Anda di halaman 1dari 12

PENAGIHAN PASIEN MITRA

RUMAH SAKIT “IBNU SINA”

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL 30 Agustus 2016 M
(SPO) 27 Dzulqa’dah 1437 H
Dr. dr. H. Dwi Djoko Purnomo, MPH
Piutang adalah penjualan/pelayanan medis yang dilakukan secara kredit
yang terjadi pada suatu waktu. Sedangkan saldo piutang adalah sisa piutang
PENGERTIAN yang belum dibayarkan oleh debitur(Pasien Mitra) dengan
menperhitungkan saldo yang terjadi sebelumnya.

Untuk pengelolaan piutang yang baik dengan melakukan penagihan agar


pembayaran secara penuh dan tepat waktu terhadap semua piutang.
TUJUAN
Persetujuan dari Direktur atau Wadir Direktur Keuangan, dengan
persetujuan bersama dengan mitra pasien yang dituangkan dalam bentuk
KEBIJAKAN
perjajian kerjasamanya.
1. Menerima faktur dari administrasi pengelola dana intern
2. Menbuat surat penagihan dan kwitansi pembayaran sesuai faktur yang
diterima dari administrasi pengelola danan intern.
3. Menyerahkan surat tagihan, kwitansi beserta lampirannya ke Ka. Bag
Keuangan untuk ditandatangani.
4. Menyerahkan surat tagihan beserta lampirannya ke Direktur/Wadir
Direktur Bagian Keuangan untuk ditandatangani.
5. Mengantarkan/mengirimkan surat tagihan ke mitra masing – masing.
PROSEDUR
6. Pembayaran yang dilakukan oleh mitra dengan cara
menyetor/mentransfer ke Rekening RS. Ibnu Sina sesuai nomor rekening
yang tercantum di surat penagihan.
1. Direksi RS.”Ibnu Sina”
2. Kabag. Pengelolaan Dana Intern
UNIT TERKAIT
3. Kabag. Keuangan/Akuntansi
4. Mitra Pasien
PEMELIHARAAN SARANA, PRASARANA DAN
PERALATAN
RUMAH SAKIT “IBNU SINA” YW-UMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

02/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
STANDAR Tanggal Terbit
Direktur
PROSEDUR 30 Agustus 2016 M
OPERASIONAL 27 Dzulqa’dah 1437 H
Dr. dr. H. Dwi Djoko Purnomo, MPH
Program pemeliharaan fasilitas sarana, prasarana dan peralatan rumah
PENGERTIAN sakit sebagai suatu upaya untuk memelihara atau menperbaikinya dengan
menggunakan suatu standar prosedur yang baik dan benar
Fasilitas sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit yang terawat dan
terpelihara secara teratur akan menpunyai daya tahan yang lebih lama
TUJUAN
sehingga lebih ekonomis dan karyawan menjadi lebih produktif.
1. Visi dan Misi Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
KEBIJAKAN 2. Renstra Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar

1. Pengguna sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit menbuat


laporan secara tertulis pada forn Berita Acara kerusakan barang
apabila menemukan adanya kerusakan
PROSEDUR 2. Staf Teknisi yang menemukan adanya kerusakan segera
menberitahukan pengguna sarana prasarana dan peralatan rumah
sakit menbuat laporan secara tertulis pada forn Berita Acara
kerusakan barang.
3. Pengguna menyerahkan forn Berita Acara kerusakan barang
kepada staf teknisi untuk mendapatkan tindak lanjut. Salinan forn
Berita Acara harus tetap dipegang oleh pengguna sebagai bukti
adanya pelaporan kerusakan barang
Catatan :
Pengguna wajib menindaklanjuti laporan kerusakan barang yang
belum ada tindak lanjut setelah 1 x 24 jam dengan melaporkan pada
kepala bagian atau langsung kepada Direktur Operasional.
4. Staf teknisi menindaklanjuti bersama dengan teknisi melakukan
pemeriksaan dan memilah laporan kerusakan barang.
5. Laporan kerusakan barang yang perbaikannya dapat dilakukan
tanpa melakukan penggantian atau tanpa memerlukan biaya
langsung diperbaiki oleh teknisi.
6. Teknisi menbuat catatan atas pelaksanaan perbaikan pada formulir
catatan laporan pemeliharaan.
7. Staf teknisi melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh teknisi.
8. Sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit yang telah diperbaiki
dan kembali berfungsi dengan baik langsung diserahterimakan
kepada pengguna dengan berita acara serah terima barang.
9. Staf Teknisi menbuat laporan dengan tembusan ke staf logistik.
10. Laporan kerusakan barang yang perbaikannya menbutuhkan
penggantian atau memerlukan pembiayaan maka staf teknisi
meminta pengguna untuk menandatangani formulir pengajuan
pembelian sparepart.
11. Staf teknisi menbuat pengajuan pembelian sparepart ke logistik
diketahui wakil direktur operasional dan wakil direktur keuangan.
12. Purchasing melakukan pembelian sparepart dengan persetujuan
wadir keuangan , apabila pembelian sparepart harus dilakukan
pembayaran secara tunai maka purchasing melakukan cash bond di
bagian keuangan.
13. Sparepart yang telah dibeli oleh purchasing diserahkan kepada staf
teknisi dengan berita acara serah terima.
14. Teknisi melakukan penggantian dan perbaikan.
15. Teknisi menbuat catatan atas pelaksanaan perbaikan pada formulir
catatan laporan pemeliharaan.
16. Staf teknisi melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh teknisi.
17. Sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit yang telah diperbaiki
dan kembali berfungsi dengan baik langsung diserahterimakan
kepada pengguna dengan berita acara serah terima barang.
18. Staf teknisi menbuat laporan dengan tembusan ke staf logistik
19. Laporan kerusakan barang yang barang atau peralatannya sudah
tidak dapat diperbaiki maka staf teknisi menulis pada formulir
berita acara kerusakan barang menyatakan bahwa sudah tidak dapat
diperbaiki dengan disertai alasan yang detail dan bila ada disertai
dengan rekam jejak peralatan tersebut.
20. Pengguna menbuat pengajuan penggantian (pembelian) barang atau
peralatan yang sudah tidak dapat diperbaiki dengan melampirkan
berita acara kerusakan barang yang menyatakan sudah tidak dapat
diperbaiki. Pengajuan ditujukan ke logistik dengan diketahui oleh
direktur atau peralatan yang rusak diserahkan oleh teknisi ke bagian
logistik untuk dilakukan pencatatan.
21. Purchasing melakukan pembelian barang sesuai dengan pengajuan
setelah mendapatkan persetujuan dari direktur keuangan.
22. Barang atau peralatan yang telah dibeli diserahkan kepada
pengguna dengan berita acara serah terima yang mencantumkan
kondisi dan keadaan barang tersebut. Apabila dalam serah terima
barang diperlukan tenaga teknisi atau tenagan ahli yang lebih
paham untuk memberitahukan cara penggunaannya, maka
purchasing wajib memberitahukan kepada staf teknisi untuk
mendampingi dalam serah terima barang.
23. Purchasing dan atau staf teknisi menyerahkan berita acara serah
terima barang kepada logistik sebagai catatan inventaris.
24. Bisa diperbaiki namun perbaikannya dilakukan oleh pihak eksternal
maka staf teknisi menghubungi teknisi eksternal yang menjadi mitra
kerjasama.
25. Teknisi eksternal menperbaiki ditempat atau dengan menbawa
barang yang rusak ke tempat teknisi eksternal.
26. Bila perbaikan dilakukan ditempat maka wajib didampingi oleh
teknisi.
27. Perbaikan yang menbutuhkan penggantian sparepart maka
pengajuan mengikuti mekanisme pembelian dari divisi purchasing.
28. Bila perbaikan dilakukan di tempat teknisi eksternal tersebut maka
staf teknisi wajib melakukan serah terima barang dan memastikan
waktu selesainya perbaikan serta kisaran biaya untuk melakukan
“cash bond” bila pembayaran harus dilakukan dengan tunai pada
saat selesainya perbaikan.
Catatan :
Permintaan cash bond mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan
oleh direktur keuangan.
29. Jika pembayaran perbaikan dapat dijadwalkan maka staf teknisi
menbuat surat permintaan (disposisi) yang menyatakan pembayaran
dilakukan sesuai dengan kesepakatan setelah selesainya perbaikan.
30. Barang yang telah selesai diperbaiki diserahterimakan dari teknisi
eksternal kepada staf teknisi.
31. Staf teknisi memastikan bahwa barang yang diperbaiki telah
berfungsi dengan baik. Bila kondisi barang sudah dipastikan dalam
kondisi dan berfungsi dengan baik maka staf teknisi dapat
menandatangani nota tagihan biaya perbaikan.
32. Pembayaran atas nota tagihan dilakukan sesuai dengan kesepakatan
seperti yang ditentukan pada point 28 dan 29 mengikuti mekanisme
yang ada direktur keuangan.
33. Teknisi menbuat catatan atas pelaksanaan perbaikan pada formulir
catatan laporan pemeliharaan.
34. Staf teknisi membuat laporan dengan tembusan ke staf logistik.
Catatan :
1. Staf teknisi dapat mengabaikan prosedur diatas dalam kondisi
yang mendesak dengan tujuan menyelamatkan pelayanan.
2. Tindakan tersebut diatas dapat dilayani dengan mendeskripsikan
tempat dan waktu kejadian dalam berita acara, sehingga
prosedur diatas dapat dipertanggung jawabkan.
Contoh :
Pada saat hari minggu pompa air mati sehingga memerlukan
perbaikan / penggantian, maka staf teknisi dapat langsung
mengambil keputusan untuk perbaikan / penggantian pompa
tersebut. Kondisi seperti ini dapat dibenarkan dengan
mengabaikan SOP, dengan tujuan penyelamatan pelayanan.

1. Unit yang terkait


2. Direktur Operasional
UNIT TERKAIT
3. Direktur Keuangan
4. Direktur
PENDELEGASIAN KEWENANGAN
RUMAH SAKIT “IBNU SINA” YW-UMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

03/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR 30 Agustus 2016 M
OPERASIONAL 27 Dzulqa’dah 1437 H
Dr. dr. H. Dwi Djoko Purnomo, MPH

Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan


PENGERTIAN
wewenang kepada bawahannya.

1. Menberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada perawat/bidan


secara proporsional.
2. Memberi kesempatan kepada perawat/bidan untuk mengembangkan diri
TUJUAN 3. Meningkatkan mekanisme kerja organisasi.
4. Mendorong perawat/bidan untuk berorientasi pada target dan sekaligus
kualitas.
1. Kepala Bagian Keperawatan
KEBIJAKAN 2. Kepala Ruangan
3. Perawat Primer
1. Membuat perencanaan kedepan dan mencegah masalah.
2. Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis.
3. Menyetujui standar kerja.
4. Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemanpuan bawahan.
5. Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas
dan kewenangan baik secara tertulis maupun lisan.
PROSEDUR 6. Melakukan kontrol dan menkordinasikan pekerjaan bawahan dengan
mengukur pencapaian tujuan berdasarkan standar serta menberikan
umpan balik prestasi yang dicapai.
7. Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan – keluhannya.
8. Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan menberikan ide –
ide baru yang bermanfaat.
9. Menberikan ‘reward’.
1. Direktur.
2. Wakil direktur
UNIT TERKAIT
3. Kepala Bagian
4. Staf Karyawan/Perawat
RUJUKAN DAN PINDAH RAWAT
RUMAH SAKIT “IBNU SINA” YW-UMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

04/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR 30 Agustus 2016 M
OPERASIONAL 27 Dzulqa’dah 1437 H
Dr. dr. H. Dwi Djoko Purnomo, MPH
Pasien dirujuk adalah pasien yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
atau fasilitas khusus yang tidak tersedia di Rumah Sakit “Ibnu Sina” YW-
UMI. Pasien pindah rawat adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain
karena permintaan pasien atau keluarganya, atau karena tempat rawat inap
di rumah sakit “Ibnu Sina” YW-UMI sudah penuh.
Indikasi :
1. Pengobatan dan atau tindakan tertetu yang diperlukan tidak bisa
dilakukan di Rumah Sakit “Ibnu Sina” YW-UMI.
PENGERTIAN
2. Fasilitas, baik peralatan maupun tenaga profesional (ahli) yang tidak
dimiliki atau peralatan yang dimiliki sedang dalam keadaan rusak.
3. Ruang rawat inap penuh.
4. Atas permintaan pasien dan atau keluarga untuk pindah rawat di
rumah sakit yang dituju.

1. Mengirim pasien yang dirujuk atau pindah rawat ke rumah sakit lain
secara cepat, cermat dan aman bagi pasien.
TUJUAN
2. Menjalin kerjasama yang baik dan efisien dengan rumah sakit yang
dituju.

KEBIJAKAN Pelayanan pasien rujukan keluar RS dilakukan dalam kerjasama tim sesuai
standar dan menjaga citra RS.

1. Pasien yang akan dirujuk/pindah rawat harus dalam keadaan stabil.


2. Atas salah satu atau lebih indikasi tersebut diatas, Dokter IGD yang
memeriksa menginstruksikan untuk merujuk pasien ke RS lain.
3. Dokter menulis pada rekam medik pasien bahwa pasien dirujuk ke
RS(Nama RS rujukan) disertai dengan alasan rujukan.
4. Dokter dan atau perawat menberitahu dan menjelaskan ke Rs lain
beserta alasan pasien dirujuk.
5. Dokter menbuat surat rujukan.
6. Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan, bila perlu ambulance
PROSEDUR lengkap dengan peralatan penunjang hidup dan peralatan lainnya,
obat dan bahan yang diperlukan sesuai kebutuhan kondisi dan kasus
pasien.
7. Kalau memungkinkan, dokter atau perawat dapat menghubungi
doter atau perawat di RS rujukan melalui telepon untuk
penyampaian informasi dan untuk menpersiapkan pasien.
8. Pasien gawat (dalam keadaan stabil) harus ditemani oleh dokter atau
perawat yang telah menguasaidan manpu melakukan teknik-teknik
life seving serta bertanggung jawab dan melakukan observasi dan
pemantauan kegawatan pasien sampai ke RS rujukan.
9. Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien kepada
petugas pada RS rujukan.

1. Dokter Jaga IGD


2. Perawat IGD
UNIT TERKAIT
3. Sopir Ambulance
KONTRAK KLINIS
RUMAH SAKIT “IBNU SINA” YW-UMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

05/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR 30 Agustus 2016 M
OPERASIONAL 27 Dzulqaidah 1437 H
Dr. dr. H. Dwi Djoko Purnomo, MPH
Kontrak Klinis adalah perjanjian kerjasama antara pihak Rumah Sakit “Ibnu
Sina” YW-UMI dengan perusahaan lain dalam pelayanan dan pemeliharaan
PENGERTIAN
kesehatan.

Untuk menjalin kerjasama dalam hal pelayanan dan pemeliharaan kesehatan


TUJUAN bagi karyawan dan karyawati.

KEBIJAKAN Persetujuan dari direktur dengan persetujuan bersama dengan mitra yang
dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama (MOU).

1. Menyusun kerangka kerjasama (MOU)


2. Meminta persetujuan direktur
3. Mengirimkan format MOU tersebut ke mitra untuk
PROSEDUR dikoreksi/dipelajari.
4. Setelah ada persetujuan dari pihak mitra, dibuat ulang MOU tersebut.
5. Penandatanganan Kontrak Kerjasama (MOU) oleh direktur rumah
sakit dan dari pihak mitra.
1. Kabag. Pengelola Dana Intern
2. Wadir Keuangan
UNIT TERKAIT
3. Direktur
PUBLIKASI VISI DAN MISI
RUMAH SAKIT “IBNU SINA” YW-UMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

06/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
Tanggal Terbit Direktur
STANDAR
PROSEDUR 30 Agustus 2016 M
OPERASIONAL 27 Dzulqa,dah 1437 H
Prof. dr. A Husni Tanra , Ph.D

Publikasi visi dan misi adalah penyampaian informasi visi dan misi RS ke
PENGERTIAN
publik secara menyeluruh melalui beberapa madia yaitu Pertemuan rapat,
seminar, dan lokakarya serta melalui media surat kabar dan brosur , panflet
, dan binder dll

Untuk memberitahukan kepada masyarakat visi dasn misi RS ditengah


TUJUAN masyarakat secara efisien dan efektif

Publikasi visi dan misi ini dilakukan ats persetuanuan Yayasan dan Direktur
RS sesuai dengan visi dan misi yang yelah direrevisi atau yang telah
KEBIJAKAN
disahkan oleh Pimpinan RS
1. Visi dan misi yang telah disahkan oleh Direktur RS melalui rapat
evaluasi Visi dan Misi bersam Yayasan
2. Visi dan Misi yang telah ditanda tangani Direktur diperbanyak dan
PROSEDUR selajutnya ditempel pada setiap ruangan yang dianggap strategis
sehingga memudahkan masyarakat untuk membaca
3. Visi dan Misi RS disampaikan melalui setip pelaksanaan pelayanan
yang dilakukan oleh Dokter dan Perawat dengan cara yang islami
4. Pelaksanaan manajemen administrasi pelayayan yang sesuai visi dan
misi yang islami

Semua Unit
UNIT TERKAIT
PEMUTUSAN KONTRAK KERJASAMA
RUMAH SAKIT “IBNU SINA” YW-UMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

07/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
Tanggal Terbit Direktur
STANDAR
PROSEDUR 30 Agustus 2016 M
OPERASIONAL 27 Dzulqa,dah 1437 H
Dr. dr. H. Dwi Djoko Purnomo, MPH

Pemutusan kontrak kerjasama adalah pemutusan kerjasama mitra dengan


PENGERTIAN
Rumah Sakit dikarenakan salah satu atau kedua belah pihak untuk
memutuskan kerjasasama sesuai dengan perjanjian.
TUJUAN Untuk menjaga hubungan kemitraan yang lebih lanjut dimasa yang akan
datang.
- Tidak sesuai kesepakatan/perjanjian.
- Pembayaran atas pelayanan dan pemeliharaan kesehatan mitra tidak
KEBIJAKAN
lancar.
- Menegur secara lisan bahwa pembayarannya tidak tepat waktu.
- Memberikan surat penyampaian/teguran setiap bulannya.
- Melakukan pertemuan/negosiasi untuk menbicarakan kelanjutan
PROSEDUR
hubungan kerjasama antara Rumah Sakit dengan mitra yang bersangkutan
- Menberikan surat pemutusan mengakhiri kontrak kerjasama.
- Direktur
- Wakil Direktur Keuangan RS.
UNIT TERKAIT
- Mitra Kerjasama
- Perawatan.
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR KONTRAK
KERJASAMA DENGAN MITRA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

08/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
Tanggal Terbit Direktur
STANDAR
PROSEDUR 30 Agustus 2016 M
OPERASIONAL 27 Dzulqa,dah 1437 H
Dr. dr. H. Dwi Djoko Purnomo, MPH

Prosedur kontrak kerja sama sangat diperlukan untuk kelancaran


PENGERTIAN
opersaional RS dan pengembangan visi dam misi RS IBSI serta kompetisi
yang sehat dan sustainable

Untuk mengembangkan kontrak dan kerja sama dan dengan berbagai


institusi dan mitra baik Instansi pemerintah, Rumah sakit, PBF dan
TUJUAN perusahaan swasta dan BUMN dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat

a. Bidang kerja sama pelayanan kesehatan dengan berbagai instansi


pemerintah dan swasta
KEBIJAKAN
b. Bidang kerja sama dengan RS pemerintah dan swasta dalam
pelaksanaan sistem pasien rujukan
c. Bidang kerja sama RS dengan dokter dengan berbagai keahlian
d. Bidang kerja sama RS dengan PBF dalam pengadaan obat dan alkes
e. Bidang kerja sama lainnya seperti pelanggan alat tulis kantor, gisi
dapur, dan lainnya

1. Penjajakan :
a. Melakukan pembicaraan awal dengan mitra (Konsep Kontrak Kerja
sama dari Mitra atau pihak RS).
b. Memetapkan bidang dan ruang lingkup kerja sama.
c. Menyusun proposal kerja sama.
d. d. Menyampaikan proposal kerja sama kepada TIM yang ditunjuk
e. yaitu Satuan Pengendalian Interna (SPI).
f. Mempelajari proposal kerja sama oleh Bagian pengelola dana intern
PROSEDUR (PDI) dan Satuan Pengendalian intern (SPI).
g. Memberikan tanggapan kerja sama.
h. Persetujuan kerja sama oleh direktur.
2. Pengesahan :
a. Penerbitan SK kerja sama oleh Direktur.
b. Menentukan jadwal dan tempat pembahasan.
c. Menyepakati kerja sama atau kontrak dengan mitra.
d. Penandatanganan kerja sama / kontrak oleh direktur dam mitra.
- Bagian Pengelola Dana Intern (PI)
- Bagian Sistem pengendalian Internal (SPI)
UNIT TERKAIT
- Bagian Keuangan (Bagian Piutang)
- Wadir terkait
- Direktur
ORIENTASI UMUM DAN PERKENALAN PEJABATA BARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

09/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
Tanggal Terbit Direktur
STANDAR
PROSEDUR 30 Agustus 2016 M
OPERASIONAL 27 Dzulqa,dah 1437 H
Dr. dr. H. Dwi Djoko Purnomo, MPH

Orientasi umum adalah kegiatan yang berupaya menperkenalkan pejabat


PENGERTIAN
baru pada karyawan dalam organisasi Rumah Sakit, pelayanan yang
tersedia, program yang dijalankan di Rumah Sakit, kebijakan yang ada
didalam organisasi, nilai/budaya/keyakinan dalam organisasi setiap
pejabat dan rekan kerja dalam organisasi.

1. Pejabata baru memahami apa Visi, Misi dan tujuan Organisasi Rumah
TUJUAN Sakit dan bagaimana berkontrribusi untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pejabat baru tersosialisasi tentang wewenang dan tanggungjawab.
Pejabat baru mendapatkan orientasi, pengembangan pelatihan, dan
pendidikan pencerahan kalbu yang diprogramkan oleh Yayasan dan
KEBIJAKAN
Rumah Sakit.
1. Perkenalan singkat tentang Rumah Sakit(dilaksanakan 1 hari sebelum
pejabat baru mulai bekerja).
a. Ketua Yayasan
b. Pejabat Struktural Rumah Sakit.
c. Kegiatan pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit.
d. Peraturan - peraturan yang ada di Rumah Sakit.
e. Tim Khusus KPRS,PPI, K3 secara singkat.
PROSEDUR 2. Perkenalan lanjutan Pejabat baru
a. Menjelaskan Aspek – aspek dalam organisasi misalnya sejarah
singkat Rumah Sakit, Panduan Rumah Sakit, Nama – nama
instalasi
b. Gambaran peralatan secara fisik, etika dan aspek hukum,
kesehatan, dan peraturan mengenai disiplin dan hak – hak
karyawan
1. Yayasan
2. Direktur dan Wakil Direktur
UNIT TERKAIT
3. Unit Pelayanan yang terkait
4. Bagian Personalia/SDM
PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN YANG DIANGSUR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

10/03.TKP/VIII/2016 00 1/1

Disahkan Oleh,
Tanggal Terbit Direktur
STANDAR
PROSEDUR 30 Agustus 2016 M
OPERASIONAL 27 Dzulqa,dah 1437 H
Dr. dr. H. Dwi Djoko Purnomo, MPH

Piutang angsuran adalah jumlah uang yang wajib dibayar oleh pasien
PENGERTIAN
kepada Rumah Sakit sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama.

SOP ini dibuat untuk mengatur tata cara penagihan piutang paisen
TUJUAN angsuran agar dapat berjalan tertib, lancar, tepat waktu dan dapat
dipertanggung jawabkan.
1. Bagian billing (faktur) menerbitkan faktur atas nama pasien ybs.
2. Bagian keuangan/Kasir menerima faktur dari pasien kemudian
menyerahkan kepada Wadir Keuangan untuk minta persetujuan
pembayaran secara angsuran dari pasien dengan beberapa
persyaratan:
a. Jaminan (Surat/nota, dokumen/sertifikat, fisik barang)
b. Surat perjanjian /Pernyataan yang bermaterai yang ditandatangani
oleh pasien yang bersangkutan dan keluarga pasien dan diketahui
PROSEDUR oleh Direktur/Wadir Keuangan.
c. Surat Pernyataan tersebut diarsipkan oleh bagian keuangan/wadir
keuangan.
3. Pada saat jatuh tempo, pasien menbayar tunai ke kasir atau transfer
lewat Bank yang telah ditunjuk.
4. Apabila pasien tidak manpu menbayar maka pasien/keluarga pasien
menghadap ke Direktur/wadir keuangan untuk mendapatkan
kebijakan/persertujuan.
1. Bagian Billing
2. Bagian Keuangan/Kasir
UNIT TERKAIT
3. Wadir Keuangan
4. Direktur.

Anda mungkin juga menyukai