meliputi minyak atsiri; kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin,
desmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin; zingiberen ( Lina 2008)

DAFTAR PUSTAKA
Ghaman PM, dan Sherrington KB. 1994. The Science of Food 3rd Editions.
Oxford(ENG) : Pergamon Press..
Heldman DR, Lund DB. 1992. Handbook of Food Engineering. New York(USA) :
Marcel Dekker Inc.
Lina. 2008. Standarisasi ekstrak rimpang kunyit [skripsi]. Yogyakarta (ID) :
Universitas Sanata Dharma
Mc Cabe WL, Smith JC, Harriot P.1993. Operasi Teknik Kimia Jilid 2 Edisi 4.
Jakarta (ID) : Erlangga
Praptiningsih Y. 1999. Teknologi Pengolahan, Jember (ID): Universitas Jember
Shan CY, Iskandar Y. 2018. Studi kandungan kimia dan aktivitas farmakologi
tanaman kunyit (Curcuma longa L.). FARMAKA.16(2) : 547

Anda mungkin juga menyukai