Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN AIR

PENGINDRAAN

NAMA : ROSTIANI PARORE


NIM : L211 15 016
KELOMPOK : III (TIGA)
HARI/TGL PRAKTIKUM : RABU/15 MARET 2017
ASISTEN : 1. NURY SAKINATUN NUSUF
2. RESKYANTI
3. SRI WINDA AMALIA
4. WAHYUNI

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi alat tubuh makhluk

hidup serta kerja alat-alat tubuh dalam kondisi normal dan proses-proses yang

dilakukan dalam upaya mempertahankan kondisi keseimbangan dalam kisaran

normal. Ilmu fisiologi mencakup bidang-bidang khusus mengenai fungsi sistem

organ-organ tertentu yakni neurofisiologi, kardiofisiologi atau fisiologi reproduksi.

Ilmu mengenai fisiologi didasarkan pada fungsi selular dan molekular.

Mempelajari fisiologi diperlukan pengetahuan mengenai prinsip dasar kimia dan

fisika karena sangat berkaitan dengan Ilmu fisiologi tentang fisiologi manusia,

tumbuhan dan hewan (Sloane, 2003).

Menurut Gul dalam Djawad dkk 2017, pengindraan adalah upaya untuk

mengetahui suatu objek dengan menggunakan organ sensor baik secara

alamiah maupun buatan. Ikan memiliki indra penglihatan, indra pendengaran,

dan indra pembau. Ikan juga memiliki indra khas yaitu indra asrus listrik yang di

gunakan untuk melindungi dirinya, indara ini yang dapat merasakan getaran

dengan frekuensi sangat rendah dan perubahan tekanan di bawah air.

Pada umumnya organ-organ sensor pada ikan sama seperti vertebrata

lainnya, termasuk manusia. Ikan memiliki organ untuk mengecap dan pembau

sebagaimna yang manusia miliki. Walaupun ikan tidak memiliki telinga bagian

dalam (cochlea=rumah siput), sebagaimna yang manusia punyai, tetapi ia dapat

mendengar (Fujaya,1999).

Sistem organ indra memerlukan bantuan sistem saraf yang

menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra adalah sel-

sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam
badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke

pusat susunan saraf (Burhanuddin, 2010).

Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan praktikum pengindraan agar

mahasiswa dapat mengetahui organ-organ indra pada ikan, mengetahui

bagaimana respon ikan ketika diberi rangsangan serta memahami organ apa

saja yang berperan penting pada tubuh ikan dalam melakukan pengindraan.

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum pengindraan adalah untuk mengetahui alat-

alat indra dan organ sensorik yang terdapat pada ikan serta mengetahui

seberapa lama daya respon ikan sampel menggunakan alat pengindraannya bila

diberi suatu perlakauan.

Kegunaan dari praktikum pengindraan adalah agar mahasiswa dapat

mengetahui organ indra pada ikan mas koki (Carrasius auratus) dan seberapa

lama daya respon bila diberi suatu perlakuan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Mas Koki (Carassius auratus)

Gambar 1. Ikan Mas koki (Carassius auratus)

1. Klasifikasi Ikan Mas Koki

Menurut Axelrod dan Schultz (1983) dalam Sufianto (2008) klasifikasi ikan

mas koki yaitu :

Filum : Chordata

Subfilum : Craniata

Kelas : Ostheichthyes

Ordo : Teleostei

Subordo : Cyprinoidea

Family : Cyprinidae

Genus : Carassius

Spesies : Carassius auratus

2. Morfologi

Ikan koki memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pendek dan bulat, mata lebar dan

besar, bersirip, di sisi tubuhnya terdapat gurat sisi dan mempunyai lembaran
insang. Insang ini berfungsi untuk pernafasan, lewat insang ikan koki

memperoleh oksigen dengan cara menghisap melalui mulutnya kemudian

menyaringnya dengan lembaran insang. Oksigen yang masuk ke dalam tubuh

bersama air akan dibawa oleh aliran darah. Karena itu, jika airnya tercemar maka

kandungan karbondioksida dan kotoran lainnya akan dibebaskan oleh bagian

belakang lembaran insang tersebut (Bachtiar, 2005).

Ikan koki memiliki sisik yang berderet rapi, mengkilap dan menutupi tubuh

seperti genteng rumah.Warnanya cukup menarik dan variatif, umumnya sisik ikan

koki berwarna metalik, merah, kekuning-kuningan,kuning,hijau,hitam, atau

gabungan dari warna-warna tersebut. Warna sisik ini ditentukan oleh banyak

sedikitnya pigmen quanin yang terkandung dalam sisikikan koki.Pembentukan

quanin dipengaruhi oleh faktor genetis, lingkungan, jenis makanan dan

kebersihan lingkungan. Sirip ikan koki mempunyai dua fungsi pokok, yakni

sebagai alat keseimbangan dan sebagai tenaga gerak yang dibantu oleh

kontraksi otot tubuh atau otot ekor (Bachtiar, 2005).

3. Kebiasaan Makan

Ikan mas koki merupakan ikan pemakan segala atau omnivora. Pakan

yang biasa diberikan untuk pembesaran ikan mas koki yaitu pellet (Lingga dan

Susanto, 1999 dalam Syaifudin, 2004). Kualitas pakan sangat menentukan

keindahan warna sebagai daya tarik, sehingga banyak upaya yang dilakukan

dengan menambahkan zat pigmen yang mengandung karoten dalam pakan

buatan. Pemberian pakan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dengan

kisaran 3-5% per hari, dan frekuensi pemberiannya 2-3 kali per hari disesuaikan

dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaannya (Syaifuddin, 2004).

4. Kebiasaan Hidup
Maskoki tergolong mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ikan

maskoki ini lebih cocok hidup di perairan beriklim tropis atau kisaran suhu 27-

300C dengan pH dan kesadahan normal. Kondisi lingkungan yang ideal menjadi

factor penting dalam memaksimalkan pertumbuhan dan produktivitas koki. Di

daerah yang mempunyai 4 musim, maskoki melakukan aktivitasnya pada musim

semi yaitu, ketika suhu lingkungan mencapai 12-200C sehingga mampu memijah

sepanjang tahun. Air yang digunakan sebagai media hidup maskoki harus

memiliki perbandingan gas karbondioksida (CO2) dan gas oksigen (O2) yang

seimbang. Kadar CO2 yang lebih tinggi maka akan mangakibatkan maskoki mati

( Nuraini dkk, 2014).

Maskoki senang hidup di air yang jernih dan bersih, dapat hidup di air

keruh dan jenis-jenis air lainnya asal kadar oksigennya terjamin. Di daerah tropis

ternyata cukup baik untuk perkembangbiakan ini. Untuk pemeliharaan dalam

akuarium diperlukan khusus karena air dalam akuarium cepat kekurangan

oksigen karena tempatnya kecil sehingga kandungan oksigen pun terbatas

(Nuraini dkk,2014).

5.Siklus Hidup

Maskoki dapat hidup di perairan dengan suhu yang berkisar antara 12-30
0
C. Di daerah yang mempunyai empat musim (musim semi, panas, gugur dan

dingin), maskoki melakukan aktifitasnya pada musim semi, yaitu ketika suhu

mencapai sekitar 12-200C. Sedangkan di daerah tropis maskoki lebih produktif

karena suhu lingkungannya lebih hangat yaitu sekitar 23-290C (Liviawatty dan

Afrianto, 1990) hal tersebut juga sesuai dengan Kuncoro (2011) yang

menyatakan bahwa ikan hias yang berasal dari daerah tropis biasanya hidup

pada rentang suhu 24-290C. Siklus hidup maskoki mudah diamati. Maskoki mulai

berenang pada umur 2 – 3 hari, ketika itu ukuran tubuhnya masih sebesar jarum
pentul. Tubuhnya akan terns bettambah besar. Pada usia 2 minggu mencapai

ukuran 1 cm dan pada usia 1 bulan mencapai 2 cm serta mulai ditutupi oleh

sisik.Pemijahan dapat dilakukan ketika maskoki sudah berusia 7 – 8 bulan, tetapi

yang terbaik adalah hasil pemijahan yang diperoleh dari induk yang telah

berumur 2 tahun. Rata-rata umur maskoki adalah 20 tahun, bahkan pernah

ditemukan maskoki dengan umur terpanjang yaitu 28 tahun (Dhians,2012).

B. Organ Sensorik

Ikan memiliki organ sensorik antara lain indra penglihatan, indra

pendengaran, indra pembau, dan gurat sisi. Indra penglihatan ikan berupa mata

yang dilindungi oleh lapisan tipis tembusan cahaya. Kornea mata ikan berbentuk

datar dan lensa matanya berbentuk bulat. Indra pendengaran ikan hanya berupa

telinga. Indera pembau pada ikan digunakan untuk menemukan makanan. Gurat

sisi ikan berfungsi mengetahui perubahan tekanan air (Abdullah et al.,2007).

1. Organ Penglihatan

Mata ikan sangat kurang aktif pada udara, sebagaimana mata manusia

bila berada di dalam air. Keduanya tidak mampu mempertajam fokus. Organ

linea lateralis pada beberapa ikan mampu mendeteksi medan listrik di dalam laut,

bahkan ada ikan yang menghasilkan medan listrik dan organ listriknya.

Penglihatan ikan yaitu berupa mata, dimana mata adalah reseptor penglihatan

yang sangat sempurna. System optikal pada mata ikan ialah melakukan

pengumpulan cahaya dan membentuk suatu focus bayangan untuk dianalisis

oleh retina. Sensitivitas dan ketajaman mata tergantung pada terangngnya

bayangan yang mencapai retina (Fujaya, 1999).

Ikan yang hidup didalam air memiliki kemampuan melihat dengan sangat

tajam. Ikan memiliki jenis mata yang berbeda-beda berdasarkan jenis ikannya.
Kebanyakan ikan memiliki mata yang terletak disamping sehingga membuat ikan

dapat melihat sampai dengan 3600. Kornea pada ikan berbentuk datar dan lurus,

sedangkan lensa matanya bulat sempurna. Ikan tidak memiliki kelenjar air mata

dan kelopak mata (Gul, 2007).

2. Organ Pendengaran

Alat pendengaran pada ikan berupa telinga bagian dalam. Didalamnya

terdapat alat keseimbangan dan alat-alat yang dapat menerima getaran-getaran

suara. Pendengaran adalah hal mengenai deteksi gelombang dan tekanan yang

timbul, karena gangguan makanan yang terjadi pada jarak tertentu ikan

mempunyai divertikulum yang homologm tetapi lebih kecil yang disebut lagena.

Gelombang suara yang sampai pada ikan terdapat dalam air. Dengan demikian

gelombang suara dengan mudah masuk ke dalam telinga dalam.Ikan mendengar

dengan telinga bagian dalamnya karena tidak mempunyai telinga luar. Ikan

memiliki jaringan pendengaran yang tersusun dari sel-sel yang sangat halus.

Dengan sel itu, getaran suara dari air dapat ditangkap dan dihantarkan sampai

telinga dalamnya. Telinga ikan terdiri dari bagian atas dan bawah. Dibagian atas

telinganya terdapat saluran untuk keseimbangan gerak tubuhnya dan bulu-bulu

yang berfungsi untuk mendengar (Gul, 2007).

Sistem transmisi bunyi dalam air mempunyai suatu pengaruh penting

terhadap evolusi pendengaran pada ikan. Bunyi terdiri dari vibrasi atau getaran

yang mempunyai suatu komponen pemindah partikel dan suatu kmponen

tekanan suara yang berlangsung lama melalui medan jauh yang lebih luas.

Didalam medan dekat getaran didteksi oleh ikan melalui telinga dalam atau garis

sisi (Burhanuddin, 2010).

3. Organ Penciuman
Reseptor penciuman yaitu mendeteksi rangsangan kimia dalam bentuk

signal elektrik dan melanjutkan informasi tersebut pada system saraf pusat.

System saraf dari organ olfaktori ke otak memiliki konfigurasi (Fujaya, 1999).

Organ pengciuman pada ikan terletak pada kantung di bagain atas

moncong dan biasanya tepat di depan mata. Kantung nasal ini tidak dapat

berhubungan langsung dengan faring karena kantung ini hanya sebagai “external

nares” mempunyai bagian anterior dan posterior yang masing-masing terletak

pada kedua sisi kepala. Pendektesian makanan merupakan fungsi organ

penghidu utama pada ikan yang mencari makanan dalam keadaan gelap atau

terang dan mencari makanan diantara material dasar dan tumbuhan

(Burhanuddin, 2010).

4. Organ Gurat Sisi

Gurat sisi adalah organ penerima getaran yang dapat mendeteksi suara

jarak jauh. Linea Lateralis atau Gurat sisi pada memiliki warna keputih-putihan.

Pada semua jenis ikan memiliki Linea Lateralis pada bagian tubuhnya dan

mempunyai perbedaan baik warna maupun strukturnya. Pada Linea Lateralis

antara ikan pelagis dan demersal memilki perbedaan baik dilihat dari habitat

maupun cara organ merespon dari sumber suara. Linea Lateralis sendiri

mempunyai fungsi sebagai organ penerima getaran suara untuk menganalisis

tekanan hidrodinamik dan mendeteksi suara jarak jauh (Budelman,1988).


III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Praktikum percobaan Pengindraan dilaksanakan pada hari Rabu, 13

Maret 2017 pukul 11.30 – 13.30 WITA di Laboratorium Fisiologi Hewan Air,

Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Penginraan dapat dilihat

pada table 1 dan 2

Tabel 1. Alat yang digunakan beserta fungsinya


No Alat Jumlah Fungsi

1 Akuarium 1 buah Sebagai wadah untuk


menyimpan ikan.
2 Thermometer 1 buah Untuk Mengukur suhu
3 Senter 1 buah Untuk menguji indra penglihatan
ikan
4 Stopwatch 3 buah Menghitung waktu respon
5 Penggaris 1 buah Untuk menghitung panjang,
lebar, dan tinggi akuarium

Tabel 2. Bahan yang digunakan beserta fungsinya


No Bahan Jumlah Fungsi

1 Air tawar 54,412 L Media ikan


2 Ikan Mas Koki 3 Ekor Sampel dari percobaan
(Carassius auratus)
3 Pakan ikan 100 gram Menguji indra penciuman
secukupnya ikan
4 Es batu 8 buah Menurunkan suhu air

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum pengindraan adalah sebagai

berikut:

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini.
2. Ukur panjang, tinggi, dan lebar aquarium untuk mengetahui berapa

volume air yang ada di dalam aquarium . kemudian mengisi aquarium

dengan air tawar sesuai dengan volume air yang sudah didapatkan.

3. Setelah itu masukkan ikan kedalam aquarium dan setiap orang memilih

satu ikan untuk diamati tingkah lakunya.

4. Gantung termometer pada bagian atas aquarium untuk mengetahui

suhu awal.

5. Setelah itu lakukan 4 pengujian yaitu antara lain:

1. Uji Pendengaran

a) Ketuk salah satu sisi dari aquarium dengan menjalankan

stopwatch.

b) Amati masing-masing ikan tersebut (apa reaksi yang diberikan

ikan saat mendengar suara ketukan dari salah satu sisi

aquarium).

2. Uji Penglihatan

a) Matikan lampu yang ada di dalam ruangan kemudian nyalakan

senter yang diperkecil penyebaran cahayanya dengan cara

menutupi bagian sisi samping senter tersebut.

b) Jalankan stopwatch dan amati berapa lama waktu yang dibutuh

ikan untuk mendapatkan sumber cahaya tersebut.

3. Uji Penciuman

a) Berikan sedikit pakan pada permukaan perairan kemudian

nyalakan stopwatch dan tunggu beberapa menit respon dari ikan

tersebut.

4. Uji Gurat Sisi

a) Tambahkan sedikit es batu pada aquarium. Tunggu es batu

tersebut sampai meleleh.


b) Ukur suhu akhir dengan menggunakan stopwatch sambil

mengamati tingkah laku dari ikan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai