LP & Askep PK Rydb
LP & Askep PK Rydb
PERILAKU KEKERASAN
DISUSUN OLEH :
RISKIYANTI Y.D.BATEMO
P00220217037
3. Etiologi
Menurut Sujuono Riyadi (2009), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan yaitu:
a. Faktor predisposisi
1) Faktor biologis
a) Instinctual drive theory (teori dorongan naluri)
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu
dorongan kebutuhan dasar yang kuat.
b) Psycomatic theory (teori psikomatik)
Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis terhadap
stimulus eksternal, internal maaupun lingkungan.Dalaam hal ini sistem
limbik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun
menghambat rasa marah.
2) Faktor psikologis
a) Frustasion aggression theory (teori agresif frustasi)
Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil akumulasi
frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal
atau terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku
agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku
kekerasan.
b) Behaviororal theory (teori perilaku).
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia
fasilitas atau situasi yang mendukung. Reinforcement yang diterima pada
saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah
atau luar rumah. Semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi
perilaku kekerasan.
c) Existentinal theory (teori eksistensi)
Bertindak sesuai perilaku adalah kebutuhan dasar manusia apabila
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui perilaku konstruktif maka
individu akan memenuhi kebutuhannya melalui perilaku destruktif.
3) Faktor social kultural
a) Social environment theory (teori lingkungan)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam
menekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam
(pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan akan menciptaakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima.
b) Social learning theory (teori belajar sosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui
proses sosialisasi.
b. Faktor prespitasi
Menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan seringkali berkaitan dengan:
1) Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekstensi diri atau simbolis solidaritas seperti
dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian
massal dan sebagainya.
2) Ekspesi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
3) Kesulitan dalam dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan
kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
4) Adanya riwayat perilaku anti social meliputi penyalahgunaan obat dan
alcoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi
rasa frustasi.
4. Mekanisme Koping
Menurut stuart dan laraia (2001), mekanisme koping yang dipakai pada klien
marah untuk melindungi diri antara lain:
a. Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya
secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan
kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok,
dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa
marah.
b. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang
menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan kerjanya,
berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
c. Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk
kealam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orangtuanya
yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya
sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia
dapat melupakannya.
d. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan
menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada
teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
e. Displacement, yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu. Misalnya anak berusia 4 tahun marah karena ia baru
saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya.
Dia mulai bermain perang perangan dengan temannya.
6. Penatalaksanaan
a. Farmakologi:
1) Obat anti psikosis:Penotizin
2) Obat anti depresi:Amitripilin
3) Obat anti ansietas:Diasepam,Bromozepam,Clobozam
4) Obat anti insomnia:Phneobarbital
b. Non-Farmakologi:
1) Terapi Keluarga: Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu
mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian
2) Terapi Kelompok: Berfokus pada dukungan dan perkembangan,
keterampilan sosial, atau aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk
mengembalikan keadaan klien karena masalah sebagian orang merupakan
perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
3) Terapi Musik: Dengan music klien terhibur,rileks dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran diri.
7. Pohon Masalah
8. Diagnosa keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Perilaku kekerasan
c. Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal).
- ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN
1. Kasus
Seorang laki-laki usia 32 tahun dibawa ke RSJ karena memukul dan
mengejar orang. Pasien juga mengamuk dirumah, melempar, barang-barang dan
memukul orang yang mendekatinya. Pada saat pengkajian pasien bicara kasar
sambil mamaki, memukul dan menendang orang yang memegangnya, muka
melotot dan merah.
I. IDENTITAS KLIEN
MRS Ke : Pertama
Nama/Inisial : Tn.A
Umur : 32 th
Informan : Pns
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hub. Dengan Klien : Ibu Kandung
II. ALASAN MASUK
a. Keluhan saat MRS :
Tn.A 32 tahun masuk rumah sakit jiwa karena memukul dan mengejar orang.
Pasien juga mengamuk dirumah, melempar barang-barang dan memukul
orang yang mendekatinya.
b. Keluhan saat dikaji :
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien bicara kasar sambil memaki,
memukul dan menendang orang yang memegangnya, muka melotot dan
merah.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu : ( ) Ya ( √ ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya : ( ) Berhasil ( ) Kurang Berhasil ( ) tidak
berhasil
3. Aniaya :
Aniaya Seksual : Tidak pernah
Penolakan : Tidak pernah
Kekerasan dalam Keluarga : Tidak pernah
Tindakan Kriminal : Tidak pernah
Jelaskan : klien dan keluarga mengatakan klien tidak pernah mengalami
aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, dan tindakan kriminal.
Masalah Keperawatan : -
4. Adakah keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ( ) Ya (√ ) Tidak
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan : Keluarga klien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Klien mengatakan pengalaman masa
lau yang tidak menyenangkan adalah ketika ditinngal oleh calon istri klien
sekitar dua bulan yang lalu
Masalah Keperawatan : -
6. Tindakan bunuh diri ( ) Ya (√ ) Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah mencoba untuk melakukan
tindakan bunuh diri.
Masalah Keperawatan : _
IV. FISIK
1. Tanda-Tanda Vital Td : 130/80 N:90 S : 36,8 P: 24
2. Ukur Tb : 160 cm Bb : 58 kg ( ) Turun ( ) Naik
3. Keluhan Fisik ( ) Ya ( √ ) Tidak
Jelaskan : klien mengatakan jantung nya berdebar-debar
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram:
Ket:
= Perempuan = Pasien
Penjelasan:
Klien anak ke 2 dari 3 bersaudara,didalam keluarga klien tidak ada yang
menderita gangguan jiwa. Klien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya
dan saudaranya yang ke 3. klien tidak memiliki riwayat penyakit menular.
2. Konsep diri:
a. Gambaran diri:
Klien memandang terhadap dirinya ada bagian tubuh yang paling
disukainya adalah bagian wajah, karena klien merasa wajahnya tampan.
b. Identitas:
Klien mengatakan dirinya sebagai laki-laki dewasa belum menikah, klien
adalah seorang anak dari 3 bersaudara, klien tinggal bersama orang
tuanya. Klien adalah seorang guru di smp
c. Peran:
Klien mengatakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, klien mengatakan klien
sebelumnya mengajar di smp , sering membantu pekerjaan ibunya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera pulang untuk berkumpul dengan
keluarga.
e. Harga diri:
Klien mengatakan hubungan yang paling dekat, disayang dan dapat
dipercaya adalah ibu dan adiknya.
Masalah keperawatan : -
3. Hubungan sosial:
a. Orang yang berarti:
Klien mengatakan mempunyai orang yang berarti yaitu ibu dan adiknya.
Didalam keluarga ibu dan adik adalah orang yang terpercaya oleh klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien mengatakan dalam masyarakat klien kadang-kadang mengikuti
kegiatan pemuda dilingkungannya, ikut kerja bakti setiap minggu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Ibu klien mengatakan satu bulan yang lalu klien masih dapat
berkomunikasi dengan orang lain atau dengan tetangga rumah, tetapi
sekarang klien tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain karna klien
akan mengejar dan memukul orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan saat dirumah tidak rutin beribadah dan saat dirumah
klien tidak beribadah karena merasa kalua doanya tidak pernah
dikabulkan.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan :
( √ ) Tidak rapi ( ) penggunaan pakaian ( ) cara berpakaian
tidak sesuai seperti tidak
biasanya
Jelasan : Pada kondisi sekarang klien terlihat tampak tidak tenang, tampak
tegang, Gelisah , memukul dan menendang orang yang memegangnya.
untuk saat ini klien belum mampu mengendalikan emosinya .
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
4. Alam perasaan :
( ) Sedih ( ) Ketakutan (√) Putus asa ( ) Khawatir
( ) Gembira berlebihan
Jelaskan : alam bawah sadar klien putus asa , klien merasa putus asa
karena kejadian masa lalunya. Klien melampiaskan dengan memukul orang
lain yang memegangnya.
Masalah keperawatan : defensive koping
5. Afek :
( ) Datar ( ) Tumpul ( √) Labil ( ) Tidak sesuai
Jelaskan : afek klien labil mempunyai emosi yang berubah-ubah, mudah
marah pada orang lain.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
6. Interaksi selama wawancara :
(√) Bermusuhan ( ) Tidak Koperatif ( ) Mudah Tersinggung
(√) Kontak mata - ( ) Defensif (√ ) Curiga
Jelaskan : orientasi waktu, tempat dan orang dapat disebutkan dengan benar
dan jelas yang yang ditandai dengan klien mampu menyebutkan hari,
tanggal, tahun yang benar pada saat wawancara. Klien dapat mengenali
orag yang ada disekitarnya ditunjukan dengan klien biasa menyebutkan
beberapa nama temannya.
Masalah Keperawatan : -
12. Memori :
( ) Gangguan Daya Ingat Jangka Panjang ( ) Gangguan Daya Ingat Jangka Pendek
( ) Gangguan Daya Ingat Saat Ini ( ) Konfabulasi
Jelaskan : klien dapat mengingat saat dibawah ke RS oleh ibunya, dan klien
dapat mengingat nama mahasiswa saat berkenalan dengan benar.
Masalah Keperawatan : -
13. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
( ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu konsentrasi ( ) Tidak mampu berhitung
sederhana
Jelaskan : klien dapat menghitung dengan baik misalnya 2x5 = 10, 2+2 = 4,
klien dapat memfokuskan konsentrasi dengan baik.
Masalah Keperawatan : -
14. Kemampuan penilaian :
( ) Gangguan Ringan ( ) Gangguan bermakna
4. Analisa Data
No Data Masalah
1. Ds : Perilaku kekerasan
- klien mengatakan jantung nya berdebar-
debar
Do :
- Klien bicara kasar sambil memaki
- Klien memukul dan menendang orang yang
memegangnya
- klien terlihat tampak tidak tenang, tampak
tegang, Gelisah
- afek klien labil mempunyai emosi yang
berubah-ubah
2. Ds : Defensive koping
- klien merasa putus asa karena kejadian
masa lalunya.
- Klien mengatakan kurang tau tentang
keadaannya saat ini, karena klien merasa
sehat-sehat saja
- Klien mengatakan pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan adalah ketika
ditinngal oleh calon istri klien sekitar tiga
bulan yang lalu
Do :
- Mekanisme koping yang dimiliki oleh klien
adalah maladptif
3. Ds : Deficit perawatan diri
- klien mengatakan selama di rawat tidak
pernah menggunakan bedak dan lotion.
Do :
- Klien tampak tidak rapi
- rambutnya jarang disisir,
- kulit kepala tampak kotor, gigi kuning,
- kulit tampak kotor .
5. Pohon masalah
Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI; Jakarta.
Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan Keperawatan, 2000,
Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.
Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku kedokteran EGC :
Jakarta.
Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku kedokteran EGC ; Jakarta.
Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.
Rasmun, 2001, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga, Edisi 1, CV.
Agung Seto; Jakarta.
Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit : Buku Kedokteran
EGC ; Jakarta