PENDAHULUAN
akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Secara
teknis, cara menabung yaitu menyisihkan harta yang dimiliki saat ini untuk
memenuhi kebutuhan masa depan. Para pakar keuangan sering kali mengatakan
bahwa cara terbijak untuk menabung yaitu mengambil di muka sebesar 10%-20%
dari pendapatan.1 Dalam hal ini dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa uang
secara khusus guna memenuhi kebutuhan dimasa akan datang serta dalam kondisi
keperluan mendesak atau dalam taksasi dana masuk dalam kebutuhan yang
anjurkan bahkan oleh orang tua kita dulu. Banyak cara yang dilakukan untuk
menabung antara lain di tiang bambu rumah, di lemari, di celengan, di bank dan
lain lain.
sebagaimana yang tercantum di dalam surat Al- Hasyr ayat 18 yang berbunyi:
1
Suwiknyo, Dwi. Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam. h.176
1
”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
Secara kontekstual ayat ini menyatakan bahwa hari esok adalah hari
akhirat, namun bila kita mengambil maknanya secara ilmu finansial maka ayat ini
menganjurkan kita untuk juga mempersiapkan segala sesuatu untuk hari esok
termasuk dana.
menyiapkan dana untuk pergi haji, atau mungkin menyiapkan dana untuk keadaan
darurat andaikata kita di timpa musibah sakit atau bahkan kita kena PHK? Atau
ketika Allah SWT sudah berkehendak, kita sebagai manusia tidak lagi dapat
mengelak. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk mempersiapkan diri kita
untuk menghadapi. Salah satu cara untuk menghadapi kehidupan di hari esok
adalah dengan menabung. Jadi tidak ada kata lain untuk tidak menabung. Mari
baru masuk sekolah. Kala itu, pegadaian ramai dikunjungi. Alasan mayoritas dari
ataupun daftar ulang anak mereka. Besarnya dana kebutuhan mereka beragam
2
mulai dari satu juta hingga puluhan juta. Fenomena memasuki tahun ajaran baru
ini juga terjadi pada saat menjelang hari raya. Dalam kondisi semacam ini,
pegadaian adalah pilihan bagi mereka yang mempunyai barang untuk digadaikan.
Bagi yang tidak mempunyai barang untuk digadaikan tentu semakin kesulitan
dengan harus mencari pinjaman ke sana ke mari. Lebih parah lagi adalah orang-
orang yang tidak punya barang dan juga tidak mempunyai tempat untuk
meminjam uang. Sekan-akan hidup mereka “maju-mundur kena”; serba sulit dan
siap untuk mengeluarkan dana untuk pendaftaran atau daftar ulang anak mereka.
Ada yang benar-benar orang fakir sehingga tidak banyak uang yang dapat mereka
sekolah, ada juga orang yang tidak siap mengeluarkan dana karena kesalahan
keuangan yang bukan kebutuhan sehari-hari ini sebenarnya dapat dihindari sejak
3
mencapai tujuan. Seseorang yang mempunyai tujuan berarti ia hidup dengan
sesungguhnya. Hari demi hari dilalui dengan target dan membuat kehidupan lebih
bermakna dan sesungguhnya hidup penuh makna akan membuat seseorang lebih
4
BAB II
PEMBAHASAN
dari prinsip ekonomi Islam dan nilai moral Islam yang menyebutkan bahwa
manusia haruslah hidup hemat dan tidak bermewah-mewah serta mereka (diri
sendiri dan keturunannya) dianjurkan ada dalam kondisi yang tidak fakir. Jadi
dapat dikatakan bahwa motifasi utama orang menabung disini adalah nilai moral
dijelaskan secara detil apa yang menjadi motifasi dari tabungan tersebut. Dalam
individu.
teori permintaan uang (Money Demand). Kita ketahui bahwa dalam wacana
konvensional permintaan uang memiliki tiga motif utama, yaitu motif transaksi
5
yang ada untuk memegang uang hanyalah motif untuk transaksi dan berjaga-
jaga atau dengan kata lain motif untuk konsumsi (memenuhi kebutuhan) dan
menabung.
Tingkat tabungan dari seorang individu dalam teori Islam juga tidak
kondisi tertentu dimana masyarakat begitu membutuhkan harta atau dana, maka
individu yang memiliki dana lebih, akan mengurangi tingkat tabungannya atau
sebuah perekonomian Islam? Tabungan dalam ekonomi Islam tidak begitu kuat
Islam menggunakan skema bagi-hasil yang memiliki risiko rugi. Risiko yang
dimiliki investasi bagi hasil tidak begitu sinkron dengan alasan para pemilik
6
konsekuensinya pada sisi pendanaan bank syariah memberikan bonus kepada
berdasarkan motif dan realita masyarakat Islam seperti yang telah dijelaskan
mereka yang aktif dalam menabung adalah mereka yang masuk dalam golongan
muzakki dan mid-income. Dan akumulasi tabungan secara teori akan relatif kecil
jika dibandingkan akumulasi investasi, yang berarti juga peran tabungan dalam
Dan ini perlu dirumuskan lebih spesifik untuk dapat mengkalkulasikan posisi
atau excess income yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang akan
memang kebutuhan mereka pada konsumsi pokok dan motif berjaga-jaga telah
juga mungkin kurang tepat, karena memang ada intensif dari si pemilik untuk
potensi investasi yang harus menjadi perhatian para regulator dalam rangka
membuat sebuah kebijakan, baik di sektor riil maupun di sektor moneter. Secara
sehingga waktu memegang uang oleh setiap pemilik dana akan ditekan
7
seminimal mungkin. Dengan kata lain, penyediaan regulasi berupa peluang
tidak tertuju pada konsep money supply seperti yang dianut konvensional, tapi
“Selama Anda tidak memiliki angsa bertelur emas atau mesin pembuat
uang (money machine) maka Anda sendiri yang harus menjadi money machine.
Berapa pun penghasilan Anda tidak menjamin bahwa Anda akan hidup nyaman
di masa depan. Karena, bukan uang yang Anda hasilkan yang akan
menyelamatkan Anda akan tetapi uang yang Anda sisihkan atau simpan yang
Artinya:
Yusuf berkata, “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa;
maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk
kamu makan.”
8
Artinya:
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan
apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit
C. ARTI KOSAKATA
Berturut-turut = دَأَبًا
Sedikit = يل
ُ ً قَ ِل
9
D. Hadist
Rasulullah saw sudah mengajari kita untuk menabung sejak belasan ribu
tahun yang lalu. Simak perkataan beliau yang bijaksana berikut ini:
“Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik,
menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya.” [HR Muslim & Ahmad]
Memang sudah menjadi hukum alam bahwa roda perekonomian terus berputar
seperti roda pedati. Terkadang kita berada di atas, namun roda yang terus
Bila ditinjau lebih cermat lagi, ada pelajaran berharga yang bisa kita petik
dari hadits ini. Yaitu rumus menabung ala Rasulullah saw, dimana dijelaskan
bahwa orang yang mendapatkan rahmat Allah bisa menyisihkan kelebihan, yaitu
orang yang berusaha dengan usaha yang baik dan membelanjakan uang secara
sederhana. Ada dua syarat untuk bisa menabung, yaitu sumber penghasilan dari
dihabiskan bulan itu juga. Mana yang lebih sederhana, A atau B? Lalu bagaimana
dalam hitungan bulan namun dalam hitungan hari? Apakah ia dikatakan sederhana
atau mewah jika menggunakan mobil Jaguar yang tak sampai 1% dari total
asetnya? Sulit memang untuk menilai kesederhanaan, namun dalam hal ini, pada
10
umumnya ada dua batasan yang biasanya digunakan masyarakat dalam menilai
seseorang akan dikatakan hidup mewah jika ia memaksakan diri dengan gaya
Batasan kedua yang bisa kita katakan sebagai hidup sederhana adalah
lingkungan. Walaupun seseorang mampu untuk membeli mobil merk apa saja
berapapun yang ia mau, namun jika hal itu menimbulkan kesenjangan terhadap
Dari metode menabung, ada satu kepastian bahwa anjuran menabung ini sudah
ada pada zaman nabi Yusuf as. Tertulis di dalam Al-Quran surat Yusuf;
“Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk
dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum)
yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering.” Hai orang-orang yang
terkemuka: “Terangkanlah kepadaku tentang ta’bir mimpiku itu jika kamu dapat
mena’birkan mimpi.”
“Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh
ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina
yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang
kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.”
11
Ayat 47 : Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)
sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
Ayat 48 : Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit,
yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),
Ayat 49 : Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia
diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur.
Pelajaran yang di dapat dari kisah nabi Yusuf ini sungguh luar biasa.
Kehidupan yang kita lalui tidak selalu indah. Adakala kita bisa bersenang senang,
hidup berkecukupan, namun kadang kala kita mengalami masa sulit, dimana kita
mengalami hal-hal di luar dugaan dan di luar kemampuan finansial kita. Biasanya
pada saat hidup senang kita acapkali lupa untuk menabung. Pada saatnya di timpa
musibah yang membutuhkan dana yang besar, barulah kita menyesal karena tidak
Oleh sebab itulah Allah SWT sudah memberikan sebuah pelajaran melalui kisah
nabi Yusuf as. agar umat-Nya tidak mengalami masa-masa sulit seperti yang di
kisahkan. Namun sayang sekali banyak dari kalangan umat Islam yang tidak
mempunyai tabungan. Yang ada di pikiran kebanyakan kita adalah hidup untuk
saat ini, padahal seharusnya umat Islam mempunyai cara pandang yang jauh
Dijelaskan juga bahwa Yusuf berkata kepada delegasi raja dan para
pembesar kerajaan, seraya menerangkan kepada mereka apa yang wajib mereka
lakukan untuk menghadapi bahaya yang akan menimpa negara dan penduduknya
sebagaimana ditunjukkan dalam mimpi itu sebelum ta’wil mimpi itu benar-benar
12
terjadi. Yaitu, agar menanam gandum selama tujuh tahun berturut-turut tanpa
terputus, kemudian hasil panen itu disimpan pada tangkainya dengan cara
menjaga agar tidak terkena ulat sebagai akibat dari kelembaban. Sehingga,
nantinya gandum itu bisa untuk makanan umat manusia atau ternak pada saat
yang diperlukan. Sedikit sajalah yang kalian ambil untuk kalian makan pada
setiap tahun dengan cara hemat, sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan
secukupnya saja untuk menghilangkan lapar. Dan tujuh tahun inilah penta’wilan
mimpi dari tujuh ekor lembu yang gemuk-gemuk. Adapun tangkai-tangkai yang
hijau, pada hakikatnya setiap tangkai adalah merupakan ta’wil dari penanaman
satu tahun.2
F. MAKNA RINCI
1. Di dalam Tafsir Al-Azhar oleh Prof. Dr. Hamka, mengatakan bahwa “Kamu
akan berladang tujuh tahun dengan kerja keras”. Tujuh tahun lamanya tanahmu
akan subur, hujanpun cukup, atau banjir sungai Nil akan melimpah. Tetapi
sungguhpun demikian, kesuburan tanah itu pun hanya akan dapat memberi hasil
tulang. “Maka apa yang kamu ketam, hendaklah kamu tinggalkan pada
2. Menurut Tafsir Jalalain oleh Imam Jalaludin Al-Mahalliy dan Imam Jalaluddin
As-Suyuthi, bahwa hal ini mengatakan ta’bir daripada tujuh ekor sapi betina
yang gemuk-gemuk.4
2
Ahmad Musthtafa Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Toha Putra. 1988. h.290
3
Prof. Dr. Hamka. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas. 2002. h. 241
4
Imam Jalaluddin Al-Mahalliy dan As-Suyuthi. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.
1995. h. 964
13
3. Di dalam Tafsir Rahmat, dikatakan bahwa maksud dari ayat tersebut adalah
mimpi, maka seluruh kerajaan menjadi mawas dan bersiaga untuk menghadapi
sesuatu yang akan terjadi (dalam hal ini musim yang berubah-ubah).5
kamu bertanam tujuh tahun lamanya seperti biasa, maka apa yang sudah kamu
panen biarkan saja tetap ditangkainya, kecuali sedikit untuk dimakan. Tujuan
membiarkan hasilnya tetap ditangkainya dan sedikit untuk dimakan yaitu untuk
5. Menurut Tafsir Qur’an Karim, Yusuf menerangkan takwil mimpi itu, yaitu
hasilnya hendaklah kamu simpan pada tangkainya kecuali sedikit untuk kamu
bahwa tujuh ekor sapi sebagai tujuh tahun masa pertanian, dengan alasan bahwa
kesuburan. Sedangkan sapi kurus adalah masa sulit di bidang pertanian, yakni
panceklik. Bulir-bulir gandum lambang pangan yang tersedia. Setiap bulir sama
7. Dalam Tafsir Al-Maraghi, Nabi Yusuf as. berkata kepada delegasi raja seraya
menerangkan apa yang wajib mereka lakukan untuk menghadapi bahaya yang
5
H. Oemar Bakry. Tafsir Rahmat. Jakarta: Mutiata. 1981. h. 457
6
M. Quraish Syihab. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. 2009. h.112
14
menyisakan/mengumpulkan sebagian hasil panen untuk persiapan dikala musim
harus kita lakukan guna untuk mengantisipasi kondisi darurat ataupun berguna
untuk kebutuhan di masa mendatang. Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan
syariat Islam yang mana menabung, menyisihkan harta dan berhemat adalah hal
yang perlu kita lakukan yang merupakan suatu tindakan yang juga mensyukuri
nikmat Allah swt. Lewat ayat ini, yang diperkuat dengan hadist yang terlampir,
jelas terlihat bahwasanya menabung adalah sesuatu yang diharuskan. Hal ini
disebabkan manfaat dari menabung yang sangat kita butuhkan untuk pegangan
masa depan.
EKONOMI
yaitu dengan menabung, kita dapat mempersiapkan diri untuk masa akan datang.
Menabung juga akan membantu kita untuk memiliki modal (capital) ketika kita
kehidupan kita.
7
Ahmad Mushthafa Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Toha Putra. 1988. h. 290-191
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ekonomi Islam berdasarkan QS. Yusuf: 47-48 tersebut. Meskipun penjelasan ayat
tersebut bersifat makro yaitu agregat skala negara, namun tidak menutup
kemungkinan untuk diterapkan pada bidang garapan mikro yaitu secara individu atau
rumah tangga. Dan hal ini tampaknya patut kita pikirkan secara baik dan galakkan
16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mahalliy, Imam Jalaluddin dan As-Suyuthi. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru
Algensindo. 1995.
Yunus, Prof. Dr. H. Mahmud. Tafsir Quran Karim. Jakarta: PT Hidakarya Agung.
1993.
17