Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS JANIN HILANG DALAM KANDUNGAN

(CASE REPORT OF PSEUDOCYESIS)


Linda Yanti

PENDAHULUAN
Pseudocyesis merupakan kasus yang langka diberbagai belahan dunia, tidak banyak
literatur medis yang membahas tentang kasus tersebut.1 Sebagian besar kasus
pseudocyesis terjadi pada kelompok usia 20 tahun hingga 44 tahun. Di benua eropa
dan amerika untuk insiden pseudocyesis adalah 1- 6/ 22.000 kelahiran.2 80% kasus
ini ditemukan di negara berkembang seperti india atau afrika dan 50%nya telah di
diagnose psikosis.3 Angka kejadian pseudocyesis di afrika yang dilaporkan adalah 1
dari 344 kehamilan 4 Selama 5 tahun dari 486 wanita dengan distensi perut di Ghana
semua mengatakan telah hamil.
Mayoritas kasus pseudocyesis terjadi pada wanita usia reproduksi dan 80% dari yang
terkena terjadi pada wanita yang sudah menikah. 3 Di Indonesia data prevalensi
tentang pseudocyesis belum terekam dengan baik. Kasus pseudocyesis di Indonesia
hanya berupa fenomena yang berkembang dimasyarakat. Fenomena Pseudocyesis
di masyarakat sering sekali dikaitkan dengan hal mistis, dikarenakan janinnya hilang
secara tiba-tiba sehingga menimbulkan kecurigaan diantara tetangga atau
masyarakat. Penelitian- penelian sebelumnya tentang pseudocyesis sudah pernah
dilakukan, namun lebih banyak membahas tentang aspek biopsikososial dan
mental.3,5
Kasus pseudocyesis jika tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan gangguan
mental (delusional disorder)6. Oleh karena itu diagnose secara dini, penangan yang
tepat perlu diteliti agar tidak mengakibatkan gangguan mental pasien serta konflik
dimasyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji fenomena janin hilang atau
dialam istilah disebut pseudocyesis.

PRESENTASI KASUS
Seorang perempuan berusia 44 tahun datang ke bidan mengeluhkan bahwa janin
yang didalam rahimnya menghilang. Dari hasil pemeriksaan hcg negatif, perut terlihat
kempes, palpasi balottement negatif dan tidak terdengar denyut jantung janin. Enam
bulan sebelumnya pasien pernah melakukan pemeriksaan kehamilan pada bidan
yang sama terlihat dari riwayat rekam medis dinama hasil hasil pemeriksaan hcg
positif, perut pembesar, amenore 3 bulan dan diperkirakan usia kehamilanya adalah
12 minggu, G7 P3 A3 (G:Gravida; P:Paritas; A:Abortus). Pasien juga pernah
melakukan pemeriksaan usg di dokter spesialis obstetric ginekologi dengan hasil usg
tidak terjadi pembesaran pada rahim, tidak terdapat selaput ketuban dan cairan
amnion, tidak ada janin dan denyut jantung janin. Dari hasil wawancara pasien ingin
memiliki anak ke empat akan tetapi saat hamil mengalami keguguran berulang hingga
3 kali, setelah 6 perutnya tiba- tiba kempes, pasien beranggapan bahwa janinnya
hilang karena diambil makluk gaib.

PEMBAHASAN
Pengertian
Pseudocyesis atau kehamilan palsu ini adalah kelainan somatik di mana seorang
wanita mengalami tanda-tanda kehamilan yang dapat dilihat luar atau secara fisik,
meskipun sebenarnya wanita tersebut tidak benar-benar hamil.7,8 Pseudocyesis
merupakan penyakit medis yang terkait dengan permasalahan kejiwaan yang
menyakini bahwa seseorang sedang hamil meskipun sebenarnya orang tersebut tidak
hamil, hal ini dipicu karena desakan untuk hamil.9,10

Faktor Resiko
Umumnya Pseudocyesis dapat terjadi pada wanita dengan status sosial ekonomi
rendah, akses terbatas ke perawatan kesehatan, dan wanita yang mengalami stres
yang dipicu keinginannya untuk hamil. Selain itu juga tekanan dari suami atau
keluarga yang menginginkan keturunan, kerap kali membuat seorang wanita tersebut
menjadi stress dan depresi yang memicu munculnya peudocyesis 11,12. Ovarium
polikistik sindrom juga menjadi salah satu faktor.7,8
Seringnya, Seorang wanita yang mengalami pseudocyesis disebabkan karena sangat
mengingikan kehadiran anak dalam jangka waktu yang lama. Wanita dengan
skizofrenia dan telah mendapatkan pengobatan antipsikotik juga beresiko mengalami
pseudocyesis.3

Tanda Gejala
Pasien dengan pseudocyesis biasanya berkeyakinan bahwa ia sedang hamil, namun
kemudian tiba-tiba hilang, sehingga beranggapan bayinya diambil oleh makhluk
gaib.11 Selain itu juga ada yang mengatakan bahwa janin yang berada didalam perut
telah berpindah ke orang lain atau bagian tubuh lain misalnya punggung oleh karena
sihir dari orang lain.1,2
Pseudocyesis sering menunjukkan berbagai tanda dan gejala kehamilan pada
umumnya, yaitu tidak mendapat menstruasi, adanya mual-muntah, pembesaran
perut, peningkatan berat badan, dan gejala kehamlan lainnya, bahkan kadang kala
hasil tes urin dapat menjadi positif palsu (fals positif), tetapi sesungguhnya tidak
benar-benar hamil, 13,14 dalam beberapa kasus, pasien juga menyatakan mereka
merasakan gerakan janin 4,15. Hal ini membuat beberapa pasien percaya bahwa
dirinya sedang hamil.16 Gejala tersebut umumnya dapat bertahan selama beberapa
minggu atau beberapa bulan, bahkan bisa saja bertahan lebih dari Sembilan bulan. 7
orang awam pada umumnya, bahkan petuag kesehatan kadang-kadang sulit
membedakan antara kehamilan sesungguhnya dengan pseudocyesis.17–20

Patofisiologi
Menurut beberapa literatur masalah psikologi adalah penyebab utama dari munculnya
peudocyesis. Saat seorang wanita ingin hamil, tubuhnya akan mengeluarkan tanda-
tanda yang menyerupai kehamilan asli seperti perut membesar, payudara membesar,
dan bahkan sensasi pergerakan janin dalam perut. Hal itu disebabkan karena kelenjar
hypophyse memberikan respon terhadap keyakinan kehamilan tersebut, yang
menyebabkan jalur katekolaminergik yang mengatur sekresi hormon pada hipofisis
anterior tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga mengakibatkan
ketidakseimbangan hormon. Otak kemudian memproduksi hormon estrogen
serta prolactin yang menimbulkan munculnya rasa mual, muntah dan pembesaran
pada payudara.21
Stress pada wanita yang menginginkan kehamilan akan meningkatkan hormone
serotonin dan menekan hormone dopamine serta norepinefrin sehingga
meningkatkan aktifitas saraf simpatis.7 Peningkatan hormon serotonin akan
mengakibatkan konstipasi, peningkatan berat badan dengan cara penimbunan lemak
dan penimbunan gas di gastrointestinal, sehingga membuat perut membesar.22 Belum
diketahui bagaimana peningkatan hormone Human chorionic gonadotropin yang
menyebabkan hasil test kehamilan pada pasien dengan pseudocyesis menunjukkan
hasil positif. Saat pasien tersebut merasa senang karena kehamilannya, maka
hormone serotonin akan menurun digantikan dengan hormone endorphin. Dopamine
dan norepinefrin meningkat, sehingga menurunkan aktifitas saraf simpatis.
Kembalinya keseimbangan hormone inilah yang memulihkan berbagai kerja organ,
sehingga gas yang tadinya tertimbun di gastro intestinal yang menyebabkan perut
membesar terbuang sehingga perut kembali mengempis.

Pemeriksaan
Pemeriksaan yang sangat valid untuk mendeteksi pseudocyesis adalah pemeriksaan
Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG dapat untuk melihat bagian-bagian janin,
cairan ketuban dan juga denyut jantung janin. 23,24 Pada wanita yang benar hamil
maka pada usia sekitar 6 minggu, hasil konsepsi sudah dapat terlihat melalui
pemeriksaan USG, akan tetapi pada kasus pseudocyesis dapat dipastikan tidak akan
terlihat hasilnya.24 Pemeriksaan fisik seperti palpasi dan perkusi juga bisa dilakukan.
Seorang wanita yang mengalami pseudocyesis menunjukkan sensasi yang kenyal
dan kencang dan saat dilakukan perkusi akan terdengar bunyi hypertympany karena
yang terkandung adalah gas yang menumpuk. 7, 8, 2, 25

Penanganan
Pada pasien yang terindikasi mengalami pseudocyesis sebaiknya segera dibawa di
Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut, salah satunya adalah pemeriksaan USG.
Kerja sama antara ginekolog dan psikiater akan berguna dalam mengatasi masalah
tersebut.3–5,26,27 Dengan diagnosis yang pasti dari ginekologi dan psikiater konflik
dimasyarakat mengenai janin yang hilang secara mistis akan bisa dihindari.
Pseudocyesis juga dapat dicegah dengan menghindari adanya stress dan depresi
serta pendampingan bagi calon ibu hamil karena seringkali kasus ini didasari oleh
depresi sebanyak 40% -60% dan mengakibatkan risiko kematian dini. Jika tidak
dikelola dengan baik akan mengakibatkan kecacatan mental yang menyumbang 4,3%
dari semua penyakit di seluruh dunia baik secara global. 3,28

KESIMPULAN DAN SARAN


Pseudocyesis merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki tanda- tanda
seperti orang hamil pada umumnya akan tetapi sebenarnya orang tersebut tidak
sedang hamil. Manifestasi pseudocyesis yang ditemukan adalah amenore,
pembesaran pada perut, pinggulnya bertambah besar dan yang pating jarang sekali
ditemukan adalah hasil pemriksaan pp test +. Kolaborasi antara ginekologi dan
psikiater perlu dilakukan guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. El Ouazzani B, El Hamaoui Y, Idrissi-Khamlichi N, Moussaoui D. Grossesse
délirante récurrente avec polydipsie : à propos d’un cas. Encephale.
2008;34(4):416-418. doi:10.1016/j.encep.2007.09.006
2. Fouad H. Psychosocial and Cultural Aspects of Epilepsy. Nov Asp Epilepsy.
2011;50(2). doi:10.5772/17530
3. Seeman M V. Pseudocyesis, delusional pregnancy, and psychosis: The birth
of a delusion. World J Clin Cases. 2014;2(8):338. doi:10.12998/wjcc.v2.i8.338
4. Ouj U. Pseudocyesis in a rural southeast Nigerian community. J Obstet
Gynaecol Res. 2009;35(4):660-665. doi:10.1111/j.1447-0756.2008.00997.x
5. Azizi M, Elyasi F. Biopsychosocial view to pseudocyesis: A narrative review.
Int J Reprod Biomed. 2017;15(9):535-542.
6. American Psychiantric Association. DSM V-TR (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders IV Text Revision). Washington, DC: American
Psychiantric Association Press. Woshington DC: American Psychiantric
Association Press; 2000.
7. Tarín JJ, Hermenegildo C, García-Pérez MA, Cano A. Endocrinology and
physiology of pseudocyesis. Reprod Biol Endocrinol. 2013;11(1).
doi:10.1186/1477-7827-11-39
8. Yadav T, Balhara YPS, Kataria DK. Pseudocyesis versus delusion of
pregnancy: Differential diagnoses to be kept in mind. Indian J Psychol Med.
2012;34(1):82-84. doi:10.4103/0253-7176.96167
9. AlfonsoM.D. CA. Pseudocyesis with concomitant medical illness. Gen Hosp
Psychiatry. 1990;12(3):205-206.
10. Dunbar HF. Emotions and Bodily Changes. Am J Psychiatry. 1938.
11. Benzick JM. Illusion or hallucination? Cholecystitis presenting as
pseudopregnancy in schizophrenia [5]. Psychosomatics. 2000;41(5):450-452.
doi:10.1176/appi.psy.41.5.450
12. O’Grady JP1 RM. Pseudocyesis: a modern perspective on an old disorder.
Pubmed. 1989;44(7)(July):500-511.
13. Suririnah. Buku Pintar Kesehatan Kehamilan Dan Persalinan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama; 2009.
14. Zuber T, Kelly J. Pseudocyesis. Am Fam Physician. 1984;30(5):131-134.
15. Paridah M., Moradbak A, Mohamed A., Owolabi F abdulwahab taiwo, Asniza
M, Abdul Khalid SH. We are IntechOpen , the world ’ s leading publisher of
Open Access books Built by scientists , for scientists TOP 1 %. Intech.
2016;i(tourism):13. doi:http://dx.doi.org/10.5772/57353
16. Seeman M V. Antipsychotic-induced amenorrhea. J Ment Heal.
2011;20(5):484-491. doi:10.3109/09638237.2011.586741
17. Ahuja N, Vasudev K LA. Hyperprolactinemia and Delusion of Pregnancy.
Psychopathology. 2008;41:65–68.
https://www.karger.com/Article/Abstract/110628.
18. Hardwick PJ F. Fear, folie and phantom pregnancy: pseudocyesis in a fifteen-
year-old girl. Br J Psychiatr. 1981;139:558–560.
19. Starkman MN, Marshall JC, La Ferla J KR. Pseudocyesis: psychologic and
neuroendocrine interrelationships. Psychosom Med. 1985;47:46–57.
20. Hernandez-Rodriguez I, Moreno MJ, Morano LE BJ. Systemic lupus
erythematosus presenting as pseudocyesis. Br J Rheumatol. 1994;33:400–
402.
21. Koić E, Mužinić L, Crossed D signorCrossed D signević V, Vondraček S,
Molnar S. Pseudocyesis and couvade syndrome. Drus Istraz.
2002;11(6):1031-1047.
22. Giannini, AJ; Black H. Psychiatric, Psychogenic, and Somatopsychic Disorders
Handbook. Garden City, New York: Medical Examination Publishing; 1978.
23. Tekoa L King; Mary C Brucker; Jenifer Fahey; Jan M Kriebs; Carolyn L Gegor;
Varney’s Midwifery. Burlington, MA : Jones & Bartlett Learning; 2015.
24. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Universal Free E-Book Store
Universal Free E-Book Store.; 2014.
25. Kamal A, Rahman W, Laila L, Hakim N. Case Reports on Pseudocyesis. J
Armed Forces Med Coll Bangladesh. 2013;8(1):56-58.
doi:10.3329/jafmc.v8i1.13542
26. Dudek D, Sobański JA. Mental disorders in somatic diseases:
Psychopathology and treatment. Pol Arch Med Wewn. 2012;122(12):624-629.
27. Hoffman BL, Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM BK, FG C. William
Gynecology. Second Edition. Second. New York: McGraw-Hill Medical; 2012.
28. World Health Organization. Mental Health Action Plan 2013-2020. 2013.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/89966/9789241506021_eng.p
df;jsessionid=9D7980F8FE3D7290DEE64223ED6CC9BD?sequence=1.

Anda mungkin juga menyukai