Perbandingan Sistem Pendidikan Korea Selatan Dan Indonesia
Perbandingan Sistem Pendidikan Korea Selatan Dan Indonesia
PERBANDINGAN
SISTEM
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
PENDIDIKAN
2015
SEKOLAH
INDONESIA – KOREA
SELATAN
0|Page
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting saat ini. Banyak Negara yang
berlomba-lomba untuk meningkatkan pendidikan di Negara mereka, baik di Negara
berkembang maupun di Negara maju. Mereka berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu
pendidikan di negaranya karena dengan pendidikan yang baik dan bermutu maka, Negara
tersebut nantinya dapat memiliki sumber daya manusia yang cerdas dan unggul sehingga
dapat memajukan Negara mereka.
Dengan pentingnya pendidikan, banyak Negara yang telah memiliki sistem pendidikan
yang sangat baik di dunia, diantaranya, Finlandia, Korea Selatan, Singapore, Amerika dan
lain sebagainya. Namun, walaupun sistem pendidikan di Negara-negara tersebut terkenal
sangat baik didunia, sistem pendidikan mereka berbeda-beda penerapannya. Seperti halnya
Finlandia dimana proses pembelajaran mereka hanya berlangsung dalam kurun waktu
sebentar, berbeda dengan Indonesia dimana siswa dari padi sampai dengan siang bahkan
sore di sekolah untuk belajar, dan berbeda lagi dengan Korea Selatan dimana anak-anak
harus menghabiskan waktu mereka untuk belajar di sekolah maupun di tempat bimbingan
belajar.
Pendidikan di Indonesia mewajibkan anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan
selama 9 tahun, yaitu minimum sampai dengan jenjang sekolah menengah pertama atau
SMP. Hal ini dilakukan untuk memberdayakan sumber daya manusia di Indonesia dan juga
membantu mengentaskan masyarakat Indonesia dari kebodohan dan kemisikinan. Karena
hal ini, pendidikan di Indonesia juga menjadi pilar utama dalam membangun Negara,
sehingga nantinya Indonesia juga tidak kalah saing dengan Negara-negara lainnya.
Sedangkan bagi Negara Korea Selatan, belajar merupakan nomor satu bagi mereka dan
menghafal rumus adalah salah satu trait penting di sini menuju sukses ujian nasional (Seu-
nung). Para siswa di Korea Selatan tidak hanya menghafal rumus-rumus sederhana saja,
namun juga menghafal rumus-rumus penurunan, dan kebiasaan ini berlangsung sampai
universitas juga.
Selain itu, di Korea Selatan anak-anaknya tidak cukup belajar di sekolah saja melainkan
di bimbingan belajar atau bimbel juga. Jika ada murid Korea dan tidak mengikuti bimbel
maka itu merupakan hal yang aneh. Bagi siswa-siwi Korea, mengikuti bimbel (Hagwon)
sepulang sekolah, itu adalah harus.
1|Page
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam analisis perbandingan sistem pendidikan Indonesia dan Korea Selatan ini memiliki
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah letak geografis, jumlah penduduk di Indonesia dan Korea Selatan?
2. Bagaimanakah tujuan pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
3. Bahgaimanakah jenjang pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
4. Bagaimanakah sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
5. Bagaimanakah kurikulum yang berjalan di Indonesia dan Korea Selatan?
6. Bagaimanakah sistem organisasi pengelolaan pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
7. Bagaimanakah sistem penilaian pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
8. Bagaimanakah pembiayaan pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam analisis ini adalah:
1. Mengetahui letak geografis, jumlah penduduk di Indonesia dan Korea Selatan?
2. Mengetahui tujuan pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
3. Mengetahui jenjang pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
4. Mengetahui sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
5. Mengetahui kurikulum yang berjalan di Indonesia dan Korea Selatan?
6. Mengetahui sistem organisasi pengelolaan pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
7. Mengetahui sistem penilaian pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
8. Mengetahui pembiayaan pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan?
D. MANFAAT
Dalam analisis ini ada manfaat yang didapat, yaitu mengetahui perbandingan pendidikan
yang ada di Indonesia dan juga di Korea Selatan. Selain itu, kebaikan sistem pendidikan yang
ada di Korea Selatan dapat dianut atau dipakai oleh Indonesia untuk memajukan pendidikan
di Indonesia.
E. PEMBAHASAN
2|Page
A. Letak Negara Indonesia dan Korea Selatan
Korea Selatan, memiliki luas wilayah daratan keseluruhan adalah 100.032 km² dan
luas perairan hanya 290 km² (Geografi Korea Selatan, 2013). Sedangkan secara letak
astronomis Korea Selatan 33˚06’40” LU sampai 43˚00’39” LU-124˚11’00” BT sampai
131˚52’42” BT. Secara geografis, Korea Selatan berada di bagian timur laut benua Asia
dengan batas Negara di sebelah utara adalah RRC, Selatan adalah Laut Cina Timur, Barat
adalah Laut Kuning dan Timur adalah Laut Jepang (Yahoo). Sedangkan Indonesia secara
astronomis berada pada 6˚ LU- 11˚ LS dan 95˚ BT-141˚ BT. Secara geografis Indonesia
terletak antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Indonesia juga terletak antara
Benua Asia dan Benua Australia.
Secara luas wilayah, Indonesia lebih luas dari pada Korea Selatan, dan hal tersebut
berpengaruh terhadap jumlah penduduknya. Terlihat pada tabel 1 bahwa jumah penduduk
di Indonesia lebih banyak dari pada jumlah penduduk di Korea Selatan. Di Indonesia
jumlah penduduknya berada pada peringkat 4 dari 40 negara mencapai 255.469.700 jiwa,
sedangkan di Korea Selatan berada pada peringkat 27 dengan jumlah 51.462.616 jiwa
Daftar Negara Menurut Jumlah Penduduk, 2015).
3|Page
Korea Selatan. Akan tetapi Indonesia mendapat peringkat yang tinggi sebagai siswa
paling bahagia yang tentu saja berbanding terbalik dengan Korea. Agaknya pendidikan
Indonesia memiliki perbedaan dari Korea, karena siswa Korea dituntut untuk belajar
sepanjang waktu. Berikut perbandingan sistem pendidikan yang ada di Indonesia dengan
Korea Selatan
1. Indonesia
a. Tujuan Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu amanat yang tertuang dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang. Selain itu sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan
efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana terarah dan
berkesinambungan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 pendidikan
Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
b. Jenjang Pendidikan
Pendidikan di Indonesia memiliki 3 jalur pendidikan yang dapat
diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak
jauh. Ketiga jalur pendidikan tersebut, yaitu jalur formal, nonformal dan informal.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
4|Page
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal
meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta
satuan pendidikan yang sejenis.
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pendidikan informal ini berbentuk kegiatan belajar mandiri. Pendidikan informal
diakui setara dengan pendidikan formal dan informal jika peserta didik dinyatakan
lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003, jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,
tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang
pendidikan di Indonesia dapat dilakukan baik secara formal, nonformal maupun
informal. Adapun jenjang pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Pendidikan dasar
5|Page
Pendidikan dasar jalur formal adalah SD atau MI, dan SMP atau MTs.
Berdasarkan peraturan bersama antara Mendikbud dan Menag RI Nomor 7 Tahun
2014, syarat calon peserta didik baru untuk masuk SD atau sederajad adalah
sebagai berikut:
o telah berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 12 (dua belas) tahun wajib
diterima;
o telah berusia berusia 6 (enam) tahun dapat diterima;
o telah berusia berusia 5 (lima) tahun sampai dengan kurang dari 6 (enam)
tahun, dapat dipertimbangkan atas rekomendasi tertulis dari psikolog
profesional; dan
o berusia kurang dari 5 (lima) tahun tidak dapat diterima.
Sedangkan untuk siswa SDLB dapat diterima walau usianya lebih dari 12
tahun. Pendidikan dasar sendiri dapat ditempuh dalam waktu 6 tahun.
Lain halnya dengan calon peserta didik SD atau sederajad, untuk calon peserta
didik SMP atau sederajad tidak dibatasi oleh usia minimal. Akan tetapi dengan
memenuhi syarat seperti berikut:
o telah lulus dan memiliki ijazah/STTB SD/MI/SDLB/Paket A/Pendidikan
Pesantren Salafiyah Ula/sederajat;
o memiliki SKHU SD/SDLB/MI/Program Paket A/Pendidikan Pesantren
Salafiyah Ula/sederajat; dan
o berusia paling tinggi 18 (delapan belas) tahun pada awal tahun pelajaran baru.
- Pendidikan menengah
Pendidikan menengah pada jalur formal adalah SMA, MA, SMK, MAK, dan
SMALB. Syarat calon peserta didik untuk dapat mengikuti seleksi masuk SMA
atau sederajad adalah sebagai berikut:
o telah lulus dan memiliki ijazah/STTB SMP/SMPLB/MTs/Paket B/Pendidikan
Pesantren Salafiyah Wustha/sederajat;
6|Page
o memiliki SKHUN SMP/SMPLB/MTs/Paket B/Pendidikan Pesantren
Salafiyah Wustha/sederajat; dan
o berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada awal tahun pelajaran
baru.
Sedangkan untuk dapat masuk ke sekolah kejuruan, calon peserta didik harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
o telah lulus SMP/MTs/SMPLB/sederajat dan memiliki ijazah;
o memiliki SKHUN SMP/SMPLB/MTs/Paket B/Pendidikan Pesantren
Salafiyah Wustha/sederajat; dan
o berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada awal tahun pelajaran
baru; dan
o memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan spesifik bidang studi
keahlian/program studi keahlian/kompetensi keahlian di SMK/ MAK yang
dituju.
- Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi merupakan pendidikan formal setelah pendidikan menengah
yang dapat berupa program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma (2-4 tahun); sarjana (4
tahun atau lebih); magister, spesialis, dan doktor (2 tahun atau lebih); yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk:
Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas. Perguruan tinggi
berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik,
profesi, dan atau vokasi.
c. Manajemen Pendidikan
i. Kurikulum
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, di Indonesia telah
menerapkan enam kali perubahan kurikulum, yaitu kurikulum 1968,
7|Page
kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 2004, dan yang sekarang berlaku
yaitu KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang dikeluarkan
pemerintah melalui Permen Dinas Nomor 22 tentang standar isi, Permen
Nomor 23 tentang standar lulusan, dan Permen Nomor 24 tentang pelaksanaan
permen tersebut, tahun 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
merupakan revisi dan pengembangan dari kurikulum Berbasis Kompetensi,
atau kurikulum 2004. KTSP lahir karena dianggap KBK masih sarat dengan
beban belajar dari pemerintah pusat, dalam hal ini Depdiknas masih
dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu,
dalam KTSP bahan belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan
pendidikan (sekolah, guru dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi yang ada di
lingkungannya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
bentuk implimentasi dari UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan
standar nasional pendidikan, yaitu: (1) Standar Isi, (2) Standar Proses, (3)
Standar Kompetensi Lulusan, (4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
(5) Standar Sarana dan Prasarna, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar
Pembiayaan, dan (8) Standar Penilaian Pendidikan.
iii. Guru/Personalia
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pada pasal 28, bahwa Pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yang dibuktikan dengan ijazah/sertifikat keahlian yang
relevan, yang dikeluarkan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.
9|Page
Jenis pendidikan guru yang diselenggarakan oleh LPTK yang terakreditasi
dan ditetapkan pemerintah yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG), dengan
kualifikasi akademik:
1) Pendidik pada jenjang Pendidikan Dasar minimum D-IV atau S1
pendidikan dasar
2) Pendidik pada jenjang pendidikan menengaj minimum D-IV atau S1
pendidikan menengah
3) Pendidik pada jenjang pendidikan tinggi minimum S1 untuk program
diploma, S2 untuk program sarjana dan S3 untuk program magister dan
doctor.
2. Korea Selatan
a. Tujuan Pendidikan di Korea Selatan
Pada tahun 1948, di Korea Selatan muncul undang-undang pendidikan yang
merupakan salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea yang berisi salah
satunya tujuan pendidikan Korea Selatan. Tujuan pendidikan Korea Selatan adalah
untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan
terhadap kedaulatan Nasional, menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara,
mengemban cita-cita persaudaraan yang universal, mengembangkan kemampuan
untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokratis dan kemakmuran
seluruh umat manusia, dan menanamkan sifat patriotisme.
10 | P a g e
Pendidikan sekolah dasar selama 6 tahun, dengan grade 1-6 dengan rentan
usia 7-13 tahun. Selama di SD, para murid kelas 1 dan 2 akan belajar mengenai
bahasa Korea, Matematika, Sains, Ilmu Sosial, Seni dan Bahasa Inggris.
Sedangkan untuk kelas 3 hingga 6, ditambahkan PE, pendidikan moral, seni
praktis dan musik (Libchen, 2013).
11 | P a g e
Sekolah tinggi ini ditempuh selama 3 tahun, dengan grade 10-12 dengan
rentan usia 15 atau 16 saat masuk dan lulus sekitar usia 17-19 tahun. Di tahap ini
ada dua jalur, yaitu khusus sesuai dengan minat dan jalur minat. Jalur khusus
misalkan, khusus sains, bahasa asing atau seni dimana para siswa dapat mengikuti
ujian masuk yang sangat kompetitif, contohnya seperti pada drama korea Dream
High (Libchen, 2013).
Selain itu ada dua pilihan, yang pertama adalah sekolah umum dan yang
kedua ada kejuruan dimana mereka daat masuk baik melalui tes ataupun tanpa tes.
Sekolah umum hampir sama seperti SMA di Indonesia, dimana para murid belajar
mata pelajaran inti dan beberapa tambahan dimana nantinya mereka bisa
melanjutkan ke universitas. Sedangkan kejuruan meliputi pertanian, perdagangan,
perikanan dan teknik. Sekolah kejuruan ini memfokuskan para siswanya untuk
bekerja setelah mereka lulus nantinya. Selain itum ada juga sekolah komprehensif
yang merupakan gabungan dari sekolah umum dan kejuruan yang merupakan ekal
bagi para siswa untuk meneruskan ke akademik (junior college) atau universitas
(senior college) (Rochmah, A, 2015).
Pada umumnya, siswa kelas 10 akan mengikuti kurikulum umum nasional,
kemudian di kelas 11 dan 12 mereka akan mempelajari pelajaran yang sesuai
dengan jurusan yang mereka ambil (Libchen, 2013).
- Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi di Korea Selatan berada pada kelas 13-16 untuk
tingkatan universitas (S1) atau akademik (junior college) dan kemudian
dilanjutkan dengan program pasca sarjana (S2/S3) (Rochmah, A, 2015). Di Korea
Selatan banyak perguruan tinggi swasta maupun negri, sekitar 330 perguruan
tinggi. Adapun beberapa perguruan tinggi yang terkemuka di Korea Selatan antara
lain Universitas Korea (Korea University), Universitas Nasional Seoul (Seoul
National University), Universitas Ewha (Ewha Women's University), dan
Universitas Yonsei (Yonsei University).
12 | P a g e
Sedangkan untuk tahun pelajaran di bagi menjadi dua semester :
- Semester I : Awal Maret – pertengahan Juli
- Liburan musim panas : pertengahan Juli – akhir Agustus
- Semester II : akhir Agustus – pertengahan Februari
- Liburan musim dingin : akhir Desember – awal Februari
- Ujian semester II dan kelulusan : awal Februari – pertengahan Februari (satu
minggu)
- Liburan pendek : pertengahan Februari – awal Maret (Libchen
2013)
Di Korea Selatan, memiliki perhitungan tahun untuk kelahiran, jadi sejak bayi
lahir akan dihitung satu tahun. Sehingga untuk usia 6 tahun menurut orang Indonesia
maka di Korea Selatan berumur 7 tahun. Kemudian, saat anak ingin menempuh
pendidikan pra sekolah, para pengajar akan memberikan konsultasi langsung kepada
orang tua yang kemudian nantinya anak tersebut baru diterima sekolah. Anak yang
berusia 6 tahun terhitung 1 Januari diperbolehkan masuk ke sekolah dasar (Tono,
2015).
Sistem pendidikan di Korea Selatan menggunakan usia, bukan pengetahuan, nilai
atau tes. Selain faktor usia, bulan lahir juga menentukan kelas anak tersebut.
Misalkan, Junpyo lahir pada 14 Januari 1994, dan Jihoo lahir pada 12 April 1994.
Mereka berdua memang seumuran, namun mereka tidak pada satu kelas yang sama.
Junpyo harus masuk sekolah terlebih dahulu dari pada Jihoo karena bulan lahirnya
lebih awal. Karena di Korea Selatan, semester pertama dimulai awal Maret sampai
dengan pertengahan Juli, maka Jihoo yang lahir dibulan April tidak dapat sekelas
dengan Junpyo yang lahir di bulan Januari, melainkan Jihoo menjadi adik kelas
Junpyo (Libchen, 2015).
i. Kurikulum
14 | P a g e
Pada tahun 1970an di Korea Selatan dilakukan reformasi pendidikan
dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan
teknologi. Adapun yang dikerjakan oleh guru di Korea Selatan, meliputi empat
langkah, yaitu :
1. Perencanaan pengajaran
2. Diagnosis murid
3. Membimbing siswa belajar dengan berbagai program
4. Tes dan menilai hasil belajar
Di sekolah menengah tidak diadakan saringan masuk sekolah karena
adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur provinsi ke sekolah
menengah di daerahnya.
Kurikulum di Korea Selatan dikeluarkan oleh KICE (korea Institute of
Curriculum dan Evaluation) dengan kurikulum standar meliputi: bahasa Korea,
kesenian, kode etik, ilmu pengetahuan sosial, matematika, ilmu pengetahuan
alam, pendidikan kesehatan dan jasmani, music, bahasa asing (Inggris).
iii. Guru/Personalia.
Di Korea terdapat 2 jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik (kelas
13-14) untuk guru SD dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah
menengah. Untuk pendidikan guru negri biaya ditanggung oleh pemerintah.
15 | P a g e
Kemudian, guru nantinya akan mendapatkan sertifikat dari pemerintah,
yaitu sertifikat guru pra sekolah, guru SD dan sekolah menengah. Sertifikat ini
diberikan kepada guru dengan kategori guru magang, guru biasa yang telah
menyelesaikan on job training dan ijin untuk guru magang diberikan kepada
mereka yang telah lulus ujian kualifikasi selama empat tahun dalam bidang
engineering, perikanan, perdagangan dan pertanian.
Ada rotasi mutasi guru setelah lima tahun mengajar. Hal ini dilakukan agar
setiap guru mendapat kesempatan yang adil untuk mengajar di berbagai sekolah
yang baik atau buruk (Libchen, 2013).
Untuk menjadi seorang dosen di junior college harus bergelar master (S2)
dengan pengalaman 2 tahun dan untuk menjadi dosen senior college harus
bergelar doctor (S3).
21 | P a g e
kebijakan teknis, penelitian, dan pengembangan sistem dan metodologi penilaian
pendidikan.
Sesuai dengan fungsinya, Puspendik tidak hanya menyusun kebijakan teknis
pengembangan sistem dan metodologi penilaian pendidikan, tetapi juga melaksanakan
pengukuran akademik, non-akademik, dan seleksi; mengembangkan sistem dan pengelolaan
informasi hasil penilaian pendidikan; dan melaksanakan hasil analisis hasil penilaian
pendidikan, megkoordinasi, memfasilitasi dan mengevaluasi pelaksanaan penilaian
peniddikan.
Untuk melaksanakan fungsinya, Puspendik yang dipimpin oleh seorang kepala pusat,
mempunyai tiga bidang dan satu bagian (Permendikbud No.1 tahun 2012), yaitu:
1. Bidang Penilaian Akademik memiliki tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan
teknis, pengembangan sistem, dan pengukuran akademik serta koordinasi, fasilitasi,
evaluasi dan laporan pengukuran akademik pada semua jenis, jenjang, dan jalur
pendidikan.
2. Bidang Penilaian Non-Akademik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan
kebijakan teknis, pengembangan sistem, dan pengukuruan non-akademik untuk
kepentingan diagnostik, seleksi, dan penempatan serta koordinasi, fasilitasi, evaluasi, dan
laporan pelaksanaan pengukuran non-akademik pada semua jenis, jenjang, dan jalur
pendidikan.
3. Bidang Analisis dan Sistem Informasi Penilaian mempunyai tugas melaksanakan analisis,
pengembangan sistem, pengelolaan, dan penyebarluasan informasi hasil penilaian
pendidikan pada semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan.
4. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan,
kepegawaian, ketatalaksanaan, kerumahtanggan, persuratan dan kearsipan, serta
pengelolaan barang milik negara di lingkungan Pusat.
Korea Selatan
Korea Selatan semenjak tahun 1969 telah menghapus ujian masuk sekolah menengah
pertama, dengan langkah ini 99,2% siswa lulusan SD dapat melanjutkan pendidikan mereka
ke SMP. Pada tahun 1973, ujian masuk SMA juga dihapuskan, tetapi ujian masuk universitas
tetap dilakukan (Pendidikan di Korea Selatan, 2008).
22 | P a g e
Di tingkat sekolah menegah pertama, setiap semester akan diadakan 2 kali ujian evaluasi
dan hasilnya akan dikirim kerumah masing-masing, dan ketika menginjak kelas 3, nilai dan
kemampuan siswa akan dipertimbangan untuk melanjutkan ke SMA. Pada tahap ini wali
kelas akan memberi saran dan petunjuj untuk para siswa melanjutkan ke SMA (Intan, 2014).
Penilaian yang dilakukan oleh Korea Selatan dikenal dengan College Scholastic Aptitude
(CSAT) pada tingkat SMA yang berada di bawah naungan KICE. Tes yang diberikan
meliputi 5 mata pelajaran yaitu bahasa Korea, matematika, bahasa Inggris, ilmu
sosial/alam/kejuruan (sesuai jurusan) dan siswa dapat memilih salah satu bahasa asing seperti
karakter bahasa Cina klasik. Siswa dinyatakan lulus jika nilai mereka diantata 0-200 dengan
100 sebagai nilai minimal mereka, sedangkan untuk mata pelajaran jurusan, mereka harus
mendapatkan nilai minimal 50. Sehingga total nilai yang mereka dapatkan untuk lulus
minimal 250.
Penilaian dalam memasuki universitas ialah kombinasi dari pencapaian selama masa
SMA digabungkan dengan nilai ketika tes skolastik secara nasional (Su-Neung). Rapor ketika
SMA menyumbang 40% dalam penentuan kelulusan (International Recognition Department,
2013)
F. Gaji Guru
Gaji guru dari berbagai negara, dan Korea Selatan menempati urutan kelima sedangkan
Indonesia menempati peringkat ke 30 atau terakhir.
1. Swiss US$ 68.820/tahun 12. Amerika Serikat US$ 41.460/tahun
2. Belanda US$ 57.870/tahun 13. Inggris Raya US$ 41.910/tahun
3. Jerman US$ 53.730/tahun 14. Austria US$ 37.410/tahun
4. Belgia US$ 51.470/tahun 15. Selandia Baru US$ 34.760/tahun
5. Korea US$ 47.340/tahun 16. Portugal US$ 34.590/tahun
6. Irlandia US$ 47.300/tahun 17. Perancis US$ 33.570/tahun
7. Jepang US$ 45.930/tahun 18. Norwegia US$ 33.130/tahun
8. Australia US$ 44.000/tahun 19. Slovenia US$ 32.480/tahun
9. Finlandia US$ 42.810/tahun 20. Swedia US$ 31.610/tahun
10. Denmark US$ 41.710/tahun 21. Italia US$ 31.460/tahun
11. Spanyol US$ 41.520/tahun 22. Islandia US$ 29.480/tahun
23 | P a g e
23. Yunani US$ 25.750/tahun 27. Chili US$ 16.410/tahun
24. ISrael US$ 19.550/tahun 28. Brazil US$ 14.840/tahun
25. Republik Ceko US$ 18.610/tahun 29. Hungaria US$ 14.760/tahun
26. Turki US$ 17.180/tahun 30. Indonesia US$ 2.830/tahun
(Apinino, 2014)
25 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
21 Negara dengan Gaji paling WOW! (2013, October 13). Retrieved November 13, 2015, from
Kampus: http://news.okezone.com/read/2013/10/11/373/880317/21-negara-dengan-gaji-
guru-paling-wow-1
Perbandingan Kurikulum Indonesia, Malaysia, dan Korea Selatan. (2014, December 8).
Retrieved October 30, 2015, from LPMP Banten: http://www.lpmpbanten.net/berita-
item/perbandingan-kurikulum-indonesia-malaysia-dan-korea-selatan.html
Ami Sedghi, George Arnett, MOna Chalabi. (2013, December 3). PISA 2012 Results: Which
country does best at reading, math and science? Retrieved November 2, 2015, from
theguardian: http://www.theguardian.com/news/datablog/2013/dec/03/pisa-results-
country-best-reading-maths-science
Apinino, R. (2014, November 27). Daftar Gaji guru di 30 Negara, RI Peringkat Berapa?
Retrieved November 13, 2015, from Liputan6.com:
http://bisnis.liputan6.com/read/2139613/daftar-gaji-guru-di-30-negara-ri-peringkat-
berapa?p=2
Daftar Negara Menurut Jumlah Penduduk. (2015, November 5). Retrieved November 13, 2015,
from Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_jumlah_penduduk
Geografi Korea Selatan. (2013, April 16). Retrieved November 13, 2015, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Korea_Selatan
Libchen. (2013, July 22). Mengenal Lebih Dalam Tentang Negeri Gingseng-Sistem Pendidikan
Korea Selatan Part.1. Retrieved November 10, 2015, from Sekolah Luar Negeri:
http://konsultanpendidikan.com/2013/07/22/mengenal-lebih-dalam-tentang-negeri-
ginseng-sistem-pendidikan-korea-selatan-part-1/
Liebchen. (2013, July 23). Mengenal Lebih Dalam Tentang Negeri Gingseng-Sistem Pendidikn
Korea Selatan part 2. Retrieved November 10, 2015, from Sekolah Luar Negeri:
http://konsultanpendidikan.com/2013/07/23/mengenal-lebih-dalam-tentang-negeri-
ginseng-sistem-pendidikan-korea-selatan-part-2/
Rochmah, A. (2015, March 10). Sistem Pendidikan di Korea Selatan. Retrieved November 2,
2015, from Konsep/Kurikulum Pendidikan Korea:
http://pendidikannegarakorea.blogspot.co.id/2015/03/sistem-pendidikan-di-korea-selatan-
add_10.html
26 | P a g e
Sistem Pendidikan yang ada di Negara Korea Selatan. (2014, January 25). Retrieved November
12, 2015, from http://dewiratnaningsih94.blogspot.cm/2014/01/sistem-pendidikan-yang-
ada-di-negara
Tono, K. (2015, July 20). Makalah Sistem Pendidikan di Korea Selatan. Retrieved November 10,
2015, from Makalah Pendidikan Sekolah Dasar: http://aaktono.blogspot.co.id/2015/07/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
Hayati, Sri, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP dan MTs Kelas VIII
Standar Isi 2006. Jakarta: Erlangga.
---. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf, diakses 11 Nopember 2015
---. Peraturan Bersama Antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014. http://disdikhss.net/wp-
content/uploads/2015/01/permen_ppdb.pdf, diakses 11 Nopember 2015
Susilowati, Rieny. 2013. Standar Pengelolaan Pendidikan.
http://rienysusilowati.blogspot.co.id/2012/12/standar-pengelolaan-pendidikan.html,
diakses 16 Nopember 2015
---. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2008.
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Permendiknas66-2008OTK-LPMP.pdf, diakses 17
Nopember 2015
---. Pusat Penilaian Pendidikan Penilaian yang Berkualitas untuk Pendidikan yang Berkualitas.
http://litbang.kemdikbud.go.id/pengumuman/Mengenal%20Puspendik%205%20Jan
%202015-2.pdf, diakses 17 Nopember 2015
---. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
http://sindiker.dikti.go.id/dok/PP/PP%2015%202015%20standard%20nasional
%20pendidikan%20tinggi.pdf, diakses 17 Nopember 2015
---. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Standar Penilaian Pendidikan.
http://pgsd.uad.ac.id/wp-content/uploads/04.-B.-Salinan-Lampiran-Permendikbud-No.-
66-th-2013-tentang-Standar-Penilaian.pdf, diakses 17 Nopember 2015
27 | P a g e
---. Juknis Penetapan KKM di SMA. https://suaidinmath.files.wordpress.com/2011/01/28-juknis-
penetapan-nilai-kkm-_isi-revisi__0104.pdf, diakses 17 Nopember 2015
Pendidikan di Korea Selatan. (2008, Desember 12). Retrieved November 12, 2015, from
pojoktani.blogspot.co.id/2008/12/artikel-pendidikan_382.html?m=1
Intan, K. (2014, October 21). Sistem Pendidikan di Korea Selatan. Retrieved November 12,
2015, from http://kanataintan-san.blogspot.co.id/2014/10/sistem-pendidikan-di-korea-
selatan.html?m=1
28 | P a g e
Lampiran
Tabel 1
29 | P a g e
Tabel 2
Maths, mean score Pisa Reading, mean score Pisa Science, mean score in PISA
Ranking Country name
2012 2012 2012
0 OECD average 494 496 501
1 Shanghai-China 613 570 580
2 Singapore 573 542 551
Hong Kong-
3 561 545 555
China
4 Taiwan 560 523 523
5 S.Korea 554 536 538
6 Macau-China 538 509 521
7 Japan 536 538 547
8 Liechtenstein 535 516 525
9 Switzerland 531 509 515
10 Netherlands 523 511 522
11 Estonia 521 516 541
12 Finland 519 524 545
13 Canada 518 523 525
14 Poland 518 518 526
15 Belgium 515 509 505
51 Chile 423 441 445
52 Malaysia 421 398 420
53 Mexico 413 424 415
54 Montenegro 410 422 410
55 Uruguay 409 411 416
56 Costa Rica 407 441 429
57 Albania 394 394 397
58 Brazil 391 410 405
59 Argentina 388 396 406
60 Tunisia 388 404 398
61 Jordan 386 399 409
62 Colombia 376 403 399
63 Qatar 376 388 384
64 Indonesia 375 396 382
65 Peru 368 384 373
30 | P a g e
Figure 1
31 | P a g e