Anda di halaman 1dari 16

KMB 1

“Standar Operasional Prosedur (SOP) Skint Test”

Ns. Notesya A Amanupunnyo.S.kep.,M.Kes

Di Susun Oleh :

Kelompok 7, Tingkat II B

1. Paulina Watsolat Abaulu

2. Glen Jusuf Rumahktty

3. Sindi Adora Metubun

4. Jona Josefina Abarua

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
2019
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa atas limpahan rahmat dan kasihNya sehingga kami dapat

merampungkan tugas tentang standar operasional prosedur skin test

tepat pada waktunya. Kami hendak menyampaikan rasah terima

kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu dan

mendukung dalam proses penyelesaian, baik bantuan moril maupun

materil.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa materi dan teknik

penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga

segala kritikan, saran dan teguran yang mengarah pada perbaikan

dan penyempurnaan makalah ini akan diterima dengan senang hati.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat demi

meningkatkan pengetahuan kita tentang prosedur skint test.

Langgur, Oktober 2019

Kelompok 7
Daftar Isi

Halaman Judul ………………………………………. i

Kata Pengantar ………………………………………. ii

Daftar Isi ………………………………………. iii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………. 2

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………. 2

Bab 2 Pembahasan

2.1 Defenisi ………………………………. 3

2.2 Macam-Macam Skin Test ………………………. 5

2.3 Standar Operasional Prosedur ………………………. 7

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan ………………………………. 12

3.2 Saran ………………………………. 12

Daftar Pustaka
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Skin test adalah suatu pengujian yang dilakukan pada kulit untuk

mengidentifikasi substansi alergi (alergen) yang menjadi pemicu

timbulnya reaksi alergi. Reaksi alergi obat yang paling umum

terjadi pada seseorang adalah gatal. Jikalau saja reaksi alergi

obat yang terjadi hanya gatal, tentu tidak membahayakan bagi

tubuh manusia. Tapi yang terjadi, reaksi alergi obat tidak hanya

ringan, namun juga sampai menjadi berat yang dapat

mengancam jiwa seseorang. Kejadian ini tidak dapat diprediksi

dan merupakan kejadian yang selalu ingin dihindari oleh tenaga

medis. Karena itu, untuk menghindari hal in perlu lah dilakukan

skin test. Skin test merupakan pengujian yang sering dan harus

dilakukan terhadap pasien dirumah sakit maupun klinik karena

setiap individu memiliki sensitivitas yang berbeda-beda

terhadap berbagai macam bahan maupun obat. Selain itu, skin

test relatif mudah dilakukan, nyaman bagi pasien, tidak mahal,

dan hasil pemeriksaan bisa didapatkan hanya dalam waktu 15-20

menit.

1.2 Rumusan Masalah


2.3.7 Bagaimana konsep teori prosedur skin test ?
2.3.7 Bagaiman penerapan prosedur skin test ?
1.3 Tujuan Penulisan
2.3.7 Mampu memahami konsep teori prosedur skin test.
2.3.7 Mampu mengaplikasi prosedur skin test dengan benar.

Bab 2

Pembahasan

2.1 Defenisi
Skin test merupakan salah satu dari dua macam pengujian

reaksi alergi yang dianggap valid dan sudah diterapkan selama

bertahun-tahun. Skin test adalah suatu pengujian yang dilakukan

pada kulit untuk mengidentifikasi substansi alergi (alergen) yang

menjadi pemicu timbulnya reaksi alergi. Skin test biasanya

dilakukan pada pasien yang akan diberikan pengobatan dan

dicurigai memiliki alergi terhadap bahan dan obat tertentu,

misalnya pada penderita rhinitis alergika, asthma, alergi

makanan, dan lain sebagainya. Alasan mengapa skin test

merupakan pengujian yang sering dan harus dilakukan terhadap

pasien di rumah sakit maupun klinik adalah bahwa setiap

individu memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap

berbagai macam bahan maupun obat. Selain itu, skin test relatif

mudah dilakukan, nyaman bagi pasien, tidak mahal, dan hasil

pemeriksaan bisa didapatkan hanya dalam waktu 15-20 menit .

Pengujian dimulai dengan menggores atau menusuk kulit

dengan jarum steril khusus, dan depositkan sejumlah kecil

ekstrak alergen ke dalam kulit. Tunggu 15-20 menit, kemudian

evaluasi reaksi kulit. Jika pada kulit muncul bentol kemerahan,

seperti gigitan nyamuk, artinya hasil pengujian positif dan pasien

alergi terhadap bahan yang diujikan. Jika kulit tidak menimbulkan

reaksi, artinya rencana pengobatan aman untuk dilanjutkan.


Pengujian ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak

menyebabkan perdarahan pada pasien karena jarum hanya

masuk ke permukaan kulit saja. Skin test juga dapat dilakukan

dengan cara menginjeksikan alergen ke bawah kulit, atau

dengan menempelkan alergen pada kulit dalam periode waktu

spesifik (48 jam).

Gambar 1. Gambaran hasil skin test positif.

Prosedur skin test sebaiknya tidak dilakukan pada pasien yang

memiliki reaksi alergi tinggi dan pada pasien dengan eksema

yang meluas. Pada situasi seperti ini, digunakan pengujian

reaksi alergi lain, yaitu RAST (Radio-allergo-sorbent Test).

Kelemahan dari pengujian ini adalah hasil pemeriksaan tidak

dapat langsung dapat, dan biaya lebih mahal .

2.2 Macam-macam Skin Test

2.2.1 Puncture, prick, scratch test


Dikenal sebagai tes tusukan. Pertama, seorang dokter atau

perawat akan memeriksa kulit lengan bawah dan

membersihkannya dengan menggunakan kapas beralkohol.

Kulit kemudian ditandai dengan pulpen untuk

mengidentifikasi setiap penyebab alergi yang akan diuji.

Setetes ekstrak untuk tiap alergen, seperti serbuk sari,

ketombe hewan, atau racun serangga, ditempatkan pada

tanda yang sesuai. Alergen tersebut ditusukkan kecil sekali

hingga masuk ke lapisan luar kulit (epidermis) .

Gambar 2. Prick test. Alergen

didepositkan ke epidermis

menggunakan spuit, dengan

membentuk sudut 45°

terhadap permukaan kulit (1),

hasil tes dikatakan positif bila

terdapat bentol merah pada

kulit (2), gambaran penandaan

ekstrak alergen pada lengan

(bawah).

2.3.1 Intradermal test


Biasanya dilakukan pada pasien dengan kecurigaan alergi

obat maupun racun serangga. Setelah membersihkan kulit

dengan kapas beralkohol, injeksikan sejumlah kecil

alergen ke bawah kulit (sama dengan yang dilakukan

pada tes tuberkulosis).

Gambar 3. Intradermal test. Alergen diinjeksikan ke dalam

kulit dengan menggunakan spuit.yang membentuk sudut

10-15° terhadap permukaan kulit.

2.3.1 Patch test (Epicutaneus test)

Biasanya dilakukan untuk tes dermatitis kontak. Alergen

pada patch diletakkan di atas kulit kemudian hasilnya

dilihat setelah 48 jam. Jika pada sistem tubuh terdapat

antibodi alergi, kulit akan teriritasi dan menjadi gatal

(seperti tergigit nyamuk).


Gambar 4. Patch test. Penempatan patch pada kulit.

2.3. Standar Operasional Prosedur Skin Test

2.3.1 Pengertian

Skin test merupakan suatu tindakan pengujian yang

dilakukan pada kulit untuk mengidentifikasi substansi

alergi (alergen) yang menjadi pemicu timbulnya reaksi

alergi.

Skin test pemberian obat dengan cara memasukan obat

kedalam jaringan dermis dibawah epidermis kulit dengan

menggunakan spuit untuk mengetahui reaksi alergi obat

yang akan diberikan pada pasien.

2.3.2 Tujuan

2.3.2.1 Membantu menentukan diagnosa pada penyakit

tertentu.

2.3.2.2 Memperlancar proses pengobatan dan menghindari

kesalahan dalam pemberian obat.


2.3.2.3 Menghindari pasien dari efek alergi obat.

2.3.3 Tempat Injeksi

2.3.3.1 Lengan bawah bagian dalam

2.3.3.2 Dada bagian atas

2.3.3.3 Punggung dibawah scapula

2.3.4 Indikasi

2.3.3.1 Atas instruksi dokter

2.3.3.2 Pada pasien yang belum mengetahui riwayat

alergi

2.3.4 Kontraindikasi

2.3.4.1 Terdapat luka, lesi, trauma dan balutan.

2.3.5 Persiapan alat

1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat

2. Kapas alcohol

3. Sarung tangan sekali pakai

4. Obat yang sesuai

5. Spuit 1 ml dengan ukuran 25, 26, atau 27, panjang

jarum 1/4-5/8 inci

6. Pulpen atau spidol

7. Bak spuit

8. Bak obat

9. Bengkok
2.3.6 Fase Pre interaksi

2.3.6.1 Mengecek dokumentasi / data klien

2.3.6.2 Melakukan cuci tangan 6 langkah

2.3.6.3 Mempersiapka alat injeksi

2.3.7 Fase orientasi

2.3.7.1 Memberikan salam kepada pasien dan

memastikan biodata pasien.

2.3.7.2 Memperkenalkan diri, memberitahu tujuan &

prosedur kerja.

2.3.7.3 Menanyakan persetujuan & kesiapan klien.

2.3.8 Fase Kerja

1. Menyiapkan peralatan dan cuci tangan.

2. Pilih area penususkan yang bebas dari tanda kekakuan,

peradangan, atau rasa gatal.

3. Pakai sarung tangan.

4. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas

alcohol, dengan gerakan sirkular dari arah dalam keluar

dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.

5. Buka tutup jarum.

6. Tempatkan ibu jari tangan nondominan sekitar 2,5 cm

dibawah area penususkan kemudian tarik kulit.


7. Dengan ujung jarum mengahadap ke atas dan

menggunakan tangan dominan, masukan jarum tepat

dibawah kulit dengan sudut 15o.

8. Masukan obat perlahan-lahan, perhatikan adanya

jendalan (Jendalan harus terbentuk).

9. Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum

dimasukan.

10. Usap pelan-pela area penyuntikan dengan kapas alcohol

(Jangan melakukan masase pada area penusukan).

11. Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm disekitar jendalan

dengan menggunakan pulpen. Instruksikan klien untuk

tidak menggosok area tersebut.

12. Observasi kulit untuk mengetahui adanya kemerahan atau

bengkak. Untuk tes alergi, observasi adanya reaksi

sistemik (Misalnya sulit bernafas, berkeringat dingin,

pingsan, mual, dan muntah).

2.3.9 Fase Terminasi

2.3.9.1 Mengevaluasi tindakan yg baru saja dilakukan

(subjektif & objektif),.

2.3.9.2 Merapikan & kembalikan alat

2.3.9.3 Mencuci tangan


2.3.9.4 Mengkaji dan mencatat mengenai respon klien

selama dan sesudah prosedur.

2.3.9.5 Mendokumentasikan secara jelas tindakan yang

telah diberikan sesuai ketentuan institusi.

Bab 3
Penutup

3.1 Kesimpulan

Skin test merupakan pengujian yang sering dan harus dilakukan

terhadap pasien dirumah sakit maupun klinik karena setiap

individu memiliki sensivitas yang berbeda-beda terhadap

berbagai macam bahan maupun obat. Hal ini dilakukan untuk

menghindari reaksi alergi berlebihan. Untuk itu perlu diperhatikan

prosedur dan larangan dalam tindakan tersebut sehingga tidak

menimbulkan reaksi lainnya.

3.2 Saran

Apabila anada tidak mengetahui apakah ada alergi atau tidak.

Maka sebelum diberikan suntikan obat, lakukanlah terlebih

dahulu prosedur skin test untuk menghindari kejadian yang tidak

diinginkan.

Daftar Pustaka
Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan
Dasar 2007. Jakarta:Departemen Kesehatan RI;2008.

Krouse JH,Marbry RL Skin testing for inhalant Allergy 2003 : Current


strategies. Otolaryngolo Head and Neck Surgary 2003 : 129
No 4 : 34-9.

Parwati DR. Tes Kulit dalam Diagnosa Rhiniti Alergi, Media Perhati.
Volume 10 2004; vol 10 no 3 : 18-23.

Max F. Wongkar, 2015. Keterampilan Perawatan Gawat Darurat Dan


Medikal Bedah. Gosyen Publishing. Sleman, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai