Bab III
Bab III
BAB III
ruahan hingga akhirnya menjadi produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
dalam Ordonansi obat bius Stbl.1927 No.278 jo. No.53 yaitu “Palang
Medali Merah” yang berupa lingkaran bulat berwarna putih dengan garis
1. Narkotika golongan I
b) Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah
kadar morfinnya.
- Candu yaitu hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu
untuk pemadatan.
bahan lain.
e) Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam
f) Kokain mentah, semua hasil - hasil yang diperoleh dari daun koka
g) Kokaina
bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman
ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis.
2. Narkotika golongan II
obat dengan atau tanpa pengisi dengan zat yang berbeda-beda yang
metode pembuatannya.
rendah.
panjang.
52
tidak rapuh
pencampurannya
yang cocok.
Bahan pengisi yang sering digunakan antara lain laktosa, pati dan
2. Pengikat (binders)
Zat ini ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan selama granulasi
3. Pelicin (lubricant)
4. Pelincir
tablet dan mencegah melekatnya bahan ini pada punch dan die serta
a. Defenisi
membran kulit dan mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari
memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yang
terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk
dlam bentuk larutan terbagi (ampul) dan bentuk serbuk padat siap
55
pembawa (vial).
dari personil yang terlibat. Pemastian mutu sangatlah penting dan cara
produk steril, yaitu produk yang disterilisasi akhir (post sterization) dan
mendasar dari kedua metode ini, adalah pada metode yang pertama (post
wadah (vial atau ampul atau botol infus). Sedangkan metode yang kedua
kelas C (kecuali jika ada resiko terhadap produk yang berada di luar
dengan udara yang telah melewati filter dengan efisiensi yang sesuai.
yaitu; pertama produk yang disterilkan dalam wadah akhir dan disebut
juga sterilisasi akhir, kedua produk yang diproses secara aseptik pada
untuk tiap ruang bersih. Keadaan ”non operasional” adalah kondisi dimana
operasional’.
berbeda, yaitu:
1. Ruang ganti pakaian. Pakaian yang dipakai dari rumah tidak boleh
harus bebas debu, dialiri udara yang melewati saringan bakteri. Saringan
58
aliran udara laminar (laminar air flow) di tempat kerja. Sistem udara
berkisar 036 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja dalam
kerja.
produk impor dilakukan oleh bagian pembelian kantor pusat yang akan
adalah:
Bagian Produksi.
dijalankan.
61
ke produksi.
ke bagian penyimpanan.
kemasan, termasuk pula produk jadi. Bagian ini dipimpin oleh seorang
a. Penerimaan
membuat surat bukti titipan barang sementara (BTBS) dan di beri label
untuk sampel.
b. Penyimpanan
tersendiri yang memiliki dua pintu dengan kunci kombinasi khusus yang
c. Pengeluaran
penyimpanan.
barang yang dapat dilihat dari kartu stok bagian penyimpanan. Jika
1. Personalia
a. Kesehatan
kulit lain tidak boleh bertugas di daerah bersih dan daerah steril.
atas, influenza, batuk, diare, dan penyakit menular lain juga tidak
b. Pakaian Kerja
seluruh rambut
Penutup kaki
- Bebas tiras/serta
digunakan
- Bebas tiras/serat
- Bebas tiras/serat
- Bebas bedak/serbuk
A 1.000 10
B 5.000 25
C 10.000 50
D 15.000 75
E 25.000 175
2. Ruang Produksi
dan kelembaban udara. Namun, PT. Kimia Farma Plant Jakarta masih
sering menggunakan istilah white area, grey area, dan black area yang
Non-operasional Operasional
A 3.520 20 3.520 20
Tidak Tidak
D 3.520.000 29.000
ditetapkan ditetapkan
Tidak Tidak
E 3.520.000 29.000
ditetapkan ditetapkan
Keterangan:
nonsteril
ruang produksi, koridor dan ruang produksi dibatasi oleh suatu ruang
produksi sebelumnya. Untuk itu, maka setiap mesin dan peralatan yang
dan higiene, juga telah melewati proses validasi (kualifikasi) mesin dan
produksi.
Produksi obat PT. Kimia Farma Plant Jakarta terdiri dari 3 jalur
produksi utama yaitu produksi obat non betalaktam, produksi obat ARV
khusus untuk bahan aktif. Produksi tablet narkotik tergolong produksi obat
produksi II.
Produksi (BAP), dan Bon Penyerahan Bahan Baku (BPBB). Bahan baku
1. Penimbangan sentral
baku intern (BPBI) pada gudang bahan baku. Bila persediaan barang
yang akan digunakan tidak tersedia atau tidak cukup maka gudang
besar.
74
2. Produksi
dari sifat zat aktif yang akan dibuat tablet. Tablet Narkotik yang
diproduksi oleh PT. Kimia Farma Plant Jakarta dibuat dengan metode
karantina in proses untuk diperiksa lagi oleh IPC meliputi bobot tablet,
diameter tablet, waktu hancur, kekerasan dan uji disolusi. Selain itu,
IPC
1. Uji mikrobiologi
Raw Material 2. Uji kadar
endotoksin
3. pH
Penimbangan 4. konduktivitas
Pencampuran
5. kesadahan
Penyaringan
Uji Homogenitas
Uji Kejernihan
6.
Pengisian Wadah steril
1. Uji kebocoran
2. Uji kejutan
Penyegelan
3. Uji kejernihan
Sterilisasi &
pendinginan
1. Uji Sterilitas
Seleksi 2. Uji visual
3. Uji kebocoran
4. Uji stabilitas
5. Uji
Pengemasan mikrobiologi
6. Penetapan
kadar dalam
sediaan & uji
Karantina
stabilitas
QA approved
Gudang
77
Personil yang bekerja di area bersih dan steril harus dipilih dengan
steril, yaitu produk yang disterilisasi akhir (post sterization) dan produk
mendasar dari kedua metode ini, adalah pada metode yang pertama
dalam wadah (vial atau ampul atau botol infus). Sedangkan metode
dengan seksama dan tidak ada sisa partikel bebas produk sebelumnya
water) dan water for injection (WFI) sebagaimana diatur dalam CPOB
Terkini.
79
mikroba dan gas) yang terdapat dalam air yang akan digunakan untuk
produksi. Air (Raw Water) pengolahan air dapat diperoleh dari PDAM
– 150 m. Variasi mutu dari pasokan air mentah (raw water) yang
memenuhi syarat ditentukan dari target mutu air yang akan diperlukan
DeIonization (EDI).
Lumpur, endapan dan paartikel partikel yang terdapat pada raw water.
80
Multimedia filter terdiri dari beberapa filter dengan porositas 6-12 mm;
2,4-4,8 mm; dan 0,6-1,2 mm. flter filter ini tersusun dalam satu vessel
dioksida (CO2) yang berasal dari bahan yang memiliki day dsorpsi
air.
air dengan cara mengikat ion Ca++ dan Mg++ yang menyebabkan
air murni (purified water) yang dapat menurunkan hingga 95% total
dissolve solid (TDS) di dalam air. Reverse osmosis terdiri dari lapisan
dari ion exchange system dimana sebagai pengikat ion (+) dan (-)
system produksi.
dengan cGMP
82
Alat dan wadah yang akan digunakan dalam pemrosesan suatu produk
hendaklah divalidasi.
suatu tangki yang berisi larutan deterjen panas (misalnya 0,5% natrium
5. Pencampuran Produk
6. Penyaringan Larutan
dalam wadah akhir. Untuk menjamin sterilisasi larutan yang akan di-
7. Pengisian
ke dalam ampul yang sedang diisi. Selin itu, tekanan pada saat
85
selama 2 jam atau suhu 250° C selama ½ jam atau pada kondisi
8. Penyegelan
bagian gelas dari “leher” ampul hingga membentuk segel penutup (tip-
Untuk penyegelan botol vial, tutup karet harus cocok dengan mulut
spesifikasi.
Cara pengawasan:
Alur IPC
Permintaan
Labelling
Sampling
Periksa
membuat tablet.
lain :
Luas permukaan
Kerapatan (density)
tablet, kelarutan dan sifat-sifat lainnya. Granul yang keras dan padat
tablet dan waktu pelarutan obat. Ada dua metode untuk menentukan
padat akan saling tarik menarik dan gaya yang bekerja diantara
padat :
1) Gaya gesekan/friksi
4) Gaya elektrostatik
Sudut diam (Baring). Metode corong tegak dan kerucut yang berdiri
bebas memakai corong yang dijaga agar ujungnya berada pada sustu
ketinggian tertentu (H) di atas kertas grafik yang terletak pada bidang
kemudian di ukur.
α adalah sudut baring. Bila sudut baring lebih kecil atau sama dengan
serta penetapan sifat kimia, fisika dan bioavailabilitas tablet harus dibuat.
Ketiga kelas sifat tersebut memiliki profil stabilitas yang nyata, tetapi profil
itu sendiri. Hal-hal yang perlu dilakukan evaluasi (kontrol kualitas ) selama
kemudian. Uji kebocoran tidak dilakukan untuk preparat vial dan botol
karna tutup karetnya yang tidak kaku; meskipun demikian, pada saat
persatu terhadap kontaminasi oleh benda asing atau cacat lain. Inspeksi
oleh suatu uji biologis kualitatif berdasarkan respons demam pada kelinci.
pada manusia. Jika suatu zat pirogenik disuntikkan ke dalam ven kelinci,
dari lisat amebosit dari Limulus polifemus (kepiting sepatu kuda). Uji
sekunder I.
pemberian etiket; serta printing nomor batch, printing expired date dan
93
maka label karantina yang terdapat pada produk diganti dengan label
Kemasan untuk sediaan steril haruslah steril, kedap udara, dan tahan
ditutup kembali.
Kemasan sediaan steril harus inert, tidak bereaksi dengan bahan, dapat
terhadap kontaminasi oleh benda asing atau cacat lain. Bila inspeksi
inspeksi
barang bukti.
narkotika.
96
POM)
hilang tanpa dilaporkan. Pada setiap proses harus ada berita acara
pemeriksaan (BAP) baik obat yang telah jadi maupun yang rusak.
tablet Codipront®.