Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKIATRI

GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID

Oleh :

Hadhinah Rasiqah Nasution

100100164

Pembimbing :

dr. Vita Camellia, M.ked.K.J., Sp.K.J.

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Gangguan Kepribadian Skizoid”.

Sepanjang penyusunan makalah ini, banyak pihak-pihak yang


memberikan kontribusi baik sumbangan waktu, ide, tenaga, dan dukungan
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Untuk itu, tidak ada yang
dapat kami sampaikan kecuali rasa terima kasih mendalam kepada semua pihak
yang telah membantu.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
laporan kasus selanjutnya. Terimakasih

Medan, 24 Desember 2014

Penulis
1

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB 1 ......................................................................... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ...................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB 2 ......................................................................... Error! Bookmark not defined.

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2

2.1. Gangguan kepribadian skizoid ........................................................ 2

2.1.1. Definisi .......................................................................................... 2

2.1.2. Etiologi .......................................................................................... 4

2.1.3. Epidemiologi ................................................................................. 4

2.1.4. Diagnosis ....................................................................................... 7

2.1.5. Diagnosa Banding ......................................................................... 8

2.1.6. Prognosis. .................................................................................... 11

2.1.7.
Terapi…………………………………………………………………...6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13


1

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian memiliki jumlah terbanyak sekitar 5% dari hitungan secara kasar tafsiran jumlah
penduduk gangguan jiwa. Penelitian gangguan kepribadian pada remaja dandewasa awal di Desa Sedeng Pacitan,
sampel yang digunakan adalah remaja dan dewasa awaldi desa Sedeng Pacitan yang berusia 18-25 tahun baik itu
laki-laki dan perempuanyang berjumlah 152 orang. Dari hasil penelitian prevalensi gangguan kepribadian, dapat
di rincimmenurutdelapanaspekyaitukepribadian shizoid sebanyak 26 orang (17.10%), gangguan kepribadian paranoidsebanyak 27
orang (17.76%), gangguan kepribadian ambang sebanyak 22 orang(14.4%),gangguan kepribadian anti sosial
sebanyak 29 orang (19.07%) dan gangguan lain sepertikondisi emosional sebanyak 37 orang (24.34%),depresi
sebanyak 35 orang (23.02%) danimpulsif sebanyak 28 orang (18.42%).
Melihat tingginya prevalensi gangguan kepribadianmaka dapat disimpulkan bahwa status kesehatan
masyarakat khususnya remaja dan dewasaawal di desa Sedeng Pacitan menunjukkan pada tingkat
rendah.Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih seringterjadi
adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat dikantor tetanggaatau bahkan dengan
suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang
yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskantingkah
laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu
terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkahlaku, teori tentang kepribadian agar
terbentuk suatu kepribadian yang baik. Sehinggagangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap
individu dapat dihindari (5).

BAB II
1

PEMBAHASAN

2.1 GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID

2.1.1 DEFENISI

Pola perilaku berupa perlepasan diri dari hubungan social disertai kemampuan ekspresi emosi
yang terbatas dalam hubungan interpersonal. Bersifat pervasive, berawal sejak dewasa muda dan
nyata dalam pelbagai konteks (1).

2.1.2 ETIOLOGI

Dalam Wiramihardja (2010) menyebutk an bahwa ahli teori


p s i k o a n a l i s i s berpendapat bahwa schizoid personality disorder dibangun melalui hubungan
ibudan anak yang terganggu, dimana anak tidak pernah belajar untuk memberi
ataumenerima kasih sayang (Blueler, 1942; Klein, 1952). Anak yang
menunjukkanhubungan dan emosi sebagai hal yang berbahaya, selanjutnya mereka berdua
tetap jauh dari oaring lain dan juga perasaan mereka sendiri.
Intervensi
•Diberikan berupa melakukan kegiatan untuk meningkatkan sosialisasi dari pasien itu
sendiri
•Hindari pengisolasian dan perawatan secara institusional
•Libatkan pasien dalam terapi okupasi dan terapi secara berkelompok
•Tingkatkan fungsi klien dalam masyarakat
•Bantu klien untuk mendapatkan manajer kasus (2).

2.1.3 EPIDEMIOLOGI

Prevalensi gangguan kepribadian skizoid belum ditegakkan, tetapi gangguan ini mungkin
mengenai 7,5 persen populasi umum. Rasio jenis kelamin gangguan ini tidak diketahui; sejumlah
studi melaporkan rasio laki-laki banding perempuan adalah 2:1. Orang dengan gangguan ini
condong bekerja sendiri dan tidak melibatkan atau hanya melibatkan sedikit kontak dengan
1

orang lain. Banyak diantara mereka lebih menyukai bekerja malam dibandingkan siang sehingga
mereka tidak harus menghadapi banyak orang (3).

2.1.4 DIAGNOSIS

KRITERIA GIAGNOSTIK DSM-IV-TR GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID

A. Sebuah pola meresap pelepasan dari hubungan sosial dan pembatasan berbagai ekspresi emosi
dalam pengaturan interpersonal, oleh awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks,
seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) dari berikut:

1. tidak keinginan atau menikmati hubungan, termasuk menjadi bagian dari keluarga.

2. hampir selalu memilih aktivitas soliter.

3. memiliki minat sedikit, jika ada, untuk memiliki pengalaman seks dengan orang lain.

4. mengambil kesenangan dalam beberapa, jika ada, kegiatan.

5. kurang dekat kepercayaan selain didakwa kerabat atau teman.

6. muncul acuh tak acuh terhadap pujian atau kritik dari orang lain.

7. menunjukkan emosional dingin, detasemen atau rata efektifitas.

B. Tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan dari skizofrenia , suasana hati dengan fitur
gangguan psikotik , gangguan psikotik yang lain , atau gangguan perkembangan yang luas dan
tidak langsung karena adanya efek fisiologis dari kondisi medis yang umum .

Terapis yang mengingatkan bahwa kriteria tersebut harus ( 1 ) pola yang luas , ( 2 ) dan harus
mulai dari awal masa dewasa .Jika kriteria utama orang orang tidak dapat dicapai , gangguan
kepribadian yang tidak dapat didiagnosis ( ) secara teknis .Jika beberapa kriteria lain yang hadir ,
terapis yang harus mengerti bahwa menata ini melayang ke arah yang tidak diinginkan dan
perilaku maladaptif terkait dengan gangguan .Teknik pengobatan yang diuraikan di bawah ini
akan digunakan untuk bergerak ke arah gaya ini bukan gangguan (4).
1

2.1.5 DIAGNOSA BANDING

Diagnosis diferensial ada beberapa penyakit lainnya yang berisi karakteristik mirip schizoid
dengan gangguan kepribadian .beberapa gangguan orang. Terapis yang didorong untuk
penelitian penyakit ini sama dengan menggunakan dsm-iv-tr .

-Khayalan gangguan , skizofrenia , suasana hati gangguan psikotik dengan fitur .

Perbedaan antara schizoid gangguan kepribadian dan gangguan ketiga adalah yang ketiga adalah
gigih gangguan psikotik schizoid sementara gejala gangguan kepribadian tidak .

-Gangguan autis , gangguan asperger’s .

Gangguan kepribadian schizoid kadangkala sulit untuk membedakan dari kedua gangguan.
Kedua gangguan , akan tetapi , biasanya memiliki gangguan interaksi sosial lebih mendalam.

-Karena adanya perubahan kepribadian secara umum perubahan medis

Diagnosis harus digunakan jika symptomology muncul secara langsung berkaitan dengan
kesehatan secara umum perubahan .

- Schizotypal gangguan kepribadian

Gangguan kepribadian schizoid tidak mengandung kognitif atau gangguan kepribadian dan
distorsi persepsi schizotypal.

-Gangguan kepribadian paranoid .

Gangguan kepribadian schizoid tidak mengandung penuh ketakutan dan kecurigaan saat
keinginan tidak gangguan kepribadian paranoid.

-Menghindari gangguan kepribadian

Menghindari gangguan kepribadian yang bisa membuat elemen dari rasa takut atau malu yang
mendalam yang ditemukan dan mengantisipasi penolakan berlebihan yang tidak memadai
.Gangguan kepribadian schizoid.

-Gangguan obsesif-kompulsif kepribadian.


1

Gangguan obsesif-kompulsif kepribadian berisi banyak ciri-ciri yang sama sebagai gangguan
kepribadian schizoid , tetapi kepribadian yang mendasari gangguan obsesif-kompulsif memiliki
kemampuan dan keinginan untuk keintiman (4).

2.1.6 PERJALANAN GANGGUAN DAN PROGNOSIS

Onset gangguan kepribadian schizoid biasanya terjadi pada masa kanak-kanak awal. Seperti
semua gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian schizoid berlangsung lama. Tetapi tidak
selalu seumur hidup. Proporsi pasien yang mengalami skizofrenia tidak diketahui (3)

2.1.7 TERAPI

Psikoterapi. Terapi pasien dengan gangguan kepribadian schizoid menyerupai pasien dengan
gangguan kepribadian paranoid. Meskipun demikian, kecenderungan pasien schizoid untuk
berintropeksi sesuai harapan psikoterapis, dan pasien schizoid, jika jauh, dapat menjadi pasien
yang setia. Ketika rasa percaya timbul, pasien schizoid dengan keraguan hebat, mengungkapkan
banyak khayalan, teman khayalan, dan rasa takut akan ketergantungan yang tidak
tertanggungkan bahkan menyatu dengan terapis.

Didalam lingkungan terapi kelompok, pasien dengan gangguan kepribadian schizoid


mungkin diam untuk periode yang lama; meskipun demikian, mereka kemudian menjadi terlibat.
Pasien harus dilindungi dari serangan agresif oleh anggota kelompok karena kecondongan
mereka untuk diam. Seiring dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi
pasien schizoid dan mungkin menjadi satu-satunya kontak social didalam keberadaan mereka
yang terisolasi.

Farmakoterapi. Farmakoterapi dengan dosis kecil antipsikotik, antidepresan, dan psikostimulan


efektif bagi beberapa pasien. Agen serotonergik dapat mengurangi sensitivitas pasien terhadap
penolakan. Benzodiazepine mungin berguna untuk menghilangkan ansietas interpersonal (3).

Gejala-gejala skizofrenia dibagi menjadi 2(dua) kelompok :


1. Gejala-gejala primer
(1) Gangguan proses pikiran
1

(2) Gangguan emosi


(3) Gangguan kemauan
(4) Gangguan otisme

2. Gejala-gejala sekunder
(1) Waham
(2) Hallusinasi
(3) Gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain

Skizofrenia dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut PPDGJ III tahun 1993, yaitu :
F 20. 0 Skizofrenia paranoid
F 20. 1 Skizofrenia hebefrenik
F 20. 2 Skizofrenia katatonik
F 20. 3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
F 20. 4 Skizofrenia pasca-skizofrenia
F 20. 5 Skizofrenia residual
F 20. 6 Skizofrenia simpleks
F 20. 7 Skizofrenia lainnya
F 20. 8 Skizofrenia YTT (6)

DAFTAR PUSTAKA
1

1 Elvira d Sylvia and Hadisukanto gitayanti, 2013, edisi kedua, buku ajar psikiatri, badan
penerbit FK UI, halaman : 350.

2. http://www.academia.edu/3776012/Psikollogi_Abnormal_Gangguan_Kepribadian

3. Kaplan dan Sadock, edisi kedua, buku ajar psokiatri klinis, halaman: 370-372

4. http://maretwebproject.com/users/docs/schizoid.pdf

5. http://www.scribd.com/doc/95043672/refrat-GANGGUAN-KEPRIBADIAN#scribd

6. Pedoman Diagnosis dan terapi lab/UPF Ilmu Kedokteran Jiwa, 2003.

Anda mungkin juga menyukai