Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 11

1. Hitunglah panjang gelombang batas spektral atom hidrogen untuk deret Lyman, Balmer
dan Paschen. Tentukan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan jika elektron
bertransisi pada baris keempat deret Paschen
2. Elektron atom hidrogen dalam keadaan 6f.
a) Berapakah nilai n dan l ?
b) Hitunglah energi elektron.
c) Hitunglah besarnya momentum sudut L.
d) Hitunglah nilai Lz yang mungkin pada keadaaan ini.
e) Gambarkan orientasi momentum sudut L yang mungkin.

3. Cari panjang gelombang garis spektral yang bersesuaian dengan transisi hidrogen dari
keadaan n =10 ke keadaan dasar.

4. Elektron dalam atom hidrogen memiliki konfigurasi 3p4, tunjukkan jumlah keadaan yang
mungkin dari elektron tersebut.

5. Turunkan persamaan kecepatan (v) elektron mengelilingi inti atom hidrogen


menggunakan model atom Bohr

Penyelesaian

1.
 Hitunglah panjang gelombang batas spektral atom hidrogen untuk deret Lyman, Balmer
dan Paschen
Langkah 1: Memfokuskan Masalah
Diketahui : deret Lyman, deret Balmer, dan deret Paschen
Ditanya: Panjang gelombang (λ)
Langkah 2 : Menggambarkan keadaan fisis
Untuk mengklasifikasikan garis emisi sesuai tingkat energi akhir pada transisi
seperti diagram tingkat energi dinyatakan sebagai berikut:
Deret Lyman ; dengan n = 2,3,4,.. (daerah ultraungu)
Deret Balmer ; dengan n = 3,4,5,... (daerah cahaya tampak)
Deret Paschen ; dengan n = 4,6,7,.. (daerah inframerah)
dan sebagainya
Langkah 3 : Merencanakan Penyelesaian
Mengacu pada persamaan Deret Spektral Atom Hidrogen

Deret Lyman
𝟏 𝟏 𝟏
= 𝑹 ( 𝟐 − 𝟐)
𝝀 𝟏 𝒏
𝒏 = 𝟐, 𝟑, 𝟒, . ..

Deret Balmer

𝟏 𝟏 𝟏
= 𝑹 ( 𝟐 − 𝟐)
𝝀 𝟐 𝒏

𝒏 = 𝟑, 𝟒, 𝟓, . . ..

Deret Paschen
𝟏 𝟏 𝟏
= 𝑹 ( 𝟐 − 𝟐)
𝝀 𝟑 𝒏
𝒏 = 𝟒, 𝟓, 𝟔, . . ..

Langkah 4 : Penyelesaian

Deret Lyman, ketika 𝑛 = 2

1 1 1
= 𝑅 ( 2 − 2)
𝜆 1 𝑛

1 1 1
= 0,01097 nm ( 2 − 2 )
𝜆 1 2
1
= 0,0082275 𝑛𝑚
𝜆
𝜆 = 121,544 𝑛𝑚
Deret Balmer , ketika 𝑛 = 3

1 1 1
= 𝑅 ( 2 − 2)
𝜆 2 𝑛

1 1 1
= 0,01097 nm ( 2 − 2 )
𝜆 2 3
1
= 0,0015236111 𝑛𝑚
𝜆
𝜆 = 656,335 𝑛𝑚

Deret Paschen ketika 𝑛 = 4

1 1 1
= 𝑅 ( 2 − 2)
𝜆 3 𝑛
1 1 1
= 0,01097 nm ( 2 − 2 )
𝜆 3 4
1
= 0,0017452273 𝑛𝑚
𝜆
𝜆 = 572,991 𝑛𝑚

Langkah 5 : Pengecekan hasil


Jadi, besarnya panjang gelombang pada deret Lyman (n=2) adalah 121,544 𝑛𝑚 , deret
Balmer (n=3) adalah 656,335 𝑛𝑚 dan deret Paschen (n=4) adalah 572,991 𝑛𝑚

 Tentukan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan jika elektron bertransisi pada
baris keempat deret Paschen

Langkah 1: Memfokuskan Masalah


Diketahui :
Untuk deret paschen (n=4,5,6,….). pada kasus ini elektron bertransisi pada
baris keempat sehingga n=7.
Ditanya: Panjang gelombang (λ)
Langkah 2 : Menggambarkan keadaan fisis
Deret Paschen (Sinar Inframerah I/Sinar Inframerah dekat . Pada tahun 1915,
dengan bantuan seorang teknisi, Paschen mengambil masalah garis helium Bohr. Garis
sebelumnya ditafsirkan sebagai seri tajam hidrogen tapi sekarang menjadi helium
terionisasi. Pada awalnya pekerjaannya untuk memeriksa prediksi Bohr dari perbedaan
kecil antara konstanta Rydberg, N, untuk hidrogen dan helium, dan yang terhambat oleh
kelonggaran dari garis. Paschen menemukan bahwa lapisan tertentu dalam glow negatif
di dalam tabung silinder-katoda umum Geissler memberikan spektrum utama tajam dan
lengkap. Menindaklanjuti pengamatan ini, ia mengembangkan tabung katoda berongga
debit, di mana pada kondisi yang tepat retret debit cahaya seluruhnya ke dalam interior
sebagian besar bidang-bebas dari katoda perak

Langkah 3 : Merencanakan Penyelesaian


Deret Paschen berisi spektrum transisi elektron dari kulit lebih luar (n=4,5,6…)
menuju n=3
1 1 1
= 𝑅 (32 − )
λ 𝑛2

Langkah 4 : Penyelesaian
1 1 1
= 𝑅 (32 − )
λ 𝑛2
1 1 1
= 𝑅 (32 − )
λ 72
1
= 𝑅 (0,0907)
λ
1
λ= (1,097 × 107 )(0,0907)

λ = 1,005 × 10−6 m
Langkah 5 : Pengecekan hasil
Jadi , besarnya panjang gelombang elektron bertransisi pada baris keempat untuk
deret Paschen adalah 1,005 × 10−6 m .

2.
Langkah 1 : memfokuskan masalah
Diketahui : nilai keadaan elektron atom hidrogen = 6f
Ditanya : a. Berapakah nilai n dan l ?
b. Hitunglah energi elektron.
c. Hitunglah besarnya momentum sudut L.
d. Hitunglah nilai Lz yang mungkin pada keadaaan ini.
e. Gambarkan orientasi momentum sudut L yang mungkin.

Langkah 2 : Menggambarkan keadaan fisis


Pada mekanika kuantum memberikan pandangan yang berbeda tentang momentum sudut.
Sifat momentum sudut dari fungsi gelombang tiga dimensi dijelaskan dengan dua angka
kuantum. Yang pertama adalah bilangan kuantum momentum sudut l. nomor kuantum ini
menentukan panjang vektor momentum sudut:
L = ħ √l(l + 1)
Yang kedua adalah menggambarkan momentum sudut dalam kuantum mekanika adalah
jumlah kuantum magnetic ml. Nomor kuantum ini memberi tahu tentang satu komponen
dari vektor momentum sudut, yang biasanya pada komponen z. Hubungan antara
komponen z dari L dan bilangan kuantum magnetik adalah
LZ = ml ħ (ml = 0,±1, ±2, .. , ±l)

Langkah 3 : merencanakan penyelesaian


−13,6 𝑒𝑉
a. Energi Elektron : 𝐸 = 𝑛2

b. Momentum Sudut : 𝐿 = √𝑙(𝑙 + 1)ħ


c. 𝐿𝑧 = 𝑚𝐿 ħ
Langkah 4 : penyelesaian
a. n = 6
l=3
−13,6 𝑒𝑉
b. 𝐸 = 𝑛2
−13,6 𝑒𝑉
𝐸= 62

𝐸 = 0,378 𝑒𝑉
c. 𝐿 = √𝑙(𝑙 + 1)ħ

= √3(3 + 1)ħ

= √3(4)ħ
= √12ħ
= 2√3ħ
d. 𝐿𝑧 = 𝑀𝑙 ħ
𝑀𝑙 = −3 → 𝐿𝑧 = −3ħ
𝑀𝑙 = −2 → 𝐿𝑧 = −2ħ
𝑀𝑙 = −1 → 𝐿𝑧 = −1ħ
𝑀𝑙 = 0 → 𝐿𝑧 = 0ħ
𝑀𝑙 = 1 → 𝐿𝑧 = 1ħ
𝑀𝑙 = 2 → 𝐿𝑧 = 2ħ
𝑀𝑙 = 3 → 𝐿𝑧 = 3ħ

e.

Langkah 5 : Pengecekan hasil


Jadi, nilai n adalah 6 dan l adalah 3. Besarnya energi 0,378 𝑒𝑉. Besarnya momentum
sudut 2√3ħ.

3.
Langkah 1 : memfokuskan masalah
Diketahui : Atom Hidrogen tereksitasi dan kembali ke keadaan dasar n1
𝑅∞ = 1,0973731
Panjang gelombang yang dipancarkan λ
Ditanya : Cari panjang gelombang garis spektral yang bersesuaian dengan transisi hidrogen

Langkah 2 : Menggambarkan keadaan fisis


Bila elektron berpindah (transisi) dari lintasan n1 ke n2, maka elektron memancarkan
energi foton sebesar:

E1 – E2 = hf
f = c/ 𝜆 dan E1 = -13,6 eV dan persamaan En = E1/n2 ,dari persamaan tadi akan dihasilkan
persamaan:
ℎ𝑣 = 𝐸𝑛1 − 𝐸𝑛2
1 𝑛2 𝑛2 1 𝑛2 (1)2 𝑛2 −1 1
Maka didapatkan nilai 𝜆 = (𝑛21−𝑛22 ) 𝜆 = ( 𝑛2 −12 ) untuk = 𝜆𝑅
𝑅∞ 1 2 𝑅∞ 𝑛2 ∞

R = tetapan Rydberg = 13,6eV/h.c = 1,097.107 m-1 n1 = lintasan yang dituju n2 = lintasan luar
Deret spektrum hidrogen terdiri dari 5 deret.
Sketsa Keadaan

Langkah 3 : merencanakan penyelsaian


Dengan mengacu pada persamaan ℎ𝑣 = 𝐸𝑛1 − 𝐸𝑛2
1 𝑛2 𝑛2
Maka didapatkan nilai 𝜆 = (𝑛21−𝑛22 ) untuk 𝑛2 = 1
𝑅∞ 1 2

1 𝑛2 (1)2 𝑛2 −1 1
𝜆= ( 𝑛2 −12 ) untuk = 𝜆𝑅
𝑅∞ 𝑛2 ∞

Langkah 4 : penyelesaian
1 𝑛2 (1)2
𝜆= ( 𝑛2 −12 )
𝑅∞

1 102 (1)2
𝜆= ( )
1,0973731 102 −12

1 102
𝜆= ( )
1,0973731 99
𝜆 = 0,91126 nm

Langkah 5 : pengecekan hasil


Jadi, nilai panjang gelombang garis spektral yang bersesuaian dengan transisi hidrogen yaitu
𝜆 = 0,91126 nm

4.
Langkah 1 : Memfokuskan Masalah
Diketahui : Elektron dalam atom hidrogen dengan konfigurasi 3p4
Ditanya : Jumlah keadaan yang mungkin dari elektron tersebut

Sket Keadaan Sistem :

Gambar 4. Jumlah Elektron dalam Atom Hidrogen Bohr


Langkah 2 : Menggambarkan Keadaan Fisis

Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak


bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa
dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik
tertentu pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang
pada titik tersebut. Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi
yang lainnya dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh
karena asas larangan Pauli, tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati
sebuah orbital atom, sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital
yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya Pengetahuan atas konfigurasi
elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu pemahaman struktur tabel
periodik unsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam menjelaskan ikatan kimia yang
menjaga atom-atom tetap bersama.

Langkah 3 : Merencanakan Penyelesaian

Menggunakan notasi spektroskopik keadaan atom hidrogen seperti pada tabel di bawah
ini :

Serta menggunakan prinsip aturan Hund dalam pengisian elektron pada orbital.

Langkah 4 : Penyelesaian

Bilangan kuantum elektron pada atom hidrogen dengan konfigurasi 3p4 adalah sebagai berikut :

- Bilangan kuantum utama :


𝑛 = 3
- Bilangan kuantum azimuth :
Untuk simbol , nilai 𝑙 adalah 1
- Bilangan kuantum magnetik :
𝑚𝑙 = −1 , 0 , +1
↑↓ ↑ ↑
-1 0 +1
Dengan demikian, keadaan kuantum yang mungkin dari elektron tersebut
berjumlah 4 yaitu :
1. n = 3 𝑙=1 𝑚𝑙 = −1 𝑚𝑆 = + 1⁄2

2. n = 3 𝑙=1 𝑚𝑙 = 0 𝑚𝑆 = + 1⁄2
3. n = 3 𝑙=1 𝑚𝑙 = +1 𝑚𝑆 = + 1⁄2

4. n = 3 𝑙=1 𝑚𝑙 = −1 𝑚𝑆 = − 1⁄2

Langkah 5 : Pengecekan Hasil

Jadi, keadaan kuantum yang mungkin dari elektron atom hidrogen dengan konfigurasi
3p4 berjumlah 4 yaitu (3, 1, −1, + 1⁄2) ,(3, 1,0, + 1⁄2), (3, 1, +1, + 1⁄2) , dan (3, 1, −1, − 1⁄2).

5.

Langkah 1 : memfokuskan masalah

Ditanya : Turunkan persamaan kecepatan (v) elektron mengelilingi inti atom


hidrogen menggunakan model atom Bohr

Langkah 2 : Menggambarkan keadaan fisis


Energy sebuah electron dalam orbit merupakan penjumlahan energy kinetic
dan energy potensial Momentum sudut hanya boleh mempunyai harga
deskret tertentu. Karena electron berada dalam orbi yang diatur oleh gaya
columb maka gaya columb sama dengan gaya sentripetal

Langkah 3 : merencanakan penyelsaian

E  E kinetik  E potensial

1 kq2
 me v 2  e
2 r
1
k
40

qe = muatan electron

Momentum sudut hanya boleh mempunyai harga deskret tertenu maka

L  me vr
h
n
2
gaya columb sama dengan gaya sentripetal

kqe2 me v 2

r2 r
2
kqe
 me v 2
r

Langkah 4 : penyelesaian
Karena electron berada dalam orbi yang diatur oleh gaya columb maka gaya
columb sama dengan gaya sentripetal

kqe2 me v 2

r2 r
2
kqe
 me v 2
r

…(4)

Maka untuk mendapatkan jari-jari maka

𝑛2 ħ
𝑟=𝑚 2
..(5)
𝑒𝑣

Dengan memasukkan persamaan 5 ke persamaan 4 maka

𝑚𝑒 𝑣
𝑘𝑞𝑒2 = 𝑚𝑒 𝑣 2
𝑛ħ

Maka didapatkan kecepatan (v)

𝑘𝑞𝑒2
=𝑣
𝑛ħ

Langkah 5 : pengecekan hasil


Jadi persamaan kecepatan (v) elektron mengelilingi inti atom hidrogen
𝑘𝑞𝑒2
menggunakan model atom Bohr adalah 𝑛ħ
RESUME
A. The pauli Exclusion Principle

Wolfgang Pauli (1900–1958, Swiss). Prinsip Pauli memberi dasar untuk memahami
struktur atom. Dia juga berkontribusi pada pengembangan teori kuantum, teori peluruhan
beta nuklir, dan pemahaman simetri dalam hukum fisik. Aturan yang mencegah semua
elektron dalam atom agar tidak jatuh ke level 1s diusulkan oleh Wolfgang Pauli pada
tahun 1925, berdasarkan studi transisi yang ada, dan yang diharapkan tetapi tidak ada,
dalam spektrum emisi dari atom. Secara sederhana, prinsip pengecualian Pauli adalah
sebagai berikut: Tidak ada dua elektron dalam atom tunggal yang dapat memiliki set
nomor kuantum yang sama (n, l, ml, ms).

B. Electronic states in many – electron atoms

gambar (1) Subshell atom, secara berurutan meningkatkan energi. Energi


pengelompokan tidak untuk skala, tetapi mewakili energi relatif dari subkulit. Gambar (1)
menggambarkan hasil perhitungan perkiraan urutan mengisi tingkat energi dalam atom
banyak-elektron ketika nomor atom Z meningkat.

C. Outer Electrons: Screening and Optical Transitions


Untuk elektron terluar, muatan nukleus dapat disaring atau dilindungi oleh
elektron di kulit bagian dalam. Ini adalah satu kasus di mana formula yang diperoleh
untuk energi atom satu elektron dapat digunakan untuk menentukan kira-kira energi
elektron dalam atom dengan lebih dari satu elektron. Untuk elektron terluar dalam litium,
3 muatan positif dalam nukleus disaring oleh muatan negatif dari dua elektron dalam,
memberikan muatan bersih satu unit. Skrining elektron juga dapat digunakan secara
kualitatif untuk membantu memahamienergi ionisasi atom. Energi yang hilang oleh
elektron-elektron ini biasanya muncul sebagai foton yang dipancarkan, yang berada
dalam rentang spektrum yang terlihat dan karenanya dikenal sebagai transisi optik.

D. Properties of the elements

Struktur atom mempunyai sifat yaitu

1) Gas Inert; menempati kolom terakhir dari tabel periodik. Karena mereka punya hanya
diisi subkulit, gas lembam umumnya tidak bergabung dengan elemen lain untuk
membentuk senyawa; elemen-elemen ini sangat enggan untuk menyerah atau
menerima sebuah elektron.
2) p-Subshell Element ; yang diisi adalah konfigurasi yang sangat stabil, jadi elemen-
elemen ini dengan mudah membentuk senyawa dengan atom lain yang dapat
memberikan elektron ekstra untuk melengkapi subkulit p.

E. Inner Electron

Gambar (2) menunjukkan arus melewati tabung sebagai fungsi dari tegangan percepatan.
Tiba-tiba penurunan arus terjadi pada 83,1 kV. Penurunan arus pada 83,1 kV terjadi
ketika atom merkuri menyerap energi dari berkas elektron yang mengionisasi atom
mengetuk salah satu dari elektron dalam yang terikat erat
PROBLEM SOLVING

The ground state of singly ionized lithium (Z = 3) is 1s2.Use the electron screening model to
predict the energies of the 1s2p1 and 1s13d1 excited states in singly ionized lithium. Compare
your predictions with the measured energies (respectively −13.4 eV and −6.0 eV).

Sumber :Krane Kenneth – Modern Physics Third. 2012. Department of Physics Oregon State
University. Pages 254 No.8

Penyelesaian:

Langkah 1: Memfokuskan Masalah

Diketahui :

 𝑍𝑒𝑓𝑓 = 3 – 1 = 2 ( karena Lithium terionisasi tunggal memiliki dua elektron.


Ketika salah satu dari elektron ke tingkat yang lebih tinggi, itu disaring oleh satu
elektron yang tersisa di tingkat 1s
 n1 = 2p
 n2 = 3d

Ditanya :

Energi dari keadaan tereksitasi 1s2p1 dan 1s13d1 di terionisasi secara tunggal
lithium. Bandingkan prediksi dengan yang diukur energi (masing-masing −13,4 eV dan
−6.0 eV).

Langkah 2: Menggambarkan keadaan fisis

Atom Lithium dapat secara kasar ditandai dengan kulit atom dalam yang terdiri dari dua 1s
elektron dan satu elektron dalam subkulit 2s. nomor kuantum utama n menentukan jarak
rata-rata elektron dari nukleus. elektron 2s paling mungkin ditemukan lebih jauh dari inti
daripada elektron 1s. Gaya listrik bersih pada elektron 2s dapat diperkirakan menggunakan
hukum Gauss. Untuk perkiraan yang baik, untuk beberapa aplikasi atom lithium terlihat
sangat mirip atom satu elektron dengan elektron dalam orbit n = 2 tentang nukleus dengan
muatan efektif + e. (Ingat dari elektrostatik bahwa jika distribusi muatannya adalah simetris
bola, kita dapat mengganti distribusi muatan diperpanjang dengan titik muatan di pusat bola)

Sket keadaan sistem


Langkah 3 : Merencanakan Penyelesaian

Persamaan energi pada teori atom bohr untuk atom hidrogen jika muatan Z lebih dari satu
𝑍2
𝐸𝑛 = (− 13,60 𝑒𝑉) 𝑛2 memberikan energi elektron dalam orbit n = 2 dalam atom dengan muatan
nuklir efektif dari Zeff e = + e

𝑍𝑒𝑓𝑓 2
𝐸𝑛 = (− 13,60 𝑒𝑉) 2
𝑛
Langkah 4: Penyelesaian

 untuk n1 = 2p

𝑍𝑒𝑓𝑓 2
𝐸𝑛 = (− 13,60 𝑒𝑉) 2
𝑛
22
𝐸𝑛 = (− 13,60 𝑒𝑉)
22
𝐸𝑛 = − 13,60 𝑒𝑉

 untuk n2 = 3d
𝑍𝑒𝑓𝑓 2
 𝐸𝑛 = (− 13,60 𝑒𝑉)
𝑛2
22
 𝐸𝑛 = (− 13,60 𝑒𝑉) 32
 𝐸𝑛 = − 6,0 𝑒𝑉

Langkah 5 : Pengecekan Hasil

Hasil perhitungan energi untuk n1 = 2p adalah − 13,60 𝑒𝑉 , ini tidak sesuai dengan yang
dipaparkan dalam soal yang menyatakan sebesar −13.4 eV. Namun untuk n2 = 3d sudah sesuai
yaitu energinya sebesar − 6,0 𝑒𝑉

Anda mungkin juga menyukai