Anda di halaman 1dari 83

DR. AHSAN, S.KP, M.

KES
KUSWANTORO, S.KP, M.KEP
MAKP
METODE ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL DALAM PENGELOLAAN PASIEN
DI BANGSAL
MENGAPA PERLU METODE PENUGASAN ?

Derajat
Kesehatan

Askep
Perawat Profesional
Pasien

Kepuasan

METODE
PENUGASAN
3
Metode Fungsional

Metode
Metode Tim Penugasan Metode Primer
keperawatan

Metode kasus

Metode Modifikasi
1. METODE FUNGSIONAL
- berorientasi pada penyelesaian tugas tertentu untuk
dilaksanakan kepada semua pasien yg dirawat di suatu
ruangan
- Misalnya : Seorang perawat bertanggung jawab untuk
pemberian obat-obatan, seorang yg lain untuk tindakan
perawatan luka, dll
- Perawat senior menyibukan diri dg tugas manajerial,
perawat pelaksana pada tindakan keperawatan.
KELEBIHAN & KEKURANGAN

 Kelebihan Kekurangan
 Efisien karena dapat  Pelayanan terpisah-pisah
menyelesaikan banya
 Persepsi perawat cenderung
pekerjaan
 Baik untuk RS yg. kepada tindakan
kekurangan tenaga  Menurunkan tanggung jawab
 Memudahkan dalam dan tanggung gugat
mengawasi staf  Hubungan perawat dan klien
sulit terbentuk
STRUKTUR METODE FUNGSIONAL

Kepala Ruang

Perawat Perawat : Perawat : Perawat :


Pengobatan Merawat luka Menyuntik Merawat luka

pasien
HAL – HAL YG HARUS DIPERTIMBANGKAN
8

 Pendekatan fungsional lebih menekankan teknik –


proseduril, TIDAK memperhatikan keberadaan klien
secara utuh dan unik
 Pelayanan terfragmentasi, kesinambungan asuhan
tidak terjamin
 Ada kemungkinan, jenis tugas tertentu tidak
teridentifikasi sehingga luput dari perhatian staf
METODE KASUS

 perawat bertanggung jawab thd pasien tertentu yg


didasarkan rasio satu perawat untuk satu pasien untuk
periode tertentu.

 Metode penugasan kasus biasa diterapkan untuk


perawatan khusus seperti isolasi, intensive care, perawat
kesehatan komunitas.
CASE METHOD – TOTAL CARE
 Berpusat pada client/pasien
Perawat bertanggung jawab untuk melakukan asuhan
secara komprehensif thd satu atau sekelompok
pasien pada shift dinas tertentu
  secara konsisten pasien dilayani oleh Perawat yg
sama dalam satu periode / shift dinas
 Dibutuhkan level kompetensi yg tinggi dari
pelaksana asuhan
Kepala Ruang

Staf perawat Staf perawat Staf perawat

Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien


CASE METHOD OF PATIENT CARE FOR AN 8-HOUR
SHIFT

Patient

Nurse 8 hour
-- pelayanan
pelayanan keperawatan
keperawatan dg dg menggunakan
menggunakan
tim
tim yg
yg terdiri
terdiri atas
atas kelompok
kelompok klien
klien dan
dan
perawat
perawat
-- Pembagian
Pembagian tugas
tugas dalam
dalam kelompok
kelompok
dilakukan
dilakukan oleh
oleh pimpinan
pimpinan kelompok/
kelompok/ ketua
ketua
group
group
-- Pemimpin
Pemimpin tim tim didelegasikan/
didelegasikan/ diberi
diberi
otoritas
otoritas untuk
untuk membuat
membuat penugasan
penugasan
TEAM NURSING

Tenaga kep: profesional  Ketua tim


asisten perawat
Tim  sekelompok
teknikal klien
Keuntungan:
a. Memfasilitasi yankep komprehensif
b. Memungkinkan penerapan proses keperawatan
c. Konflik antar staf dpt dikurangi mll pre-conference
d. Proses belajar dlm tim & kembangkan hub interpersonal
15
TEAM.....
Kerugian:
1. Pre-conference sulit dilakukan pada waktu-waktu sibuk
2. Perawat yg belum berpengalaman shg perlu dorongan berlatih
3. Akontabel dlm tim kurang jelas
Kepala Ruang

Ketua Ketua Ketua


Tim Tim Tim

Staf perawat Staf perawat Staf perawat

pasien pasien pasien


METODE PRIMER
 perawat primer bertanggung jawab selama 24
jam sejak klien masuk rumah sakit sampai
pasien dinyatakan pulang

 Ketika perawat primer tidak sedang bertugas,


perawatan diberikan/didelegasikan kepada perawat
asosiet yang mengikuti rencana keperawatan yang
telah disusun oleh perawat primer.

 Setiap perawat primer mempunyai 4-6 pasien


Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang

Perawat Primer

pasien

Perawat
Perawat Perawat
Pelaksana
Pelaksana pelaksana
Jika diperlukan
evening night
days
Metode Modifikasi

YAITU PENGGUNAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


MODIFIKASI ANTARA TIM DAN PRIMER.
• Dalam menerapkan model ini, 2-3 perawat dapat
bekerjasama dalam tim, diberi tanggung jawab penuh
untuk mengelola 8-12 kasus dan tanggung jawab
terbesar dipegang perawat profesional.
• Perawat profesional bertanggung jawab untuk
membimbing dan mendidik perawat non profesional
dalam memberikan asuhan keperawatan.
Memberik
an Tingkat
kepuasan ketergantu
kerja bagi ngan
pelaksanan pasien
ya Kriteria
Pemilihan
Model
Jumlah &
kwalitas Costly –
pelaksana effective
asuhan
Kualitas
asuhan &
kepuasan 20
konsumen
TUJUAN PENGEMBANGAN MPKP

Meningkatkan kualitas asuhan


keperawatan melalui penataan sistem
pemberian asuhan keperawatan baik
struktur, proses dan nilai-nilai yg
diyakini dalam pemberian asuhan
keperawatan
PENGERTIAN MPKP
 Sistem(struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yg
memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan
untuk menopang pemberian asuhan keperawatan
tersebut.
JENIS MPKP
Spesialis dan Doktoral keperawatan
MPKP III  Riset

Tenaga Spesialis Keperawatan sbg


Konsultan,  Bimbingan Riset
MPKP II I Sp : 10 PP

Karu dan Ka Tim  Ners


MPKP I  Metode Tim Primer

Semua Tenaga minimal D3


MPKP Pemula Keperawatan
JENIS MPKP
1. MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL III
Tenaga perawat yg akan bekerja di ruangan ini
semua profesional dan ada yg sudah doktor,
sehingga praktik keperawatan berdasarkan evidence
based.
Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian
keperawatan, khususnya penelitian klinis.
2. MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL II
• Tenaga perawat yg bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan
spesialis yg dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer.
• Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan
melakukan penelitian keperawatan.

3. MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL


I
• Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan,
metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan.
• Metode yg digunakan pada model ini adalah kombinasi metode
keperawatan primer dan metode tim yg disebut tim primer.
4. MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL
PEMULA
Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yg
akan menuju profesional I.

BAGAIMANA
DI RS TEMPAT KITA /
PRAKTEK MAHASISWA ?
Aplikasi
manajemen di ruangan
Dalam kegiatan sehari-hari
dlm MPKP
PILAR 5. Patient Care Delivery
MPKP
1. Professional Value
to r y/
e nsa ds
o mp ewar
3. C reer R
Ca
4. Professional
Relationship
Caring
Relationships ach
pro
t Ap
en
gem
a Planning
an
M
2. Nurse - Patient

Organizing

Nurse – Other Team


Physical Facilities
Actuating Controlling
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PROFESSIONAL VALUE

MANAGEMENT COMPENSATORY PROFESSIONAL PATIENT CARE


APPROACH REWARDS RELATIONSHIP DELIVERY SYSTEM

SISTEM REKRUTMEN 1. Tim Keperawatan MANAJEMEN PENKES KELUARGA


MANAJEMEN ASKEP Fase 1 : Permulaan
1. Orientasi • Rapat
1. Perencanaan • Proses Hubungan
2. Manajemen • Case Conference
Keperawatan Fase 2 : Keterampilan
2. Pengorganisasian Kinerja 2. Tim Kesehatan • Pedoman ASKEP Merawat Klien
3. Pengarahan 3. Standar Kinerja • Rapat • Pedoman Fase 3 : Aplikasi Perawatan
4. Pengendalian 4. Pengembangan • Case Conference Komunikasi Fase 4 : Mempertahankan
SDM
• SOP / IK peran serta
keluarga dalam
merawat klien
di keluarga /
masyarakat
FUNGSI MANAJEMEN
1. Struktur organisasi
2. Daftar Dinas Ruangan
disusun berdasarkan tim
3. Daftar Pasien
1. Perumusan filosofi,
fisi, misi, tujuan
1. Audit struktur
2. Audit proses
3. Audit hasil
2. Menyusun
Kebijakan

1. program motivasi,
2. Menetapkan standart
3. Penyusunan Standart 3. menetapkan metode
1. program motivasi, 4. restasi kerja
Kinerja, 5. tindakan korektif
2. manajemen konflik,
3. Supervisi
4. Pengembangan Sistem
4. pendelegasian,
Informasi Manajemen 5. komunikasi efektif
a. Operan
b. Pre conferen
5. Post conferen
6. Ronde Keperawatan
perencanaan pengorganisasi

Proses Perencanaan : Proses Pengorganisasian :


1. Menyusun struktur
1. perumusan filosofi, visi,
2. Penyusunan jadual dinas
misi, tujuan 3. Daftar alokasi pasien
2. penyiapan perangkat

pengarahan pengendalian

Proses Pengarahan : Proses Pengendalian :


1. operan Indikator mutu yg merupakan output adalah
2. pre dan post conference
BOR, LOS, TOI, Audit dokumentasi
3. motivasi
4. pendelegasian keperawatan, infeksi nosokomial, angka
5. supervisi cedera , kepuasan klien
6. Discharge planning
4. Penyiapan perangkat MPKP
 Perangkat yang disusun 1. penentuan 10 (sepuluh)
dalam bentuk : diagnosa yg sering muncul
a. Visi, misi, filosofi 2. Format pendelegasian,
b. SAK, SOP 3. Format discharge planning,
4. format audit dokumentasi,
c. Organisasi Job dis
5. format penghitungan BOR,
d. kartu anggota Tim, LOS, TOI
e. Format catatan harian
f. Format pengkajian
PERENCANAAN
 Filosofi
statemen yang mencerminkan nilai-nilai, visi, dan
misi dari suatu organisasi
visi : dirancang untuk mengilhami dan memotivasi

karyawan untuk mencapai suatu kondisi yg


diinginkan.
Misi : arahan dalam mewujudkan visi dan

dinyatakan
 Contoh :
 Visi :

Menjadi ruangan terbaik di rumah sakit A

 Misi
 Menggunakan Teknologi terkini dalam P
pelayanan E
 Menggunakan komunikasi terbaik dalam R
keperawatan E
 Menyediakan pelayanan sepenuh hati
N
C
A
N
A
A
Menyusun Kebijakan, P
E
1. kedisiplinan,
R
2. aturan dinas,
E
3. Rotasi,
N
 JENJANG KARIR ?
C
* PERAWAT AHLI (S1)
A
* PERAWAT TRAMPIL (D3)
N
A
A
N
Penyusunan Standart Kinerja,
1. SOP
2. SAK P
3. Protap E
4. norma-norma moral
5. etika,
R
6. keberadaan ditempat tugas sesuai dengan jam E
kerja N
7. kesediakan bekerja lembur apabila diminta, C
8. kewajiban melapor kepada atasan apabila A
seseorang terpaksa mangkir atau sakit,
9. kesediaan ditempatkan dimanapun organisasi N
beroperasi A
A
N
Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen P
E
R
Contoh : E
Otomatisasi/komputerisasi N
C
A
N
A
A
N
PERENCANAAN

Fokus pada Asuhan Keperawatan


1. Koordinator
o Asuhan Keperawatan
o Supervisi
o Unit lain yg terkait
2. Ketua tim (Perawat Primer / PN)
o Asuhan Keperawatan
o Supervisi perawat tim
3. Perawat pelaksana (Perawat Asosiet/PA)
o Asuhan Keperawatan
Rencana Harian Kepala Ruangan
Nama : Ruangan: Tanggal:
Jumlah perawat: Jumlah pasien:

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek SDM dan sarana
prasarana.
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan
perhatian khusus
10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
Perawat 1 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 2 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 3 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil

12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi
Ishoma

13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore,


malam dan esok hari sesuai tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference

14.00 Operan
Rencana Harian Ketua Tim
Nama Perawat: Ruangan: Tanggal:
Nama pasien:
1. ________________ 4. ______________
2. ________________ 5. ______________
3. ________________ 6. ______________
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1 orang)

08.00 Pasien 1…………………………(tindakan)


Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasien 3…………………………..(tindakan)
09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan kebutuhan)
Perawat 1.......................................(nama)
…………………………………..(tindakan)
Perawat 2.......................................(nama)
.......................................................(tindakan)
10.00 Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok
11.00 Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasin 3…………………………..(tindakan)
12.00 Membimbing pasien untuk latihan makan sendiri, cek pemberian obat
Ishoma
13.00 Post conference dan menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
14.00 Operan
Rencana Harian Perawat Pelaksana
Nama perawat : Ruangan : Tanggal:
Nama pasien :
1. _____________ 4. ___________________
2. _____________ 5. ___________________
3. _____________ 6. ___________________
Waktu Kegiatan Ket
07.00 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang)
Membimbing makan dan memberikan obat (dinas pagi)

08.00 15.00 22.00 Pasien 1……………………………(tindakan)


Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)
09.00 16.00 23.00 Pasien 4……………………………(tindakan)
Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)
10.00 17.00 24.00 Pasien 1……………………………(tindakan)
Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)
11.00 18.00 05.00 Pasien 4……………………………(tindakan)
Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)
12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Istirahat
13.00 20.00 06.00 Post Conference (jika tim lebih dari satu orang) dan dokumentasi askep

14.00 21.00 07.00 Operan


PENGORGANISASIAN

1. Struktur organisasi
2. Uraian tugas
3. Pengaturan Daftar Dinas Ruangan
4. Daftar Pasien
5. Klasifikasi Pasien
METODE MODIFIKASI KEPERAWATAN PRIMER

KEPALA RUANGAN

KETUA TIM KETUA TIM KETUA TIM


Perawat Primer Perawat Primer Perawat Primer

ANGGOTA TIM ANGGOTA TIM ANGGOTA TIM


Perawat Associate Perawat Associate Perawat Associate
Pagi, Sore, Malam Pagi, Sore, Malam Pagi, Sore, Malam
JADUAL DINAS
NAMA APRIL
Koordinator
1. Betty
Tim I
1. Ani
2. Tono
3. Nana
4. Edo
5. Wisnu
6. Ela
Tim II
1-7
Tim III
1-7
Jumlah
Pagi
Sore
Malam
METODE PENUGASAN
ASUHAN KEPERAWATAN
No. NAMA DOKTER PERAWAT PERAWAT 19 MEI 2012
PASIEN PRIMER / PELAKSANA
KA TIM AN / PA PAGI SORE MALAM

TIM I
1. Ani dr. Sr.Wiwi K. Ketut Ketut Cilik* Paulus
2. Tono Rahmat Sr.Wiwi K. Cilik Ketut* Cilik* *
3. Henry dr. Sr.Wiwi K. Juju Juju Cilik* Paulus
4. Saodah Rahmat Sr.Wiwi K. Kalih Juju* Kalih *
5. Minah dr. Sr.Wiwi K. Paulus Wiwi Kalih* Paulus
Rahmat K.* Kalih* *
6. Tuti Sr.Wiwi K. Wiwi K.
dr. Jun Wiwi K. Paulus
dr. Jun *
TIM II dr. Jun Paulus
Paulus
TIM III *
P
3. Pengarahan
E
1. Motivasi
N
2. Manajemen konflik,
G
3. Supervisi
A
4. Pendelegasian
R
5. Komunikasi efektif
A
a. Operan
H
b. Pre conferen
A
c. Post conferen
N
d. Ronde Keperawatan
PENGARAHAN
1. Komunikasi
 Operan

 Per – conference

 Post – conference

 Interaksi Perawat - Klien

2. Motivasi
 Berpikir positif

 Greeting (salam)

 Reinforcement (pujian)

3. Supervisi
 Langsung (observasi pelaksanaan)

 Tidak langsung (dokumentasi / laporan)


OPERAN (TIMBANG TERIMA)

Pengertian adalah suatu cara dlm


menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) berkaitan dng
keadaan pasien
SBAR (situasi, begroud, analisis,
rekomendasi)
TUJUAN UMUM

Mengkomunikasikan keadaan
pasien dan menyampaikan
informasi yg penting
TUJUAN KHUSUS

1. Menyampaikan kondisi /
keadaan pasien

2. Menyampaikan hal-hal penting

3. Tersusunnya rencana kerja


untuk dinas berikutnya
MANFAAT

Bagi Perawat
1. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
2. Meningkatkan kerja sama antar perawat
3. Meningkatkan rasa tanggung jawab
4. Asuhan keperawatan berkesinambungan
BAGI PASIEN
1. Pasien dapat menyampaikan masalah secara
langsung bila ada yg belum diungkapkan

2. Memberikan kepercayaan pada pasien thd


perawat dan pelayanan keperawatan
OPERAN
 Malam ke pagi koordinator
 Pagi ke sore koordinator
 Sore ke malam Penanggung jawab sore
ISI OPERAN :
1. Dibuka oleh Koordinator
2. Meminta penanggung jawab masing-masing Tim
mengoperkan pada Tim berikut
3. a. PJ tim pagi melaporkan ASKEP pasien pagi dan tindak lanjut
sore dan malam
b. PJ tim sore melaporkan ASKEP pasien pagi dan sore serta tindak
lanjut malam
c. PJ tim malam melaporkan ASKEP pasien sore dan malam dan
tindak lanjut
4. Tim pagi melakukan klarifikasi
5. Doa bersama
6. Keliling melihat pasien : validasi kondisi dan jumlah serta mengenalkan
PJ Tim (Perawat) yg akan pertugas pada shif
berikutnya.
2.OPERAN (TIMBANG
TERIMA) PASIEN

DIAGNOSIS MEDIS MASALAH DIAGNOSIS KEPERAWATAN


KOLABORATIF (DATA) (DATA)

RENCANA TINDAKAN

YG TELAH DILAKUKAN YG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN KEADAAN
PASIEN

MASALAH:
1. TERATASI
2. BELUM
3. SEBAGIAN
4. BARU
PRE CONFERENCE

 Dipimpin oleh Katim atau PJ tim


 Isi conference
o Rencana tiap perawat (rencana harian)
o Tambahan rencana dari Katim atau PJ tim
POST CONFERENCE
 Dipimpin oleh Katim atau PJ tim
 Isi Conference
o Hasil ASKEP tiap perawat
o Hal penting untuk operan (tindak lanjut)
RONDE KEPERAWATAN

Kegiatan yg bertujuan untuk


mengatasi masalah, melibatkan
pasien dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
TUJUAN

Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berpikir kritis
Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis
2. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
keperawatan
4. Tindakan keperawatan sesuai kebutuhan pasien
5. Rencana asuhan keperawatan sesuai kebutuhan
pasien
6. Meningkatkan kemampuan justifikasi
7. Menilai hasil kerja
KRITERIA PASIEN

1. Pasien dg masalah yg belum


teratasi

2. Pasien dg kasus baru atau


langka
MANFAAT
1. Masalah pasien dapat teratasi

2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

3. Komunikasi keperawatan yg profesional

4. Terjalin kerjasama

5. Dapat melaksanakan MPKP dg benar


PP 4. RONDE KEPERAWATAN
TAHAP PRA RONDE
1. PP PENETAPAN
PASIEN PROPOSAL
2. PERSIAPAN
PASIEN:
• INFORMED CONSENT RESUME KEPERAWATAN
• HASIL PENGKAJIAN/ • KARAKTERISTIK PASIEN!

INTERVENSI DATA • APA MASALAH?


• CROSS CHEK DATA YANG
MENDUKUNG MASALAH!
3. PENYAJIAN
• BAGAIMANA INTERVENSI YG TELAH
MASALAH
DIBERIKAN?
•BAGAIMANA PERKEMBANGANNYA?

Tahap Ronde pada bed pasien


4. VALIDASI DATA (BED PASIEN

5. DISKUSI KARU, PP, PERAWAT


KONSELOR (NURSE STATION)
Tahap Ronde pada bed pasien

MASALAH TERATASI 6. KESIMPULAN & REKOMENDASI


(KARU)
5. SUPERVISI
Tujuan &
KARU
Instrumen Supervisi

PENDELEGASIAN
Kinerja:
1. Pelaksanaan ASKEP
2. Dokumentasi
3. Timbang Terima PERAWAT PRIMER R: Responsibility
4. Sentralisasi Obat A: Accountability
5. Ronde Keperawatan
A: Authority
KUALITAS
1. Peningkatan Kualitas
3 F: 2. Keuntungan
F: Fair 3. Eksistensi RS
F: Feed Back 4. Kepuasan Kerja
F: Follow Up Perawat
5. Kepuasan Pelanggan
6. Standar
PENGAWASAN

Koordinator
1. Rencana Harian (tdk langsung)
2. Struktur Organisasi (tdk langsung)
3. Jadual Dinas (tdk langsung)
4. Operan (langsung)
5. Supervisi (langsung)
6. Laporan bulanan (tdk langsung)
Ketua Tim
 Rencana Harian (tdk langsung)
 Pre – conference (langsung)
 Post – conference (langsung)
 Supervisi perawat tim (langsung)
 Jadual Dinas (tdk langsung)
 Daftar pasien (tdk langsung)
 Tindakan keperawatan ( tdk langsung)
 Interaksi perawat – pasien (langsung)
 Dokumentasi ASKEP (tdk langsung)
Perawat Pelaksana
1. Rencana Harian (tdk langsung)
2. Tindakan Keperawatan / Interaksi Perawat – Pasien
(langsung)
3. Dokumentasi ASKEP (tidak langsung)
PENGENDALIAN

1. Indikator Mutu
• BOR • NIRate
• LOS
• TOI • Dekubitus Rate
• MR • Angka Pasien Jatuh

2. Audit Dokumen ASKEP


3. Kepuasan Pasien / Keluarga
4. Survey Masalah Keperawatan
INDIKATOR-INDIKATOR PELAYANAN
RUMAH SAKIT
1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan
tempat tidur)
 BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient
service days to inpatient bed count days in a period under
consideration”.
 Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
 Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
 Parameter BOR yg ideal antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
 Rumus : (jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode)
2. ALOS (AVERAGE LENGTH OF STAY = RATA-
RATA LAMANYA PASIEN DIRAWAT)
 ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average
hospitalization stay of inpatient discharged during the
period under consideration”.
 ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama
rawat seorang pasien.
 Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan
hal yg perlu pengamatan yg lebih lanjut.
 Secara umum nilai ALOS yg ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005).
Rumus : (jumlah lama dirawat)
(jlh pasien keluar (hidup + mati)
3. TOI (TURN OVER INTERVAL = TENGGANG
PERPUTARAN)

 TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana


tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya.
 Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur.
 Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3
hari.
 Rumus : ((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)

(jlh pasien keluar (hidup + mati))


4. BTO (BED TURN OVER = ANGKA PERPUTARAN TEMPAT
TIDUR)

 BTO menurut Huffman (1994) adalah “…the net effect of


changed in occupancy rate and length of stay”.
 BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
 Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata
dipakai 40-50 kali.
 Rumus : Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)

(jumlah tempat tidur)


5. NDR (NET DEATH RATE)
 NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian
48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita
keluar.
 Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit.

 Rumus : Jumlah pasien mati > 48 jam × 100%


(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
6. GDR (GROSS DEATH RATE)

 GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian


umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Rumus : Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
MENGHITUNG TENAGA PERAWAT
1. Rasio : keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun
1979 ttg ketenagaan RS

Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT

A&B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1

C 1/9 1/1 1/5 ¾

D 1/15 1/2 1/6 2/3

Khusus Disesuiakan

Keterangan :
TM = Tenaga Medis TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis
B. CARA DEMAND
 Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan
yg memang nyata dilakukan oleh perawat.
 Menurut Tutuko (1992) setiap klien yg masuk ruang gawat darurat
dibutuhkan waktu sebagai berikut:
 Kasus gawat darurat : 86,31 menit
 Kasus mendesak : 71,28 menit
 Kasus tidak mendesak : 33,09 menit

No Jenis pelayanan Rata – rata jam perawatan / hari

1 Non bedah 3,4

2 Bedah 3,4

3 Campuran bedah dan non bedah 3,5

4 Pos partum 3,0

5 Bayi baru lahir 2,5


C. CARA GILLIES
 Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga
keperawatan di satuy unit perawatan adalah sbb :
 Keterangan :

A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari


B = rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yg dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yg diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yg dibutuhkan untuk unit tersebut
PRINSIP PERHITUNGAN RUMUS
GILLIES:
a) Perawatan langsung, adalah perawatan yg diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara
khusus dg kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care,
total care dan intensive care.
Menurut Minetti Huchinson (1994) kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien adalah empat
jam perhari sedangkan untuk:
 self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
 partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
 Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jam
 Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
b) Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan,
memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dg anggota tim, menulis dan membaca catatan
kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit (Gillies, 1989, h
245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, h. 245) = 60
menit/ klien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/ pasien
(Gillies, 1994)
c) Pendidikan kesehatan yg diberikan kepada klien meliputi: aktifitas, pengobatan serta tindak
lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yg dibutuhkan untuk
pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari.
v Rata-rata klien per hari jumlah klien yg dirawat di suatau unit berdsasarkan rata-ratanya atau
menurut “ Bed Occupancy Rate” (BOR) dg rumus:
o Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100%
 Jumlah tempat tertentu x 365

 Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari


LANJUTAN
 Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari,
hari minggu= 52 hari dan hari sabtu = 52 hari. Untuk hari
sabtu tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan
hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya,
hari libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari.
 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu
(kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari
kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam
perhari)
 Jumlah tenaga keperawatan yg dibutuhkan di satu unit harus
ditambah 20% (untuk antisiapasi kekurangan/ cadangan)
D. METODA FORMULASI NINA
Nina (1990) menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.
Contoh pengitungannya: Hasil observasi thd RS A yg berkapasitas 300 tempat
tidur, didapatrkan jumlah rata-rata klien yg dirawat (BOR) 60 %, sedangkan
rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam perhari.
Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga
perawat di ruang tersebut adalah sbb:
1. Tahap I : Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien.
Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari
2. Tahap II : Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien
dalam satu hari. B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200
3. Tahap III : Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam
4. Tahap IV : Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yg
dibutuhkan selama setahun. D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500
Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180.
Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.
5. Tahap V : Didapat E= jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan.E= 985500/
1878 = 524,76 (525 orang) Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun
(365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dg jam kerja efektif
E. METODA HASIL LOKAKARYA KEPERAWATAN
Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989),
rumusan yg dapat digunakan untuk perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan adalah sbb :
 Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan
rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi ada penambahan
pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian
( sedangkan angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah
hari selama satu minggu).
FUNGSI PENGENDALIAN

 Indikator mutu umum


 PENGHITUNGAN LAMA HARI RAWAT (BOR)
 PENGHITUNGAN RATA-RATA LAMA DIRAWAT (ALOS)
 PENGHITUNGAN LAMA TEMPAT TIDUR TIDAK TERISI
(TOI)
 Indikator mutu khusus
 Kejadian infeksi nosokomial
 Kejadian cedera
 Human eror
 Dekubitus

 Kondisi pasien
 Auditdokumentasi asuhan keparawat
 Survey masalah baru

Anda mungkin juga menyukai