Anda di halaman 1dari 4

A.

Difusi Pada Stomata Tumbuhan


Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup
tumbuhan. Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari
udara melalui proses difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan
dari dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah
ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih
tinggi daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO2 di udara masuk ke dalam
tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di dalam
sel tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika
konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya fotosintesis
dalam sel (Loveless, 1991).
Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak
kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi
melalui dua cara:
a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut
lipid
b. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.
a. Penguapan Air Melalui Stomata
Penguapan air melalui stomata terjadi ketika adanya mekanisme terbuka dan
tertutupnya stomata. Pembukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme
tumbuhan yaitu transpirasi dan fotosintesis pada pagi hari stomata akan mulai
membuka lebar dan stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan
temperatur serta penguapan air yang berlebihan yang biasanya terjadi pada siang hari.
a) Mekanisme Menutupnya Stomata
Stomata dibatasi oleh adanya sel penjaga atau sel penutup. Sel penutup
adalah serat halus selulosa pada dinding selnya yang tersusun melingkar. Pola
susunan ini dikenal sebagai miselasi radial. Karena serat selulosa ini relatif tidak
elastis, maka jika sel penutup menyerap air mengakibatkan diameter tidak
membesar melainkan memanjang, sehingga sel penutup akan melengkung ke arah
luar dan terbukalah porus atau celah stomata.
Ketika sel penutup mengambil air melalui osmosis, sel penutup akan
membengkak dan semakin dalam keadaan turgid. Perubahan tekanan turgor yang
menyebabkan pembukaan dan penutupan stomata terutama disebabkan oleh
pengambilan dan kehilangan ion kalium (K) secara reversibel oleh sel penutup,
1
Sel penutup mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk yang
akan melebarkan dan menyempitkan celah di antara kedua sel tersebut.
b) Mekanisme Membukanya Stomata
Selain itu, stomata akan terbuka saat pompa H+- ATPase mengeluarkan
H+ dari sel penjaga. Di sel penjaga, aktivitas H+- ATPase diregulasi positif oleh
cahaya dan auksin sedangkan Ca2+ dan ABA sebagai regulator negatif.
Pengeluaran H+ menghiperpolarisasi membrane plasma dan menyebabkan
penyerapan K+ melalui potassium channel. Penyerapan K+ melalui potassium
channel menyebabkan asidifikasi pada apoplas dan membuat sel penjaga
kehilangan H+. Senyawa anionik yaitu malat yang dipecah dari pati mentranspor
NO3–, sedangkan ion Cl– berfungsi sebagai sintesis gula. Ion-ion dan air yang
ditransportasikan melalui aquaporin menuju sel penjaga dan menyebabkan turgor
sehingga membuat stomata terbuka.
Pada saat stomata tertutup, inhibisi H+- ATPase dan aktivasi channel
anion menyebabkan depolarisasi membran. Channel anion seperti rapid channel
(R-type) dan slow channel (S-type) memfasilitasi pengeluaran malat2-, Cl– dan
NO3–. Pada waktu yang sama terjadi pengeluaran K+ dan mengaktifkan
depolarisasi membran. Penurunan malat2- di sel penjaga juga dipengaruhi oleh
konversi glukoneogenik malat menjadi pati. Pada stomata yang tertutup juga
terjadi peningkatan konsentrasi Ca2+ dan menyebabkan pelepasan Ca2+ melalui
channel di membran plasma dan tonoplas. Kehilangan larutan di sel penjaga
menyebabkan tekanan turgor menurun dan stomata menutup. (Salisbury dan
Ross, 2000).

DAFTAR PUSTAKA

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.

Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 2000. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung : ITB.

2
3
4

Anda mungkin juga menyukai