Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT MOOD

MAHASISWI 3 BKI A IAIN PURWOKERTO

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pengampu Nur Azizah,S.Sos.I., M,Si.

Disusun oleh:
Adila Ivana Lalita (1817101003)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
IAIN PURWOKERTO
2019
A. Latar Belakang Masalah
Menurut bahasa, haid atau menstruasi berarti sesuatu yang mengalir. Sedangkan
menurut istilah syara’ ialah darah yang keluar melalui vagina dan terjadi pada wanita
secara alami, bukan karena suatu sebab, dan pada waktu tertentu. Jadi menstruasi adalah
darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, keguguran atau kelahiran.
Oleh karena menstruasi merupakan darah normal, maka darah tersebut berbeda sesuai
kondisi, lingkungan dan iklimnya, sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada setiap
wanita.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al Baqarah (2): 222

َ‫ساء فَا ْعتَزلُواْ أَذًى ه َُو قُ ْل ْال َمحيض َعن َو َيسْأَلُونَك‬َ ‫ل ْال َمحيض في الن‬
َ ‫ى ت َ ْق َربُوهُن َو‬ ْ ‫طه ْرنَ فَإذَا َي‬
َ ‫ط ُه ْرنَ َحت‬ َ َ‫ت‬
‫ْث م ْن فَأْتُوهُن‬ُ ‫طهرينَ َويُحب التوابينَ يُحب للاَ إن للاُ أَ َم َر ُك ُم َحي‬َ َ ‫﴾ ْال ُمت‬٢٢٢﴿

Artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu
kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh;
dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci,
maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri
Ayat tersebut menjelaskan bahwa haid atau menstruasi itu adalah suatu kotoran
sehingga yang dimaksud “kamu” dalam ayat ini adalah laki-laki yang seharusnya tidak
mendekati wanita (istrinya) diwaktu haid atau menstruasi.
Menurut Sarwono pada tahun 2008, menstruasi adalah perdarahan secara periodik
dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium. Lama menstruasi biasanya antara
3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian dan ada yang 7-8 hari.
Pada setiap wanita biasanya lama menstruasi itu tetap. Menstruasi bukanlah suatu
penyakit. Dalam Llewellyn-Jones tahun 2005 menyebutkan bahwa menstruasi merupakan
puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang
menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil. Menstruasi mengacu
pada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari alat kelamin yang berasal
dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan
seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain
dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim
atau endometrium yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap
bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada
akhirnya akan membentuk siklus menstruasi.1
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya menstruasi periode berikutnya sedangkan panjang siklus menstruasi adalah
jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisarantara 21-35 hari dan hanya 10-15%
yang memiliki siklus peremenstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang
7-8 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki
siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus 28 hari, namun beberapa
wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini biasa menjadi indikasi adanya
masalah kesuburan. 2
Menstruasi merupakan peristiwa alamiah pada perempuan. Banyak keluhan
tentang rasa sakit dan nyeri yang diderita pada saat datangnya menstruasi. Rasa sakit
biasanya berupa kejang yang terasa pada perut bagian bawah. Rasa sakit dan nyeri mulai
terasa kurang lebih 24 jam sebelum terjadinya menstruasi dan berlangsung selama kurang
lebih 24 jam sejak terjadinya pendarahan. Setelah itu tidak terasa lagi namun tidak setiap
individu mengalami hal yang sama bahkan ada yang merasa sakit dan nyeri sepanjang
waktu menstruasi. Menurut Sulastomo, Diana pada tahun 2002 penyebab rasa sakit dan
nyeri belum diketahui secara jelas tetapi kemungkinan adalah kejang otot rahim sebagai
akibat dari kontraksi alamiah pada saat pelepasan lapisan dalam dinding rahim yang
menempel pada dinding rahim. Selain itu, aliran darah yang kurang untuk membantu
melepaskan lapisan dalam dinding rahim, juga akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri.3
Sekitar 10% perempuan mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam
bentuk kram perut atau dismenore, yaitu rasa sakit dibagian bawah perut yang kadang
meluas ke pinggang, punggung bagian bawah atau paha. Nyeri tersebut timbul akibat

1
Asrawati, Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Di SMP Negeri 3
Sungguminasa Kabupaten Gowa, Karya Tulis Ilmiah, Hlm. 44, Diakses dari : http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/5708/
2
Sugma Epri Setiawati, Pengaruh Stres Terhadap Siklus Menstruasi Pada Remaja, J MAJORITY, Vol.
4, No. 1, Januari 2015, Diakses dari : http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/507/508
3
Affan Novarenta, Guided Imagery Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Saat Menstruasi, Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan, Vol. 01, No. 02, Agustus 2013, Diakses dari :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/1575
adanya hormone prostaglandin yang membuat otot uterus (rahim) berkontraksi. Rasa
nyeri yang demikian hebat hingga perlu minum obat untuk dapat mengatasi rasa sakit
tersebut. Dismenore yang dialami oleh sebagian perempuan dapat mengganggu aktivitas
keseharian perempuan, seperti rasa malas untuk bergerak, badan menjadi mudah lelah,
lemas bahkan bisa sampai pingsan. Selain itu dampak negatif dari nyeri menstruasi
menyebabkan emosi menjadi labil, sensitif dan perubahan mood yang signifikan.4
Menurut Hidayat pada tahun 2008, mengatakan bahwa emosi saat menstruasi
juga berpengaruh terhadap mood untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Perubahan emosi
yang ada hubungannnya dengan menstruasi merupakan hal umum pada kebanyakan
wanita, tetapi bila kejadian itu demikian berat sehingga dapat mengganggu fungsi
kehidupannya.5
Mood adalah kondisi emosional yang terdapat dalam diri seseorang dan dapat
berubah seiring waktu. Mood juga didefinisikan sebagai “alam perasaan” atau “suasana
perasaan” yang bersifat internal. Mood adalah suasana hati yang merupakan emosi
dengan sifat tidak menetap (states), memiliki dua bentuk yaitu positif atau negatif.
Mood adalah kondisi psikologis yang melibatkan emosi tanpa ada objek emosi yang
terdeteksi secara jelas. Meskipun mood terbentuk sebagai variabel psikologi yang abstrak,
kontribusi emosi terhadap perilaku manusia tidak dapat dipandang sebelah mata.
Berbagai studi terkait emosi dan perilaku manusia menunjukkan bahwa mood individu
(positif atau negatif) akan memiliki konsekuensi perilaku yang berbeda. Dalam Fiske &
Taylor pada tahun 2008, mengatakan bahwa peranan mood memiliki implikasi yang
signifikan pada perilaku manusia karena bersifat jangka panjang dan dapat hadir tanpa
dipengaruhi objek emosi yang konkret.6 Menurut Halgin & Whitbourne pada tahun
2011, suasana hati atau mood adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens

4
Ni Putu Rusmini, Gambaran Diri dan Gangguan Aktivitas Saat Menstruasi Pada Mahasiswi, Adi
Husada Nursing Journal, Vol.2, No.2, Desember 2016, Diakses dari : http://akper-
adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/article/view/54
5
Dewi Kurniawati, Yuli Kusumawati, Pengaruh Dismenore Terhadap Aktivitas Pada Siswi SMK,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, 2011, Hal. 93-99, Diakses dari :
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/1758
6
Indro Adinugroho, Memahami Mood Dalam Konteks Indonesia: Adaptasi Dan Uji Validitas Four
Dimensions Mood Scale, Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, Vol. 5, No. 2, Hal. 127-152,
2016, Diakses dari : https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2994648
dan yang terjadi karena situasi dan kondisi yang sedang dialami . Suasana hati merupakan
suatu keaadaaan yang dialami dalam setiap kehidupan manusia.7
Saat ini banyak perempuan yang mengkambing hitamkan menstruasi sebagai
penyebab bad mood yang dialami. Beberapa kali penulis pernah bertanya kepada teman
sekelasnya di 3 BKI A yang pada saat berangkat kuliah wajahnya terlihat cemberut dan
tidak bersemangat. Jawaban dari beberapa mahasiswi 3 BKI A adalah karena sedang
mestruasi hari pertama yang membuat sakit perut dan bad mood. Bahkan beberapa teman
sampai membuat status di whatsapp tentang betapa berpengaruhnya menstruasi. Tidak
hanya itu, di internet atau sosial media juga banyak gambar-gambar mengenai menstruasi
yang dapat mempengaruhi tingkat mood perempuan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “
Pengaruh Menstruasi Terhadap Tingkat Mood Mahasiswi 3 BKI A IAIN
Purwokerto “ .

B. Penegasan Istilah
1. Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai
pelepasan endometrium. Menstruasi mengacu pada pengeluaran secara periodik darah
dan sel-sel tubuh dari alat kelamin yang berasal dari dinding rahim wanita.8
Menstruasi adalah proses peluruhan endometrium atau dinding rahim dan
keluar bersamaan dengan darah melalui vagina. Hal ini merupakan siklus bulanan
yang terjadi pada perempuan yang sudah memasuki masa pubertas. Karena adanya
proses peluruhan dinding rahim, sering kali mengakibatkan adanya rasa sakit atau
kram perut yang akan dialami oleh perempuan. Selain itu, menstruasi juga dapat
berpengaruh terhadap mood perempuan.
2. Mood
Menurut Halgin & Whitbourne pada tahun 2011, suasana hati atau mood
adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens dan yang terjadi karena
situasi dan kondisi yang sedang dialami.9

7
Nella Malentika, dkk. Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Suasana Hati Pada Mahasiswa,
Jurnal Ilmiah Psyche, Vol.11, No. 2, 2017, Diakses dari :
http://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalpsyche/article/view/129
8
Asrawati, Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Di SMP Negeri 3
Sungguminasa Kabupaten Gowa, Karya Tulis Ilmiah, Hlm. 44, Diakses dari : http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/5708/
Mood yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu keadaan batin atau
emosional yang dirasakan seseorang karena kondisi atau keadaan tertentu dan bersifat
sementara (states).
3. Mahasiswi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswi berarti mahasiswa
perempuan.10 Sedangkan kata mahasiswa sendiri menurut KBBI memiliki arti orang
yang belajar di perguruan tinggi.11
Dalam penelitian ini mahasiswi merupakan sebutan yang biasa digunakan
untuk mahasiswa perempuan. Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menempuh
pendidikan di perguruan tinggi, baik di universitas, institut, sekolah tinggi, maupun
akademi. Tugas seorang mahasiswa bukan hanya belajar, tetapi mahasiswa juga
memegang peran yang penting dalam upaya membangun bangsa. Mahasiswa
diharapkan mampu mengimplementasikan keilmuannya untuk kepentingan
masyarakat dan lingkungannya sehingga mampu membawa perubahan ke arah yang
lebih baik.
4. 3 BKI A
BKI merupakan singkatan dari Bimbingan Konseling Islam.
Bimbingan konseling Islam adalah salah satu program studi yang ada di IAIN
Purwokerto. Pada angkatan 2018, program studi BKI dibagi menjadi tiga kelas, yaitu
kelas A, B dan C. 3 BKI A berarti menunjukkan mahasiswa semester tiga, program
studi BKI yang berada di kelas A.
5. IAIN Purwokerto
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto merupakan pengembangan
dan alih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 139 tahun 2014 tentang Perubahan STAIN
Purwokerto menjadi IAIN Purwokerto. Secara historis, STAIN Purwokerto juga
merupakan alih status dari Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(1964-1994) dan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang (1994-1997) yang
berkedudukan di Purwokerto.12

9
Nella Malentika, dkk. Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Suasana Hati Pada Mahasiswa,
Jurnal Ilmiah Psyche, Vol.11, No. 2, 2017, Diakses dari :
http://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalpsyche/article/view/129
10
Diakses dari : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mahasiswi
11
Diakses dari : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mahasiswa
12
Diakses dari : http://iainpurwokerto.ac.id/sejarah/
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto menyelenggarakan berbagai
program pendidikan meliputi program diploma, sarjana dan pascasarjana. 13 Saat ini
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto mengelola 21 program studi S-1, 1 prodi
Diploma III (D3), 6 prodi S-2, dan program Doktor (S-3) Studi Islam Interdisipliner
yang terdiri dari 6 program studi.14
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto merupakan salah satu perguruan
tinggi negeri berbasis Islami yang berada di kota Purwokerto, Jawa Tengah. Institut
ini berada di bawah kordinator Kementrian Agama Republik Indonesia.

C. Batasan dan Rumusan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh menstruasi
terhadap tingkat mood mahasiswi di kelas 3 BKI A IAIN Purwokerto.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa pengaruh menstruasi terhadap
tingkat mood mahasiswi 3 BKI A IAIN Purwokerto?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh menstruasi
terhadap tingkat mood mahasiswi 3 BKI A IAIN Purwokerto.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana keilmuan psikologi dan
menambah informasi agar dapat mengembangkan ilmu psikologi, khususnya
psikologi remaja mengenai pengaruh menstruasi terhadap tingkat mood. Selain itu,
hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswi
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswi dan remaja putri tentang
pengaruh menstruasi terhadap mood. Sehingga para mahasiswi dapat mengetahui
bagaimana cara mengatasi mood yang sering berubah saat menstruasi.
b. Bagi Masyarakat

13
Diakses dari : http://iainpurwokerto.ac.id/akademik/
14
Panduan Akademik Program Strata I (S.1) IAIN purwokerto Tahun 2018-2019, (Purwokerto:
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, 2018), Hlm 4.
Memberi pengetahuan tentang mengapa perempuan yang sedang
menstruasi biasanya lebih sensitif dan memiliki mood yang sering berubah-ubah,
sehingga ketika masyarakat menjumpai seseorang disekitarnya yang tengah
menstruasi dan memiliki mood yang sering berubah dapat memaklumi dan tahu
bagaimana cara menghadapi situasi tersebut.

F. Telaah Pustaka
Berdasarkan penelusuran terhadap penelitian terdahulu, ada beberapa penelitian
dalam skripsi maupun jurnal. Selain berfungsi sebagai eksplorasi mendalam terhadap
temuan terkait penelitiannya yang dilakukan, juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk
melihat cela yang belum pernah diteliti oleh penelitian terdahulu.
Pertama, penelitian dari Dewi Kurniawati dan Yuli Kusumawati, Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia,
dalam penelitian mereka membahas tentang pengaruh disminore terhadap aktivitas pada
siswi SMK. Dismenore adalah gangguan sekunder menstruasi yang paling sering
dikeluhkan adalah nyeri sebelum, saat atau sesudah menstruasi. Nyeri seperti itu disebut
dismenore. Penurunan aktivitas siswi dipengaruhi oleh dismenore. Gejala ini terjadi pada
siswi berupa nyeri perut, pusing, mual, dan nyeri pinggang. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh dismenore terhadap aktivitas siswi. Penelitian ini adalah
penelitian observasional dengan pendekatan belah lintang. Sampel terdiri atas 85 siswi
yang dipilih secara acak sederhana di SMK Batik 1 Surakarta. Data dikumpulkan dengan
wawancara dan hasilnya dianalisis dengan uji chi kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai peratus penurunan aktivitas siswi pada kategori dismenore ≥ 6 mempunyai
peratus lebih tinggi dari pada kategori dismenore < 6, dengan beda peratus sebesar
16,8%. Perbedaan tersebut secara statistik mendekati bermakna (p = 0,059). Dapat
disimpulkan bahwa peristiwa dismenore berpengaruh terhadap aktivitas siswa.15
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang menstruasi.
Perbedaannya adalah dalam penelitian ini lebih menekankan pada dismenore (nyeri saat
menstruasi) yang dapat memengaruhi aktivitas perempuan, sedangkan dalam penelitian
yang dilakukan oleh penulis lebih menekankan pada pengaruh menstruasi terhadap mood.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sugma Epri Setiawati, Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Penelitian ini membahas tentang pengaruh stres

15
Dewi Kurniawati dan Yuli Kusumawati, Pengaruh Dismenore Terhadap Aktivitas pada Siswi SMK,
Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 6, No. 2, 2011, Hal. 93-99
terhadap siklus menstruasi pada remaja. Stresor seperti meningkatnya aktivitas belajar
pada remaja yang mempengaruhi faktor psikis dapat mempengaruhi siklus menstruasi
pada remaja. Aktivitas dan tuntutan yang tinggi akan membuat para remaja kelelahan
fisik maupun mental yang memicu terjadinya stres. Berbagai macam perubahan emosi
akibat suatu stresor telah dihubungkan dengan adanya fluktuasi hormonal selama siklus
menstruasi. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja. Dari berbagai teori yang dituliskan
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh stres terhadap siklus menstruasi. Disarankan
kepada mahasiswi untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang siklus menstruasi dan
mengendalikan stres yang berlebih dengan mempelajari teknik-teknik relaksasi.16
Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang menstruasi. Perbedaannya adalah
dalam penelitian ini lebih menekankan bahwa stres dapat berpengaruh terhadap siklus
menstruasi, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis menekankan pada
pengaruh menstruasi terhadap mood.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Sri Dewi Lestari, Jurusan
Penjaskesrek, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, membahas tentang pengaruh dismenorea
terhadap remaja. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
kehidupan seseorang. Salah satu tanda keremajaan secara biologi yaitu mulainya remaja
mengalami menstruasi yang dimulai antara usia 10 sampai 16 tahun. Menstruasi
merupakan hal yang bersifat fisiologis yang terjadi pada setiap perempuan. Namun pada
kenyataannya banyak perempuan yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya nyeri
haid atau dismenore. Nyeri haid atau dismenore adalah keluhan ginekologis akibat
ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan timbul
rasa nyeri. Sekitar 70-90 % kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja dan dapat
menimbulkan dampak konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan. Dari konflik
emosional, ketegangan dan kegelisahan akan mempengaruhi
kecakapan dan keterampilannya. Kecakapan dan keterampilan yang dimaksud berarti
luas, baik kecakapan personal yang mencakup; kecakapan mengenali diri sendiri dan
kecakapan berpikir rasional, kecakapan sosial , kecakapan akademik, maupun kecakapan
vokasional. Kegiatan pendidikan pada tahap melatih lebih mengarah pada konsep
pengembangan kemampuan motorik peserta didik. Karena dismenore aktivitas belajar
dalam pembelajaran bisa terganggu, konsentrasi menjadi menurun bahkan tidak ada

16
Sugma Epri Setiawati, Pengaruh Stres Terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja, J MAJORITY,
Volume 4, Nomor 1, Januari 2015.
sehingga materi yang diberikan selama pembelajaran yang berlangsug tidak bisa
ditangkap oleh perempuan yang sedang mengalami dismenore. Oleh sebab itu dismenore
pada remaja perlu mendapat perhatian dari orang tua masing-masing seperti memberikan
penanganan yang tepat baik secara farmakologis atau non farmakologis.17 Persamaannya
adalah sama-sama membahas tentang menstruasi. Perbedaannya adalah dalam penelitian
ini membahas tentang pengaruh dismenorea atau nyesi menstruasi pada remaja,
sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis menekankan pada pengaruh
menstruasi terhadap mood.

G. Kerangka Teori
1. Menstruasi
a. Pengertian Menstruasi
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim atau endometrium
yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali
pada saat kehamilan.18
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah
dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi
dimulai saat pubertas antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai
faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap
tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita
mencapai usia 45-50 tahun, tergantung pada kesehatan.19
b. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya menstruasi periode berikutnya sedangkan panjang siklus menstruasi
adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya
menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisarantara
21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus peremenstruasi 28 hari dengan

17
Ni Made Sri Dewi Lestari, Pengaruh Dimenorea pada Remaja, Seminar Nasional FMIPA
UNDIKSHA III, Tahun 2013.
18
Asrawati, Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Di SMP Negeri 3
Sungguminasa Kabupaten Gowa, Karya Tulis Ilmiah, Hlm. 44, Diakses dari : http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/5708/
19
Nety Mawarda Hatmanti, Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa, Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol. 8 , No. 1, Februari 2015, hal. 58-67, Diakses dari :
http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/view/135/123
lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada tiap
wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15%
yang memiliki siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak
teratur dan hal ini biasa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
c. Hormon yang Mempengaruhi Menstruasi
Menurut Kusmiran pada tahun 2012, salah satu faktor yang mempengaruhi
menstruasi adalah faktor hormon. Hormon yang mempengaruhi terjadinya haid
pada seorang wanita yaitu :
1) Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Hormon ini dikeluarkan oleh hipofisis.
2) Estrogen
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh ovarium.
3) Luteinnizing Hormone (LH)
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh hipofisis.
4) Progresteron
Hormon yang dihasilkan oleh ovarium. Hormon ini berfungsi untuk
merangsang lapisan dinding rahim untuk menebal dan menerima sel telur yang
siap dibuahi.20
d. Gangguan-gangguan Menstruasi
Banyak keluhan tentang rasa sakit dan nyeri yang diderita pada saat
datangnya menstruasi. Rasa sakit biasanya berupa kejang yang terasa pada perut
bagian bawah. Rasa sakit dan nyeri mulai terasa kurang lebih 24 jam sebelum
terjadinya menstruasi dan berlangsung selama kurang lebih 24 jam sejak
terjadinya pendarahan. Setelah itu tidak terasa lagi namun tidak setiap individu
mengalami hal yang sama bahkan ada yang merasa sakit dan nyeri sepanjang
waktu menstruasi. Menurut Sulastomo dan Diana pada tahun 2002 penyebab rasa
sakit dan nyeri belum diketahui secara jelas tetapi kemungkinan adalah kejang
otot rahim sebagai akibat dari kontraksi alamiah pada saat pelepasan lapisan
dalam dinding rahim yang menempel pada dinding rahim. Selain itu, aliran darah

20
Tunjung Sri Yulianti, dkk, Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik dengan Siklus Menstruasi
pada Akseptor KB Suntik yang Periksa di Polindes Mayang, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 3 No. 1, Maret
2015, diakses dari : http://ejurnal.akperpantikosala.ac.id/index.php/jik/article/viewFile/31/18
yang kurang untuk membantu melepaskan lapisan dalam dinding rahim, juga akan
menimbulkan rasa sakit dan nyeri.21
Menurut Wiknjosastro pada tahun 2005, gangguan menstruasi ini yang
paling sering terjadi dan paling mengganggu adalah :
1) Amenorea
Keadaan tidak adanya haid untuk sedikinya 3 bulan berturut-turut.
2) Perdarahan ireguler (Metroragia)
Yaitu perdarahan tidak teratur atau di luar masa haid.
3) Perdarahan bercak (Spotting)
Merupakan perdarahan berupa tetesan atau bercak-bercak.
4) Hipermenorea (Menoragia)
Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari normal.22
2. Mood
a. Pengertian Mood
Halgin & Whitbourne pada tahun 2011, menyatakan bahwa suasana hati atau
mood adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens dan yang terjadi karena
situasi dan kondisi yang sedang dialami.23
Menurut Lane dan Terry dalam Lane pada tahun 2007, mood adalah sebuah
gabungan dari beberapa emosi dengan intensitas dan durasi yang beragam. Menurut
Clark pada tahun 2005, mood adalah merupakan kondisi emosional yang
mencerminkan keadaan mental seseorang pada suatu waktu tertentu. Thayer pada
tahun 1989, menyebutkan bahwa mood merupakan dorongan untuk melakukan
tindakan pada situasi tertentu.24
b. Aspek Mood

21
Affan Novarenta, Guided Imagery Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Saat Menstruasi, Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan, Vol. 01, No. 02, Agustus 2013, Diakses dari :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/1575
22
Rosy Yustika Sari, Yuni Wulan Utami, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Keluarga
Berencana Hormonal dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Gangguan Menstruasi di Kelurahan Pablengan
Kabupaten Karanganyar, Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2, No. 1, Maret 2009, Hlm: 37-42,
Diakses dari :
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/2033/BIK_Vol_2_No_1_7_Rosy_Yustika_Sari.
pdf?sequence=1&isAllowed=y
23
Nella Malentika, dkk. Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Suasana Hati Pada Mahasiswa,
Jurnal Ilmiah Psyche, Vol. 11, No. 2, 2017, Diakses dari :
http://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalpsyche/article/view/129
24
Nurul Fadlilah, Hubungan Antara Mood dengan Altruisme pada Remaja, Skripsi, Hlm : 47-48,
Diakses dari : http://digilib.uinsby.ac.id/26761/1/Nurul%20Fadlilah_J91214119.pdf
Pembagian mood atas dua aspek yaitu afek positif (PA) dan afek negatif (NA) dari
Zevon, Tellegen, dan Watson dalam Ekkekakis, pada tahun 2012.
1) Afek Positif (PA)
Aspek afek positif adalalah aspek yang menggambarkan tingkatan
seseorang bersemangat atau aktif yang akan mengarah kepada mood positif.
Watson, dkk dalam Ekkekakis, pada tahun 2012 menyatakan bahwa afek positif
(PA) merupakan aspek mood yang menggambarkan antusias, aktif, dan waspada.
HuelSMPn dan Nemanick pada tahun 2003, menyatakan bahwa afek positif yang
tinggi menggambarkan antusias dan kegembiraan. Dalam Ekkekakis tahun 2012,
menyatakan bahwa tingginya skor afek positif menggambarkan energi yang
tinggi, konsentrasi penuh, dan keadaan yang menyenangkan, sedangkan
rendahnya skor afek positif menggambarkan kesedihan dan kelesuan.
2) Afek Negatif (NA)
Watson dkk, dalam Ekkekakis tahun 2012, aspek afek negatif
menggambarkan distres subjektif dan sesuatu yang tidak menyenangkan yang
akan mengarah pada mood negatif. Aspek afek negatif (negative affect)
menggambarkan distres subjektif dan keadaan yang tidak menyenangkan. Skor
aspek afek negatif yang tinggi menandakan keadaan aversif seperti marah, takut,
atau merasa bersalah, sedangkan skor afek negatif yang rendah menggambarkan
ketenangan dan ketentraman. Menurut Watson dan Tellegen dalam Mayer dan
Gaschke dalam Halim, 2016 bahwa aspek dalam mood saling berpasangan satu
dengan yanglainnya, seperti yang ada di bawah ini :
a) Pleasant-Unpleasant
Kategori pleasant yaitu : aktif, tenang, penyayang, puas, senang,
lincah, kasih dan bersemangat. Sedangkan kategori unpleasant yaitu :
mengantuk, kesal, suram, menggerutu, gelisah, tegang, sedih, dan lelah.
b) Arrousal-Calm
Kategori arousal yaitu : aktif, penyayang, kesal, suram, gelisah, kasih,
lincah, tegang, segar, dan sedih. Sedangkan kategori calm yaitu : sedih dan
lelah.
c) Positive-Tired
Kategori positive yaitu : aktif, penyayang, lincah, kasih, dan segar.
Sedangkan kategori tired yaitu : mengantuk dan lelah.
d) Negative-Relaxed
Kategori negative yaitu: kesal, suram, gelisah, tegang, dan sedih.
Sedangkan relaxed yaitu: tenang.
Mancini & Bastianoni, pada tahun 2001, menyatakan bahwa dalam hal ini,
tenang, puas, dan bahagia merupakan beberapa komponen dalam mood positif.
Sedangkan sedih dan murung merupakan beberapa komponen dalam mood negatif .
c. Faktor – Faktor yang Memengaruhi Mood.
Devine dkk pada tahun 2010, mengemukakan komponen STORC (situation,
thougts, organ/physical/bodily, response, reaction) sebagai komponen yang dapat
mempengaruhi mood.
1) Situation
Situation mengarah pada orang, tempat, dan hal-hal yang mengelilingi
individu pada suatu titik tertentu dalam waktu tertentu yang dapat menimbulkan
afek positif atau afek negatif dalam mood. Misalnya berada terlalu lama pada
tempat yang bising cenderung memunculkan afek negatif mood. Pengalaman
musikal yang dapat dialami seseorang kapanpun dimanapun juga termasuk dalam
faktor situation yang dapat memengaruhi mood seseorang. Misalnya ketika
mendengarkan musik tertentu di sebuah toko maka dapat memunculkan mood
tertentu bagi seseorang.
2) Thought Pattern (Cognitive Component)
Interpretasi individu sebagai pemahaman terhadap situasi yang
mengelilinginya akan mempengaruhi afek yang muncul. Pemikiran atau
interpretasi yang berbeda akan memunculkan afek yang berbeda pula.
3) Organ Experience (Physical or Bodily Component)
Apa yang terjadi di dalam tubuh seseorang berpengaruh pada afek
yang dirasakannya. Afek yang muncul merupakan respons langsung terhadap
sensasi internal tubuh tersebut.
4) Response Patterns (Behavioral Component)
Pola respon artinya cara individu merespon situasi, pola pikir, dan
rangsangan tubuh. Reaksi perilaku yang berbeda akan menghasilkan afek yang
berbeda pula. Misalnya pada situasi yang ramai, afek individu yang
satu adalah senang sedangkan afek individu yang lain adalah tertekan.
5) Consequences (Environtmental Reactions)
Situasi/lingkungan sosial individu akan memberi reaksi terhadap
cara merespon/perilaku individu. Konsekuensi terhadap cara merespon ini
mempengaruhi afek individu. Misalnya lingkungan yang kurang memberikan
penguatan positif cenderung menimbulkan afek negatif mood.25

H. Hiotesis
Hipotesis dalam penelitian yang diajukan adalah sebagi berikut :
1. Ha : Ada pengaruh menstruasi terhadap tingkat mood mahasiswi 3 BKI A IAIN
Purwokerto.
2. Ho : Tidak ada pengaruh menstruasi terhadap tingkat mood mahasiswi 3 BKI A IAIN
Purwokerto.

I. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif. Menurut Azwar, pada tahun
2004, Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan analisanya
pada data-data numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada
penelitian inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis, sehingga diperoleh
signifikansi antar variabel yang diteliti. 26
b. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan survei. Pendekatan penelitian
survei merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu
dengan tiga tujuan, yaitu :
1) Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup pada saat itu.
2) Mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan.
3) Menentukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik.
Model pendekatan penelitian ini merupakan metode paling baik untuk
memperoleh dan mengumpulkan data asli (original data) untuk mendeskripsikan
keadaan populasi. Dalam pendekatan penelitian jenis ini peneliti dapat

25
Nurul Fadlilah, Hubungan Antara Mood dengan Altruisme pada Remaja, Skripsi, Hlm : 41-44,
Diakses dari : http://digilib.uinsby.ac.id/26761/1/Nurul%20Fadlilah_J91214119.pdf
26
Mohammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya, Jurnal Studi Komunikasi dan Media, Vol. 15, No. 1, Januari – Juni 2011.
menggunakan satu atau lebih metode dalam pengumpulan data, seperti
wawancara, dokumentasi, check list, dan angket atau kuesioner.27
2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam Kerlinger tahun 1973, menyatakan bahwa
variabel adalah konstruk (contructs) atau sifat yang akan dipelajari. Variabel
merupakan konstruk yang sifat-sifatny atelah diberi nilai (kuantitatif) atau juga dapat
diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, berupa
kuantitatif maupun kualitatif yang dapat berubah-ubah nilainya.28
Berdasarkan hubungan variabel memiliki beberapa jenis, antara lain:
a. Variabel Bebas (Independent Variable).
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau merubah atau
memengaruhi variabel lain (variabel terikat).
b. Variabel Terikat (Dependent Variable).
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel lain (variabel bebas).
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Variabel X : Menstruasi
b. Variabel Y : Tingkat mood
3. Data dan Sumber Data
a. Data
Penegertian data menurut Webster New World Dictionary, data adalah
things know or assumed, yang berarti data adalah sesuatu yang diakui atau
dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data
dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
Data juga didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang
diperoleh dari hasil pengamatan atau observasi suatu objek. Data dapat berupa
angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat.

27
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, ( Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2004), Hlm. 195-196.
28
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013),
Hlm 10
Data yang baik adalah data yang dapat dipercaya kebenarannya (reliable),
tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan
gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh.29
Data dalam penelitian ini adalah mahasiswi 3 BKI A IAIN Purwokerto.
b. Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data primer. Sumber data
primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau organisasi
secara langsung dari objek yang diteliti dan bertujuan untuk kepentingan studi
yang bersangkutan dan dapat berupa interview atau observasi.30
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah mahasiswi 3 BKI A sebanyak
33 orang.
c. Populasi dan Sampel
Menurut Kasiram tahun 2010, populasi yaitu keseluruhan sasaran yang harus
diteliti dan populasi adalah tempat terjadinya masalah yang diselidiki oleh peneliti
serta populasi itu bisa manusia atau sebuah lembaga, badan sosial, wilayah atau
kelompok dan yang lainnya. Jadi populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi
sasaran penelitian dan sampel yang digunakan diambil dari populasi ini.
Sedangkan menurut Sugiyono, tahun 2009, sampel merupakan bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.31
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi di kelas 3 BKI A yang
berjumlah 33 orang. Dalam penelitian ini peneliti juga mengambil seluruh
populasi sebagai sampel.
d. Teknik Pengumpulan Data
1) Kuesioner atau Angket
Kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei
untuk memperoleh opini responden. Kuesioner dapat didistribusikan kepada
responden dengan cara:
a) Langsung oleh peneliti (mandiri).
b) Dikirim lewat pos (mailquestionair).
c) Dikirim lewat komputer misalnya surat elektronik (e-mail).
29
Syafizal Helmi Situmorang, Analisis Data untuk Manajemen dan Riset, (Medan : Art Design,
Publishing & Printing, 2009), Hlm 1.
30
Syafizal Helmi Situmorang, Analisis Data untuk Manajemen dan Riset, (Medan : Art Design,
Publishing & Printing, 2009), Hlm 2.
31
Nurul Fadlilah, Hubungan Antara Mood dengan Altruisme pada Remaja, Skripsi, Hlm : 52-53,
Diakses dari : http://digilib.uinsby.ac.id/26761/1/Nurul%20Fadlilah_J91214119.pdf
Kuesioner dikirimkan langsung oleh peneliti apabila responden relatif
dekat dan penyebarannya tidak terlalu luas. Lewat pos ataupun e-mail
memungkinkan biaya yang murah, daya jangkau responden lebih luas, dan
waktu cepat. Tidak ada prinsip khusus namun peneliti dapat
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensinya dalam hal akan dikirim lewat
pos, e-mail ataupun langsung dari peneliti. Kuesioner dapat digunakan untuk
memperoleh informasi pribadi misalnya sikap, opini, harapan dan keinginan
responden.32
Angket penelitian dalam penelitian ini terdiri dari:
a) Angket variabel X : Angket Menstruasi.
b) Angket variabel Y : Angket Tingkat Mood.
2) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari
seseorang.33
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto dan vidio dari proses
pelaksanaan penelitian.
3) Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efekif yaitu
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai sebuah
instrumen dan format yang disusun berisi item-item kejadian atau tata tingkah
laku yang digambarkan akan terjadi dalam penelitian tersebut.34
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan pengamatan yang dilakukan peneliti untuk mengetahui pengaruh
menstruasi terhadap tingkat mood mahasiswi 3 BKI A.
6. Teknik Analisis Data

32
Isti Pujihastuti, Prinsip Penulisan Kuesioner Penelitian, Jurnal Agribisnis dan Pengembangan
Wilayah, Vol. 2, No. 1, Desember 2010, Hlm. 44.
33
Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan (Research and Development/ R&D), (Alfabeta:
Bandung, 2016), Hlm. 240
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
Hlm. 272
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dengan
mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi
dan analisis data ini merupakan kelanjutan dari pengolahan data.35
a. Validitas dan Reliabilitas
1) Validitas
Menurut Azwar pada tahun 2008, validitas berasal dari kata validity
yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Validitas juga diartikan sebagai suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah.36
Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji ketepatan
alat penilaian terhadap keadaan sesungguhnya.
2) Realibilitas
Menurut Azhar pada tahun 2004, menyatakan bahwa reliabilitas
berasal dari kata reliability yang kemudian menjadi realibility, pengukuran
yang memiliki reabilitas yang tinggi disebut pengukuran yang reliable.
Reliabilitas mempunyai berbagai macam nama lain seperti keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan lain sebagainya.
Namun, ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui atau
menunjukkan ketepatan atas hasil pengukuran yang relatif konsisten apabila
diteskan pada kelompok yang sama pada kesempatan yang berbeda.
b. Analisis Tiap Indikator
Analisis tiap indikator dalam penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif.
c. Analisis Statistik
Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
dengan bantuan program SPSS.

35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian................... Hlm. 54
36
Nurul Fadlilah, Hubungan Antara Mood dengan Altruisme pada Remaja, Skripsi, Hlm : 59-60,
Diakses dari : http://digilib.uinsby.ac.id/26761/1/Nurul%20Fadlilah_J91214119.pdf
J. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada penelitian ini terdiri dari 5 BAB yaitu:
BAB I. Pendahuluan, terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Batasan
dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka
Teoritik dan Sistematika Pembahasan.
BAB II. Kajian Teori, Terdiri dari: Teori Menstruasi, dan Teori Mood
BAB III. Metode Penelitian, Terdiri dari: Jenis dan Pendekatan Penelitian,
Variabel Penelitian, Data dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan
Data, dan Metode Analisis Data.
BAB IV. Penyajian Data dan Analisis Data, Terdiri dari: Gambaran
Umum Lokasi, Penyajian Data, dan Ananlisis Data.
BAB V. Penutup, Terdiri dari: Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup

K. DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, Indro. 2016. Memahami Mood Dalam Konteks Indonesia: Adaptasi Dan Uji
Validitas Four Dimensions Mood Scale, Jurnal Pengukuran Psikologi dan
Pendidikan Indonesia. Vol. 5, No. 2. Diakses dari :
https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2994648

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Asrawati. 2010. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Di SMP Negeri 3
Sungguminasa Kabupaten Gowa. Karya Tulis Ilmiah. Makassar : UIN Alauddin
Makassar. Diakses dari : http://repositori.uin-alauddin.ac.id/5708/

Diakses dari : http://iainpurwokerto.ac.id/akademik/

Diakses dari : http://iainpurwokerto.ac.id/sejarah/

Diakses dari : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mahasiswa

Diakses dari : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mahasiswi

Fadlilah Nurul. 2018. Hubungan Antara Mood dengan Altruisme pada Remaja, Skripsi.
Surabaya : UIN Sunan Ampel Surabaya. Diakses dari :
http://digilib.uinsby.ac.id/26761/1/Nurul%20Fadlilah_J91214119.pdf
Hatmanti, Nety Mawarda. 2015. Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 8 , No. Diakses dari :
http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/view/135/123

Kurniawati, Dewi dan Kusumawati, Yuli. 2011. Pengaruh Dismenore Terhadap Aktivitas
pada Siswi SMK. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 6, No. 2.

Lestari, Ni Made Sri Dewi. 2013. Pengaruh Dimenorea pada Remaja. Seminar Nasional
FMIPA UNDIKSHA III.

Malentika Nella. dkk. 2017. Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Suasana Hati Pada
Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psyche. Vol. 11, No. 2. Diakses dari :
http://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalpsyche/article/view/129

Mulyadi, Mohammad. Januari – Juni 2011. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta
Pemikiran Dasar Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi dan Media. Vol. 15,
No. 1.

Novarenta, Affan. Agustus 2013. Guided Imagery Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Saat
Menstruasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol. 01, No. 02. Diakses dari :
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/1575

Panduan Akademik Program Strata I (S.1) IAIN purwokerto Tahun 2018-2019. Purwokerto:
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, 2018.

Pujihastuti, Isti. Desember 2010. Prinsip Penulisan Kuesioner Penelitian. Jurnal Agribisnis
dan Pengembangan Wilayah. Vol. 2, No. 1.

Rusmini, Ni Putu. Desember 2016. Gambaran Diri dan Gangguan Aktivitas Saat Menstruasi
Pada Mahasiswi. Adi Husada Nursing Journal. Vol.2, No.2. Diakses dari :
http://akper-adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/article/view/54

Sari, Rosy Yustika. Dan Utami, Yuni Wulan. Maret 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Keluarga Berencana Hormonal dengan Tingkat Kecemasan
Menghadapi Gangguan Menstruasi di Kelurahan Pablengan Kabupaten
Karanganyar. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Vol. 2, No. 1. Diakses dari
:
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/2033/BIK_Vol_2_N
o_1_7_Rosy_Yustika_Sari.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Setiawati, Sugma Epri. Januari 2015. Pengaruh Stres Terhadap Siklus Menstruasi Pada
Remaja. J MAJORITY. Vol. 4, No. 1. Diakses dari :
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/507/508

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama


Mandiri.

Situmorang, Syafizal Helmi. 2009. Analisis Data untuk Manajemen dan Riset. Medan : Art
Design, Publishing & Printing.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development/ R&D.
Alfabeta: Bandung.

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.

Yulianti, Tunjung Sri. Dkk. Maret 2015. Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
dengan Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Suntik yang Periksa di Polindes
Mayang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 3 No. 1. Diakses dari :
http://ejurnal.akperpantikosala.ac.id/index.php/jik/article/viewFile/31/18

Anda mungkin juga menyukai