Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MPDA

METODE PEMROGRAMAN EDWARD T. WHITE

KELOMPOK 6

Zahra Afifa
Chusnu Adila M Sawsan Hasya Ath Thahir
Amalia Nanda Syafira

PRODI ARSITEKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
BAB I
PROFIL EDWARD T. WHITE

Edward Timothy White. M. Arch, B. Arch. lahir pada tahun 1942. Saat ini beliau tinggal di
Tallahasse, Florida, United States. Pendidikan White dalam mengenyam bidang Arsitektur yakni
program sarjana pada tahun 1965 dan program master pada tahun 1966 di Universitas Florida.
Beliau menjadi professor di A&M University pada bidang Arsitektur. Selain itu, beliau juga
merupakan arsitek yang telah berlisensi di Florida dan Arizona.
Edward T. White telah memberikan lebih dari seratus workshop menggambar di unit
pendidikan lanjutan kepada arsitek dan desainer interior di sepuluh negara bagian dan berbagai
program studi di luar negeri. Beliau juga merupakan penulis dari 26 literatur di bidang
arsitektur. Beberapa buku yang telah beliau terbitkan yakni Introducion to Architectural
programming, Site Analysis: Diagramming Information for Architectural Design, Concept
Sourcebook-A vocabulary of Architectural Forms, Presentation Teechnique in Architecture, dll.
BAB II

MODEL METODE PEMROGRAMAN WHITE


Programming is getting ready for design merupakan definisi pemrograman menurut
White, yang berarti bahwa pemrograman memberi kesiapan untuk desain. Kaitannya terhadap
bentuk arsitektural, pemrograman sendiri berbeda dan terpisah dengan desain, yaitu
pemrograman menuju pada fakta-fakta kondisi dan pertimbangan yang mempengaruhi dan
menentukan bentuk, sedangkan desain mengarah pada pembuatan bentuk. Menurut White,
kegiatan pemrograman dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Preprogramming, meliputi:
a. Merumuskan dan sepakat dengan klien mengenai proses, peraturan-peraturan dasar
dan tanggapan-tanggapan.
b. Mengkonfirmasi klien tentang program kebutuhan yang memuaskan.
c. Mengumpulkan, mengorganisir, meninjau, dan memeriksa pekerjaaan proyek
sebelumnya.
d. Mendefinisikan informasi yang diperlukan untuk program tambahan.
e. Menentukan dengan klien siapa yang akan memberi informasi.
f. Mengumpulkan informasi yang tergantung dan menyusun urutannya.
g. Membentuk tim pemrograman dan mengarahkan anggota pada proses yang diikuti.
h. Menjadwalkan tahap pekerjaan.
2. Programming, meliputi:
a. Mengumpulkan infomasi.
b. Menganalisis, mengevaluasi, mengkoreksi, dan mengorganisir informasi.
c. Mendokumentasi hasil.
d. Menyampaikan informasi pada sumber-sumber untuk meninjau kembali dan meminta
persetujuan.
e. Meninjau kembali hasil yang disetujui dengan administrasi klien.
f. Menguji kebutuhan ruang terhadap anggaran belanja.
g. Mengulangi kembali informasi ruang yang diperkenankan ke sumber-sumber bila perlu.
h. Menggali maksud-maksud desain dan perencanaan.
i. Meninjau asumsi perencanaan dengan klien.
j. Membuat persepsi sebagai pengarah untuk desainer.
k. Merancang alternatif konsep-konsep organisasional untuk bangunan.
l. Meninjau program keseluruhan dengan klien.
3. Post programming, meliputi:
a. Memproduksi dokumen pemrograman.
b. Mendistribusikan dokumen seperti yang dibutuhkan.
c. Memberikan presentasi pada program yang layak.
d. Membuat transisi untuk desain skematis.
BAB III

PEMBAHASAN PEMROGRAMAN WHITE


BAB IV

KESIMPULAN
Pemrograman White terdiri dari 3 kegiatan pemrograman yaitu preprogramming,
programming dan post programming. Pemrograman ini lebih menekankan pada kualitatif
produk dan proses. Selain itu, juga menekankan pada periaku pengguna dari bangunan, filosofi
bangunan, dan sejarah dari bangunan tersebut. Klien yang dimaksud pada pemrograman ini
yaitu owner bangunan. Owner dapat berupa user bangunan maupun bukan user. Pemrograman
ini juga menekankan pada hubungan antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya yang
ditendai dengan adanya faktor tradisional dan non-tradisional.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai