PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pemikiran Marx memang tidak lepas dari pengaruh
filsuf-filsuf hebat seperti Hegel, Feuerbach, Smith, juga Engels. von
Magnis membagi lima tahap perkembangan pemikiran marx yang
dibedakan ke dalam pemikiran ‘Marx muda’ (young Marx) dan ‘Marx tua’
(mature Marx). Gagasan dan pemikirannya terutama diawali dengan
kajiannya terhadap kritik Feuerbach atas konsep agamanya Hegel yang
berkaitan dengan eksistensi atau keberadaan Tuhan. Marx yang
materialistik benar-benar menolak konsep Hegel yang dianggapnya terlalu
idealistik dan tidak menyentuh kehidupan keseharian.
Pemikiran-pemikirannya sosiologisnya antara lain dialektika, teori
keas sosial, determinisme ekonomi dan kritik masyarakat. Mark sangat
terkenal dengan dialektika materialis dan dialektika historisnya karena
bagi dia kekuatan yang mendorong manusia dalam sejarah adalah cara
manusia berhubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya,
yang abadi untuk merenggut kehidupan dari alam.
Munculnya kelas-kelas sosial dan hak milik atas alat-alat produksi
disebabkan karena usaha manusia untuk mengamankan dan memperbaiki
keadaan hidup. Usaha ini dilakukan dengan pembagian kerja yang
semakin spesialis. Masyarakat terbagi menjadi dua, yakni kelas penguasa
dan kelas pekerja. Pembagian yang semakin spesialis inilah yang akhirnya
membuat perbedaan tajam antara hidup seseorang yang berada di kelas
penguasa dan kelas bawah. Oleh karena itu Mark di dalam bukunya “the
Communist Manifesto” berusaha mengubah faham kapitalus menjadi
komunis menurut Karl Marx. Namun hal itu tidak semudah untuk merubah
keadaan yang pada awalnya menganut paham kapitalis menjadi sebuah
keadaan tanpa hak atas milik pribadi.
1
Oleh karena itu sangat menarik sekali untuk mengkaji tentang
pemikiran Karl Marx, kami penulis akan mencoba mengulas mengenai
bagaimana latar belakang timbulnya pemikiran Karl Marx, Biografi Karl
Marx, serta pemikiran Karl Marx itu sendiri sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kita mengenai pemikiran salah satu ahli filsafat
terbesar sepanjang zaman.
B. Rumusan Masalah
Rumusal masalah makalah ini antara lain adalah :
1. Bagaimanakah Biografi Karl Marx?
2. Bagaimana Teori-teori pemikiran historis Karl Marx?
3. Bagaimana Kritik terhadap Karl Marx?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini antara lain adalah :
1. Mengetahui bagaimana biografi Karl Marx.
2. Mengetahui Teori-teori pemikiran Karl Marx.
3. Mengetahui kritik terhadap Karl Marx.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Karl Marx lahir di Trier, Prussia, pada 5 Mei 1818 (Beilharz, 2005e).
Ayahnya adalah seorang pengacara, memberikan kehidupan keluarga kelas
menengah yang agak khas. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga rabbi, tetapi
karena alasan-alasan bisnis, sang ayah telah berpindah agama ke Lutheranisme
ketika Karl masih sangat muda. Pada 1841 Marx menerima gelar doktornya di
bidang filsafat dari Universitas Berlin, yang sangat dipengaruhi oleh Hegel dan
para Hegelian muda, yang bersikap mendukung, namun kritis terhadap guru
mereka. Disertasi Marx adalah suatu risalat filosofis yang kering, tetapi benar-
benar mengantisipasi banyak dari idenya di kemudian hari. Setelah lulus dia
menjadi seorang penulis untuk sebuah koran yang liberal-radikal dan dalam
sepuluh bulan dia telah menjadi kepala editornya. Akan tetapi, karena pendirian-
pendirian politisnya, koran itu ditutup oleh pemerintah tidak lama kemudian. Esai-
esai awal yang diterbitkan di dalam periode ini mulai mencerminkan sejumlah
pendirian yang akan menuntun Marx di sepanjang hidupnya. Pendirian-pendirian
itu dibubuhi secara liberal dengan prinsip-prinsip demokratis, humanisme, dan
idealisme anak muda. Dia menolak keabstrakan filsafat Hegelian, mimpi yang
naif para komunis utopian, dan menolak para aktivis yang sedang mendesakkan
hal yang oleh Marx dianggap sebagai tindakan politis pengatur. Dalam menolak
para aktivis tersebut, Marx meletakkan dasar bagi pekerjaannya sepanjang hayat:
3
Inggris. Caranya menggabungkan Hegelianisme, sosialisme, dan ekonomi politis
yang membentuk orientasi intelektualnya unik. Juga yang sangat penting pada
titik tersebut ialah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi sahabat
seumur hidup, dermawan, dan kolaboratornya-Friedrich Engels (Carver, 1983).
Putra seorang pemilik pabrik tekstil, Engelsmenjadi seorang sosialis yang kritis
terhadap kondisi-kondisi yang sedang dihadapi kelas pekerja. Banyak rasa iba
Marx untuk kesengsaraan kelas pekerja berasal dari pembukaan dirinya kepada
Engels dan ide-idenya. Pada 1844 Engels dan Marx melakukan percakapan yang
panjang di sebuah kafe yang terkenal di Paris dan meletakkan dasar-dasar bagi
hubungan mereka yang berlangsung seumur hidup. Mengenai percakapan itu
Engels mengatakan, “kesepakatan kami yang lengkap di semua bidang teoritis
menjadi jelas … dan kerja sama kami dimulai sejak saat itu” (McLellan, 1973:
131). Pada tahun berikutnya, Engels menerbitkan suatu karya yang terkenal, The
Condition on the Working Class in England. Selama periode tersebut Marx
menulis sejumlah karya yang sulit dimengerti (banyak yang tidak diterbitkan
semasa hidupnya), termasuk The Holy Family (1845/1956) dan The German
Ideology (1845-1846/1970) (keduanya ditulis bersama Engels), tetapi dia juga
menulis The Economic and Philosophic Manuscripts of 1844 (1932/1964), yang
membayangkan pergulatannya kelak yang kian meningkat di ranah ekonomi.
Sementara Marx dan Engels menganut orientasi teoritis yang sama, ada
banyak perbedaan di antara kedua pria itu.
A. Dialektika
4
Gagasan tentang filsafat dialektis telah ada selama berabad-
abad(Gadamer,1989). Gagasan dasarnya adalah arti penting kontradiksi.
Sementara kebanyakan filsuf, dan bahkan orang awam memperlakukan
kontradiksi-kontradiksi sebagai kesalahan-kesalahan, filsafat dialektis
percaya bahwa kontradiksi-kontradiksi eksis di dalam realitas dan cara
yang paling tepat untuk memahami realitas adalah dengan mempelajari
perkembangan kontradiksi-kontradiksi tersebut.
Metode Dialektis
5
b. Hubungan Timbal Balik
Metode analisis dialektis bukanlah hubungan sebab akibat
sederhana dan satu arah antar bagian-bagian dunia sosial. Bagi pemikir
dialektis, pengaruh-pengaruh sosial tidak pernah secara sederhana
mengalir di satu arah sebagaimana yang diandaikan para pemikir-pemikir
sebab akibat. Bagi dialektikawan, satu faktor dapat berpengaruh pada
faktor lain, namun juga faktor lain ini juga akan berpengaruh pada faktor
pertama. Jenis pemikiran ini bukan berarti bahwa dialektikawan tidak
pernah mengakui adanya hubungan sebab akibat dalam dunia sosial.
Ketika para pemikir dialektis berbicara tentang kausalitas, bukan berarti
mereka selalu melihat faktor-faktor sosial berdasarkan hubungan timbal
balik seperti yang mereka lakukan pada kehidupan sosial.
c. Masa lalu,masa Sekarang, dan Masa Depan
Hubungan realitas kontemporer dengan fenomena-fenomena sosial
masa lalu dan masa yang akan datang memiliki dua implikasi yang
teroisah terhadap sosiologi dialektis. Pertama, bahwa sosiolog dialektis
bergelut mempelajari akar-akar historis dunia kontemporer sebagaimana
yang dilakukan oleh Marx (1857-58/1964) dalam studinya terhadap
sumber-sumber kapitalis modern. Kedua, banyak pemikir dialektis
menyesuaiikan diri dengan tren sosial masa sekarang untuk memahami
arah yang mungkin bagi masyarakat di masa depan.
d. Tidak Ada yang Tidak Dapat Dielakkan
Pandangan dialektis yang melihat adanya hubungan antara masa
sekarang dengan masa yang akan datang bukan berarti masa datang
ditentukan oleh masa sekarang. Terence Ball (1991) menggambarkan
Marx sebagai seorang “yang meyakini kesempatan politis” ketimbang
“kepastian sejarah”. Karena fenomena sosial selalu melahirkan aksi dan
reaksi, maka dunia sosial tidak dapat dilukiskan lewat model yang
sederhana dan deterministik. Masa yang akan datang mungkin didasarkan
pada beberapa model yang ada saat ini, tetapi itu bukan berarti dia sudah
pasti seperti yang digambarkan model itu.
e. Aktor dan struktur
6
Para pemikir dialektis juga tertarik pada dinamika hubungan aktor
dan struktur sosial, termasuk Marx yang juga sudah mengetahui saling
pengaruh yang terus terjadi antara level-level utama analisis sosial.Inti
pemikiran Marx berada pada hubungan antara manusia dan struktur-
struktur skala luas yang mereka ciptakan(Lefebvre, 1968:8). Metode
dialektis mengakui keadaaan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang
akan datang, dan hal ini juga berlaku untuk aktor-aktor dan struktur-
struktur.
7
Ketika bicara tentang dasar umum kita, marx sering menggunakan istilah species
being. Yang dia maksud adalah potensi-potensi dan kekuatan kekuatan yang unik
yang membedakan kita dari spesies yang lain.
Meskipun demikian, jelas sekali bahwa marx memiliki konssep sifat dasar
manusia (geras, 1983). Bahkan, kurang masuk akal untuk mengatakan bahwa
sifat dasar manusia tidak ada. Sekalipun kita seperti kotak kapur kososng, kotaak
kapur tersebut mesti terbuat dari sesuatu, dan mesti memiliki sifat, seperti bahwa
tanda tanda kapur bisa tampak pada kotak kapur tersebut. Pernyataan yang
sebenarnya bukanlah apakah kita memiliki sifat dasar, melainkan sifat semacam
apa yang kita miliki tak berubah atau terbuka terhadap proses-proses historis.
Kerja
Kerja adalah, pertama dan utama sekali, suatu proses dimana manusia
dan alam sama sama terlibat, dan dimana manusia dengan persetujuan dirinya
sendiri sama sama terlibat, dan dimana manusia dengan persetujuan dirinya
sendiri memulai, mengatur, dan mengontrol aksi reaksi material antara dirinya
dan alam… dengan bertindak terhadap dunia eksternal dan mengubahnya,
manusia pada saat yang bersamaan mengubah sifat dasar dirinya. Diaa
mengembangkan kekuatan kekuatan yang tidak aktif dan memaksanya untuk
bertindak patuh terhadao kekuasaan.. kita mengendalikan kerja dalam suatu
bentuk yang hanya diperuntukan khusus buat manusia. Seekor laba laba membuat
8
sarang bagaikan seorang penenun dan bahkan seekor tawon maupun membuat
malu seorang arsitek karena sarang yang dibuatnyaa. Namun, inilah yang
membedakan arsitek terburuk dengan tawon terbaik, bahwa si arsitek sudah
membayangkan struktur bangunan yang akan dibuatnya di dalam imajinasi
sebelummembangunnya di dalam kenyataan. Di akhir setiap proses kerja, kita
memperoleh hasil yang sebelumnya sudah ada di dalam imajinasi para pekerja.
Dia tidak akan mengubah bentuk material bahan yang diolah, tetapi juga berhasil
sampai pada satu tujuan. (marx, 1867/1967: 177-17)
Dalam kutipan diatas kita melihat bagian bagian penting pandangan marx
tentanng hubungan antara kerja dan sifat dasar manusia. pertama, yang
membedakan kita dengan binatanng yang lain spesies kita sebagai manusia adala
bahwa kerja kita mewujudkan suatu hal di dalam realitas yang sebelumnya hanya
ada di dalamimajinasi. Produksi kita merefleksikan tuujuan kita. Marx
menyebutproses dimana kita menciptakan obyek-obyek eksternal di luarpikiran
internal kita dengan obyktifitasi. Kedua, kerja ini bersifat material. Ia bekerja
dengan alam material untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan material kita.
Ketiga, dan terakhir, marx mempercayai bahwa kerja ini tidak hanya mengubah
alam, tetapi juga mengubah kita termasuk kebutuhan, kesadaran, dan sifat dasar
kita. Kerja, oleh karena itu, pada saat yang sama merupakan (1) obyektivikasi
tujuan kita,(2) pembentukan suatu relasi yang esensial antara kebutuhan manusia
dengan obyek obyek material kebutuhan kita, dan (3) transformasi sifat dasar kita.
Peggunaan istilah kerja oleh marx tidak dibatasi untuk aktifitas ekonomi
belaka, meainkan mencangkup seluruh tindakan tindakan produktif dimana kita
mengubah dan mengolah alam material untuk tujuan kita. Apapun yang diciptakan
melalui aktifitas bertujuan bebas ini merupakan suatu eksprresi dan transformasi
hakikat kemanusiaan kita . karya seni merupakan obyektifitas seniman.namun,
benar juga bahwa proses penciptaan kkarya seni mengubah seniman. Melalui
proses produksi seni ide ide seniman tenntanng seni berubah atau seniman
mungkin menjadi sadar akan sebuahvisi baru yang membutuhkan obyektivitas
selanjutnya.
9
Kerja bahkan kerja artistic,merupakan respon terhadap kebutuhan, dan
transformasi yang di bawa kerja itu juga mentransformasikan kebutuhan kita.
Pemenuhan kebutuhan bisa membawa kita padapenciptaan kebutuhan baru (marx
dan engels, 1845-46/1970:43). Misalnya sajamobil memenuhi kebutuhan
transportasi, walaupun pada awalnya sebagian orang menganggap dahulu
membutuhkan mobil, tapi sekarang kebanyakan orang membutuhkanya. Kita
bekerja sebagai respons terhadap kebutuhan kita, akan tetapi kerja itu sendiri
mentransformasikan kebutuhan kebutuhan kita, yang bisa membawa kita kepada
bentuk bentuk aktifitas produktif baru, menurut marx, transformasi kebutuhan
kebutuhan kita melalui kerja inilah yang menjadi mesin sejarah manusia.
tidak hanya syarat syarat obyektif yang berubah di dalam tindakan produksi…
tetapi para produserpun berubah, mereka menghasilkan kualitas kualitas baru di
dalam diri mereka sendiri, mengembangkan diri mereka di dalam
produksi,mentransformasikan,mengembangkan kekuatan, kekuatan, ide-ide,
berbagai bentuk hubungan kebutuhan-kebutuhan dan bahasa baru. Marx, 1857-
58/1974:494)
10
pengembangannya. Fakta sederhana itu ialah bahwa manusia pertama-tama harus
makan, minum, bertempat tinggal, dan berpakaian. Setelah itu baru mereka
melakukan kegiatan politik, ilmu pengetahuan, seni, agama, dan seterusnya. Jadi,
produksi nafkah hidup material bersifat langsung. Dengan demikian tingkat
perkembangan ekonomis sebuah masyarakat atau jaman menjadi dasar dari
bentuk-bentuk kenegaraan, pandangan-pandangan hukum, seni, dan bahkan
perkembangan pandangan-pandangan religius orang-orang yang bersangkutan.
Keadaan sosial menyangkut produksi masyarakat, pekerjaan masyarakat.
Manusia ditentukan oleh produksi mereka: apa yang mereka produksi dan cara
mereka berproduksi. Pandangan ini disebut materialis. Disebut materialis karena
sejarah manusia dianggap ditentukan oleh syarat-syarat produksi material. Jadi
Marx memakai kata materialisme bukan dalam arti filosofis, yakni sebagai
pandangan/kepercayaan bahwa seluruh realitas adalah materi, melainkan ia ingin
menunjuk pada faktor-faktor yang menentukan sejarah. Faktor-faktor tersebut
bukanlah pikiran melainkan keadaan material manusia dan keadaan material
adalah produksi kebutuhan material manusia. Cara manusia menghasilkan apa
yang dibutuhkan untuk hidup itulah yang disebut keadaan manusia dan cara ia
bekerja. Jadi, untuk memahami sejarah dan arah perubahannya, manusia tidak
perlu memperhatikan apa yang dipikirkan oleh manusia, melainkan bagaimana ia
bekerja dan bagaimana ia berproduksi. Sejarah tidak ditentukan oleh pikiran
manusia, melainkan oleh cara ia menjalankan produksinya. Maka, perubahan
masyarakat tidak dapat dihasilkan oleh perubahan pikiran, melainkan oleh
perubahan dalam cara produksi.
Menurut Doyle Pual Johnson dalam bukunya Teori Sosiologi Klasik dan
Modern konsep materialis Marx yang diterapkan pada perubahan sejarah untuk
pertama kalinya dijelaskannya dalam The German Ideology, disusun bersama
Engels. Tema pokok dalam karya ini adalah bahwa perubahan-perubahan dalam
bentuk-bentuk kesadaran, ideologi-ideologi, atau asumsi-asumsi filosofis
mencerminkan, bukan menyebabkan perubahan-perubahan dalam kehidupan
sosial dan materil manusia.
Manusia masuk dalam hubungan-hubungan sosial dengan orang lain
dalam usaha mencoba memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya (makan, minum,
11
pakaian, tempat tinggal, dan seterusnya). Hubungan-hubungan produksi yang
pokok ini menimbulkan pembagian kerja. Sangat erat hubungannya dengan
pembagian kerja itu adalah munculnya hubungan-hubungan pemilikan yang
mencakup pemilikan dan penguasaan yang berbeda-beda atas sumber-sumber
pokok dan berbagai alat produksi. Pemilikan dan penguasaan yang berbeda-beda
atas barang milik ini merupakan dasar yang asasi untuk munculnya kelas-kelas
sosial.
1. Komoditas
Dasar dari semua karya Marx mengenai struktur sosial, dan letak
keterikatannya yang paling jelas dengan panangan-pandangannya mengnai
potensi manusia, adalah di dalam analisisnya mengenai komoditas atau produk-
produk pekerjaan yang terutama dimaksudkan untuk pertukaran. Seperti
dinyatakan Georg Lukacs (1922/1968 : 83). “Masalah komoditas adalah
masalah struktural yang sentral bagi masyarakat kapitalis.”
2. Pemberhalaan Komoditas
12
Komoditas adalah produk-produk pekerjaan manusia, tetapi komoditas
bisa jadi terpisah dari kebutuhan-kebutuhan dan maksud-maksud para
penciptanya. Didalam kapitalisme yang berkemang sepenuhnya, kepercayaan
seperti itu menjadi realitas ketika objek-objek dan pasar-pasarnya bener-bener
menjadi fenomena nyata yang independen. Komoditas menerima realitas eksternal
indepenen yang nyaris mistis (Mark,1867/1967 : 35). Marx menyebutkan proses
itu sebagai pemberhalaan komoditas (fitishism of comodity) (Dant, 1996; Sherlok,
1997).
Para pekerja yang menjual tnaga krja mereka dan tidak memiliki alat-alat
produksi sendiri adalah anggota kaum poletariat. Mereka tidak memiliki pralatan
sendiri atau pabrik-pabrik. Marx (1867/1967: 714-715). Peraya bahwa kaum
poletariat pada akhirnya kehilangan kahliannya sendiri ketika mereka semakin
melayani mesin-mesin yang sudah menggantikan keahlian mereka. Kaum
poletariat bergantung sepenuhnya pada upahnya. Hal itu membuat kaum poltariat
tergantung kepada orang-orang yang membayar upah. Orang-orang yang
membayar upah adalah kaum kapitalis. Kaum kapitalis adalah orang-orang yang
memiliki alat-alat produksi. Di dalam suatu sirkulasi kapitalis komoditas (M,-C-
M) tujuan utama ialah menghasilkan uang yang lebih banyak. Komoditas-
komoditas di beli untuk menghasilkan keuntungan, tidak harus untuk penggunaan.
4. Konflik Kelas
Kelas, bagi Marx, selalu ddidefinisikan dari segi potensinya untuk konflik.
Para individu membentuk kelas sejauh mereka berada dalam konflik bersama
dengan orang-orang lain mengenai nilai surplus. Di dalam kapitalisme ada konflik
13
kepentingan yang mendasar di antara orang-orang yang membayar buruh upahan
dan orang-orang yang bekerja diubah menjadi nilai surplus. Konflik alami itulah
yang menghasilkan kelas-kelas (Ollmann,1976).
Bagi Marx, suatu baru ada bila orang-orang menjadi sadar atas hubungan
mereka yang berkonflik dengan kelas-kelas lainnya. Tanpa kesadaran itu mereka
hanya membentuk apa yang oleh Marx disebut suatu kelas dalam dirinya sendiri.
Mark, melihat kapitalism terutama sebagai hal yang baik. Marx tiak ingin
kembali kenilai-nilai tradisional prakapitalisme. Generasi-generasi masalampau
benar-benar dieksploitasi; perbedaannya hanyalah eksploitasi lama tidak
terselubung di balik uatu sistem ekonomi. Kelahiran kapitalisme membuka
kemungkinan-kemungkinan baru untuk kebebasan para pekerja. Meskipun ada
eksploitasi, sistem kapitalis memberikan kemungkinan untuk kebebasan dari
tradisi-tradisi yang mengikat masyarakat sebelumnya. Meskipun para pekerja
belum benar-benar bebas sepenuhnya. Marx percaya bahwa kapitalisme adalah
akar yang menyebabkan ciri-ciri penentuan zaman modern. Perubahan terus
menerus modernitas dan kecondongannya untuk menentang segala tradisi yang di
terima di dorong oleh kompetisi yang tidak dapat dipisahkan dalam kapitalisme.
14
secara keseluruhan tidak akan mendapat keuntungan atau nilai lebih
dari pekerja.
2. Produksi di jalankandalam kondisi di mana alat produksi dimiliki
secara pribadi. Kepemilikan pribadi ini bukanlah kategori legal, tetapi
pada intinya adalah kategori ekonomi. Hal tersebut berarti bahwa
kekuasaan untuk mengatur tenaga produktif (alat produksi dan alat
kerja) bukan milik kolektif, melainkan terbagi-bagi antara perusahaan-
perusahaan yang di kontrol oleh kelompok-kelompok dan kelompok-
kelompok finansial).
3. Produksi di jalankan untuk sebuah pasar yang tidak terbatas. Produksi
di atur oleh printah kompetisi. Semenjak produksi tidak di batasi oleh
kebiasaan (seperti dalam komunitas priitif), atau oleh hukum dan
peraturan (seperti dalam perusahaan Abad Pertengahan), setiap
individu kapitalis (setiap pemilik pribadi, tiap perusahaan atau
kelompok kapitalis) berusaha untuk mendapatkan keuntungan terbesar,
untuk mendapat bagian terbesar dari pasar.
4. Tujuan prodksi kapitalis adalah memaksimalkan keuntungan. Kelas
pemilik para kapitalis hidup dari produk surplus sosial,uumnya
mengkonsumsi dalam cara yang tidak produktif. Kelas kapitalis juga
mengkonsumsi secara tidak produktif sebagian dari surplus sosial,
sebagian dari keuntungan yang di dapatkanya. Jalan yang paling
efisien menurunkan biaya produksi (harga biaya) adalah, untuk
meperbesar basis produksi dengan kata lain, untuk memproduksi lebih,
dengan bantuan mesin-mesin yang makin cangih. Tetapi hal tersebut
membutuhkan jumlah kapitalis yang besar. Karenanya, di bawah
cambukan kompetisi, kapitalisme di wajibkan untuk mencari
maksimalisasi keuntungan, agar mengembangkan investasi produktif
hinggga maksimal.
5. Karena itu, produksi kapitalis muncul menjadi produk yang tidak
hanya untuk memperoleh keuntungan tetepi juga untuk akumulasi
kapital. Sesungguhnya logika kapitalisme membutuhkan sebagian
besar nilai lebih yang di akumulasikan secara produktif (di rubah
15
menjadi kapital tambahan, dalam bentuk mesin-mesin dan bahan-
bahan baku tambahan, dan pekerja tambahan) dan di konsumsi secara
tidak produktif.
16
Setiap kapitalis mencoba mendapatkan keuntungan maksimum. Tapi untuk
mendapatkanya, mereka harus berusaha untuk meningkatkan produksi secara
maksimum, dan tanpa henti menurunkan harga biaya dan eceran (diekspresikan
dalam unit moneter stabil). Karena hal itu, kompetisi beroprasi sebagai proses
selektif di antara perusahaan kapitalis dengan syarat-syarat yang sedang. Hanya
yang paling produktif dan paling aktif bertahan hidup. Mereka yang menjual
terlalu mahal tidak akan mendapat keuntungan sama sekali.
Proletariat adalah para pekerja yang menjual kerja mereka dan tidak
memiliki alat-aat produksi sendiri. Mereka tidak memilik sarana-sarana sendiri
dan pabrik-pabrik sendiri, tetapi marx percaya bahwa ploretariat bahkan akan
kehilangan keterampilan mereka seiring dengan meningkatnya mesin-mesin yang
mengantikan mereka. Karena proletariat hanya memproduksi demi pertukaran,
maka mereka juga konsumen. Karena mereka tidak memiliki sarana-sarana untuk
memproduksi sarana-sarana untuk memproduksi kebutuhan-kebutuhan mereka
sendiri, maka mereka harus menggunakan upah yang mereka peroleh untuk
membeli apa yang mereka butuhkan. Maka dari itu proletariat tergantung
sepenuhnya pada upahnya untuk bertahan hidup. Hal inilah yang membuat
proletariat tergantung pada orang yang memberi upah.
Orang yang memberi upah adalah kapitalis, jelas adalah kapialis adalah
orang-orang yang memiliki alat produksi. Kapital adalah uang yang
menghasilkan lebih banyak uang. Dengan kata lain, kapital lebih merupakan uang
yang di investasikan ketimbang uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dan keingginan manusia.
17
Jadi kapitalisme adalah uang yang menghasilkan lebih banyak uang,
namun Marx mengungkapkan kepada kita bahwa kapital bukan hanya itu : kapital
juga merupakan sebuah resolusi sosial tertentu. dengan kata lain uang hanya akan
menjadi kapital, karena adanya relasi sosial antara proletariat yang bekerja dan
harus membeli produk dengan orang yang menginvestasikan upahnya. Kapitalis
kapital untuk memperoleh keuntunagan terlihat sebagai kekuatan yang di bantu
oleh alam- suatu kekuatan produktif imanen didalam kapital.
Marx sering dijuluki sebagai bapak dari komunisme yang berasal dari
kaum terpelajar dan politikus. Ia memperdebatkan bahwa analisis tentang
kapitalisme miliknya membuktikan bahwa kontradiksi dari kapitalisme akan
berakhir dan memberikan jalan untuk komunisme.
Di lain tangan, Marx menulis bahwa kapitalisme akan berakhir karena aksi
yang terorganisasi dari kelas kerja internasional.“Komunisme untuk kita bukanlah
hubungan yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan cara ideal untuk keadaan
negara pada saat ini. Hasil dari pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya
sendiri secara otomatis. Komunisme adalah pergerakan yang akan menghilangkan
keadaan yang ada pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil
dari yang lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi Jerman-
Eksploitasi
18
Bagi Marx, ekploitasi dan dominasi lebih dari sekedar distribusi
kesejahteraan dan kekuasaan yang tidak seimbang. Ekspliotasi merupakan suatu
bagianpenting dari ekonomi kapitalis. Tentu saja masyarakat memiliki sejarah
eksploitasi, tetapi yang unik dalam kapitalisme adalah bahwa eksploitasi
dilakukan oleh sistem ekonomi yang impersonal dan “objekti”. Kemudian
paksaan jarang dianggap sebagai kekerasan, malah menjadi kebutuhan pekerja itu
sendiri, yang biasaterpenuhi hanya melaui upah, secara ironis Marx
menggabarkan kebebasan upah kerja ini.
19
memberiakan sebuah ibarat, tentang hal ini” kapitalisme merupakan kerja mati,
seperi vampir, yang hiup dengan menhisap kehidupan kerja, dan makan dia hidup,
makin banyak kerja yang dihisapnya”
Agama
Marx juga melihat agama sebagai sebuah ideologi. Dia merujuk pada
agama sebagai candu masyarakat. Marx percaya bahwa agama, seperti halnya
ideologi, merefleksikan suatu kebenaran, namun terbalik. Karena orang-orang
tidak bisa melihat bahwa kesukaran dan ketertindasan mereka diciptakan oleh
sistem kapitalis, maka mereka diberikan suatu bentuk agama. Marx dengan jelas
20
menyatakan bahwa dia tidak menolak agama, pada hakikatnya, melainkan
menolak suatu sistem yang mengandung ilusi-ilusi agama. Bentuk keagamaan ini
mudah di kacaukan dan oleh karena itu selalu berkemungkinan untuk menjadi
dasar suatu gerakan revolusioner. Kita juga melihat bahwa gerakan-gerakan
keagamaan sering berada garda depan dalam melawan kapitalisme(lihat,misalnya,
teologis pembebasan)
Kata ‘sosialisme’ sendiri mucul di Prancis sekitar tahun 1830, begitu juga
‘komunisme’. Kedua kata ini pada awalnya memiliki makna yang selaras, namun
‘komunisme’ segera dipakai oleh golongan sosialis radikal, yang menuntut
penghapusan total hak milik pribadi dan kesamaan konsumsi serta mengharapkan
keadaan komunis itu dari kebaikan pemerintah, melainkan semata-mata dari
perjuangan kaum terhisap sendiri (Frans. 2003:14). Sosialisme pada abad
pertengahan memiliki motif-motif yang erat dengan nilai-nilai religius tertentu,
yaitu Kristen. Terutama dalam pertimbanhan tentang penyambutan Kerajaan
Allah, Orang harus bebas dari keterikatan.
21
dalam perkembangannya. Keyakinan dasar para pemimpin sosialis modern
adalah, secara prinsipil produk pekerjaan merupakan milik si pekerja. Milik
bersama dianggap tuntutan akal budi. Mereka meyakini bahwa masyarakat akan
berjalan jauh lebih baik kalau tidak berdasarkan milik pribadi.
Sosialisme-nya Marx
Pandangan Marx tentang sosialisme bertentanngan dengan konsepsi-
konsepsi sosialisme yang diciptakan Fourier dan Owen – yang menciptakan
‘dunia baru’ dimana setiap orang hidup bahagia. Marx berasumsi bahwa konsepsi
tersebuat hanya angan-angan belaka, karena tidak menunjukkan jalan bagaimana
mencapainya. Semua itu utopia, kata Marx, hanya impian belaka. Disisi lain,
Marx sendiri selalu menolak member gambaran sosialisme. Menurutnya,
sosialisme – ilmiah – tidak dapat “membuat resep bagi dapur umum dimasa
datang”.
22
Penilaian bahwa kapitalisme itu jahat dan sosialisme itu baik tidak berlaku
mutlak, melainkan jika syarat-syarat objektif pengahpusan hak milik pribadi atas
sesuatu itu terpenuhi. Hal ini berarti klaim Marx terhadap sosialisme-nya yang
bersifat ilmiah bisa diterima, karena berdasarkan pengetahuan hukum-hukum
objektif perkembangan masyarakat – yang kemudian tersohor dengan istilah
‘Pandangan Materialis Sejarah’ (Frans. 2003:137).
23
teori sosial, maka dia merumuskan terlebih dahulu teori mengenai materialisme
dialektik (dialectical materialism). Kemudian konsep-konsep itu dipakainya untuk
menganalisa sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakannya materialisme
historis (historical materialism). Dan karena materi oleh Marx diartikan sebagai
keadaan ekonomi, maka teori marx juga sering disebut ’analisa ekonomis terhadap
sejarah’. Dalam menjelaskan teorinya Marx menekankan bahwa sejarah (yang
dimaksud hanyalah sejarah Barat) menunjukkan bahwa masyarakat zaman lampau
telah berkembang menurut hukum-hukum dialektis yaitu maju melalui pergolakan
yang disebabkan oleh kontradiksi-kontradiksi intern melalui suatu gerak spiral ke
atas sampai menjadi masyarakat dimana Marx berada. Atas dasar analisa terakhir
ia sampai pada kesimpulan bahwa menurut hukum ilmiah dunia kapitalis akan
mengalami revolusi -yang disebutnya revolusi proletariat- yang akan
menghancurkan sendi-sendi masyarakat kapitalis tersebut, dan akan meratakan
jalan untuk timbulnya masyarakat komunis.
F. Alienasi
24
milik kaum kapitalis, dan karena mereka yang memutuskan apa yang harus
dilakukan, dapat dikatakan bahwa para pekerja teralienasi dari kegiatan-
kegiatan itu.
Ada beberapa problem dari dalam teori Marx yang harus didiskusikan,
pertama problem yang secara aktual terdapat dalam komunisme. Kegagalan
masyarakat-masyarakat komunis dan perubahanya menjadi ekonomi yang lebih
berorientasi kapitalistis memaksa kita mempersoalkan apakah makna semua ini
bagi peran teori Marxian. Ide-ide Marx kelihatanya telah diuji dan ternyata gagal
25
Problem kedua yang sering dikemukakan adalah tidak adanya subjek
emansipatoris. Inilah ide baru teori Marx menempatkan proletariat di jantung
perubahan sosial yang akan menggiring kepada komunisme, namun pada
kenyataanya, proletariat jarang memperoleh posisi ini dan sering termasuk ke
dalam kelompok-kelompok yang menentang komunisme.
Problem ketiga adalah hilangnya dimensi gender. Salah satu poin utama
teori Marx adalah bahwa kerja menjadi sebuah komodias di bawah kapitalisme,
sementara pada fakta historisnya ini lebih sedikit terjadi pada wanita ketimbang
laki-laki. Untuk tingkat yang lebih luas, kerja laki-laki yang di upah tergantung
pada kerja wanita yang tidak di upah, sebab pertumbuhan tenaga kerja tergantung
kerja wanita yang tidak di upah.
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu diskusi mengenai pendekatan dialektis yang diperoleh Marx dari
Hegel bahwa masyarakat disusun sekitar kontradiksi-kontradiksi yang dapat
dipecahkan hanya melalui perubahan sosial yang nyata. Salah satu dari
kontradiksi-kontradiksi utama yang dilihat Marx ialah diantara Potensi Manusia
dan kondisi Kapitalisme.
Dalam masyarakat kapitalis terdapat konsep komoditas dan kontradiksi
nilai guna dan niilai tukarnya. Dalam hal ini kemampuan modal untuk
menghasilkan keuntungan terletak pada eksploitasi kaum ploletariat. Kontradiksi
tersebut menyebabkan konflik kelas diantara kaum proletariat dan borjuis, yang
pada akhirnya akan menghasilkan revolusi karena proletarianisasi akan
memperbanyak barisan kaum ploretariat.
27
Meskipun dia mengkritik kapitalisme, Marx percaya bahwa kapitalisme
baik dan bahwa kritiknya atasnya adalah dari pesrpektif potensi masa depannya.
Marx merasa bahwa dia mampu memandang dari masa depan potensial
kapitalisme karena konsepsi materialisnya atas sejarah. Dengan memfokuskan
pada kekuatan-kekuatan produksi, Marx mampu memprediksi kecenderungan-
kecenderungan historis yang memungkinkannya mengidentifikasi di mana tidakan
politis dapat menjadi efektif. Tindakan politis da bahkan revolusi dibutuhkan
karena hubungan-hubungan produksi dan ideologi dapat menahan perkembangan
kekuatan-kekuatan produksi yang diperlukan. Menurut pandangan Marx,
perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya akan mendatangkan masyarakat
komunis.
28