Anda di halaman 1dari 15

BAB VII

INSTRUMEN DAN KESELAMATAN KERJA

7.1 instrumentasi

Instrumentasi merupakan suatu system atau alat yang dipakai untuk mengontrol
proses, sehingga dapat mengatur jalannya suatu proses untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Instrumen merupakan hal penting untuk memantau dan pengendalian proses
dilapangan. Pada dasarnya, tujuan pengendalian tersebut adalah agar kondisi proses
didalam pabrik mencapai tingkat kesalahan (error) yang paling minimum sehingga
produk dapat dihasilkan secara optimal (perry 1999)

Intrumen juga berfungsi sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan pemberi


tanda bahaya. Penggunaan instrumen dapat dilakukan secara otamatis maupun secara
manual. Pemilihan instrumen dapat disesuaikan dengan pertimbangan faktor ekonomi
pada penerapan sistem peralatan yang dibutuhkan. Instrumen-instrumen tersebut
mempunyai tingkat batasan operasi sesuai dengan kebutuhan pengelolahan
(Timmerhaus,2004)

Variabel-variabel proses yang umum dikontrol oleh instrumen adalah:

1. Variable utama, seperti, temperature, tekanan, laju alir, dan level cairan
2. Variable tamabahan seperti, panas spesifik, konduktivitas, pH, humiditas,
titik embun, densitas, viskositas, dan variabel lainnya.

Secara umum, cara kerja pengendali proses adalah dengan cara manual dan
otomatis.

7.1.1 Pengendalian secara manual

Pengendalian yang dilakukan oleh manusia. Ini merupakan sistem


pengendalian yang sangat ekonomis karena tidak membutuhkan instalasi

102
103

instrument. Akan tetapi pengendalian proses secara manual tidak praktis, dan
kurang efisien. Karena dapat berpotensi kesalahan pada faktor pengendalian.

7.1.2 Pengendalian secara otomatis

Pengendalian proses otomatis menggunakan instrumentasi untuk


mengendalikan proses. Sehingga lebih praktis, mudah dan efisien dalam
pengendalian sebuah proses, bila ada kesalahan pada variabel maka instrumen
akan mengembalikan pada kondisi variabel yang diinginkan. Akan tetapi
memakan dana yang tidak sedikit untuk menggunakan instrumen.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam instrumen adalah

1. Jarak yang diperlukan untuk suatu pengukuran


2. Ketelitian yang dibutuhkan
3. Bahan konstruksi
4. Pengaruh pemasangan instrumentasi dalam kondisi proses
5. Level instrumentasi

Dalam rancangan pabrik pembuatan etilen glikol akan menggunakan


instrument otomatis yang umum digunakan untuk dapat mengendalikan proses
sehingga mendapatkan hasil yang optimal dengan pertimbangan efisiensi yang
besar sehingga dapat menutup kerugian dalam perhitungan ekonomis.

1. Variabel temperature
Kontrol temperatur (temperature controller) merupakan
instrument yang digunakan untuk mengontrol keadaaan suhu
dalam proses. Dengan temperatur kontrol dapat mengatur suhu
sesuai dengan diinginkan sehingga dapat mengahasilkan produk
yang optimum, dan mudah dikontrol, dengan sesuai jarak suhu
yang diperbolehkan dalam proses. Indikator temperatur
(temperature indicator) merupakan alat instrumentasi yang
104

digunakan untuk mengamati temperatur dalam proses.


Perubahan suhu akan terindikasi pada indikator temperatur, dan
sinyalnya akan dikirim ke kontrol temperature aliran steam akan
menutup ataupun sebaliknya, sehingga daapt menjaga
temperatur didalam alat proses. Alat yang digunakan variabel
temperatur adalah:
1. Reboiler
2. kondenser
3. Reaktor
4. Pendingin
5. Distilasi kilat
6. Menara distilasi

2. Variabel ketinggian permukaan cairan


kontrol level (level controller) merupakan instrumen yang
digunakan untuk mengontrol ketinggian cairan dalam didalam alat
proses. Dengan level kontrol dapat memudahkan mengatur laju alir
proses, sehingga dapat berjalan dengan optimum. Ditambah dengan
indikator level (level indicator) untuk mengamati level cairan pada
alat proses. Perubahan level permukaan cairan akan terindikasi pada
indikator level, dan akan mengirim sinyal ke kontrol level, untuk
membuka dan menutup valve sehingga level permukaan cairan
dapat stabil. Alat yang menggunakan variabel level adalah:
1. Tangki penampung
2. Distilasi kilat
3. Reaktor
4. Menara distilasi
105

3. Variable tekanan
kontrol Tekanan (pressure controller) merupakan instrumentasi
yang digunakan untuk mengontrol tekanan dalam alat proses.
Dengan tekanan control dapat mengatur tekanan yang dibutuhkan
alat proses untuk mendapatkan produk yang optimum, indikator
tekanan (pressure indicator) digunakan untuk mengamati tekanan
pada alat proses. Perubahan tekanan akan terindikasi pada indikator
tekanan, dan akan mengirim sinyal ke kontrol tekanan, untuk
mengatur tekanan yang keluar pada alat proses, valve akan otamatis
membuka dan menutup untuk menyesuaikan tekanan dalam alat
proses. Alat yang digunakan untuk menggunakan varibel tekanan
1. Tangki penyimpanan
2. Menara distilasi
3. Reaktor

4. Variabel laju alir

Kontrol laju alir (flow controller)merupakan instrumentasi yang


digunakan untuk mengontrol laju alir cairan, larutan maupun gas
yang melalui suatu alat proses. Indikator laju alir ( flow indicator)
digunakan untuk mengamati laju alir yang melewati alat proses.
Perubahan kecepatan laju alir akan terindikasi pada indikator laju
alir, dan akan mengirimkan sinyal ke kontrol laju alir, untuk
mengatur kecepatan laju alir, valve akan membuka dan menutup
secara otomatis, dengan menyesuaikan laju alir yang ditetapkan
pada proses. Alat yang menggunakan variabel lajur alir adalah:

1. Reboiler
2. kondenser
3. Reaktor
4. Menara distilasi
106

5. Disitilasi kilat
6. Tangki penampung

Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam perancangan


pakbrik yaitu:

1. Tidak boleh ada perbedaan antar unit, dimana terdapat 2 atau


lebih pengendali pada satu aliran.
2. Penggunaan kompuer kontrol untuk mengkordinasikan setiap
unit pengendali proses.
3. Control valve yang digunakan sebagai elemen pengendali akhir
memiliki posisi membuka 70%.
4. Dilakukan pemasangan check valve pada pompa supaya fluida
tidak kembali pada aliran sebelumnya. Check valve tidak boleh
dipasangkan pada satu jalur pipa yang sama. Pemasangan check
valve dipasang setelah pompa,
5. Seluruh pompa yang digunakan dalam proses diletakan
dipermukaan tanah dengan pertimbangan keselamatan dari
kebocoran
6. Pada pipa yang dekat dengan alat utama dipasang flange untuk
mempermudah saat maintenance
107

5. Penangangan Limbah Cair


Instalasi Pengolah Limbah Cair/ Waste Water Treatment Plant
(WWTP) dirancang dan dibangun untuk menampung, memproses
serta membuang limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik saat
beroperasi. Proses pengolahan diantaranya berlangsung melalui
tahapan penambahan zat koagulan dilanjutkan pengadukan secara
cepat, pengadukan lambat dan pengendapan, penyaringan, serta
penyesuaian akhir kadar pH. Proses tersebut di atas dilaksanakan
untuk memperoleh mutu limbah cair yang memenuhi persyaratan,
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, yang akan
dipakai kembali, untuk keperluan produksi. Baku mutu air limbah
menurut Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995 ditunjukkan
oleh Tabel 4.3
108

Tabel 7.1 Baku mutu air limbah

Konsentrasi,
Parameter
mg/L
COD 100 - 300
BOD 50 - 150
Minyak Nabati 5 – 10
Minyak Mineral 10 - 50
Zat Padat Tersuspensi (TSS) 200 - 400
pH 6.0 - 9.0
Temperatur 38 -40 oC
Amonia bebas (NH3) 1.0 - 5.0
Nitrat (NO3-N) 20 - 30
Senyawa aktif biru metilen 5.0 – 10
Sulfida (H2S) 0.05 - 0.1
Fenol 0.5 - 1.0
Sianida (CN) 0.05 - 0.5

7.2 keselamtaan kerja pabrik

Dalam suatu pekerjaan terdapat resiko yang dapat merugikan perusahaan. Maka
dari itu terdapat usaha untuk mencegah resiko kecelakan dalam pekerjaan sehari-hari
yang harus dilakukan oleh seluruh karyawan. Dalam aspek keselamatan berhubungan
dengan bahaya yang ditimbulkan oleh mesin, bahan baku, produk, maupun tata letak
peralatan. Sifat zat kimia, cara kerja alat, bahkan tempat kerja harus diperharikan,
sehingga dapat dikontrol dan menjamin keselamatan semua orang.

Perusahaan wajib memiliki divisi keselamatan, yang bertugas memberikan


penyuluhan, untuk meningkatkan keterampilan dalam menggunakan peralatan dengan
benar dengan sesuai standar prosedur operasional, serta mengetahui potensi kecelakaan
109

kerja yang dapat terjadi, memahami petunjuk-petunjuk yang diberikan, dan pengaturan
agar pekerjaan sehari-hari berlangsung dengan aman dan dapat mencegah bahaya-
bahaya yang akan terjadi sedini mungkin (bernasconi,1995)

Sebagai pendoman pokok dalam usaha penanggualan masalah pekerjaan,


pemerintah telah mengeluarkan undang-undang keselamatan kerja pada tanggal 12
januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamtan kerja dari suatu pabrik maka semakin
keselamatan meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan
keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang nyaman. Hal-hal
yangperlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya
keselamatan kerja adalah sebagai berikutL: (Peters,dkk. 2004)

1. penanganan dan pengangkutan bahan menggunakan manusia harus


seminimal mungkin
2. adanya penerangan yang cukup dan system penukaran udara yang baik
3. jarak antar mesin-mesin dan peralatan lainnya harus cukup
4. setiap ruang gerak harus aman, bersih dan tidak licin
5. setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran
6. tanda-tanda pengamangan harus dipasang pada setiap tempat yang
berbahaya
7. penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran

7.2.1 keselamatan pekerjaan pada pabrik etilen glikol

Dalam perencanaan pembuatan pabrik pembuatan etilen glikol dari etilen


okside dan air, situasi keselamatan kerja dapat dijelaskan pada skema berikut
110

Gambar 7.1 Skema Keselamatan Perlindungan Berlapis

perlindungan dibagi menjadi 2 yaitu perlindungan otomatis dan perlindungan fisik :

1. Perlindungan otomatis
fungsi elemen pengendalian selain untuk produktifitas juga berfungsi
sebgai plant safety disebut dengan SIS (safety interlock system). Sistem
keamana dimulai dari perancangan proses yang memungkinkan berjalannya
suatu proses dengan aman, berdasarkan kondisi proses, untuk mennghindari
kecelakaan dalam bekerja.
Sistem keamanan terdiri dari instrumenstasi, komputerisasi, dan
pengendalian proses. interlock secara otomatis mencari kondisi proses
abnormal dan memberikan peringatan berupa alarm.
111

2. Perlindungan fisik
a) Peralatan perlindungan diri
Pakaian dan peralatan yang dipakai waktu bekerja harus cocok dengan
tempat dan aktivitas perkerjaan, ada beberapa yang harus diperhatikan:
- Topi, sepatu, masker udara, sarung tangan, dan kaca mata dipakai pada
tempat-tempat yang yang memiliki potensi kecelakaan yang besar
- Alat pengaman telinga harus dipakai pada tempat-tempat yang bising
- Pakaian harus pas untuk menghindari bahaya yang mengakibatkan
terjerat mesin
- Rambut panjang harus diikat atau dipangkas bila bekerja didekat mesin

b) Pemberian tanda peringatan


Warna-warna berikut digunakan untuk tanda peringatan dan bahaya
tertentu:
- Merah digunakan untuk menandakan:
 Alat dan perlengkapan perlindungan bahaya kebakaran
 Pengaman
 Tanda mudah terbakar
 Tombol stop darurat

- Kuning digunakan untuk menandakan:


 Perhatian
 Bahaya fisik
 Bahan bekas mudah terbakar
 Starting alat atau sumber daya alat

- Orange digukan untuk menandakan:


 Bagian bahaya mesin
 Pengaman tombol starter
112

- Ungu digunakan untuk menadakan:


 Bahaya radias

C) Untuk mencegah Pencegahan kebakaran


Terjadinya kebakaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
rancangan pabrik sebagai berikut:
- Memasang alarm system pada tempat yang strategis dan penting.
- Fire hydrant ditempatkan didaerah yang terdapat barang-barang
atau alat mudah terbakar.
- Fire extinguisher disediakan pada setiap bagian bangunan pabrik
untuk memadamkan api.
- Gas detector ditempatkan pada setiap sub station listrik untuk
mendektesi kebakaran melaui asap

d) Keselamatan kerja terhadap listrik


Pencegahan kecelakaan kerja terhadap listrik, untuk meminimalisir
kecelakaan akibat penggunaan listrik sebagai berikut:
- Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan
pemakaian pemutus arus listrik otomatis
- Penempatan dan pemasangan motor-motor listrk tidak boleh
mengganggu jalur lintar pekerja
- Pemasangan papan tanda pada sumber tekanan tinggi
- Isolasi kawat hantaran secukupnya

e) Pencegahan terhadap gangguan kesehatan


Pekerjaan dipabrik kimia memiliki potensial dalam gangguan kesehatan
para pekerjanya perlu untuk dicegah, supaya tidak menimbukan kecelakan
dalam kerja, pencegahannya sebgai berikut:
113

- Setiap karyawan diwajibkan mengguakan pakaian kerja pada saat


dilokasi pabrik.
- Dalam pekerjaan yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia
diwajibkan menggunakan sarung tangan, dan masker.
- Bahan-bahan kimia yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanana, dan penggunannya dapat menimbulkan ledakan,
kebakaran, korosi, maupun gangguan terhadap kesehatan harus
ditangi dengan cermat.
- Selalu sedia peralatan P3K disetiap bagian pabrik.

f) Pencegahan terhadap bahaya mekanis


Pencegahan kecelakaan pada saat pengoperasian alat juga penting
dilakukan, selain untuk keselamatan pekerja, juga untuk memperpanjang
umur kegunaan alat.
- Alat-alat dipasang dengan penahaan yang cukup kuat untuk
mencegah kemungkinan alat terjatuh.
- Ruang gerak pekerja dibuat cukup suapaya tidak mengganggu
pekerjaan.
- Jalur perpipaan sebaiknya berada diatas permukaan tanah atau
diletakan pada atas permukaan, bila diluar ruangan dipasang
setinggi 4,5 meter supayta tidak mengganggu kendaraan lewat.
- Pada alat-alat yang bergerak diberikan penutup pelindung untuk
menghindari kecelakaan kerja.

Kecelakan yang terjadi di industri sudah sangat sering terjadi. Banyak


ancaman-ancaman yang juga terdapat pada industri tersebut selama proses
produksi. Sehingga banyak menyebabkan dampak bagi para pekerjanya.
Dengan adanya bahaya tersebut maka analisiss keselamatan pada pabrik ini
sangat diperlukan. Secara umum, analisiss keselamatan terbagi menjadi 4
114

metode: Process Hazard Checklist, Hazard surveys, Hazard And Operability


Studies (HAZOP), Human Hazop.

- Process Hazard Checklist


Teknik ini bekerja bekerja berdasarkan pada pengelompokan daftar
bahaya dari kejadian yang diambil dari kecelakaan yang pernah terjadi.
- Hazard Surveys
Mengumpulkan analisis bahaya dengan inventory, kondisi operasi,
layoutdan lai-lain. Biasanya menggunakan Dow Fire dan Explosion
Index.
- Hazard And Operability Studies (HAZOP)
Metode ini bertujuan untuk meninjau suatu proses atau operasi pada
suatu system secara sistematis untuk menentukan apakah proses
penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang
tidak diinginkan(Ramli, 2010).
- Human Hazop.
Teknik Hazop yangl ebih fokus untuk menilai kesalahan manusia
dari pada kegagalan teknik.

Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, ada beberapa nilai nilai
disiplin yang dapat meminimalisir potensi kecelakan kerja yang terjadi di
pabrik pembuatan etilen glikol, sebagai berikut:

- Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pendoman-pendoman yang


diberikan.
- Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.
- Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan
peralatan yang ada.
- Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera
dilaporkan
- Kontrol secara berkala terhadap alat instalasi pabrik
115

Analisis HAZOP (Hazard And Operability Studies)

Unit Kode
No Deviasi Penyebab Konsekuensi Penanganan
Operasi Peralatan

Tekanan umpan Konversi pengaturan umpan diatur


Tekanan yang berfluktuasi kesetimbangan berdasarkan rasio dengan
dari gasifier tidak tercapai kukus yang masuk
Panas reaksi yang Temperatur
Kerangan air pendingin
1 Reaktor R-201 Temperatur berlebihan melebihi temperatur
akan terbuka
(eksotermis) desain reaktor
Rasio dari aliran Rasio keluaran pengaturan umpan diatur
Rasio H2O
Tanki yang Reaktor tidak berdasarkan rasio dengan
/ C2H4O
berfluktuasi sempurna kukus yang masuk
Penambahan laju alir
Temperatur Temperatur umpan Tidak tercapainya pendingin/pemanas
keluaran yang berfluktuasi temperatur target dengan pengendali laju
Penukar
2 E-1/2/30x alir
Panas
Daya
Beda Fouling yang Pembersihan penukar
pompa/kompresor
Tekan semakin banyak panas pada saat shutdown
yang semakin tinggi
116

Pengaturan kerangan
keluaran cairan
Fraksi cair yang (pengendali level) dan
Level Banyak cairan yang
lebih banyak pada pengaturan laju alir
Distilasi V- Cairan terbawa ke uap
3 umpan umpan yang masuk
Kilat 201/2/3/4
dengan pengendali laju
alir
Laju Alir Laju cair yang lebih Banyak cairan yang Pengaturan laju alir
Umpan banyak terbawa ke uap umpan dengan kerangan
Level
Pengaturan laju alir
Cairan Uap yang terlalu
Penuhnya tangki masuk pendingin ke
pada banyak/terlalu
distilat dalam kondensor dengan
Tangki sedikit
Kolom kerangan laju alir
4 D-201/2 Distilat
Distilasi
Pengaturan laju alir
Temperatur Uap dari reboiler Tidak tercapainya masuk kukus ke dalam
kolom yang berfluktuasi kesetimbangan reboiler dengan kerangan
laju alir
Pompa P-1/2/30x Tekanan Tekanan suction Dapat menyebabkan Pengendali laju alir pada
5
suction yang berfluktuasi kavitasi suction

Anda mungkin juga menyukai