RKS Pondasi Sumuran
RKS Pondasi Sumuran
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 2400 kg/cm² untuk diameter =< 12
mm dan dengan fy = 3900 kg/cm² untuk diameter > 12 mm.
4. Besi beton harus berasal satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan Konstruksi.
5. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai
sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan diambil dibawah
kesaksian Konsultan Pengawas dan Tim Teknis berjumlah minimum 3 (tiga)
batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan
panjangnya tidak kurang dari 100 cm. Pengujian dilakukan untuk setiap
pengiriman besi ke lokasi proyek.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Semua biaya-biaya percobaan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitas, tidak sesuai
dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site. setelah menerima instruksi
tertulis dari Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, dalam waktu 2x24 jam.
c. Pondasi Sumuran
c.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan, penggalian tanah,
pembuatan cetakan, penulangan/pembesian dan pengecoran pondasi sumuran
beserta semua pekerjaan pendahuluan dan ikutannya sedemikian sehingga
pondasi sumuran yang terpasang sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
Lingkup pekerjaan juga mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang diperlukan termasuk penyiapan
lahan, penentuan titik BM maupun bouwplank sehingga pekerjaan pondasi
dapat berlangsung dengan baik dan pembersihan lahan dari tiang-tiang yang
patah, pohon, semak dan sebagainya.
b. Dengan arahan dan persetujuan dari Tim Teknis /Pengawas, pengukuran /
stake out titik-titik pondasi sumuran dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai
f. Stek-stek di atas pondasi sumuran (stek besi beton bagian atas yang tidak
ikut dicor), harus diatur cara pembengkokan dan panjang minimalnya
sedemikian rupa sehingga penyambungan stek tersebut ke elemen struktur di
atasnya dapat menjamin kekuatan maupun kestabilan baik untuk pondasi
sumuran maupun elemen struktur di atasnya.
2). Urutan tersebut harus disusun sedemikian rupa untuk menghindari longsornya
tanah di sekitar pondasi.
b. Bahan - bahan
Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail maka pada bagian atas
urugan dibawah pelat beton bertulang, beton rapat dan pondasi harus dari
urugan pasir setebal 10 cm padat.
Dibawah lapisan pasir atau disamping pondasi, urugan yang dipakai
adalah dari sirtu yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa
lapuk serta batuan yang telah dipecahkan.
Kontraktor Pelaksana wajib mengusahakan agar semua bahan urugan dari
mutu yang baik.
d. Beton
1. Umum
Kekuatan beton untuk Pile cap dan Tie Beam adalah dengan f’c= 300 kg/cm²
menurut SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi standard sebesar 40 kg/cm2
Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan-bahan
berbahaya (sperti asam dan garam) karena terletak didalam tanah.
Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama
pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus menerus
dipompa untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari luar.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971 dan SKSNI
T-15-1991-03.
Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan batang-
batang tulangan minimal 40 kali diameter tulangan ( 40 d ).
2. Pengecoran beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar.
Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi, baik
mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan
besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis
pengawas.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari seluruh 1 (satu Pile Cap) dan diberi tanda maupun tanggal
pengecorannya.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan
pengendapan agregat.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan.
Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin effisiensinya
tanpa adanya penundaan.
Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan kebocoran
- kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.
b. Aggregates.
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat dalam SKSNI T-15
1991-03, terdiri dari
1. Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat pasir
beton.
c. Besi beton
Besi beton yang digunakan ialah : besi beton ulir mutu fy = 3900 kg/m² ex Krakatau
Steel/setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm dan fy = 2400
kg/cm² untuk diameter lebih kecil dari 13 mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kwalitas besi yang diminta, maka disamping
adanya certificate dari pabrik, juga harus dimintakan certificate dari laboratorium
secara periodik minimal 3 contoh batang untuk tiap – tiap jenis percobaan tarik
(stress-strain) yang diameter sama dengan panjang tidak kurang dari 100 cm untuk
setiap 20 ton besi dan atau untuk setiap pengiriman besi beton ke lokasi proyek.
d. Admixture.
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara Fosroc
untuk beton biasa. Namun sebelumnya Kontraktor diwajibkan mengajukan analysis
kimia serta test, dan juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.
b. Penyimpanan Semen.
1. Semen harus didatangkan & disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat
semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengarus
cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.
3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat
semen.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam
jumlah yang sama dengan syarat bahwa kwalitas beton yang dihasilkan harus
sesuai dengan yang diminta perencana.
d. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang
nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya
kecepatan pembetonan.
c. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan
bergeraknya bekesting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus
cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan(mortarleakage)
e. Pada bagian terendah pada setiap pashe pengecoran dari bekesting kolom atau
dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
f. Papan bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran.
g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar
tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.
i. Pembongkaran Bekesting:
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang
cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.
Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas / Arsitek bila mana ia bermaksud
akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuan-nya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor terlepas
dari tanggung jawabnya.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut
dalam SKSNI T-15-1991-03 ( batasan semen untuk beton K 300 = 413 kg/m3, K 225
= 371 kg/m3, K 175 = 326 kg/m3)
e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kwalitas beton yang dibuat,
laporan tersebut harus disyahkan oleh Pengawas lapangan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan harga karakteristiknya.
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maximum
12,5cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan (beton) (bekesting).
2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.
3. Cetakan di isi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia. 16 mm panjang
30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru).
4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis
yang dibawahnya.
5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur
penurunannya (slumpnya).
h. Perawatan kubus silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
c. Jika Kontraktor pelaksana tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter
besi dengan diameter terdekat dengan syarat :
1. Harus ada persetujuan dari pengawas Lapangan.
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
d. Toleransi Besi :
Diameter, ukuran sisi (atau Variasi dalam Toleransi
jarak antara dua permukaan berat yang diameter
yang berlawanan) diperbolehkan
Dibawah 10 mm ±7% ± 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi tidak ±5% ± 0,4 mm
termasuk 16 mm)
16 mm sampai 28 mm ±5% ± 0,5 mm
29 mm dan 32 mm ±4% -
2.) Diisyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier Beton
Ready Mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas
penyediaannya dan mempunyai/mengambil material – material dari tempat
tertentu yang tetap dan bermutu baik.
Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul – betul tentang kontinuitas
pengadaan agar tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
3.) Direksi/Tim Teknis/Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix
yang sudah mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam
pengecoran. usaha – usaha untuk menghaluskan / menghancurkan Beton Ready
Mix yang sudah mengeras atau menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan.
Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton ready Mix yang sudah
berbentuk adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak
komposisi yang ada dan bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan.
4.) Kontraktor Pelaksana harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton
Readyt Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas
pengadaan dan jumlah/volume beton yang digunakan.
Walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik
Kontraktor Pelaksana maupun suplier Beton Ready Mix masing-masing harus
membuat silinder atau kubus beton percobaan untuk ditest di Laboratorium yang
ditunjuk/disetujui secara tertulis oleh Direksi/tim teknis Konsultan Pengawas dan
jumlah silinder atau kubus beton dibuat sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia.
5.) Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun
disupply oleh perusahaan beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab
sepenuhnya dari rekanan.
6.) Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 jam, yaitu terhitung sejak
dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di plant/pabrik
sampai seleseinya beton ready mix tersebut dituangkan dicor, tidak dapat
digunakan atau dengan kata lain ditolak. Segala akibat yang ditimbulkan menjadi
beban dan resiko rekanan.