Oleh
003.19.059
2019
Judul : Pemasangan Infus
1. Definisi
Pemasangan infus termasuk salah satu prosedur medis yang paling sering
memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat untuk
mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Bahan yang dimasukkan dapat berupa
darah, cairan atau obat-obatan. Istilah khusus untuk infus darah adalah transfusi
a. Sterilitas
lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak masuk ke dalam pembuluh
darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis. Beberapa hal perlu diperhatikan untuk
antiseptik yang benar dan memakai sarung tangan steril yang pas di
tangan.
2
vena yang dipilih adalah vena superficial di lengan dan tungkai,
b. Fiksasi
Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau
Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pemberian cairan.
Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka tekanan dari luar ditinggikan
atau menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari tubuh. Kantung infus dipasang
± 90 cm di atas permukaan tubuh, agar gaya gravitasi aliran cukup dan tekanan
cairan cukup kuat sehingga cairan masuk ke dalam pembuluh darah. Kecepatan
3
tetesan cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa volume tetesan tiap set infus satu dengan yang lain tidak selalu
e. Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau
terlepas sambungannya.
g. Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau
mengalami spasme.
h. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah terpasang.
(Soetijono, 2014)
furosemid, digoxin)
c. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus melalui
operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk
4
g. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, mialnya risiko
pembuluh darah kolabs (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan
yang susunan kimiawinya “polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat
diserap melalui jalur gastrointestinal (di usus hingga sampai masuk ke dalam
i. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat
menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini,
sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular
(disuntikkan di otot).
k. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan
cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang
mellitus. Alasan ini juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui
bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat dalam
b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
c. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
Diagnosa keperawatan pada klien dengan pemasangan kateter yang dapat muncul
yaitu :
DIAGNOSA
FAKTOR YANG
NO KEPERAWATA BATASAN KARATERISTIK
BERHUBUNGAN
N
1. Defisit Volume a. Kelemahan a. Kehilangan
Cairan b. Haus volume cairan
c. Penurunan turgor kulit/lidah secara aktif
d. Membran mukosa/kulit kering b. Kegagalan
e. Peningkatan denyut nadi, penurunan mekanisme
tekanan darah, penurunan pengaturan
volume/tekanan nadi
f. Pengisian vena menurun
g. Perubahan status mental
h. Konsentrasi urine meningkat
i. Temperatur tubuh meningkat
j. Hematokrit meninggi
6
k. Kehilangan berat badan seketika
(kecuali pada third spacing)
7
gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
n. Perubahan dalam nafsu makan dan
minum
a. Kelemahan a. Kehilangan
b. Haus volume cairan
c. Penurunan turgor kulit/lidah secara aktif
d. Membran mukosa/kulit kering b.Kegagalan
e. Peningkatan denyut nadi, penurunan mekanisme
tekanan darah, penurunan pengaturan
Resiko Defisit
volume/tekanan nadi
3. Volume Cairan
f. Pengisian vena menurun
g. Perubahan status mental
h. Konsentrasi urine meningkat
i. Temperatur tubuh meningkat
j. Hematokrit meninggi
k. Kehilangan berat badan seketika
(kecuali pada third spacing)
Faktor Resiko
a. Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan
pathogen
b. Malnutrisi
4. Resiko Infeksi c. Obesitas
d. Penyakit kronis
e. Prosedur invasive
f. Terpajan pada wabah
8
6. Tujuan tindakan keperawatan yang diambil
a. Sebagai pengobatan
b. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
c. Memberi zat makanan pada klien yang tidak dapat atau tidak boleh makan
melalui mulut. (Ariningrum,2017)
7. Referensi