Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KASUS

PERILAKU KEKERASAN

DISUSUN OLEH :

RISKIYANTI Y.D.BATEMO
P00220217037

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN POSO
TAHUN 2019/2020
- Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
1. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi tersebut
maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri
sendiri,orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua
bentuk, yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan terdahulu. (Yosep, 2010).

2. Rentang Respon Marah


Menurut yosep, (2010) perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi
dan ungkapan kemarahan yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan
tersebut merupakan suatu bentuk komunikasi dan proses penyampaian pesan dari
individu. Orang yang mengalami kemarahan sebenarnya ingin menyampaikan
pesan bahwa ia “tidak setuju, tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak
dituruti atau diremehkan “. Rentang respon kemarahan individu dimulai dari respon
normal (asertif) sampai pada respon sangat tidak normal (maladaptif).

Respon Adaptif respon maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan


Klien mampu Klien gagal Klien merasa Klien Perasaan
mengungkapk mencapai tidak dapat mengekspres marah dan
an marah tujuan mengungkapa ikan secara bermusuhan
tanpa kepuasan/saat kan fisik, tapi yang kuat dan
menyalahkan marah dan perasaannya, masih hilang kontrol,
orang lain dan tidak dapat tidak berdaya terkontrol, disertai amuk,
memberikan menemukan dan menyerah mendorong merusak
kelegaan alternatifnya orang lain lingkungan
dengan
ancaman.

3. Etiologi
Menurut Sujuono Riyadi (2009), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan yaitu:
a. Faktor predisposisi
1) Faktor biologis
a) Instinctual drive theory (teori dorongan naluri)
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu
dorongan kebutuhan dasar yang kuat.
b) Psycomatic theory (teori psikomatik)
Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis terhadap
stimulus eksternal, internal maaupun lingkungan.Dalaam hal ini sistem
limbik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun
menghambat rasa marah.
2) Faktor psikologis
a) Frustasion aggression theory (teori agresif frustasi)
Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil akumulasi
frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal
atau terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku
agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku
kekerasan.
b) Behaviororal theory (teori perilaku).
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia
fasilitas atau situasi yang mendukung. Reinforcement yang diterima pada
saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah
atau luar rumah. Semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi
perilaku kekerasan.
c) Existentinal theory (teori eksistensi)
Bertindak sesuai perilaku adalah kebutuhan dasar manusia apabila
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui perilaku konstruktif maka
individu akan memenuhi kebutuhannya melalui perilaku destruktif.
3) Faktor social kultural
a) Social environment theory (teori lingkungan)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam
menekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam
(pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan akan menciptaakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima.
b) Social learning theory (teori belajar sosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui
proses sosialisasi.
b. Faktor prespitasi
Menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan seringkali berkaitan dengan:
1) Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekstensi diri atau simbolis solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian
massal dan sebagainya.
2) Ekspesi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
3) Kesulitan dalam dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan
kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
4) Adanya riwayat perilaku anti social meliputi penyalahgunaan obat dan
alcoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi
rasa frustasi.

4. Mekanisme Koping
Menurut stuart dan laraia (2001), mekanisme koping yang dipakai pada klien
marah untuk melindungi diri antara lain:
a. Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya
secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan
kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok,
dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa
marah.
b. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang
menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan kerjanya,
berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
c. Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk
kealam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orangtuanya
yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya
sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia
dapat melupakannya.
d. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada
teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
e. Displacement, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu. Misalnya anak berusia 4 tahun marah karena ia baru
saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya.
Dia mulai bermain perang perangan dengan temannya.

5. Tanda Dan Gejala


Menurut yosep (2010) perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi
tanda dan gejala perilaku kekerasan:
1) Muka merah dan tegang
2) Mata melotot atau pandangan tajam
3) Tangan mengepal
4) Rahang mengatup
5) Wajah memerah dan tegang
6) Postur tubuh kaku
7) Pandangan tajam
8) Mengatupkan rahang dengan kuat
9) Mengepalkan tangan
10) Jalan mondar-mandir

6. Penatalaksanaan
a. Farmakologi:
1) Obat anti psikosis:Penotizin
2) Obat anti depresi:Amitripilin
3) Obat anti ansietas:Diasepam,Bromozepam,Clobozam
4) Obat anti insomnia:Phneobarbital
b. Non-Farmakologi:
1) Terapi Keluarga: Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu
mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian
2) Terapi Kelompok: Berfokus pada dukungan dan perkembangan,
keterampilan sosial, atau aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk
mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian orang merupakan
perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
3) Terapi Musik: Dengan music klien terhibur,rileks dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran diri.
7. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan (pada diri


sendiri, orang lain, lingkungan, dan
verbal
Effect

Core problem Perilaku kekerasan

Harga diri rendah


Causa

8. Diagnosa keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Perilaku kekerasan
c. Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal).
- ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN
1. Kasus
Seorang laki-laki usia 32 tahun dibawa ke RSJ karena memukul dan
mengejar orang. Pasien juga mengamuk dirumah, melempar, barang-barang dan
memukul orang yang mendekatinya. Pada saat pengkajian pasien bicara kasar
sambil mamaki, memukul dan menendang orang yang memegangnya, muka
melotot dan merah.

2. Bina hubungan saling percaya


Nama : Tn. A
Diagnose : Perilaku Kekerasan
Ruangan : Anggur
Tanggal masuk : 29 November 2019
Jam : 09.00 Wita
Pertemuan : Ke 1 (BHSP)
A. Orientasi
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Riskiyanti, saya
biasa dipanggil Reski…..” Nama bapak siapa? senang nya dipanggil siapa?”
“bisa saya minta waktunya sebentar bapak untuk berbincang-bincang? “ yah,
kurang lebih 15 menit”
“Apakah bapak bersedia?”
B. Kerja
“Saya perawat yang dinas diruang Anggur ini, saya dinas diruangan ini selama 3
minggu.”
“Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 3 minggu ini
saya yang merawat bapak.”
“saat ini bapak ceritakan apa yang bapak rasakan dan mengapa sampai ada
ditempat ini ? “
C. Terminasi
“ Bagaimana perasaan bapak A sekarang?”
“Apakah bapak masih ingat nama saya ?”
“Boleh ibu sebutkan kembali ?”
“Baiklah bapak, besok saya akan dating lagi untuk berbincang-bincang dengan
bapak, apakah bapak bersedia ? Bapak mau kita berbincang-bincang ? Jam
berapa ?”
“baiklah bapak sampai jumpa besok yah, silahkan bapak untuk istirahat”
“Wassalamualaikum, selamat pagi”
D. Evaluasi
S: Klien menjawab salam
Klien mengatakan namanya “A”
Klien mau berbincang-bincang selama 15 menit
Klien mau berbincang-bincang di ruangannya saja
Klien mengucapkan kembali nama perawat
Klien mau mengadakan kontrak untuk pertemuan besok
O : Klien mau berjabat tangan dengan perawat
Kontak mata kurang
Klien Nampak gelisah
Klien duduk berdampingan dengan perawat
Muka klien melotot dan merah
A: Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat
P: Lanjutkan SP1P Perilaku kekerasaan
3. Pengkajian
Ruang Rawat : Ruang Anggur
Tanggal Masuk : 29 November 2019
NO.RM : 778899
Tanggal Pengkajian : 05 Desember 2019

I. IDENTITAS KLIEN
MRS Ke : Pertama
Nama/Inisial : Tn.A
Umur : 32 th
Informan : Pns
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hub. Dengan Klien : Ibu Kandung
II. ALASAN MASUK
a. Keluhan saat MRS :
Tn.A 32 tahun masuk rumah sakit jiwa karena memukul dan mengejar orang.
Pasien juga mengamuk dirumah, melempar barang-barang dan memukul
orang yang mendekatinya.
b. Keluhan saat dikaji :
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien bicara kasar sambil memaki,
memukul dan menendang orang yang memegangnya, muka melotot dan
merah.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu : ( ) Ya ( √ ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya : ( ) Berhasil ( ) Kurang Berhasil ( ) tidak
berhasil
3. Aniaya :
Aniaya Seksual : Tidak pernah
Penolakan : Tidak pernah
Kekerasan dalam Keluarga : Tidak pernah
Tindakan Kriminal : Tidak pernah
Jelaskan : klien dan keluarga mengatakan klien tidak pernah mengalami
aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, dan tindakan kriminal.
Masalah Keperawatan : -
4. Adakah keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ( ) Ya (√ ) Tidak
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan : Keluarga klien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Klien mengatakan pengalaman masa
lau yang tidak menyenangkan adalah ketika ditinngal oleh calon istri klien
sekitar dua bulan yang lalu
Masalah Keperawatan : -
6. Tindakan bunuh diri ( ) Ya (√ ) Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah mencoba untuk melakukan
tindakan bunuh diri.
Masalah Keperawatan : _
IV. FISIK
1. Tanda-Tanda Vital Td : 130/80 N:90 S : 36,8 P: 24
2. Ukur Tb : 160 cm Bb : 58 kg ( ) Turun ( ) Naik
3. Keluhan Fisik ( ) Ya ( √ ) Tidak
Jelaskan : klien mengatakan jantung nya berdebar-debar
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram:

Ket:

= Perempuan = Pasien

= Laki-Laki = Tinggal serumah

X = Meninggal = Garis Perwakinan

Penjelasan:
Klien anak ke 2 dari 3 bersaudara,didalam keluarga klien tidak ada yang
menderita gangguan jiwa. Klien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya
dan saudaranya yang ke 3. klien tidak memiliki riwayat penyakit menular.
2. Konsep diri:
a. Gambaran diri:
Klien memandang terhadap dirinya ada bagian tubuh yang paling
disukainya adalah bagian wajah, karena klien merasa wajahnya tampan.
b. Identitas:
Klien mengatakan dirinya sebagai laki-laki dewasa belum menikah, klien
adalah seorang anak dari 3 bersaudara, klien tinggal bersama orang
tuanya. Klien adalah seorang guru di smp
c. Peran:
Klien mengatakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, klien mengatakan klien
sebelumnya mengajar di smp , sering membantu pekerjaan ibunya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera pulang untuk berkumpul dengan
keluarga.
e. Harga diri:
Klien mengatakan hubungan yang paling dekat, disayang dan dapat
dipercaya adalah ibu dan adiknya.
Masalah keperawatan : -
3. Hubungan sosial:
a. Orang yang berarti:
Klien mengatakan mempunyai orang yang berarti yaitu ibu dan adiknya.
Didalam keluarga ibu dan adik adalah orang yang terpercaya oleh klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien mengatakan dalam masyarakat klien kadang-kadang mengikuti
kegiatan pemuda dilingkungannya, ikut kerja bakti setiap minggu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Ibu klien mengatakan satu bulan yang lalu klien masih dapat
berkomunikasi dengan orang lain atau dengan tetangga rumah, tetapi
sekarang klien tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain karna klien
akan mengejar dan memukul orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan saat dirumah tidak rutin beribadah dan saat dirumah
klien tidak beribadah karena merasa kalua doanya tidak pernah
dikabulkan.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan :
( √ ) Tidak rapi ( ) penggunaan pakaian ( ) cara berpakaian
tidak sesuai seperti tidak
biasanya

Jelaskan : Klien tampak tidak rapi, rambutnya jarang disisir,kulit kepala


tampak kotor, gigi kuning, kulit tampak kotor . klien mengatakan tidak pernah
menggunakan bedak dan lotion. cara berpakaian sudah rapi, baju dan
celana tidak terbalik. Klien menggunakan sandal.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
( ) Cepat (√ )Keras ( ) Gagap ( ) Inkoheren

( ) Apatis ( ) Lambat ( ) Membisu ( ) Tidak mampu memulai


pembicaraan

Jelaskan : Klien ketika bicara dengan nada suara keras, memaki-maki,


tinggi, tidak meloncat-loncat dari tema yang dibicarakan.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Aktivitas motorik :
( ) Lesu (√) Tegang ( √) Gelisah ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif

Jelasan : Pada kondisi sekarang klien terlihat tampak tidak tenang, tampak
tegang, Gelisah , memukul dan menendang orang yang memegangnya.
untuk saat ini klien belum mampu mengendalikan emosinya .
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
4. Alam perasaan :
( ) Sedih ( ) Ketakutan (√) Putus asa ( ) Khawatir
( ) Gembira berlebihan

Jelaskan : alam bawah sadar klien putus asa , klien merasa putus asa
karena kejadian masa lalunya. Klien melampiaskan dengan memukul orang
lain yang memegangnya.
Masalah keperawatan : defensive koping
5. Afek :
( ) Datar ( ) Tumpul ( √) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan : afek klien labil mempunyai emosi yang berubah-ubah, mudah
marah pada orang lain.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
6. Interaksi selama wawancara :
(√) Bermusuhan ( ) Tidak Koperatif ( ) Mudah Tersinggung
(√) Kontak mata - ( ) Defensif (√ ) Curiga

Penjelasan : saat diwawancara klien kooperatif, menganggap lawan


bicaranya sebagai musuh, dan kontak mata kurang saat berhadapan dengan
lawan bicara. Cenderung selalu mempertahankan pendapat dan kebenaran
dirinya.
Masalah Keperawatan :
7. Persepsi :
( ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan
( ) Pengecapan ( ) Penghidu

Jelaskan : sampai saat dikaji klien mengatakan tidak mendengarkan suara-


suara.
Masalah keperawatan : -
8. Proses pikir :
( ) Sirkumtansial ( ) Tangensial ( ) Kehilangan asosiasi
( ) Flight of idea ( ) Blocking ( ) pengulangan
pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : pembicaraan klien normal biasa tidak berbelit-belit, tidak


meloncat-loncat dan sampai tujuan karena dapat kooperatif.
Masalah Keperawatan : -
9. Isi pikir :
( √) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria
( ) Depersonalisasi ( ) Ide yang terkait ( ) Pikiran Magis

Jelaskan : klien selalu memikirkan pernikahannya yang batal karena klien


ditinggal pergi oleh calon istri klien.
Masalah Keperawatan : defensive koping
10. Waham:
( ) Agama ( ) Somatik ( ) Curiga
( ) Nihilistic ( ) Sisip Piker ( ) Kontrol Pikir
Jelaskan :
11. Tingkat Kesadaran :
( ) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor
Disorientasi :
( ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang

Jelaskan : orientasi waktu, tempat dan orang dapat disebutkan dengan benar
dan jelas yang yang ditandai dengan klien mampu menyebutkan hari,
tanggal, tahun yang benar pada saat wawancara. Klien dapat mengenali
orag yang ada disekitarnya ditunjukan dengan klien biasa menyebutkan
beberapa nama temannya.
Masalah Keperawatan : -
12. Memori :
( ) Gangguan Daya Ingat Jangka Panjang ( ) Gangguan Daya Ingat Jangka Pendek
( ) Gangguan Daya Ingat Saat Ini ( ) Konfabulasi

Jelaskan : klien dapat mengingat saat dibawah ke RS oleh ibunya, dan klien
dapat mengingat nama mahasiswa saat berkenalan dengan benar.
Masalah Keperawatan : -
13. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
( ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu konsentrasi ( ) Tidak mampu berhitung
sederhana
Jelaskan : klien dapat menghitung dengan baik misalnya 2x5 = 10, 2+2 = 4,
klien dapat memfokuskan konsentrasi dengan baik.
Masalah Keperawatan : -
14. Kemampuan penilaian :
( ) Gangguan Ringan ( ) Gangguan bermakna

Jelaskan : klien mengalami gangguan ringan dalam membuat penilaian. Saat


membuat penilaian akan sesuatu klien tidak begitu kesulitan, misalnya saat
diminta untuk menilai penampilannya sendiri, klien mengatakan
penampilannya tidak bagus tetapi saat dimintai alasan akan pendapatnya,
klien kesulitan untuk mengungkapkannya, dan hanya mengatakan “tidak
tahu”.
Masalah keperawatan : -
15. Daya tilik diri :
( ) Mengingkari penyakit yang diderita ( ) menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : klien tidak mengigkari penyakit yang dideritanya dan tidak pula
menyalahkan hal lain. Klien mengetahui bahwa dirinya dirawat karena
masalah kejiwaan.
Masalah keperawatan : -
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : klien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik
seperti biasanya, klien makan 3x sehari, pagi, siang, dan malam, Minum air
putih 6 gelas sehari.
2. BAB/BAK
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : klien BAB 1x sehari, BAK ±5x sehari dan mampu melakukan
eliminasi dengan baik, menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK dengan
baik.
3. Mandi
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : klien mangatakan mandi 2 x sehari dengan mandiri, klien
mengatakan kadang-kadang lupa menggosok gigi
4. Berpakaian/berhias
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : Klien mengatakan ganti pakaian 1x sehari dengan pakaian yang
dibawakan oleh keluarga. Klien dapat memilih dan mengambil pakaian
dengan baik.
5. Istirahat/tidur
( ) Tidur siang lama : 1-2 Jam Sehari
( ) Tidur malam lama : 6-8 Jam semalam
( ) Kegiatan sebelum / sesudah tidur : merapikan tempat tidur, cuci muka
Penjelasan : saat dilakukan melakukan pengkajian klien mengatakan tidur
siang 2 jam dan tidur malam 6-8 jam klien mengatakan tidak lupa yang
dilakukan sebelum dan sesudah tidur seperti sebelum tidur merapikan
tempat tidur, cuci muka.
6. Penggunaan obat
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
Jelaskan : Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan minum obat sendiri,
klien mengatakan minum obat sendiri dengan teratur.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan ( ) Ya ( ) tidak
Perawatan pendukung ( ) Ya ( ) tidak
Jelaskan : jika klien pulang, Klien akan melakukan perawatan dirumah
dengan meminum obat sesuai dengan dosis yang telah di berikan dan klien
dapat mengandalkan keluarganya untuk merawat klien yaitu ibu dan adik
klien. Dan akan melakukan pemeriksaan kembali dirumah sakit untuk
memeriksakan perkembangan penyakitnya.
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan ( ) Ya ( ) tidak
Menjaga kerapihan rumah ( ) Ya ( ) tidak
Mencuci pakaian (  ) Ya ( ) tidak
Pengaturan keuangan ( ) Ya () tidak
Jelaskan : Klien mengatakan dapat membantu mempersiapkan makanan
dan menjaga kebersihan seperti menyapu lantai. Klien dapat mencuci
pakaian sendiri, klien tidak memiliki uang sekarang tetapi tabungannya ada
pada ibunya.
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja ( ) Ya ( ) tidak
Transportasi ( ) Ya ( ) tidak
Lain-lain ( ) Ya ( ) tidak
Jelaskan : Klien tidak pernah belanja, kecuali untuk membeli keperluannya
pribadi, klien pada saat keluar rumaah menggunakan motor
Masalah Keperawatan :
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
( ) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alkohol
( √) Mampu menyelesaikan masalah (√ ) reaksi lambat/berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) bekerja berlebihan
( ) Aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( ) Olahraga (√ ) mencederai diri/Orang lain/barang
( ) Lainnya ( ) lainnya
Jelaskan : Adaptif : klien dapat menyelesaikan masalah ringan sperti menjaga
kebersihan dan menyiapkan makanan.
Maladaptive : klien bereaksi secara berlebihan dan mencederai orang lain
seperti menendang orang yang memegangnya.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan pada orang lain
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
( ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
( √) Masalah berhubungan dengan lingkungan, Fisik :
( ) Masalah dengan pendidikan, spesifik :
( ) Masalah dengan pekerjaan, spesifik :
( ) Masalah dengan perumahan, spesifik :
( ) Masalah ekonomi, spesifik :
( ) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik :
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada berhubungan dengan kelompok-
kelompok tertentu dan . Pendidikan klien S1 Pendidikan, klien sementara belum
mengajar disekolah. Klien lahir di keluraga perekonomian menengah tidak ada
masalah. Tidak masalah dengan pelayanan kesehatan.
Masalah Keperawatan :
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG:
( ) Penyakit jiwa ( ) system pendukung
( ) Faktor presipitasi ( ) penyakit fisik
( ) Koping ( ) obat-obatan
( ) lainnya :
Jelaskan : Klien mengatakan kurang tau tentang keadaannya saat ini, karena
klien merasa sehat-sehat saja
Masalah Keperawatan : -
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik :
Terapi Medik : Resperidon 2mg, heximer 2mg, merlopam 2mg.
XII. Daftar masalah keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko perilaku kekerasan pada orang lain diri sendiri
3. Deficit perawatan diri
XIII. Pengumpulan data
Data subjektif Data objektif
1. klien mengatakan jantung nya 1. Klien bicara kasar sambal memaki
berdebar-debar 2. kontak mata kurang saat berhadapan
2. Klien mengatakan pengalaman dengan lawan bicara.
masa lalu yang tidak 3. Klien memukul dan menendang orang
menyenangkan adalah ketika yang memegangnya
ditinngal oleh calon istri klien 4. Muka Klien tampak melotot dan merah
sekitar tiga bulan yang lalu 5. klien terlihat tampak tidak tenang,
3. klien merasa putus asa karena tampak tegang, Gelisah
kejadian masa lalunya. 6. afek klien labil mempunyai emosi yang
4. Klien mengatakan kurang tau berubah-ubah,
tentang keadaannya saat ini, 7. Klien tampak tidak rapi
karena klien merasa sehat-sehat 8. rambutnya jarang disisir,
saja 9. kulit kepala tampak kotor, gigi kuning,
kulit tampak kotor .
10. klien mengatakan selama di rawat tidak
pernah menggunakan bedak dan
lotion.
11. Mekanisme koping yang dimiliki oleh
klien adalah maladptif

4. Analisa Data
No Data Masalah
1. Ds : Perilaku kekerasan
- klien mengatakan jantung nya berdebar-
debar
Do :
- Klien bicara kasar sambil memaki
- Klien memukul dan menendang orang yang
memegangnya
- klien terlihat tampak tidak tenang, tampak
tegang, Gelisah
- afek klien labil mempunyai emosi yang
berubah-ubah
2. Ds : Defensive koping
- klien merasa putus asa karena kejadian
masa lalunya.
- Klien mengatakan kurang tau tentang
keadaannya saat ini, karena klien merasa
sehat-sehat saja
- Klien mengatakan pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan adalah ketika
ditinngal oleh calon istri klien sekitar tiga
bulan yang lalu
Do :
- Mekanisme koping yang dimiliki oleh klien
adalah maladptif
3. Ds : Deficit perawatan diri
- klien mengatakan selama di rawat tidak
pernah menggunakan bedak dan lotion.
Do :
- Klien tampak tidak rapi
- rambutnya jarang disisir,
- kulit kepala tampak kotor, gigi kuning,
- kulit tampak kotor .

5. Pohon masalah

6. Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas


1. Perilaku kekerasan
2. Defensive koping
3. Deficit perawatan diri
7. Rencana Keperawatan
Diagnose keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Pasien mampu Kriteria evaluasi SP. 1 ( 06 Januari 2019 )
Perilaku kekerasan a. Mengidentifikasi Setelah 2 kali pertemuan pasien dapat 1. Membina hubungan saling percaya
penyebab dan tanda menyebutkan penyebab tanda, gejala 2. Identifikasi penyebab, tanda, gejala, dan akibat
perilaku kekerasn dan akibat perilaku kekerasn serta serta perilaku kekerasan yang dilakukan dan
b. Menyebut jenis mampu memperagakan secara fisik 1 akibatnya.
perilaku kekerasan untuk mengontrol kekerasan 3. Latih cara fisik 1 : tarik nafas dalam
yang pernah 4. Masukan dalam jadwal harian pasien
dilakukan
c. Menyebutkan akibat
Setelah 2 kali pertemuan pasien Sp.2 (08 Januari 2019 )
dari perilaku
mampu menyebutkan kegiatan yang 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp.1)
kekerasan yang
sudah dilakukan dan mampu 2. Latih cara fisik 2 : pukul kasur/ bantal
dilakukan
memperagakan cara fisik 2 untuk Masukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
d. Menyebutkan cara
mengontrol perilaku kekerasan
mengontrol perilaku
kekerasan
e. Mengontrol perilaku Setelah 2 kali pertemuan pasien Sp.3 (10 Januari 2019 )
kekerasan secara: mampu menyebutkan kegiatan yang 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp.1 & Sp.2 )
1. Fisik sudah dilakukan dan mampu 2. Latih secara sosial/ verbal
2. Sosial/verbal memperagakan cara sosial/ verbal a. Menolak dengan baik
3. Spritual untuk mengontrol perilaku kekerasan b. Meminta dengan baik
4. Terapi c. Mengungkapkan dengan baik
psikofarmaka 3. Masukan dalam jadwal harian pasien
(patah obat)
Setelah 1 kali pertemuan pasien Sp.4 (11 Januari 2019 )
mampu menyebutkan kegiatan yang 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp.1,Sp.2,& Sp.4 )
sudah dilakukan dan mampu 2. Latih secara spritual : berdoa dan shalat
memperagakan perilaku kekerasan Masukan dalam jadwal kegiatan harian pasien

Setalah 1 kali pertemuan pasien Sp.5 (12 januari 2019 )


mampu menyebutkan kegiatan yang 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp.1, Sp.2,Sp.3 &
sudah dilakukan dan mampu Sp.4 )
memperagakan cara patuh spritual 2. Latih patuh obat :
a. Minum obat secara teratur dengan prinsip 5
B
b. Susun jadwal minum obat secara teratur
3. Masukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
Keluarga mampu : Sp.1 ( tgl. )
Merawat pasien dirumah 1. Identifikasi masalah yang dirasakan keluarga
Kriteria hasil : dalam merawat pasien
Setelah kali pertemuan keluarga 2. Jelaskan tentang PK dari :
mampu menjelaskan penyebab, 3. Latih 2 cara merawat
tanda/gejala, akibat dan cara merawat 4. RTL keluarga/ jadwal untuk merawat pasien
pasien serta mampu memperagakan
cara merawat

Setelah kali pertemuan keluarga Sp.2 (tgl. )


dapat menyebutkan kegiatan yang 1. Evaluasi kemampuan keluarga (Sp.1)
sudah dilakukan da mampu merawat 2. Latih (simulasi) 2 cara lain untuk merawat
serta dapat membuat RTL pasien
3. Latih langsung ke pasien
4. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat
pasien

Setelah kali pertemuan keluarga Sp.3 (tgl. )


mampu menyebtkan kegiatan yang 1. Evaluasi Sp. 1 dan Sp.2
sudah dilakukan dan mampumerawat 2. Latih langsung ke pasien
serta dapat membuat RTL 3. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat
pasien

Setelah kali pertemuan keluarga Sp.4 (tgl. )


mampu malksanakan follow up dan 1. Evaluasi Sp.1, Sp.2 dan Sp.3
rujukan 2. Latih langsung ke pasien
3. RTL keluarga/ jadwal untuk merawat pasien
8. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Pertemuan 1 (satu)
a. Kondisi Pasien
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara mengendalikan perilaku
kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam).
b. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan
1) Fase Orientasi :
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Riskiyanti, saya biasa
dipanggil Reski. Saya perawat yang dinas diruang Madrim ini, saya dinas diruangan ini
selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 3
minggu ini saya yang merawat bapak. Nama bapak siapa? Dan senang nya dipanggil
apa?”“ Bagaimana perasaan bapak A saat ini?” “masih ada perasaan kesal atau marah? “
Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah yang bapak
rasakan,”“ Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10 menit“
“Dimana kita akan bincang-bincang?“Bagaimana kalau diruang tamu?”
2) Fase Kerja :
“ apa yang menyebabkan bapak A marah?
Apakah sebelumnya bapak A pernah marah?
Terus penyebabnya apa?
Samakah dengan yang sekarang?
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan yang tidak
tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab marah klien),
apa yang bapak A rasakan?“
Apakah bapak A merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“ apa yang bapak lakukan selanjutnya”
“ Apakah dengan bapak A marah-marah, keadaan jadi lebih baik?“ Menurut bapak A
adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
“maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar
satu cara dulu,
“ begini pak, kalau tanda- marah itu sudah bapak rasakan bapak berdiri lalu tarik nafas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti
mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali bapak
A sudah dapat melakukan nya. “ nah sebaiknya latihan ini bapak A lakukan secara rutin,
sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak A sudah terbiasa
melakukannya”.
3) Fase Terminasi :
“ Bagaimana perasaan bapak A setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak? ” “
Coba bapak A sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu rasakan dan apa yang ibu
lakukan serta akibatnya. “Baik, sekarang latihan tandi kita masukkan ke jadwal harian ya
Pak” ” berapa kali sehari bapak mau latihan nafas dalam ?” Bagus. “Nanti tolong bapak tulis
M, bila bapak melakukannya sendiri, tulis B, bila bapak dibantu dan T, bila bapak tidak
melakukan” “baik Pak, bagaimana kalau besok kita latihan cara lain untuk mencegah dan
mengendalikan marah bapak A. ”Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya
disini saja ya Pak?” “Berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja” “Saya
pamit dulu bapak…Assalamu’alaikum.”
Pertemuan 2 (dua)
a. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, ada kontak mata saat berbicara.
SP 2 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik ke dua (evaluasi
latihan nafas dalam, latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik ke dua : pukul
kasur dan bantal), menyusun jadwal kegiatan harian cara ke dua.
b. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1) Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus Bapak,,,ya saya Reski” “sesuai
dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi. “Bagaimana perasaan bapak saat
ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?” “Baik, sekarang kita akan belajar cara
mengendalikan perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua.” “ mau
berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?” “ Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di ruang
tamu ini ya Pak”
2) Fase Kerja
“ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, selain nafas
dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal.”
“ Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur mari ke kamar bapak? Jadi kalau
nanti bapak kesal atau marah, bapak langsung kekamar dan lampiaskan marah bapak
tersebut dengan memukul bantal dan kasur.
Nah coba bapak lakukan memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali bapak melakukannya!”
“ Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan
lupa merapikan tempat tidur Ya!”
3) Fase Terminasi
“ Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”“ Coba bapak
sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus!” “ Mari kita masukkan kedalam
jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul berapa bapak mau mempraktikkan memukul
kasur/bantal? Bagai mana kalau setiap bangun tidur? Baik jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore,
lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya Pak.“ sekarang
bapak istirahat, 2 jam lagi kita ketemu ya Pak, kita akan belajar mengendalikan marah
dengan belajar bicara yang baik. Sampai Jumpa!” Assalamu’alaikum
Pertemuan 3 (tiga)
a. Kondisi klien
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada bicara agak tinggi.
SP3 klien :
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial/verbal (evaluasi
jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikan perilaku kekerasan, latihan
mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik), susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara
verbal)
b. Strategi Komunikasi Tindakan Keperawatan
1) Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus Bapak,,,ya saya Reski”,
sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang kita ketemu lagi” “Bagaimana pak,
sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur?”“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. “Bagus,
“Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?”“Dimana
enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau ditempat yang sama?” “Berapa lama
bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaiman kalau 10 menit?”
2) Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara ibu baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah
disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka
kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak menggunakan
kata-kata kasar. Kemarin bapak mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak
tersedia, rumah berantakan, Coba bapak minta sediakan makan dengan baik:” pak, tolong
sediakan makan dan bereskan rumah” Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta baju,
minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan . Bagus bu. “ Yang kedua : Menolak
dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘maaf
saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan .
Bagus pak.” Yang ketiga Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain
yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena perkataan
mu itu’. Coba praktekkan. Bagus.”
3) Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan
bicara yang baik?’ “Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita
pelajari.”“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari ibu
mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya?”
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, makanan dll.
Bagus nanti dicoba ya bu!” “ Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?”
“ besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak dengan cara
beribadah ,bapak setuju? Mau dimana pak? Disini lagi? Baik sampai nanti ya bapak
…Assalamu’alaikum
Pertemuan : Ke 4 (empat)
a. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, bicara jelas
SP 4 klien :
Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual (diskusikan hasil
latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal, latihan beribadah
dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa)
b. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1) Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Bapak R, masih ingat nama saya” Betul Bapak “Bagaiman pak,
latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa marahnya?”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu
dengan ibadah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
ditempat biasa?” “Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10
menit?”
2) Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan! Bagus, yang mana yang mau
di coba?”“Nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas
dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga,
ambil air wudhu kemudian sholat”.“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk
meredakan kemarahan.”
“Coba bapak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba sebutkan
caranya?”
3) Fase terminasi
“Bagaiman perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”“ Jadi
sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu. Mau berapa kali ibu
sholat. Baik kita masukkan sholat …….dan ……(sesuai kesebuatan pasien).” “Coba
bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila bapak sedang
marah”“Setelah ini coba bapak lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
“ 2 jam lagi kita ketemu ya pak,nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa
marah, yaitu dengan patuh minum obat! “ “Nanti kita akan membicarakan cara
penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah ibu, setuju
pak?”….Assalamu’alaikum
Pertemuan : Ke 5 (lima)
a. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, kontak mata ada saat komunikasi.
SP 5 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan PK dengan obat ( bantu pasien minum obat secara
teratur dengan prinsip 5 benar ( benar pasien, benar nama obat, benar cara minum obat,
benar waktu dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna minum obat dan akibat berhenti
minum obat, susun jadwal minum obat secara teratur)
b. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1) Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus pak,,,ya saya Reski, “sesuai
dengan janji saya 2 jam yang lalu, sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal, bicara
yang baik serta sholat? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?
Coba kita lihat kegiatannya”.“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang
cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”“Dimana enaknya kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat tadi?”
“Berapa lama bapk mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
2) Fase Kerja
(Perawat membawa obat pasien)
“bapak sudah dapat obat dari dokter?”“Berapa macam obat yang bapak minum? warnanya
apa saja? Bagus, jam berapa bapak minum?Bagus”“Obatnya ada 3 macam pak, yang
warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya THP
agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini namanya HLP rasa marah
berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam”.“Bila terasa berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas
dulu”. “Nanti dirumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah
benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada suster
kemudian cek lagi apakah benar obatnya”. “Jangan penah menghentikan minum obat
sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.”“
Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya pak”
3) Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara kita minum obat
yang benar?”“Coba bapak sebutkan lagi jenis jenis obat yang bapak minum! Bagaimana
cara minum obat yang benar?”“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang
kita pelajari? Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan
lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.“Baik, besok kita ketemu lagi untuk melihat
sejauh mana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa
marah. Selamat siang bapak, sampai jumpa.”…. Assalamu’alaikum
9. Implementasi dan evaluasi
Tangggal / Jam Implementasi Evaluasi
SP1P SP1P
06 Januari 2019/
1. Fase Orientasi : S:
09.00
a. Salam Terapeutik - “waalaikumsalam suster, iya “
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya - “Nama saya bapak A, biasa dipanggil O”
Riskiyanti, saya biasa dipanggil Reski. Saya perawat yang dinas - “saya mudah marah bila saya tidak
diruang Anggur ini, saya dinas diruangan ini selama 3 minggu. Hari dipenuhi keinginan saya”
ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 3 - “saya langsung teriak-teriak dan
minggu ini saya yang merawat bapak. Nama bapak siapa? Dan membanting barang-barang apapun
senang nya dipanggil apa?” disekitar saya”
b. Evaluasi / Validasi - “saya menjadi jengkel dan barang-barang
“ apa yang menyebabkan bapak dibawah kemari“ Bagaimana saya rusak”
perasaan bapak A saat ini?” “masih ada perasaan kesal atau - Biasanya saya langsung pergi keluar
marah? rumah untuk menenangkan hati”
c. Kontrak - “saya mau latihan kala marah saya Tarik
“ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan nafas dalam.. Tarik dari hidung perlahan
marah yang bapak rasakan,”“ Berapa lama bapak mau kita dan keluarkan lewat mulut dan diulang
berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10 menit“ “Dimana kita akan sebanyak 5 kali.”
bincang-bincang?“Bagaimana kalau diruang tamu?” - Saya mau latihan nafas dalam setiap pagi
2. Fase Kerja : jam 7.00 dan sore jam 16.00.”
a. “ apa yang menyebabkan bapak A marah? Apakah sebelumnya
O:
bapak A pernah marah? Terus penyebabnya apa? Samakah
- Pembicaraan cepat
dengan yang sekarang?
- Mata melotot
b. Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan,
- Klien terlihat gelisah
makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini - Klien menulis dijadwal latihan Tarik nafas
penyebab marah klien), apa yang bapak A rasakan?“ Apakah bapak dalam setiap hari pukul 7.00 dan 16.00
A merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata A :
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?” “ apa yang - SP1P tercapai
bapak lakukan selanjutnya” “ Apakah dengan bapak A marah-marah, P :
keadaan jadi lebih baik?“ Menurut bapak A adakah cara lain yang - Perawat : lanjutkan SP2P pada pukul
lebih baik selain marah-marah? 09.00 diruang perawatan
c. “maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?” ada beberapa cara fisik untuk
mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu cara dulu, “
begini pak, kalau tanda- marah itu sudah bapak rasakan bapak
berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan
secara perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan,
coba lagi bu dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali bapak A
sudah dapat melakukan nya. “ nah sebaiknya latihan ini bapak A
lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul bapak A sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak A setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak? ”
b. Evaluasi Objektif
“ Coba bapak A sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu
rasakan dan apa yang lakukan serta akibatnya. “Baik, sekarang
latihan tadi kita masukkan ke jadwal harian ya Pak” ” berapa kali
sehari bapak mau latihan nafas dalam ?” Bagus. “Nanti tolong bapak
tulis M, bila bapak melakukannya sendiri, tulis B, bila bapak dibantu
dan T, bila bapak tidak melakukan” “baik Pak, bagaimana kalau
besok kita latihan cara lain untuk mencegah dan mengendalikan
marah bapak A. ”Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau
tempatnya disini saja ya Pak?” “Berapa lama kita akan lakukan,
bagaimana kalau 10 menit saja” “Saya pamit dulu
bapak…Assalamu’alaikum.”
Tanggal / Jam Implementasi Evaluasi
SP2P SP2P
08 Januari 2019
1. Fase Orientasi S:
/ 09.00
a. Salam terapeutik - “10 menit saja yaa kita berbincang”
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus - “Saya sudah melakukan latihan Tarik
Bapak,,,ya saya Reski” “sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang nafas dalam “
saya datang lagi. - “Saya mau lagi diajarkan cara mengontrol
b. Evaluasi/Validasi marah dengan memukul bantal dan
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan Kasur sekerasnya untuk melampiaskan”
bapak marah?” - “saya mau latihan setiap hari pukul 10.00
c. Kontrak dan 17.00
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan
marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua.” “ mau berapa O :
lama? Bagaimana kalau 10 menit?” “ Dimana kita bicara? Bagaimana - Pandangan tajam
kalau di ruang tamu ini ya Pak” - Suara tingi
2. Fase Kerja - Klien menulis jadwal latihan pukul Kasur
a. “ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan dan bantal setiap hari pukul 10.00 dan
kesal, selain nafas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal.” 17.00
b. “ Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur mari ke
kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal atau marah, bapak A :
langsung kekamar dan lampiaskan marah bapak tersebut dengan - SP2P tercapai
memukul bantal dan kasur.
P:
c. Nah coba bapak lakukan memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali
- Perawat lanjutkan SP3P pada pukul
bapak melakukannya!”
10.30 diruang keperawatan klien.
d. “ Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
marah, kemudian jangan lupa merapikan tempat tidur Ya!”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan
marah tadi?”
b. Evaluasi Objektif
“ Coba bapak sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih?
Bagus!” “ Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari
bapak. Pukul berapa bapak mau mempraktikkan memukul
kasur/bantal Baik jadi jam pagi dan jam 10.00 pagi dan jam 17.00
sore, lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua
cara tadi ya Pak.“ sekarang bapak istirahat, sampai jumpa.

Tanggal / Jam Implementasi Evaluasi


SP3P SP3P
10 Januari 2019 /
1. Fase Orientasi S:
10.00
a. Salam terapeutik - “ tadi saya pukul 10.00 latihan memukul
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus Kasur dan bantal dikamar tanpa saya
Bapak,,,ya saya Reski”, suruh”
b. Evaluasi / Validasi - “Saya juga sudah melakukan latihan
sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang kita ketemu lagi” nafas dalam”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul - “saya mau lagi diajarkan cara mengontrol
kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan perilaku kekerasan dengan dibicarakan
secara teratur?”“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. baik-baik”.
“Bagus, - “ kalau saya minta sesuatu tidak perlu
c. Kontrak marah-marah-marah tapi saya harus
“Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah bicara”.
marah?”“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana - Kalau ada yang suruh-suruh saya terus
kalau ditempat yang sama?” “Berapa lama bapak mau kita saya tidak mau saya juga harus menolak
berbincang-bincang? Bagaiman kalau 10 menit?” dengan baik”.
2. Fase Kerja - “ nah kalau saya kesal dengan orang saya
a. “Sekarang kita latihan cara bicara ibu baik untuk mencegah juga harus ungkapkan”.
marah. Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam - Saya mau lakukan latihan ini setiap pukul
atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu 13.00 setelah makan siang”.
bicara dengan orang yang membuat kita marah.Ada tiga caranya O :
pak: - Klien kooperatif
b. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah - kLien tampak tenang
serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak - Klien memasukkan jadwal harian latihan
mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak tersedia, mengontrol perilaku kekerasan dengan
rumah berantakan, Coba bapak minta sediakan makan dengan cara social/verbal setiap hari pukul 13.00
baik:” pak, tolong sediakan makan dan bereskan rumah” Nanti A :
biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain- - SP3P tercapai
lain. Coba bapak praktekkan . Bagus pak “ Yang kedua : Menolak P :
dengan baik, - Perawat : lanjutkan SP4P
c. jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan’. Coba bapak praktekkan . Bagus pak.” Yang ketiga
Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain
yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:’Saya jadi ingin
marah karena perkataan mu itu’. Coba praktekkan. Bagus.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?’
b. Evaluasi objektif
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita
pelajari.”“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal.
Berapa kali sehari ibu mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat
jadwalnya?” “Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari,
misalnya meminta obat, makanan dll. Bagus nanti dicoba ya bu!” “
Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?” “ besok kita akan
membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak
dengan cara beribadah ,bapak setuju? Mau dimana pak? Disini
lagi? Baik sampai nanti ya bapak …Assalamu’alaikum
Tanggal / jam Implementasi Evaluasi
SP4P SP4P
14 Januari 2019 /
1. Fase orientasi S:
09.00
a. Salam terapeutik - “ klita berbincang 15 menit saja ya”
“ Assalamu’alaikum Bapak R, masih ingat nama saya” Betul Bapak - “pukul 13.00 kemarin saa sudah latihan
b. Evaluasi / Validasi menyampaikan sesuatu dengan baik pada
“Bagaiman pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang teman saya sekamar”.
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, - “kemarin sore pukul 16.00 saya latihan Tarik
bagaiman rasa marahnya?” nafas dalam terus, pukul 17.00 saya latihan
c. Kontrak pukul bantal dan Kasur”.
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah - “tadi pagi pukul 07.00 saya latihan Tarik
rasa marah yaitu dengan ibadah?” “Dimana enaknya kita nafas dalam sekalian dengan senam”.
berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat biasa?” “Berapa - “kalau saya marah sebaiknya saya langsung
lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 istigfar”.
menit?” - “saya harus rajin sholat 5 waktu agar saya
2. Fase kerja tenang dan tidak mudah marah”.
a. “Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan! Bagus, - “ saya akan lakukan sesuai jadwal sholat
yang mana yang mau di coba?” setiap hari”.
b. “Nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan langsung O :
tarik nafas dalam. Jika tidak redah juga marahnya rebahkan badan - Kontak mata baik
agar rileks. Jika tidak reda juga, silahkan bapak beristigfar ,ambil - Klien kooperatif
air wudhu kemudian sholat” - Klien mengucapkan istigfar
c. .“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan - Klien menulis dijadwal harian sholat 5
kemarahan.” “Coba bapak sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau waktu sesuai jadwal sholat.
coba yang mana? Coba sebutkan caranya?” A:
3. Fase terminasi - SP4P tercapai
a. Evaluasi subjektif P:
“Bagaiman perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara - Lanjutkan SP5P
yang ketiga ini?”“ Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang
kita pelajari? Bagus”
b. Evaluasi objektif
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak.
Mau berapa kali sholat. Baik kita masukkan sholat magrib ….dan
isya ” “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak
lakukan bila bapak sedang marah”“Setelah ini coba bapak lakukan
istigfar dan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi” nanti kita
bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan
patuh minum obat! “ “Nanti kita akan membicarakan cara
penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah ibu,
setuju pak?”….Assalamu’alaikum
Tanggal / Jam Implementasi Evaluasi
SP5P SP5P
12 Januari 2019 /
1. Fase Orientasi S:
09.00
a. Salam terapeutik - “ klita berbincang-bincang 15 menit saja”
“ Assalamu’alaikum Bapak A, masih ingat nama saya” bagus - “saya dapat obat 3 macam dari dokter.”
pak,,,ya saya Reski, “sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu, - “Oh beraarti yang warnanya orange itu CPZ
sekarang kita ketemu lagi” supaya pikiran saya tenang dan tidak mara-
b. Evaluasi / validasi marah lagi.”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul - “ terus yang warna putih itu supaya saya
kasur bantal, bicara yang baik serta sholat? Apa yang dirasakan merasa rileks dan tidak tegang ya disebut
setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat THP.”
kegiatannya”. - “Yang warna merah jambu itu disebut
c. Kontrak dengan HPL supaya saya tidak marah-
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara marah lagi kan?.”
minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”“Dimana - “semua obatnya saya harus minum sehari 3
enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau kali kan !.”
ditempat tadi?”“Berapa lama bapk mau kita berbincang-bincang? - “Saya akan minum obat sesuai jadwal dan
Bagaimana kalau 15 menit?” teratur, baik dirumah sakit sekrang, atau
2. Fase Kerja sudah pulang ke rumah nanti.”
a. (Perawat membawa obat pasien) “bapak sudah dapat obat dari - “saya akan minum obat setiap hari pukul 7
dokter?”“Berapa macam obat yang bapak minum pagi, 1 siang, dan 7 malam.”
b. warnanya apa saja? Bagus, jam berapa bapak minum? O :
Bagus”“Obatnya ada 3 macam pak, yang warnanya oranye - Kontak mata baik
namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya - Klien kooperatif
THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini - Klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
namanya HLP rasa marah berkurang. harian minum obat setiap pukul 7 pagi, 1
c. Semuanya ini harus bapak minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, 7 malam.
siang, dan jam 7 malam.“Bila terasa berkunang-kunang, bapak A :
sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”. - SP5P tercapai
d. “Nanti dirumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di P :
kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis - Perawat ;lanjutkan sp budaya pk
yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum, baca juga - Motivasi kien untuk minum obatnya.
apakah nama obatnya sudah benar?
e. Disini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar
obatnya”.
f. “Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.”“
Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya
pak”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang
cara kita minum obat yang benar?”“Coba bapak sebutkan lagi
jenis jenis obat yang bapak minum!
b. Evaluasi Objektif
Bagaimana cara minum obat yang benar?”“Nah, sudah berapa
cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari? Sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya”.“Baik, besok kita ketemu
lagi untuk melihat sejauh mana bapak melaksanakan kegiatan dan
sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Selamat siang bapak,
sampai jumpa.”…. Assalamu’alaikum
DAFTAR PUSTKA

Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI; Jakarta.

Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan Keperawatan, 2000,
Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.

Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.

Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku kedokteran EGC :
Jakarta.

Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku kedokteran EGC ; Jakarta.

Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.

Rasmun, 2001, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga, Edisi 1, CV.
Agung Seto; Jakarta.

Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit : Buku Kedokteran
EGC ; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai