Anda di halaman 1dari 8

A.

PENDAHULUAN
1. Tujuan

Untuk mengetahui bahaya incest (pernikahan sedarah) menurut


pandangan medis.

2. Dasar Teori

Inses berasal dari Kata bahasa Inggris incest yang berasal dari incestus
latin, yang memiliki arti umum tidak murni, tidak suci. Adapun dalam
pengertian modern sempit kata sifat yang berasal incest muncul di abad
ke-16. Sebelum adanya istilah latin, incest dikenal di Anglo Saxon sebagai
sib-leger (dari 'kekeluargaan' sibb + leger 'berbohong') atau mǣġhǣmed
(dari kerabat mǣġ', orangtua'+hǣmed' hubungan seksual') tetapi dalam
kurun waktu, kedua kata lebih mengarah pada penggunaan istilah seperti
incester dan incestual.

Incest atau inses dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah


hubungan seksual antara orang-orang yang bersaudara dekat yang
dianggap melanggar adat, hukum dan agama. Inses juga sering diartikan
sebagai hubungan seksual yang terlarang antara kerabat dekat. Kriteria
inses berdasarkan hasil penelurusan bahwa inses merupakan suatu
hubungan seksual yang dilakukan oleh kerabat yang sengat dekat dan
perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang dilarang. Namun,
pengertian hubungan inses maupun ruang lingkupnya belum merupakan
pengertian yang baku di dalam masyarakat karena sesungguhnya batasan-
batasan inses ini sangatlah bervariasi baik menurut pandangan agama,
sosial-budaya, hukum, adat, bahkan kelas sosial yang telah disebutkan
dalam penjelasan sebelumnya.

Apabila dicermati dari berbagai istilah dan kata-kata dari berbagai


bahasa latin, inggris maupun bahasa Indonesia bahasanya arti maupun
makna dari inses hampir memiliki makna yang sama yang mana
mengartikan suatu perbuatan yang berkonotasi kata negatif dan tidak
sesuai atau bertentangan. Inses dimaknai sebagai suatu perbuatan yang

1
dianggap salah, tidak senonoh dan tidak murni. Dalam pengertian tersebut
bahwa inses tidak ada batasan tertentu siapa yang disebut sebagai pelaku
secara spesifik. Bila telah terjadi hubungan seksual di dalam keluarga yang
tidak sepentasnya maka dapat dikategorikan sebagai perilaku inses. Secara
umum ada dua kategori inses. Pertama parental incest, yaitu hubungan
antara orang tua dan anak. Kedua Sibling incest, yaitu hubungan antara
saudara kandung. Kategori incest dapat diperluas lagi dengan
memasukkan orangorang lain yang memiliki kekuasaan atas anak tersebut,
misalnya paman, bibi, kakek, nenek, dan sepupu.

Kategori parental inses merupakan kategori terberat dalam kriteria


inses dimana inses ini merupakan inses yang benar-benar murni dari
hubungan sedarah yang merupakan inti dari keluarga, karena perbuatan
tersebut dilakukan oleh orangtua terhadap anak-anaknya sendiri, siklus
perbuatan inses yang terjadi pada akhirnya akan terulang kembali, dan
inses yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak merupakan perbuatan
yang di kategorikan semakin berat dan dilakukan dengan sering oleh
orangtua karena kekuasaan orang tua yang kuat. Orangtua dan anak yang
terjebak dalam hubungan semacam ini akan mengalami “learned
helplessness” (belajar menerima ketidakberdayaan) dan menjadi submisif
(penurut). Artinya dari waktu ke waktu anak yang melakukan perbuatan
inses cenderung memilih untuk bertahan menghadapi hasrat seksual dari
orangtua dan tidak mampu menolak atau meninggalkan perbuatan tersebut
dengan alasan bahwa keluarga inti yang melakukannya.

Untuk sibling inses juga masih bagian dari inses keluarga inti,
merupakan kriteria kedua setelah parental inses yang mana hubungan yang
dilakukan antara kakak dan adik kandung, fase hubungan inses yang
dilakukan masih dapat dicegah ataupun dihindari dengan dukungan dan
perlindungan dari orangtua, sehingga dampak yang ditimbulkan berbeda
dengan hubungan inses yang dilakukan antara orangtua dan anak. Untuk
family inses merupakan hubungan seksual yang dilakukan oleh kerabat
dekat dimana orang-orang tersebut memiliki kekuasaan atas anak tersebut

2
dan masih memiliki hubungan sedarah baik garis keturunan lurus ke
bawah ataupun ke atas maupun berhubungan darah dalam garis keturunan
menyamping, misalnya paman, bibi, kakek, nenek, keponakan, sepupu,
saudara kakek nenek dan hal tersebut berdasarkan adanya suatu ikatan
keluarga sedarah.

Dari karakteristik inses beberapa hal diatas yang ada bahwasanya inses
dapat digolongkan menjadi perbuatan yang terjadi atas dasar saling suka
dan saling memuaskan (meskipun mengetahui bahwa perbuatan tersebut
merupakan perbuatan yang dilarang, perbuatan tersebut terjadi untuk
membuat senang salah satu pihak, perbuatan tersebut untuk mencegah
pihak untuk melakukan kekerasan terhadap orang lain, perbuatan tersebut
dilakukan akibat tidak berdaya.

Keturunan dari perkawinan sedarah berpeluang sangat tinggi


untuk lahir dengan cacat bawaan serius

Perkawinan sedarah, alias incest, adalah sistem perkawinan antar dua


individu yang terkait erat secara genetik atau garis keluarga, di mana
kedua individu yang terlibat dalam perkawinan ini membawa alel yang
berasal dari satu nenek moyang.

Incest dianggap sebagai masalah kemanusiaan karena praktik ini


membuka kesempatan yang lebih besar bagi keturunannya untuk
menerima alel resesif merusak yang dinyatakan secara fenotip. Fenotip
adalah deskripsi karakteristik fisik Anda yang sebenarnya, termasuk
karakteristik yang tampak sepele, seperti tinggi badan dan warna mata,
juga kesehatan tubuh secara keseluruhan, riwayat penyakit, perilaku, serta
watak dan sifat umum Anda.

Singkatnya, seorang keturunan dari perkawinan sedarah akan memiliki


keragaman genetik yang sangat minim dalam DNA-nya karena DNA
turunan dari ayah dan ibunya adalah mirip. Kurangnya variasi dalam DNA
dapat berdampak buruk bagi kesehatan Anda, termasuk peluang

3
mendapatkan penyakit genetik langka seperti, albinisme, fibrosis
sistik, hemofilia, dan sebagainya.

Efek lain dari perkawinan sedarah termasuk peningkatan infertilitas


(pada orangtua dan keturunannya), cacat lahir seperti asimetri wajah, bibir
sumbing, atau kekerdilan tubuh saat dewasa, gangguan jantung, beberapa
tipe kanker, berat badan lahir rendah, tingkat pertumbuhan lambat, dan
kematian neonatal. Satu studi menemukan bahwa 40 persen anak hasil
hubungan sedarah antara dua individu tingkat pertama (keluarga inti) lahir
dengan kelainan autosomal resesif, malformasi fisik bawaan, atau defisit
intelektual yang parah.

Keturunan dari perkawinan sedarah akan mewariskan penyakit


yang sama

Setiap orang memiliki dua set 23 kromosom, satu set dari ayah dan
yang lainnya diwariskan dari ibu (total 46 kromosom). Setiap set
kromosom memiliki set genetik yang sama berfungsi untuk membangun
Anda artinya Anda memiliki satu salinan dari setiap gen. Poin terpenting
dari yang membuat setiap manusia berbeda dan unik adalah salinan gen
dari ibu bisa sangat bertolak belakang dari salinan yang Anda dapat dari
ayah Anda.

Misalnya, gen yang membuat rambut Anda berwarna hitam terdiri dari
satu versi berwarna hitam dan non-hitam (versi berbeda inilah yang
disebut alel). Gen pembuat pigmen warna kulit (melanin) terdiri dari satu
versi normal dan yang satunya cacat. Jika Anda hanya memiliki gen
pembuat pigmen yang rusak, Anda akan memiliki albinisme (defisiensi
pigmen warna kulit).

Memiliki dua pasang gen adalah sistem yang brilian. Karena, jika satu
salinan gen Anda rusak (seperti contoh di atas), Anda masih memiliki
salinan gen sebagai cadangan. Sebenarnya, individu yang memiliki hanya

4
satu gen rusak tidak otomatis memiliki albinisme, karena salinan yang ada
akan memproduksi cukup melanin untuk menutupi kekurangan.

Akan tetapi, orang-orang yang memiliki satu gen rusak masih dapat
mewarisi gen tersebut pada keturunannya nanti disebut ‘carrier’, karena
mereka membawa salinan tunggal namun tidak memiliki penyakit
tersebut. Disinilah masalah akan mulai timbul bagi keturunan incest.

Jika, misalnya, seorang wanita adalah carrier gen rusak, maka ia


memiliki 50 persen pulang untuk menurunkan gen ini ke anaknya.
Biasanya, hal ini tidak akan menjadi masalah selama ia mencari pasangan
yang memiliki dua pasang gen sehat, sehingga keturunan mereka akan
hampir pasti akan mendapatkan setidaknya satu salinan gen sehat. Tetapi
pada kasus incest, besar kemungkinannya pasangan Anda (yang
merupakan kakak atau adik Anda, misalnya) membawa jenis gen rusak
yang sama, karena diturunkan dari orangtua Anda berdua. Jadi, jika
mengambil contoh kasus albinisme, artinya Anda berdua sebagai orangtua
adalah carrier dari gen pembuat melanin yang rusak. Anda dan pasangan
Anda masing-masing memiliki 50 persen peluang untuk mewariskan gen
rusak pada anak Anda, sehingga nanti keturunan Anda memiliki 25 persen
peluang memiliki albinisme tampak remeh, namun angka ini sebenarnya
sangat tinggi.

Memang, tidak semua orang yang memiliki albinisme (atau penyakit


langka lainnya) pasti merupakan produksi dari perkawinan sedarah. Setiap
orang memiliki lima atau sepuluh gen rusak bersembunyi di DNA mereka.
Dengan kata lain, takdir juga memainkan peran saat Anda memilih
pasangan, apakah mereka akan membawa gen yang rusak sama seperti
Anda atau tidak.

Namun untuk kasus incest, risiko Anda berdua membawa gen rusak
menjadi sangat tinggi. Setiap keluarga kemungkinan besar memiliki gen
penyakit tersendiri (misalnya diabetes), dan perkawinan sedarah adalah
kesempatan bagi dua orang carrier dari gen rusak untuk mewarisi dua

5
salinan gen yang rusak kepada anak-anaknya. Pada akhirnya, keturunan
mereka dapat memiliki penyakit tersebut.

Kurang variasi DNA, sistem tubuh melemah

Peningkatan risiko ini juga dipengaruhi oleh pelemahan sistem imun


tubuh yang dialami anak-anak dari orangtua sedarah akibat kurangnya
variasi DNA.

Sistem kekebalan tubuh tergantung pada komponen penting dari DNA


yang disebut Major Histocompatibility Complex (MHC). MHC terdiri dari
sekelompok gen yang bertugas sebagai penangkal penyakit.

Kunci agar MHC bisa bekerja dengan baik melawan penyakit adalah
memiliki keanekaragaman tipe alel sebanyak mungkin. Semakin beragam
alel Anda, semakin baik tubuh memerangi penyakit. Keberagaman penting
karena setiap gen MHC berfungsi melawan penyakit yang berbeda-beda.
Selain itu, setiap alel dari MHC dapat membantu tubuh mendeteksi
berbagai jenis material asing yang menyusup ke dalam tubuh.

Saat Anda terlibat dalam perkawinan sedarah dan memiliki keturunan


dari hubungan tersebut, anak-anak Anda akan memiliki rantai DNA yang
tidak variatif. Yang artinya, anak-anak hasil hubungan incest memiliki alel
MHC yang sedikit jumlahnya atau keragamannya. Memiliki alel MHC
yang terbatas akan membuat tubuh kesulitan mendeteksi beragam material
asing, sehingga individu tersebut akan lebih cepat jatuh sakit karena sistem
imun tibuhnya tidak dapat bekerja optimal untuk memerangi beragam
jenis penyakit. Hasilnya, orang yang sakit-sakitan.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Narasumber : Dr. Nanang Wibowo, Sp.OG
2. Waktu : Rabu, 13 November 2019 pukul 20.00 WIB
3. Tempat : Mulia Maternity Clinic
4. Hasil Wawancara

6
Insects dalam dunia medis diperbolehkan tetapi akan berisiko terhadap
keturunannya. Incest berisiko karena ketika ada kelainan gen yang sama,
satu membawa penyakit contoh misalnya penyakit hemofili dan ketika
bertemu dengan gen hemofili juga berisiko besar pada anaknya. Yang
dimaksud sedarah ialah Orang yang memiliki garis keturunan yang sama
dan sangat berdekatan. Dampak dari pernikahan sedarah ialah, seperti
Pewarisan sifat hukum mendel ada resesif ada dominan ada kromosom x
ada kromosom y Kalau resesif bertemu dengan yang beda tidak akan
muncul misalnya albino kalau bertemu dengan yang tidak albino dia tidak
muncul tetapi sebagai pembawa (carier) tapi kalau bertemu dengan carier
juga akan muncul. Dalam medis juga tidak ada larangan mengenai
pernikahan sedarah. Tetapi, sebelum pernikahan harus diadakan konseling
bahwa pernikahan sedarah tidak baik bagi kesehatan.

Bahaya Incest Menurut Medis :

a. Risiko bagi kesehatan anak


b. Faktor genetik (cacat lahir dan gangguan mental)
c. Kelainan fisik
d. Albino hingga gangguan saraf otak

Hal Yang Harus Dilakukan Agar Tidak Terjadi Pernikahan Sedarah :

a. Konseling bagi pasangan yang akan menikah


b. Kenalkan silsilah keluarga
c. Jangan pisahkan anak kandung sejak lahir dan pisahkan kamar
anak
d. Terapkan pendidikan agama
C. KESIMPULAN

Incest dianggap sebagai masalah kemanusiaan karena praktik ini membuka


kesempatan yang lebih besar bagi keturunannya untuk menerima alel resesif
merusak yang dinyatakan secara fenotip. Fenotip adalah deskripsi
karakteristik fisik Anda yang sebenarnya, termasuk karakteristik yang tampak

7
sepele, seperti tinggi badan dan warna mata, juga kesehatan tubuh secara
keseluruhan, riwayat penyakit, perilaku, serta watak dan sifat umum Anda.

Singkatnya, seorang keturunan dari perkawinan sedarah akan memiliki


keragaman genetik yang sangat minim dalam DNA-nya karena DNA turunan
dari ayah dan ibunya adalah mirip. Kurangnya variasi dalam DNA dapat
berdampak buruk bagi kesehatan Anda, termasuk peluang mendapatkan
penyakit genetik langka seperti albinisme, fibrosis sistik, hemofilia, dan
sebagainya.

Efek lain dari perkawinan sedarah termasuk peningkatan infertilitas (pada


orangtua dan keturunannya), cacat lahir seperti asimetri wajah, bibir sumbing,
atau kekerdilan tubuh saat dewasa, gangguan jantung, beberapa tipe kanker,
berat badan lahir rendah, tingkat pertumbuhan lambat, dan kematian neonatal.
Satu studi menemukan bahwa 40 persen anak hasil hubungan sedarah antara
dua individu tingkat pertama (keluarga inti) lahir dengan kelainan autosomal
resesif, malformasi fisik bawaan, atau defisit intelektual yang parah.

Anda mungkin juga menyukai