Anda di halaman 1dari 26

Persepsi Mahasiswa kelas 1-B mengenai perguruan Tinggi

Negeri dan Swasta


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Dalam Mata Kuliah
Bahasa Indonrsia

Dosen Pengampu :

Puspita Nuari S.Hum

Penulis :

 Alya Rizqia Meidiani (068)


 Mochamad Fahruriza (073)
 Alya Nufus Shafira(085)
Kelas : 1-B

Fakultas Psikologi
Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO BOX 148 Cimahi Tlp : 022 6631653
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati
indahnya alam cipataan-Nya, Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada
baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama yang sempurna.

Penulis disini sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang


kami beri judul ‘PERSEPSI MAHASIWA KELAS 1-B MENGENAI PERGURUAN
TINGGI SWASTA DAN NEGERI’’ sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan bagaimana persepsi Mahasiswa
kelas 1-B terhadap Perguruan Tinggi Negeri ataupun Perguruan Tinggi Swasta

Penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya saya dilain waktu.

Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya,
serta bagi pembaca dan diharapkan makalah ini dapat dikembangkan lebih baik lagi
di kemudian hari

1
Ucapan Terima Kasih

Dengan kerendahan hati serta ketulusan terdalam, penulis ingin mengucapkan


rasa terima kasih sebesar - besarnya kepada pihak – pihak berikut ini.

pertama kami merasa bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan, kesabaran dan kelancara dalam menyelesaikan studi kasus ini.

Kedua kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu Ibu
Puspita Nauri S.Hum selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia serta pemberi tugas
yang memberikan dasar dasar pemikiran serta dukungan penuh kepada penulis untuk
dapat menyelesaikan studi kasus ini.

Ketiga kepada kami kelompok yang sangat kompak dalam menyelesaikan


studi kasus ini, diantaranya Alya Nufus, Alya Rizqie dan Mochamad Fahruriza

2
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................. 1

Ucapan Terima Kasih .................................................................................... 2

Daftar Isi ......................................................................................................... 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Metode Penelitian ............................................................................... 5
BAB II Tinjauan Pustaka .............................................................................. 6

1. Pilihan melanjutkan studi pendidikan ....................................... 6


2. Perguruan tinggi ........................................................................... 12
3. Persepsi Perguran Tinggi ............................................................ 14
4. Pengambilan Keputusan……………………………………….18
BAB III
A. Pembahasan ........................................................................................ 20
B. Petunjuk pengisian kuisioner melalui polling instagram……….22
BAB V

A. Kesimpulan dan saran ....................................................................... 23


Daftar Pustaka ................................................................................................ 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tulisan ini tidak bermaksud untuk membangkitkan dikotomia palagi diskriminasi,


tapi justru memaparkan bukti. Peran dan kontribusi perguruan tinggi swasta ternyata
tidakkalah dengan yang negeri, Tampaknya harus ada yang berubah dalam cara kita
memandang pendidikan tinggi, Dalam era globalisasi ini mahasiswa semakin terbuka
pemikirannya untuk menuntut ilmu, Menuntut ilmu pun tidak sembarang menuntut
ilmu karena sudah banyak instasi – instasi belajar yang telah menghasilkan begitu
banyak menghasilkan mahasiswa yang lulus memiliki prestasi didalamnya, Penulis
meneliti ruang lingkup mahasiswa kelas 1B Universita Jenderal Achmad Yani yang
bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai perbedaan PTN dan PTS. Begitu
banyak pendapat yang berbeda dalam penelitian ini. Ada yang mengatakan bahwa
PTN dan PTS sama saja, asal bagaimana mahasiswa yang menuntut ilmunya lagi,
Dan ada juga yang mengatakan bahwa lebih unggul PTN karena berbeda dalam
metode pembelajaran dan juga relasi didalamnya, Mengapa pendapat ini begitu
berbeda beda? Pemikiran apa yang terdapat dalam kelas 1B mengenai PTS dan PTN,
dalam karya tulis imiah ini penulis akan menjawab semuanya.

Kesetaraan antara negeri dan swasta mungkin akan tera sa sempurna bila
dilakukan normalisasi yang kedua. Kinerja penelitiannya kurang lebih sama, besaran
SPP mahasiswa juga sama, namun perbedaannya terletak pada besaran subsidi dari
negara. Ordo ratusan adalah nisbah subsidi kedua nama berdasarkan perkiraan saya.
Seandainya ada yang berkenan melakukan normalisasi data produktifitas dosen
sebagai peneliti terhadap besaran subsidi dari negara, maka peringkat papan atas
boleh jadi akan diduduki oleh perguruant inggi yang berbeda. Tentu penulis juga
tidak akan melakukan normalisasi kedua untuk tujuan membangun dikotomi.

4
Ekstrapolasi normalisasi di atashanya sekedar menyentil agar yang menyandang
nama negeri lebih menyadari telah menerima banyak subsidi. Sudah sepatutnya jika
kinerja publikasi perguruan tinggi ini dituntut meningkat ratusan kali. Oleh karena itu
untuk dapat menganilis tentang persepsi mahsiswa dalam memberikan pendapat
mengenai PTS dengan PTN kami akan membuat karya tulis ilmiah yang berjudul
‘Persepsi Mahasiswa kelas 1-B mengenai perguruan Tinggi Swasta’
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi ?
2. Mengapa masyarakat cenderung memilih Perguruan Tinggi Negeri daripada
Perguruan Tinggi Swasta ?
3. Apakah akdritasi semua PTN fakultas Psikologi lebih baik daripada PTS ?
4. Bagaimana cara mencetak lulusan PTS Fakultas Psikologi yang mempunyai
daya saing ?
5. Bagaimanacara agar PTS Fakultas Psikologi dapat ikut berdaya saing dengan
PTN Fakultas Psikologi lainnya ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk dapat menganalis tujuan siswa dalam melanjutkan kePerguruan tinggi.
2. Untuk dapat menganilis masyarakat yang cenderung memilih perguruan tinggi
Negeri daripada Perguruan Tinggi Swasta.
3. Untuk dapat menganalisis akdritasi PTN fakultas Psikologi antara PTN
dengan PTS.
4. Untuk dapat menganalisis cara agar mencetak lulusan PTS Fakultas Psikologi
yang mempunyai daya saing.
5. Untuk dapat menganalisi cara agar PTS Fakultas Psikologi dapat ikut berdaya
saing dengan PTN Fakultas Psikologi lainnya.

5
1.4 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dapat diartikan


sebagai prosedur penulisan yang menghasilkan data data deskriptif kata-kata tertuli
satau lisan dari perilaku orang - orang yang diamati. Sedangkan penulisan penelitian
ini bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran suatu keadaan tertentu secara rinci
disertai dengan bukti. Dan dalam hal ini, penulisan kami menggunakan polling
Instagram untuk memenuhi dalam metode penelitian kami.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Kita dapat membuka pemikiran mahasiswa bahwa keunggulan setiap


perguruan tinggi balik lagi kepada mahasiswanya itu sendiri mau atau tidak untuk
dapat berprestasi dan dapat memiliki daya saing kepada Perguran Tinggi yang
lainnya.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,
tinjauan pustaka, analisis mengenai persepsi mahasiswa kelas 1-B mengenai
perguruan tinggi swasta, serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas
mengenai latar belakang pengangkatan aspek laporan penelitian ini, rumusan
masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian, manfaat penelitian, serta
sistematika penelitian. Pada bab dua akan disajikan apa tujuan siswa untuk
melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi, alas an masyarakat cenderung
memilih Perguruan Tinggi Negeri daripada Perguruan Tinggi Swasta, Apakah dari itu
semua PTN fakultas Psikologi lebih baik daripada PTS, cara mencetak lulusan PTS
Fakultas Psikologi yang mempunyai daya saing dan cara agar PTS Fakultas Psikologi
dapat ikut berdaya saing dengan PTN Fakultas Psikologi lainnya. Bab tiga akan
menjabarkan dan menganalisis masalah masalah yang telah dirumuskan secara
lengkap mengenai persepsi mahasiswa kelas 1-B mengenai perguruan tinggi swasta.

6
Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari kami mengenai permasalahan yang
kami angkat terkait dengan persepsi mahasiswa mengenai perguruan tinggi swasta,
khususnya yang ada di kelas 1-B universitas jendral achmad yani( UNJANI ).

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pilihan Melanjutkan Pendidikan

2.1.1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003, tentang SPN).

Pendidikan Pada hakikatnya pendidikan merupakan sarana mendasar


upayamanusia untuk memperoleh kelangsungan hidupnya dan secara instrumental
pendidikan merupakan satu infrastruktur untuk pengembangan sumber daya manusia
dan pelestarian budaya dalam proses alih generasi secara berkesinambungan.(Surya,
2004:139).

Menurut Hamalik (2008:3) pendidikan adalah suatu proses dalam


rangkamempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik
mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Munib (2005:34) pendidikan adalah
usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung
jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai
dengancita-cita pendidikan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan


mempunyai unsur-unsur:

8
1. Adanya usaha sadar

2. Adanya pendidik dan peserta didik

3. Adanya tujuan, yaitu memberikan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi


peranannya di masa yang akan datang.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Menurut Engkowara dan Aan Komariah (2010:236) pendidikan
merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik, pengaruh –
mempengaruhi antara peserta didik dengan pendidik dalam berbagai situasi
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

Menurut M. Noor Syam (2003:7) pendidikan adalah aktivitas dan usaha


manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi –
potensi pribadinya yaitu rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan
jasmani (panca indera serta ketrampilan – ketrampilan). Pendidikan berfungsi untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, yaitu mengembangkan
semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik
bagi dirinya maupun lingkungan. Pendidikan tidak sekedar memberikan nilai – nilai
atau mengetahuan melainkan pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara
potensial dan aktual telah dimiliki peserta didik. (Nana Syaodih Sukmadinata. 2009:
4) Dengan adanya pendidikan diharapkan seseorang memiliki kualitas yang baik dan
karakter yang baik sehingga memiliki keinginan untuk berkembang menjadi lebih
baik. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk meningkatkan pengetahuan yang
terjadi antara peserta didik dan pendidik.

9
2.1.2 Persepsi tentang Pendidikan

Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan


tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Menurut Sarlito W
Sarwono (2012) persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia
luar yang ditangkap oleh organ – organ bantauannya yang kemudian masuk ke dalam
otak. Di dalamnya terjaadi proses berfikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah
pemahaman. Pemahaman ini kurang lebih disebut persepsi. Suharnan (2005: 23)
mengemukakan persepsi adalah proses diterimanya rangsang sampai rangsang itu
disadari dan diterima sehingga menghasilkan penafsiran pengalaman. Pengalaman ini
dipahami dengan melihat rangsangan sebagai suatu proses individu dalam
menggorganisasikan dan menginterpretasikan kesan – kesan atau pengalaman –
pengalaman sensorisnya dalam usaha memberikan suatu makna atau arti tertentu.

Sedangkan menurut Miftah Thoha (2011:141) persepsi pada merupakan


proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungannya lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan
penciuman. Kata kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa
persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi bukan pencatatan
yang benar terhadap situasi. Persepsi merupakan suatu hal yang kompleks dan
interaktif. Menurut Miftah Thoha (2011:145) ada beberapa subproses dalam persepsi
yaitu:

1) Stimulus

Stimulus merupakan sesuatu yang hadir. Mula terjadinya persepsi diawali ketika
seseorang dihadapkan dengan suatu situasi atau stimulus.

2) Registrasi

Dalam masa registrasi suatu gejala yang nampak ialah mekanisme fisik yang berupa
penginderaan dan syaraf seseorang terpengaruh, kemampuan fisik untuk mendengar

10
dan melihat akan mempengaruhi persepsi. Dalam hal ini seseorang mendengar atau
melihat informasi terkirim kepadanya. Mulailah ia mendaftar semua informasi yang
terdengar dan terlihat padanya.

3) Interpretasi

Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang amat penting. Proses
interpretasi ini tergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian
seseorang. Pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang akan berbeda dengan
orang lain. Oleh karena itu, interpretasi terhadap sesuatu informasi yang sama, akan
berbeda antara satu orang dengan orang lain.

4) Feedback (umpan balik)

Feedback (umpan balik) dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Apa yang kita
lakukan terhadap seseorang akan diterima berbeda oleh seseorang.

Berdasarkan berberapa pendapat di atas persepsi merupakan cara pandang


atau pola pikir terhadap suatu hal yang didapat dari masuknya stimulus dari
penginderaan yang dimiliki oleh seseorang. Persepsi seseorang terhadap suatu hal
berbeda dengan orang lain tergantung bagaimana stimulus itu masuk kedalam
penginderaan mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Made Pidarta (2002:30) bahwa
pendidikan merupakan sistem yang terbuka, pendidikan tidak dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik jika mengisolasi diri dengan lingkungan.

Pendidikan berada dalam masyarakat dan merupakan milik masyarakat.


Pemerintah menegaskan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah,
sekolah, orang tua dan masyarakat. Apa yang berpengaruh dalam kehidupan
berpengaruh juga terhadap pendidikan. Sehingga persepsi tentang pendidikan
diperoleh dari interaksi dengan orang lain dan lingkungannya yang didapat dari
proses penginderaan sehingga akan membentuk pola pikir dan pandangan seseorang
terhadap pendidikan.

11
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas persepsi tentang pendidikan
merupakan anggapan sesesorang mengenai pendidikan yang timbul melalui interaksi
seseorang dengan lingkungan sekitar. Anggapan seseorang tentang pendidikan berupa
pentingnya pendidikan yang dirasakan siswa, manfaat apa yang akan siswa dapat dari
proses pendidikan, dan informasi segala macam yang berhubungan dengan
pendidikan yang akan membuat seseorang lebih tertarik pada pendidikan.

2.2 Perguruan Tinggi

Menurut Wikipedia (2012), Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan


penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa,
sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.

Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua:

1) Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan


regulasinya dilakukan oleh negara.
2) Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan
regulasinya dilakukan oleh swasta.

Menurut Raillon dalam Syarbaini (2009), perguruan tinggi adalah sebuah alat
kontrol masyarakat dengan tetap terpeliharanya kebebasan akademis terutama dari
campur tangan penguasa. Perguruan tinggi juga merupakan agen utama pembaharuan
dalam kehidupan bernegara, seperti dalam proses pembentukan pemerintah orde baru
tahun 1970-an dimana peran nyata yang telah dimainkan kalangan dosen dengan
mahasiswa dengan cara-caranya sendiri telah memberikan sumbangan besar bagi
pemerintah orde baru.

Menurut Barnet (1992), ada empat pengertian atau konsep tentang hakikat
perguruan tinggi :

12
Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified
manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan
mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga
(value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu di ukur dengan tingkat penyerapan
lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang di ukur juga dengan
tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karirnya.

Perguruan tinggi sebagai lembaga pelatihan bagi karier peneliti. Mutu


perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan/ prestasi penelitian anggota staf.
Ukuruan masukan dan keluaran di hitung dengan jumlah staf yang mendapat hadiah/
penghargaan dari hasil penelitiannya (baik di tingkat nasional maupun di tingkat
internasional), atau jumlah dana yang diterima oleh staf dan/atau oleh lembaganya
untuk kegiatan penelitian, ataupun jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam
majalah ilmiah yang diakui oleh pakar sejawat (peer group).

Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelola pendidikan yang efisien. Dalam


pengertian ini perguruan tinggi di anggap baik jika dengan sumber daya dan dana
yang tersedia, jumlah mahasiswa yang lewat proses pendidikannya (throughput)
semakin besar.

Perguruan tinggi sebagai upaya memperluas dan mempertinggi pengkayaan


kehidupan. Indikator sukses kelembagaan terletak pada cepatnya pertumbuhan jumlah
mahasiswa dan variasi jenis program yang ditawarkan. Rasio mahasiswa-dosen yang
besar dan satuan biaya pendidikan setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang
sebagai ukuran keberhasilan perguruan tinggi.

Pendidikan tinggi terdiri dari (1) pendidikan akademik yang memiliki fokus
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan (2) pendidikan vokasi yang menitikberatkan
pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahliannya. Institusi Pendidikan
Tinggi yang menawarkan pendidikan akademik dan vokasi dapat dibedakan
berdasarkan jenjang dan program studi yang ditawarkan seperti akademi, politeknik,

13
sekolah tinggi, institut dan universitas. Akademi adalah perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program pendidikan vokasi dalam satu cabang atau sebagian
cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. Sedangkan Politeknik
adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan profesional
dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Kedua bentuk pendidikan tinggi ini
menyediakan pendidikan pada level diploma.

Namun, ketika sebuah sekolah tinggi memenuhi persyaratan mereka


dapatmenawarkan pendidikan tingkat lanjut setelah level sarjana. Sekolah Tinggi
ilmu Komputer merupakan salah satu contoh dari jenis pendidikan tinggi ini. Institut
dan Universitas adalah institusi perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan
tinggi yang mengarah kepada level sarjana. Institut menawarkan pendidikan
akademik dan/atau vokasi dalam kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau seni tertentu. Disisi lain, Universitas menawarkan pendidikan akademik
dan/atau vokasi dalam berbagai kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau seni. Institusi pendidikan tinggi ini dapat juga melayani pendidikan pada
level profesional. Institut Seni adalah salah satu contohnya. (DIKTI, 2011)

2.3 Persepsi

2.3.1 Defenisi Persepsi

Kehidupan individu sejak dilahirkan tidak lepas dari interaksi dengan


lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya (Sunaryo, 2004: 93). Dalam interaksi
ini, individu menerima rangsang atau stimulus dari luar dirinya. Setiap hari kita
dibombardir oleh ribuan stimuli (Simamora, 2002: 105). Sebenarnya, stimuli itu
dapat dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah stimuli pisik (phisical
stimuly) yang datang dari lingkungan sekitar. Tipe kedua adalah stimuli yang berasal
dari dalam si individu itu sendiri dalam bentuk predisposisi, seperti harapan
(expectation), motivasi (motivation), dan pembelajaran (learning) yang didasarkan
pada pengalaman sebelumnya. Kombinasi keduanya menghasilkan gambaran yang

14
bersifat pribadi. Karena manusia merupakan entitas yang unik, dengan pengalaman,
keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengharapan yang unik, akibatnya persepsi juga
unik.

Persepsi sebagai proses dimana individu mengatur dan mengintrepetasikan


kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.(Robins,
2008: 175). Namun, apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari
realitas objektif. Walaupun seharusnya tidak perlu ada, perbedaan tersebut sering
timbul.Lalu mengapa persepsi orang-orang berbeda untuk realitas yang sama? karena
adanya perbedaan dalam perceptual selection, perceptual organization dan perceptual
interpretation (Simamora, 2002: 105)

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses
penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu
ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu menyadari tentang
sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat
mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang hal yang
ada dalam diri individu yang bersangkutan (Sunaryo, 2004: 93). Sedangkan menurut
Walgito (2002: 271), persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari
penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses
berpikir.

Menurut Simamora (2002: 102) persepsi adalah “bagaimana kita melihat dunia
sekitar kita”. Jika dimisalkan ada sebuah objek , toko matahari. Objek tersebut kita
atau dalam bahasa canggihnya kita mendapat stimuli tentang objek tersebut.
Berdasarkan stimuli itu, kita memberikan gambaran tentang toko matahari: “menurut
saya, toko matahari itu…….. dan seterusnya.

Secara formal, persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses, dengan mana
seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasi stimuli ke dalam
suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh (Simamora, 2002: 102). Stimuli

15
adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh indera, seperti produk, kemasan,
merek, iklan, harga, dan lain-lain. Stimuli tersebut diterima oleh panca indera, seperti
mata, telinga, mulut,hidung dan kulit.

Dengan demikian persepsi merupakan suatu fungsi biologis (melalui organ-


organ sensoris) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari
lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan di lingkungannya.

Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan,
penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan
informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita
dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta
manusia dengan segala kejadian-kejadiannya. (Mateson, 2005: 116). Dengan persepsi
kita dapat berinteraksi dengan dunia sekeliling kita, khususnya antar manusia. Dalam
kehidupan sosial di kelas tidak lepas dari interaksi antara mahasiswa dengan
mahasiswa, antara mahasiswa dengan dosen. Adanya interaksi antar komponen yang
ada di dalam kelas menjadikan masing-masing komponen (mahasiswa dan dosen)
akan saling memberikan tanggapan, penilaian dan persepsinya. Adanya persepsi ini
adalah penting agar dapat menumbuhkan komunikasi aktif, sehingga dapat
meningkatkan kapasitas belajar di kelas. Persepsi adalah suatu proses yang kompleks
dimana kita menerima dan menyadap informasi dari lingkungan, persepsi juga
merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan serta proses terakhir dari
kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Persepsi seseorang akan
mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong mahasiswa untuk
melaksanakan sesuatu (motivasi) belajar. Oleh karena itu, menurut Semiun (2006:
279), persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan.

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk


persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di

16
mana persepsi tersebut dibuat.Asumsi Yang Didasarkan Pada Pengalaman Masa Lalu
dan Persepsi Persepsi yang dipengaruhi oleh asumsi – asumsi yang didasarkan pada
pengalaman masa lalu dikemukakan oleh Robert (1993:19). Robert mengemukakan
konsep yang disebut dengan pandangan transaksional (transactional view). Konsep
ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pengamat dan dunia sekitar merupakan
partisipan aktif dalam tindakan persepsi. Gunarsa (2002: 104) berpendapat bahwa
persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Disamping faktor-faktor luar yang mempengaruhi persepsi, ada faktor-faktor


internal personal umum misalnya faktor-faktor biologis, sosiopsikologis, faktor
fungsional, yakni latar belakang kebutuhan, pengalaman masa lalu orang yang
memberi respons terhadap stimuli. Menurut Rakhmat (2007:55-56), persepsi bersifat
selektif secara fungsional, artinya objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi
biasanya adalah objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.

Robbins (2008:175), mengemukakan bahwa ketika seorang individu melihat


sebuah target dan berusaha untuk menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi
itu sangat dipengaruhi oleh berbagai karakteristik pribadi dari pembuat persepsi
tersebut, seperti sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman-pengalaman masa lalu
dan harapan-harapan seseorang. Selain itu karakteristik target yang diobservasi juga
bisa mempengaruhi apa yang diartikan. Lebih jauh Robbins menjelaskan bahwa
konteks dimana kita melihat berbagai objek atau peristiwa juga penting selain dari
faktor yang dua di atas. Waktu sebuah objek atau peristiwa dilihat dapat
mempengaruhi perhatian, seperti halnya lokasi, cahaya, panas, atau sejumlah faktor
situasional lainnya.

Menurut Robbins (2008:176) secara implisit persepsi suatu individu terhadap


suatu obyek sangat mungkin memiliki perbedaan dengan persepsi Individu lainnya
terhadap obyek yang sama.

17
2.4Pengambilan Keputusan

Landasan konseptual yang digunakan dalam hal pemilihan penjurusan siswa


adalah “Konsep Pengambilan Keputusan‟. Menurut Dermawan (2004:81)
“pengambilan keputusan dapat dikaitkan sebagai teori pemilihan alternatif
terbaik”.Teori tersebut berusaha menjelaskan tentang langkah-langkah sistematis
yang dilakukan seorang pengambil keputusan dalam mencari, menetapkan, membuat,
dan memilih solusi terbaik. Tujuan dibuatnya teori pengambilan keputusan yaitu
membantu terwujudnya kondisi pemaksimuman harapan. Asumsi dasar dalam
pengambilan keputusan adalah tindakan aktif yang dilakukan oleh pengambil
keputusan merupakan tindakan atas dasar rasionalitas. Dengan kata lain, manusia
sebagai pelaku aktif, sang pengambil keputusan adalah manusia yang rasional,
tindakan rasionalitas merupakan tindakan yang diambil sesuai fakta dan tujuan.

Keputusan adalah perwujudan dari proses penerapan gaya pemikiran


rasionalitas-empiris terhadap pemilihanalternatif pemecahan masalah. Masalah
merupakan stimulus bagi proses pengambilan keputusan. Untuk menghasilkan
keputusan yang baik maka pengambil keputusan menjadikan informasi sebagai bahan
baku utama dalam menetapkan alternatif-alternatif solusi. Menurut Supranto (2005:3)
“salah satu faktor terpenting dalam pengambilan keputusan adalah kegiatan
pengumpulan informasi dari mana sutu apresiasi mengenai situasi keputusan dapat
dibuat”. Situasi keputusan dapat dibuat dalam hal dimana data tidak lengkap atau
merupakan perkiraan atau ramalan saja, elemen ketidakpastian kemudian muncul
didalam proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraikan di atas mengenai pengambilan keputusan, maka dapat


disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan adalah ilmu
sekaligus seni, pemilihan alternatif solusi atau alternatif tindakan dari sejumlah
alternatif tindakan dari sejumlah altenatif solusi dan tindakan yang tersedia guna
menyelesaikan suatu masalah atau pengambilan keputusan adalahstudi mengenai

18
pengambilan langkah-langkah atau kejadian kritis tentang pengambilan keputusan
yang baik., pengambilan keputusan merupakan pendekatan terhadap metoda
penyelesaian masalah dalam upaya pencapaian tujuan.

Dalam penelitian ini informasi sangat penting dalam membuat keputusan, yaitu
informasi yang berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini
faktor yang ada dalam diri setiap siswa, persepsi siswa tentang pendidikan
memberikan dorongan yang besar bagi siswa terhadap minat untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi.

19
BAB III

PEMBAHASAN

Persepsi Mahasiswa Kelas 1B Mengenai Perguruan Tinggi Swasta dan


Perguruan Tinggi Negeri

3.1 JenisPenelitian

Dalam penelitian ini kami melakukan penelitian dengan metode Kuantitatif


(Berupa Kuisioner Melalui Polling Instagram).

3.2 TempatdanWaktuPelaksanaan

Tempat : Perumahan Al-Islam, jalan laboratorium no.48, Margahayu raya


Bandung.

Waktu : Minggu11 Desember 2018

3.3 PopulasidanSampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan


dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset
khusus. Populasi yang akan di teliti harus di definisikan dengan jelas sebelum
penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini kami menggunakan populasi dari
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani angkatan 2017 dan
menggunakan populasi dalam followers intagram untuk mengisi polling yang sudah
disediakan.

3.3.2 Sampel

Sampel yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti. Dalam
penelitian ini kami menggunakan sampel followers instagram mahasiswi dari

20
Fakultas Psikologi UNJANI angkatan 2017 dan juga para pengikut di
Instagram lainnya.

21
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER MELALUI POLLING
INSTAGRAM

Angket ini bukan merupakan ujian, melainkan untuk kepentingan penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengajukan kuisioner berupa polling Instagram


untuk di isi oleh pembaca :

1. Hal apa yang membuat kalian masih suka tidak percaya diri dengan PTS ?
Jawaban :

Yang menjawab lebih mending PTN dari pada PTS :


1. Karena memanginginkan ada di PTN
2. Biayanya mahal
3. Ruang lingkup nya juga berbeda
Yang menjawab netral dengan PTN maupun PTS :
1. Mau kuliahnya dimana pun sama saja, asalkan balik lagi pada
orangnya mau belajar/tidak
2. Perguruan tinggi Swasta juga terkadang lebih bagus fasilitasnya
dibandingkan dengan Perguruan Tinggi negeri

Kemudian followers Instagram diminta untuk mengklik tombol (YA) bagi


yang setuju dengan pendapat yang sudah disediakan , dan tombol (TIDAK) bagi
yang kurang setuju dengan pendapat untuk mengisi kuisioner tersebut.

22
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dengan adanya studi kasus tentang Persepsi Mahasiswa Kelas 1B Mengenai


Perguruan Tinggi Swasta dan perguran tinggi negeri dapat disimpulkan bahwa
Pandangan mahasiswa kelas 1-B bahwa PTN lebih baik dibanding PTS tidak
sepenuhnya benar, mereka mengatakan bahwa PTN dan PTS sama saja, asal
bagaimana mahasiswa yang menuntut ilmunya, yang menjadi aspek penilaian kualitas
universitas di Indonesia. Dapat dlihat seperti alumni, visi-misi universitas, status
akreditasi, kurikulum, kualitas dosen atau sumber daya manusia, kualitas manajemen
dan organisasi, sera kualitas kegiatan kemahasiswaan, inilah kesimpulan persepsi
mahasiswa kelas 1 terhadap PTN dengan PTS.

 Masalah peluang pekerjaan dan biaya antara PTN dengan PTS

Persepsi mahasiswa kelas 1 B lebih memilih PTN daripada PTS karena mereka
menaruh harapan bahwa peluang untuk mendapatkan pekerjaan di masa depan lebih
besar dibandingkan dengan PTS. Padahal banyak perusahaan yang lebih memilih
lulusan universitas swasta yang unggul dari segi kapabilitas dan kompetensi
dibandingkan lulusan universitas negeri. Mereka juga menganggap bahwa lulusan
universitas negeri lebih bergengsi dan akan dipandang lebih baik daripada swasta.

biaya PTN yang relatif lebih murah. Biaya pendidikan di PTS yang sulit dijangkau
membuat masyarakat berbondong-bondong untuk lebih memilih PTN ketimbang
PTS. Hal ini tentu menjadi pertimbangan yang besar karena banyak pemuda
Indonesia yang tidak mampu mengenyam dunia perkuliahan. Biaya yang mahal
tersebut sebenarnya dialokasikan untuk terus meningkatkan kualitas perguruan tinggi
di Indonesia di tengah kompetisi yang kian ketat. Namun tidak hanya di PTN saja,
PTS pun juga menyediakan beasiswa bagi para mahasiswa baru dan beasiswa-
beasiswa lain bagi yang berprestasi untuk memudahkan setiap anak mendapatkan
pendidikan. Murahnya biaya pendidikan di PTN tentu akan mempengaruhi
penyediaan fasilitas kampus untuk mahasiswa. Bahkan tidak jarang mahasiswa PTN
yang pindah ke PTS dengan alasan PTS menyuguhkan fasilitas-fasilitas untuk
menunjang proses belajar dengan lebih baik.

23
 akreditasi antara PTN dengan PTS

Mahasiswa juga menganggap bahwa akdritasi PTN itu lebih unggul daripada PTS
padahal Tidak semua PTN terakreditasi lebih unggul dari PTS, hal ini dapat kita lihat
dari program studi apa yang dipilih di perguruan tinggi tersebut. Belum tentu jurusan
tertentu di PTN A lebih baik dibandingkan PTS B. Penilaian tersebut dapat kita lihat
dari akreditasi perguruan tinggi tersebut.

Masing-masing perguruan tinggi baik negeri maupun swasta memiliki keunggulan


serta kelemahannya sendiri. Banyak lulusan universitas negeri di Indonesia yang
mengungguli universitas swasta dalam bidang-bidang tertentu. Bahkan beberapa PTN
favorit memiliki peringkat lebih tinggi. Namun banyak PTS di Indonesia yang cukup
diperhitungkan di Asia ataupun dunia. Lulusan-lulusan PTS juga banyak yang
dipesan terlebih dahulu oleh perusahaan-perusahaan ternama sebelum mereka lulus.
Kualitas lulusan tentunya bukan hanya milik PTN. Tidak sedikit lulusan PTN yang
menyandang gelar pengangguran intelektual. Lulusan PTN ataupun PTS tidak
menjadi masalah selama kualitas individu dapat diperhitungkan di dunia pasar tenaga
kerja.

5.2 Saran

Saran penulis terhadap persepsi mahasiswa kelas 1-B terhadap PTN dengan
PTS bahwa PTN ataupun PTS tidak menjadi masalah selama nanti setelah lulus
kualitas individu dapat diperhitungkan di dunia pasar tenaga kerja. Jadi, jika tujuan
utama kita dalam dunia perkuliahan adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang
sesuai, baik itu universitas negeri ataupun swasta tidak sepenuhnya membantu kita
dalam berkarir, namun kita harus terlebih dahulu mempersiapkan hard skilldan soft
skill kita.,

Bagi yang mempunyai ketidakseimbangan pendapatan keluarga yang terbatas Maka


sebaiknya perseiapkan lah diri kita dengan sebaik baiknya untuk dapat memperoleh
beasiswa, tidak dipungkiri bahawa baik PTN ataupun PTS pasti memiliki jalur
beasiswa, karena dengan kita memperoleh Beasiswa dapat meringankan mahasiswa
dalam biaya pendidikan di PTN ataupun di PTS

24
DAFTAR PUSTAKA

Tata Tulis Karya Ilmiah ITB, Tim Dosen, 2017. Metode Penulisan Ilteks, Bandung:
Kelompok Keahlian Ilmu Kemanusiaan Institut Teknologi Bandung

DAFTAR WEB

Hartono (2010). Pemahaman Diri. http://yositamaulina.blogspot.com/2012/03/


pemahaman-diri.html Diakses pada 1 Januari 2018.
J. Supranto, 2005, Teknik Pengambilan Keputusan, Penerbit Rineka Cipta\

Kompasiana (2013). Perguruan Tinggi Negeri vs Perguran Tinggi Swasta


https://www.kompasiana.com/gabrielaarum/perguruan-tinggi-negeri-ptn-vs-
perguruan-tinggi-swasta-pts_55ed83f8709773ff09fb784f Diakses pada 09 Januari
2018

25

Anda mungkin juga menyukai