A. KASUS
Sebuah ruang rawat inap bedah di rumah sakit tipe C mempunyai 25 perawat
dengan latar belakang ners 4 orang, D3 keperawatan 13 orang, kemudian 8 perawat
lulusan SPK, kapasitas tempat tidur 36, BOR 78%. Semua perawat di ruang tersebut
belum pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan bedah, sementara itu
belum semua perawat memahami mengenai MAKP. Dalam ruangan tersebut,
terdapat konflik antar perawat. Seseorang ditunjuk oleh pimpinan RS untuk
membuat perencanaan MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional). Jika
seseorang tersebut sebagai kepala ruang rawat bedah, strategi apa yang harus ia
lakukan dalam menghadapi situasi tersebut?