Anda di halaman 1dari 4

AUDIT SYARIAH

Audit syariah adalah serangkaian proses evaluasi dan pemeriksaan terhadap sistem, proses,
produk dalam sebuah entitas syariah. Audit syariah lahir sebagai sebuah proses yang
mengevaluasi kepatuhan operasional dan aktivitas keuangan syariah berdasarkan hukum
syariat islam. Audit syariah telah hadir pada tahun 1980-an dimana pada masa tersebut
munculnya suatu permintaan atas sebuah fungsi audit yang berlandaskan prinsip islam.
Begitupula dalam sejarah islam, telah hadir lembaga hisbah yang memiliki fungsi sebagai
auditor.

Landasan hukum syariah dari pelaksanaan audit syariah terdapat dalam alqur’an QS. Al
Hujurat [49]: 6 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Tujuan utama audit syariah adalah untuk membuat dan menyatakan opini atas laporan
keuangan yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan, dalam seluruh aspek telah sesuai
dengan prinsip dan hukum syariah, standar AAOIFI, dan standar akuntansi nasional. Maka
audit dalam Lembaga Keuangan Syariah tidak terbatas hanya pada peraturan umum audit
keuangan tetapi juga pandangan hukum syariah.

Audit syariah memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan audit konvensional. Sebagai
contoh, dalam audit perbankan syariah, menurut Ameer Rashid (2015) Peran dan tanggung
jawab auditor di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) jauh lebih luas dari auditor konvensional
dalam kaitannya dengan pemeriksaan berbagai kontrak, struktur produk, pelaporan,
penyusunan laporan keuangan, laporan, surat edaran pemasaran dan dokumen hukum lainnya.
Begitupula menurut (Yaacob & Donglah, 2012), cakupan ruang lingkup audit syariah berkaitan
dengan “social behavior” (perilaku social) dan kualitas kinerja organisasi serta hubungannya
dengan stakeholder.
Ruang lingkup pemeriksaan dalam suatu audit syariah mencakup empat hal yaitu, audit atas
laporan keuangan, aspek-aspek operasional bank syariah, struktur organisasi dan personil
manajemen serta sistem teknologi dan informasi.

Standar Audit Syari’ah


Kesadaran dan perkembangan ekonomi syariah membutuhkan lembaga sebagai standar
keuangan syari‟ah. Dengan berdirinya lembaga ini menjadi arahan atau pedoman bagi lembaga
keuangan syari‟ah di seluruh dunia. The Accounting and Auditing Organizationfor Islamic
Financial Institution (AAOIFI) yang sebelumnya bernama Financial Accounting Organization
for Islamic Banks and Financial Institution didirikan pada tanggal 1 Safar 1410 H atau 26
Februari 1990 di Aljiria. Pelaksanaan audit, Prinsip umum audit AAOIFI adalah sebagai berikut.
1. tujuan dan prinsip-prinsip audit, Standar ini berkaitan dengan audit laporan keuangan,
dengan tujuan memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapatnya tentang apakah atau
tidak.

2. standar laporan auditor, dalam standar ini akan menetapkan dan memberikan bimbingan
pada bentuk dan isi dari laporan auditor yang dikeluarkan sebagai hasil dari audit yang
dilakukan oleh auditor independen dari keuangan lembaga yang melakukan aktivitas
operasional bisnis sesuai dengan prinsip dan kaidah syariah.

3. keterlibatan dan keterkaitan audit, dalam standar ini terdapat beberapa poin utama menurut
Auditing Standard for Islamic Financial Institutions (ASIFI) yaitu, Menyetujui persyaratan
keterlibatan dengan lembaga keuangan syariah (client), respon auditor untuk permintaan
oleh klien untuk mengubah persyaratan dari satu keterlibatan yang menyediakan jaminan
tingkat yang lebih rendah, auditor dan klien harus setuju pada hal keterlibatan dan Istilah
setuju akan perlu disimpan di surat perikatan audit atau lainnya sesuai bentuk kontrak. Hal
ini dimaksudkan untuk membantu auditor dalam penyusunan surat keterlibatan yang
berkaitan dengan audit laporan keuangan lembaga keuangan Islam.

4. pengujian untuk sesuai dengan aturan syariah dan prinsip-prinsip oleh auditor eksternal.
Standar ini dimaksudkan untuk menetapkan standar dan memberikan bimbingan pada
subyek pengujian untuk memenuhi aturan syariah dan prinsip- prinsip oleh auditor
eksternal sehubungan dengan audit laporan keuangan dari lembaga keuangan yang
melakukan bisnis sesuai dengan aturan syariah Islam.

Pelaksanaan audit terdapat cakupan audit yang harus dilakukan oleh auditor dalam
melaksanakan audit atas Lembaga Keuangan Islam yang disebut scope audit. Prosedur yang
dibutuhkan untuk melakukan audit sesuai standar audit untuk lembaga keuangan Islam
berpedoman pada persyaratan yang ditentukan oleh:
1. Aturan dan Prinsip Islam
2. Standar ASIFIs
3. Badan Professi resmi
4. Peraturan leglasi lainnya
5. Peraturan dan prinsip yang tidak bertentangan dengan aturan Islam yang berkaitan
dengan penugasan.
6. International Standar on auditing dianggap termasuk didalam aturan ini sepanjang
tidak bertentangan dengan ASIFIs

Dalam kualifikasi auditor syariah, menurut Accounting and Auditing Organization of Islamic
Financial Institutions (AAOIFI) dalam standarnya, seorang auditor syariah diharuskan
memiliki kualifikasi khusus, yaitu selain menguasai pengetahuan bidang akuntansi dan proses
audit, juga harus menguasai prinsip dan hukum islam khususnya prinsip dan hukum Muamalah.
Auditor Syariah harus membuktikan bahwa manajemen telah memenuhi tidak hanya dengan
standar yang relevan tapi juga kerangka syariah dalam semua transaksi untuk mencapai
maqasid syari’ah.

Anda mungkin juga menyukai