Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS CRUSHING PLANT HENG TONG

UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI BATU GRANODIORIT


SEBESAR 3.000 M3/BULAN DI PT BINA ARDI LESTARI
KABUPATEN MEMPAWAH

Valentina Tri Indah Pratiwi Putri1), Marsudi2), Yoga Herlambang3).


1)
Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak
2,3)
Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak
Valentinaindah38@gmail.com
Abstrak
PT Bina Ardi Lestari merupakan salah satu perusahaan pertambangan komoditas batu granodiorit. Upaya yang
dilakukan oleh PT Bina Ardi Lestari untuk meningkatkan nilai jual batu granodiorit tersebut dengan melakukan
pengolahan. Target produksi yang dicanangkan oleh perusahaan ialah sebesar 3.000 m3/bulan, namun pada
kenyataannya produksi batu granodiorit di PT Bina Ardi Lestari ialah sebesar 984,94 m3/bulan. Hal ini
menandakan bahwa tidak terpenuhinya target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan. Metode pengamatan
yang dilakukan dilapangan ialah metode pengamatan secara langsung dan metode kuantitatif. Pengambilan
data dilakukan dengan mengamati kegiatan peremukan pada unit crushing plant serta mengamati waktu kerja
dari alat crushing plant. Jenis data yang didapat berupa kapasitas nyata dan waktu kerja dari alat crushing
plant. Hasil yang didapat dengan memaksimalkan waktu kerja yaitu menjadi 320 menit/hari saat kondisi hujan ≠
0 dan 352,12 menit/hari saat kondisi hujan = 0, menyebabkan produksi umpan yang masuk dapat ditingkatkan
menjadi 32 – 33 m3/jam. Berdasarkan hasil perbaikan pada unit crushing plant tersebut, maka rencana
produksi perusahaan sebesar 3.000 m3/bulan dapat tercapai. Perbaikan tersebut menghasilkan produksi sebesar
4.010,83 m3/bulan saat kondisi hujan ≠ 0 sedangkan saat kondisi hujan = 0 produksi yang dihasilkan sebesar
4.355,53 m3/bulan.

Kata kunci : Crushing Plant, Kapasitas Produksi, Target Produksi

Abstract
[Title : Technical Study Of Productivity Of Heng Tong Crushing To Achieve 3,000 M3/Month Granodiorite
Stone Production In Pt Bina Ardi Lestari Mempawah District]
PT Bina Ardi Lestari is one of the granodiorite stone mining companies. Efforts made by PT Bina Ardi Lestari to
increase the sale value of granodiorite stone by processing. The production target announced by the company is
3,000 m3 / month, but in reality the granodiorite stone production at PT Bina Ardi Lestari is 984.94 m3 /
month.This indicates that the production target set by the company is not fulfilled. The method of observation
carried out in the field is a method of direct observation and quantitative methods. Data collection is done by
observing crushing activities at the crushing plant unit and observing the working time of the crushing plant.
The type of data obtained is in the form of real capacity and working time of the crushing plant.The results
obtained by maximizing work time are to 320 minutes / day when the rain conditions are 35 0 and 352.12
minutes / day when the rain conditions = 0, causing the incoming feed production to be increased to 32 - 33 m3 /
hour. Based on the results of repairs to the crushing plant unit, the company's production plan of 3,000 m3 /
month can be achieved. This improvement resulted in production of 4,010.83 m3 / month when the rain
conditions were ≠ 0 while when the rain conditions = 0 the production produced was 4,355.53 m3 / month.

Keywords: Crushing Plant, Production Capacity, Production Target

1. PENDAHULUAN penambangan batuan granodiorit di Kecamatan


Kalimantan Barat merupakan daerah Anjongan,Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan
berkembang yang kaya akan sumberdaya alam yang Barat.
dimilikinya. Salah satu sumberdaya yang dimiliki Seiring dengan pertumbuhan pembangunan
Kalimantan Barat ialah batu granodiorit. PT Bina Ardi yang semakin pesat, permintaan akan produksi batu
Lestari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang granodiorit pun meningkat. Upaya yang dilakukan oleh

119
PT Bina Ardi Lestari untuk meningkatkan nilai jual maupun boulder dimana berukuran besar sehingga
batu granodiorit ini ialah dengan melakukan kegiatan perlu dilakukan peremukan terhadap batuan tersebut
pengolahan pada batuan granodiorit tersebut. agar dapat digunakan sebagai campuran dalam aspal
Pengolahan memegang peranan penting dalam maupun bahan bangunan. Crushing Plant merupakan
berlangsungnya usaha pertambangan karena unit alat yang dibuat untuk mereduksi ukuran batuan dari
pengolahan merupakan salah satu penentu yang yang awalnya berukuran besar (boulder) menjadi
menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan. ukuran yang lebih kecil (kerikil ataupun abu batu).
Pengolahan yang dilakukan PT Bina Ardi Lestari ini Setiap jenis alat crusher akan menghasilkan bentuk
ialah dengan menggunakan metode peremukan. hancuran dan ukuran batuan yang berbeda - beda.
Peremukan batuan bertujuan untuk mereduksi material Dalam memperkecil ukuran batuan ini umumnya
untuk menghasilkan ukuran butir tertentu melalui alat dilakukan dalam tiga tahap (Currie, 1973), yaitu :
peremuk dan pengayakan. (Nobyl Meysiko Matwori 1. Peremukan primer (primary crushing)
dkk, 2016). 2. Peremuk Sekunder (Secondary Crushing)
Produksi batu pecah yang dihasilkan oleh PT 3. Peremukan Tersier (Tertiary Crushing)
Bina Ardi Lestari masih di bawah dari sasaran produksi
yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Ada 1). Hopper
beberapa faktor-faktor yang menyebabkan tidak Hopper merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat
tercapainya target produksi yang ditetapkan oleh yang digunakan untuk menampung material umpan
perusahaan, salah satunya ialah produktivitas dari alat yang selanjutnya akan diatur oleh feeder untuk
peremuk yang berpengaruh terhadap efektifitas alat dimasukkan kedalam alat peremuk. Volume hopper
peremuk. Dari hal inilah diperlukan adanya kajian dapat dihitung berdasarkan rumus seperti dibawah ini:
terhadap produktivitas dari alat peremuk dengan Vh = 1/3 t (La + Lb + )
harapan produksi dari batu granodiorit di PT Bina Ardi Keterangan :
Lestari dapat mencapai target. Vh = Volume hopper La = Luas atas
T = Tinggi Lb = Luas bawah
2. TINJAUAN TEORI Setelah volume hopper diketahui, maka kapasitas
Batuan granitoid atau biasanya disebut juga hopper tersebut adalah:
sebagai batuan granitik adalah batuan plutonik, K = Vh x
paneritik, granular, yang sebagian besar terdiri dari Keterangan :
mineral felsik dan kaya akan kuarsa dengan komposisi K = Kapasitas hopper (ton)
kimia yang bervariasi (Best, 2003; Raymond, 2002; Vh = Volume hopper ( )
Pearce, 1996). Komposisi mineral utama dari batuan Ρ = massa jenis material (ton/ )
granitik terdiri dari mineral kuarsa, alkali feldspar,
2). Feeder
plagioklas, piroksen, hornblende, biotit, muskovit,
Feeder adalah alat yang berfungsi untuk membantu
turmalin. Batuan granitoid berdasarkan mineraloginya
atau mengatur keluarnya material umpan dari hopper
dikelompokkan kedalam lima kelompok utama yang
yang akan masuk ke alat peremuk (crusher). Untuk
terdiri dari diorit, tonalit, granodiorit, granit, alkali
menentukan kapasitas teoritis feeder didasarkan pada
granit. Granodiorit adalah batu granitoid yang banyak
perhitungan dengan menggunakan rumus seperti
mengandung mineral kuarsa, Na – plagioklas, dan K –
dibawah ini:
feldspar. (Gill, 2010)
K=TxLxVxρ
Geologi lokasi Desa Pak Bulu dan Dema masuk
Keterangan :
dalam geologi regional lembar Singkawang, terdiri dari
K = Kapasitas teoritis feeder (ton/jam)
formasi batuan penyusun yaitu Granodiorit Mensibau
T = Tebal pada material umpan feeder (meter)
(Klm). Berdasarkan informasi tersebut, dapat diketahui
L = Lebar feeder (meter)
bahwa daerah IUP merupakan kawasan yang potensial
V = Kecepatan feeder (m/jam)
terdapat batuan granodiorit. Granodiorit adalah batuan
ρ = Density (ton/ )
beku instrusif kasar yang mengandung kuarsa dan
plagioklas dan yang memiliki komposisi dan sifat 3). Jaw Crusher
Jaw crusher digunakan untuk memperkecil ukuran
diantara granit dan diorit. (Kecamatan Anjongan
batuan pada tahap pertama, yang kemudian hasil dari
Dalam Angka 2017)
jaw crusher ini akan dipecah kembali oleh alat
Batu granodiorit biasa digunakan sebagai agregat
peremuk lain. Jenis crusher ini paling efektif
dalam campuran aspal maupun bahan pembangunan.
digunakan untuk peremukan batuan sedimen sampai
Batu granodiorit di alam biasanya berbentuk massive

120
batuan yang paling keras seperti granit ataupun basalt. Berdasarkan Handbook of Mineral Dressing, Taggart
Kapasitas jaw crusher menurut Currie (1973), dapat (1953), kapasitas screen dapat ditentukan dengan
ditentukan dengan menggunakan rumus : rumus :
TR =TxCxMxF Ta =QxDxKxWxVxH
Keterangan : Keterangan :
TR= Kapasitas teoritis jaw crusher (ton/jam) Ta = Kapasitas teoritis screen (ton/jam)
T = Kapasitas alat crusher sesuai spesifikasi D = Deck location factor
(ton/jam) W = Berat jenis material
C = Kaktor kekerasan batuan Q = Kapasitas desain vibrating screen (ton/jam)
M = Faktor kandungan air dalam material K = Kandungan air
F = Faktor pengumpan material H = Halfsize factor
4). Cone Crusher V = Oversize factor
Selain digunakan sebagai alat peremuk sekunder, cone 7). Belt Conveyor
crusher juga dapat digunakan untuk mereduksi pasir Belt Conveyor adalah salah satu alat angkut yang
dan kerikil serta material yang memiliki butir asal bekerja secara berkesinambungan (continous
(sebelum dipecah) sebesar 20-25 cm yang tidak transportation) baik padasaat keadaan miring maupun
memerlukan crusher primer. Kapasitas teoritis dari alat saat keadaan mendatar. Dengan mengetahui besarnya
peremuk cone crusher yaitu : luas penampang melintang muatan di atas sabuk
Ta = T x C x M x G x  x  berjalan maka kapasitas teoritis dari sabuk berjalan
Keterangan : dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti
Ta = Kapasitas cone crusher (ton/jam) dibawah ini:
T = Kapasitas cone crusher sesuai spesifikasi alat A = K (0, 9 B–0, 05)
(ton/jam) Keterangan :
C = Faktor untuk kekerasan batuan A = Luas penampang melintang muatan di atas sabuk
M = Faktor untuk kandungan air didalam material berjalan ( )
untuk setiap ukuran lubang bukaan crusher K = Koefisien luas penampang melintang muatan di
G = Faktor untuk Bulk Density atas sabuk berjalan,dimana harganya tergantung tipe
 = Faktor pemakaian conveyor dari harga Trough Of Angle () dan harga
 = Faktor umpan balik Angle Of Repose().
5). Impact Crusher B = Lebar dari sabuk berjalan (m)
Impact Crusher ialah suatu alat pemecah batuan yang Berdasarkan buku Bridgestone Belt Conveyor
menggunakan sistem pukulan (palu). Handbook (2006) untuk mengetahui kapasitas aktual
Kapasitas Impact Crusher dapat dihitung dengan dari belt conveyor, digunakan rumus seperti dibawah
menggunakan rumus sebagai berikut : ini:
Ta = T x C x M x F x G A. Pada saat sabuk dalam kondisi bergerak
Keterangan : =
Ta = Kapasitas teoritis Impact Crusher (ton/jam)
T = Kapasitas desain dari alat Impact Crusher Keterangan :
(ton/jam) = Kapasitas aktual belt conveyor dalam kondisi
C = Faktor jenis batuan bergerak (ton/jam)
M = Faktor untuk kandungan air dari material W = Berat conto yang diambil (kg)
hubungannya dengan ukuran bukaan crusher. T = Waktu pengambilan conto (s)
F = Faktor pengumpan material B. Pada saat sabuk dalam kondisi diam
G = Faktor untuk densitas =
6). Vibrating Screen Keterangan :
Vibrating Screen merupakan alat yang sangat berfungsi = Kapasitas aktual belt conveyor dalam kondisi
dalam memisahkan ukuran material dari hasil diam (ton/jam)
peremukan berdasarkan ukuran dari lubang bukaan = Berat conto yang diambil (kg)
(opening). Besarnya ukuran ini dinyatakan dalam = Kecepatan sabuk berjalan (m/s)
satuan milimeter (mm) dan biasanya dinyatakan juga = Panjang pengambilan conto (m)
dalam satuan mesh (#).

121
3. METODE PENELITIAN perhitungan kapasitas teoritis masing – masing
Metode penelitian yang digunakan penulis alat crushing plant selanjutnya dibandingkan
dalam melaksanakan penelitian ini adalah metode dengan hasil perhitungan kapasitas aktual dari alat
deskriptif kuantitatif. Kegiatan penelitian dilakukan – alat crushing plant, yang hasil perhitungannya
dengan melakukan pengambilan data dan mengamati akan ditampilkan dalam bentuk tabel.
hal-hal yang menjadi pokok bahasan kegiatan secara B. Analisis pada waktu kerja alat peremuk yang telah
langsung dari crushing plant. Penelitian ini dilakukan dihitung agar dapat mengetahui faktor – faktor
secara bertahap dalam prosedur yang teratur sampai yang menghambat produksi. Waktu kerja tersebut
didapatlah pendekatan penyelesaian masalah. Adapun nantinya akan ditampilkan dalam bentuk tabel.
tahapan penelitian tersebut terdiri dari : C. Hasil perhitungan yang belum mencapai target
1). Studi Literatur selanjutnya dibahas kembali agar dapat
Studi literatur dilakukan dengan cara mencari dan diminimalisir faktor penghambat ketercapaian
mengkaji referensi yang berhubungan dengan target produksi batu granodiorit dengan dilakukan
penelitian sehingga dapat membantu dalam proses upaya – upaya perbaikannya.
penyelesaian penelitian. Adapun literatur yang
menunjang penelitian ini antara lain buku, jurnal, dan
hasil penelitian terdahulu.
2). Pengambilan Data
Pengambilan data terdiri dari :
A. Data Primer
Data Primer merupakan data yang di dapat atau diukur
langsung di lapangan dalam kurun waktu 24 hari kerja.
Adapun data primer ini terdiri dari :
- Peralatan yang digunakan dilapangan
- Proses peremukan
- Jumlah umpan yang masuk ke crusher
- Proses Pengambilan Sampel
- Kapasitas Aktual Produksi Unit Crushing
Plant.
- Waktu Kerja efektif dan waktu hambatan.
- Waktu Hujan
- Distribusi Material Produk
B. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang sudah ada pada
perusahaan tersebut. Data sekunder terdiri dari : Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
- Target produksi perbulan batu granodiorit
- Spesifikasi unit crushing plant 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan peremukan batu granodiorit PT Bina Ardi
- Data jumlah jam kerja
Lestari baik itu kegiatan utama maupun kegiatan pendukung
3). Pengolahan Data dan Analisis Data
merupakan suatu rangkaian yang saling terkait dari beberapa
Analisis data diperoleh setelah memperoleh hasil
peralatan lainnya yang meliputi Pengumpan (feeder), alat
perhitungan dari data primer dan data sekunder yang
peremuk (jaw crusher, cone crusher, impact crusher), ayakan
telah didapat dilapangan. Adapun data yang dihitung
(screen), dan ban berjalan (belt conveyor). Adapun produksi
terdiri dari kapasitas nyata dan kapasitas desain dari
peralatan tersebut ialah sebagai berikut :
alat peremuk, waktu kerja alat peremuk, waktu
hambatan dan waktu efektif dari alat peremuk. Setelah 1). Hopper
Batu granodiorit yang berada di stock rom dimuat kedalam
dilakukan perhitungan terhadap kapasitas nyata yang
hopper dengan menggunakan wheel loader tipe ZL 50 G.
dilakukan dengan pengambilan sampel secara langsung
Wheel loader ini melakukan pemuatan ketika batu granodiorit
saat dilapangan dan didapat produksi dari alat peremuk
yang berada di dalam hopper sudah tersisa setengah. Hopper
tersebut, maka tahap selanjutnya ialah analisis data.
yang digunakan berbentuk trapesium dengan ukuran
Adapun kegiatan analisis data yang dilakukan antara
permukaan atas (3,4 x 2,1) m, ukuran permukaan bawah (3,4 x
lain:
1,1) m, dan tinggi 1,64 m. Kapasitas nyata hopper ialah
A. Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi
sebesar 83,05 ton/jam.
produktivitas produksi batu granodiorit. Hasil

122
2). Feeder Adapun hasil produksi belt conveyor dapat dilihat pada tabel
Perhitungan kapasitas feeder didasarkan pada banyaknya berikut ini:
jumlah umpan yang masuk ke hopper. Umpan yang Tabel 1.Kapasitas Nyata Belt Conveyor Saat Hujan ≠ 0
Kapasitas Nyata Kapasitas Teoritis
dimasukkan ke hopper menggunakan alat wheel loader No. Kode
(ton/jam) (ton/jam)
Efektifitas (%)

dengan kapasitas sebesar 2 m3. Rata – rata jumlah curah wheel 1


2
Belt Conveyor - 1
Belt Conveyor - 2
40,61
37,53
1296,45
1358,68
3,13
2,76
3 Belt Conveyor - 3 31,55 1431,28 2,20
loader perhari yaitu sebanyak 63 kali curah. Banyaknya 4 Belt Conveyor - 4 6,51 183,7558 3,54

umpan yang masuk ke hopper sebanyak 125,83 m3/hari. 5


6
Belt Conveyor - 5
Belt Conveyor - 6
9,99
5,70
175,1691
157,9956
5,70
3,61

Jumlah jam kerja perhari rata – rata sekitar 4,06 jam. Maka 7 Belt Conveyor - 7 4,88 192,3425 2,54

untuk mendapatkan jumlah produksi wheel loader dalam 1 Tabel 2.Kapasitas Nyata Belt Conveyor Saat Hujan = 0
Kapasitas Nyata Kapasitas Teoritis
No. Kode Efektifitas (%)
jam ialah banyaknya umpan dibagi dengan jumlah jam kerja = (ton/jam) (ton/jam)
1 Belt Conveyor - 1 41,12 1296,45 3,17

( ) = 30,99 m3/jam atau 83,05 ton/jam. 2


3
Belt Conveyor - 2
Belt Conveyor - 3
37,91
29,67
1358,68
1431,28
2,79
2,07
4 Belt Conveyor - 4 6,58 183,7558 3,58
aat diasumsikan kondisi hujan = 0 maka diperoleh jumlah rata 5
6
Belt Conveyor - 5
Belt Conveyor - 6
10,09
5,76
175,1691
157,9956
5,76
3,65
– rata curah hujan perhari ialah sebesar 69 kali curah. 7 Belt Conveyor - 7 4,93 192,3425 2,56

Banyaknya umpan yang masuk ke hopper sebanyak 137 7). Screen


m3/hari. Jumlah jam kerja perhari rata – rata sekitar 4,40 jam. Ayakan getar dengan 3 deck bekerja dengan umpan yang
Maka didapatlah jumlah produksi wheel loader dalam 1 jam berasal dari produk cone crusher dan impact crusher. Ayakan
ialah sebesar 31,13 m3/jam. getar yang digunakan memiliki ukuran lubang bukaan yaitu 33
3). Jaw Crusher mm, 23 mm, dan 10 mm.
Perhitungan kapasitas nyata jaw crusher dilakukan dengan 8). Waktu Kerja
pengambilan sample produk jaw crusher dilapangan. Dengan Proses produksi pada pabrik peremuk batu granodiorit PT Bina
rata – rata waktu pengambilan sampel 1,92 s dan berat sampel Ardi Lestari berdasarkan pengamatan dilapangan dan jadwal
rata – rata 25 kg, maka kapasitas nyata dari unit peremuk jaw kerja yang ditetapkan perusahaan ialah mulai kerja pukul 08.00
crusher didapat sebesar 46,1311 ton/jam. – 16.00 WIB dengan waktu istirahat 1 kali (60 menit) pada
Saat waktu hujan diasumsikan = 0, maka diperoleh kapasitas pukul 12.00 – 13.00 WIB. Dari hasil perhitungan waktu kerja
nyata pada jaw crusher sebesar 83,42 ton/jam. pabrik peremukan batu granodiorit PT Bina Ardi Lestari waktu
4). Cone Crusher yang tersedia ialah 420 menit/hari atau 7 jam (Lampiran D)
Perhitungan kapasitas nyata cone crusher dilakukan dengan dan didapatkan waktu kerja efektif rangkaian alat peremuk
pengambilan sample produk cone crusher dilapangan. Dengan adalah 243,76 menit/hari dengan total rata – rata hambatan
rata – rata waktu pengambilan sampel 2,28 s dan berat sampel kerja 176,24 menit/hari.
rata – rata 25 kg, maka kapasitas nyata dari unit peremuk cone Asumsi hujan = 0 mengahsilkan waktu kerja efektif rangkaian
crusher didapat sebesar 40,2324 ton/jam. Saat waktu hujan alat peremuk adalah 255,34 menit/hari dengan total rata – rata
diasumsikan = 0, maka diperoleh kapasitas nyata pada cone hambatan kerja 164,66 menit/hari.
crusher sebesar 46,71 ton/jam. 9). Kesediaan dan Penggunaan Alat
5). Impact Crusher Nilai – nilai kesediaan dan penggunaan alat menunjukan
Kapasitas nyata dari impact crusher sebesar 18,40 ton/jam. keadaan peralatan yang sesungguhnya dari alat – alat tersebut.
Adapun produk yang dihasilkan screen sebesar 40,23 ton/jam Nilai ini juga didapatkan berdasarkan hasil perhitungan waktu
dan jumlah produk cone crusher yang lolos screen sebesar kerja pabrik peremuk PT Bina Ardi Lestari. Nilai mechanical
8,6897 ton/jam, produk impact crusher yang dihasilkan ialah availability, physical availability, used of availability, dan
sebesar 18,40 ton/jam. Produk cone crusher yang tidak lolos effective utilization tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
screen sebesar 31,54 ton/jam, maka banyaknya kehilangan Tabel 3. Kesediaan Unit Peremuk Saat Hujan ≠ 0
Nama MA (%) PA (%) UA (%) Eut (%)
produk impact crusher ialah sebesar 31,54 ton/jam – 18,40 Feeder 92,25 94,52 68,99 65,21
ton/jam = 13,14 ton/jam. Saat waktu hujan diasumsikan = 0, Jaw Crusher 99,44 99,63 64,94 64,71
Cone Crusher 99,44 99,63 64,79 64,55
maka diperoleh kapasitas nyata pada impact crusher sebesar Impact Crusher 92,72 94,92 68,89 65,39
18,48 ton/jam. Ayakan (Screen ) 90,36 92,58 75,09 69,52
Ban Berjalan (Belt Conveyor ) 98,48 98,99 66,16 65,49
6). Belt Conveyor
Ban berjalan yang digunakan untuk membawa material
produk dari hasil peremukan pada alat peremuk dan material Tabel 4. Kesediaan Unit Peremuk Saat Asumsi Hujan = 0
Nama MA (%) PA (%) UA (%) Eut (%)
hasil ayakan menggunakan ban berjalan sebanyak 7 unit, dan Feeder 92,57 94,69 69,97 66,25
Jaw Crusher 99,46 99,64 65,96 65,73
untuk hasil limbahnya menggunakan 1 unit ban berjalan. Jadi Cone Crusher 99,46 99,64 65,84 65,61
total ban berjalan yg dimiliki oleh PT Bina Ardi Lestari pada Impact Crusher 93,09 95,07 69,87 66,43
Ayakan (Screen ) 90,76 92,82 75,94 70,49
proses peremukan ialah sebanyak 8 unit. Proses pengambilan Ban Berjalan (Belt Conveyor ) 98,55 99,02 67,19 66,54
sampel pada ban berjalan dilakukan saat ban berjalan bergerak.

123
10). Jumlah Produksi dengan perbaikan alternatif ini target produksi yang
Unit peremuk batu granodiorit PT Bina Ardi Lestari memiliki diinginkan oleh perusahaan dapat tercapai.
target produksi yang direncanakan sebesar 3.000 m3/bulan Tabel 5. Hasil Perbaikan Alternatif I
(8.040 ton/bulan) atau 120 m3/hari (321,6 ton/hari), sementara Peralatan Kapasitas Nyata Saat
Kondisi Hujan ≠ 0
Kapasitas Nyata Saat
Kondisi Hujan = 0
Kapasitas Teoritis Efektivitas (%) Efektivitas (%)

(ton/jam) Saat Hujan ≠ 0 Saat Hujan = 0


itu produksi saat ini ialah sebesar 984,94 m3/bulan (2.639,65 (ton/jam) (ton/jam)

ton/bulan) atau 41,04 m3/hari (109,98 ton/hari). Asumsi saat Feeder 87 89 120 72,5 74,17

Jaw Crusher 86,13 88,11 191,55 44,96 45,99


hujan = 0, produksi yang dihasilkan ialah sebesar 1.074,12
Cone Crusher 86,13 88,11 112,9812 76,2339 77,9864
m3/bulan (2.878,45 ton/bulan) atau 44,76 m3/hari (119,93 Impact Crusher 39,62 40,53 59,32 66,79 68,32

ton/hari). Screen I 86,13 88,11 105,14 81,92 83,80

Dengan demikian, maka sasaran produksi yang ditetapkan oleh Screen II 65,29 66,79 71,52 91,29 93,39

perusahaan belum tercapai. Untuk mencapai target produksi, Screen III 27,13 27,75 37,72 71,92 73,57

Belt Conveyor I 75,82 77,56 1.296,45 5,45 5,98


maka perlu dilakukan penelitian dan penilaian terhadap Belt Conveyor II 80,35 82,20 1.358,68 5,91 6,05

peralatan unit pabrik peremuk batu granodiorit PT Bina Ardi Belt Conveyor III 31,54 40,53 1.431,28 2,20 2,83

Lestari.
11). Upaya Perbaikan Proses Produksi
Tabel 6. Hasil Perbaikan Alternatif III
A. Alternatif I Peralatan Kapasitas Nyata Saat Kapasitas Nyata Saat Kapasitas Teoritis Efektivitas (%) Efektivitas (%)
Kondisi Hujan ≠ 0 Kondisi Hujan = 0
Alternatif I ini menyangkut perbaikan pada waktu kerja, (ton/jam) Saat Hujan ≠ 0 Saat Hujan = 0
(ton/jam) (ton/jam)
Ukuran Umpan dan Settingan Alat Peremuk yang digunakan. Feeder 87 89 120 72,5 74,17

Adapun hasil yang diperoleh ialah: Jaw Crusher 86,13 88,11 191,55 44,96 45,99

- waktu kerja dapat ditingkatkan menjadi 319,54 menit Cone Crusher 86,13 88,11 112,9812 76,2339 77,9864

(5,20 jam) saat kondisi dilapangan (Hujan ≠ 0) Impact Crusher 62,87 64,32 59,32 105,98 108,43

Screen I 86,13 88,11 105,14 81,92 83,80


sedangkan saat asumsi hujan = 0 waktu efektif
Screen II 65,29 66,79 71,52 91,29 93,39
kerja yang diperoleh sebesar 352,12 menit (5,52 Screen III 27,13 27,75 37,72 71,92 73,57

jam). Belt Conveyor I 75,82 77,56 1.296,45 5,45 5,98

- Ukuran umpan yang semula sebesar 950 mm Belt Conveyor II 80,35 82,20 1.358,68 5,91 6,05

diperkecil menjadi <750. Belt Conveyor III 31,54 40,53 1.431,28 2,20 2,83

- Penambahan jumlah umpan dari 30,99 m3/jam


dan 31,13 m3/jam menjadi 33 m3/jam dan 32 5. KESIMPULAN
m3/jam. Berdasarkan hasil pembahasan terhadap upaya
- Perubahaan settingan alat jaw crusher dari 200 perbaikan pada proses produksi batu granodiorit PT
mm menajdi 180 mm dan cone crusher dari 70 Bina Ardi Lestari, maka dapat disimpulkan :
mm menjadi 55 mm. 1) Penambangan yang dilakukan oleh PT Bina Ardi
Perhitungan Perbaikan alternatif I ini menghasilkan target Lestari memiliki target produksi sebesar 3.000
produksi perusahaan tercapai menjadi 10.749 ton/bulan saat m3/bulan (8.040 ton/bulan). Namun setelah
kondisi hujan ≠ 0, dan saat diasumsikan hujan = 0 dilakukan penelitian dilapangan, hasil produksi
maka produksi yang dihasilkan sebesar 11.672,81 sebesar 984,94 m3/bulan. Berdasarkan asumsi
ton/bulan. hujan = 0, produksi yang dihasilkan sebesar
B. Alternatif II 1.074,12 m3/bulan. Hal ini menandakan belum
Alternatif ini menyangkut perbaikan pada waktu kerja dan tercapainya target produksi yang diinginkan.
settingan cone crusher tanpa mengubah ukuran umpan dan Adapun hal – hal yang menyebabkan tidak
settingan jaw crusher. Namun, hasil yang diperoleh tidak tercapainya target produksi antara lain dikarenakan
dapat digunakan sebagai saran untuk kegiatan perbaikan ukuran umpan yang terlalu besar yakni 800 mm –
dikarenkan hasil produksisinya masih berada dibawah target 900 mm, ukuran settingan jaw crusher (200 mm)
perusahaan yaitu sebesar 5.970,43 ton/bulan saat kondisi dan cone crusher (70 mm) yang terlalu besar
hujan ≠ 0 dan sebesar 6.337,84 ton/bulan saat sehingga mengakibatkan produk masih berukuran
hujan=0. besar, serta banyaknya waktu yang hilang sebesar
C. Alternatif III 78,07 menit dan terlalu lama dalam melakukan
Alternatif ini menyangkut perbaikan pada ukuran persiapan awal yang mengakibatkan waktu kerja
umpan dan waktu kerja efektif tanpa mengubah efektif berkurang sehingga rata – rata kehilangan
settingan alat. Adapun hasil yang diperoleh ialah sebesar 14,67 menit/bulan.
sebesar 10.749 ton/bulan pada kondisi hujan ≠ 0 2) Pencapaian sasaran target produksi sebesar 3.000
sedangkan saat kondisi hujan = 0 produksi yang m3/bulan dapat dilakukan dengan beberapa cara
dihasilkan ialah sebesar 10.996,1 ton/bulan. Sehingga yaitu :

124
- Dengan mengubah ukuran umpan dari 950 mm 6. UCAPAN TERIMA KASIH
menjadi < 750 mm; Penulis mengucapkan banyak terima kasih
- Mengubah settingan pada alat jaw crusher kepada Bapak Dr. Ir. Marsudi M.T. dan Bapak Yoga
menjadi 180 mm dan cone crusher menjadi 40 Herlambang S.T, M.T serta Kepada Kepala Teknik
mm; Tambang dan seluruh staff PT. BAL yang telah
- Perbaikan waktu kerja efektif alat peremuk dari memberikan arahan, masukan, kesempatan serta
243,76 menit menjadi 320 menit saat kondisi bimbingan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
hujan ≠ 0 dan 352,12 menit saat asumsi hujan = 0.
Dengan diperbaikinya waktu kerja, besarnya 7. DAFTAR PUSTAKA
waktu hilang dapat berkurang dari 78,07 menit Anonim. 2006. Bridgestone Belt Conveyor
menjadi 28,92 menit saat penelitian dilapangan Handbook. Bridgestone, Japan.
(hujan ≠ 0) dan 17,52 menit saat hujan Best, M. G. (2003). “Igneous and Metamorphic
diasumsikan = 0. Petrology”. 2nd Edition. Oxford: Blackwell
3) Adapun hasil perbaikan pada unit crushing plat ini Publishing.
terdiri dari 3 alternatif, yaitu sebagai berikut : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mempawah. 2017.
- Alternatif I (Pengubahan secara “Kecamatan Anjongan Dalam Angka 2017”.
Keseluruhan).Hasil peremukan setelah Kabupaten Mempawah. Katalog :
dilakukan perbaikan ialah untuk jaw crusher 1102001.6104091
dan cone crusher sebesar 86,13 ton/jam dan Currie, J.M. 1973. Unit Operasi in Mineral
impact crusher sebesar 39,62 ton/jam saat Processing. CSM Press: Columbia.
hujan ≠ 0 dan 88,11 ton/jam saat hujan = 0. Gill, R. (2010). Igneous Rocks and Processes, A
Dimana hasil ini telah mencapai target Practical Guide. Oxford: Wiley-Blackwell.
produksi yang diinginkan yaitu sebesar 32,14 Nobyl, Meysiko, Matwori., Sri, Widayati., Dudi,
m3/jam (86,13 ton/jam) atau 167,12 m3/hari Nasrudin, Usman., 2016. “Optimalisasi
(447,88 ton/hari) atau 4.010,83 m3/bulan penggunaan lime stone crusher sebagai alat
(10.749,02 ton/bulan) saat hujan ≠ 0 dan saat peremuk batugamping di PT. Semen padang
hujan = 0 produksi yang dihasilkan sebesar kecamatan lubuk kilangan kotamadya padang
32,88 m3/jam (88,11 ton/jam) atau 181,48 provinsi sumatra barat”. Prosiding Teknik
m3/hari (486,37 ton/hari) atau 4.355,53 Pertambangan. Volume 2, No.1, Tahun 2016,
m3/jam (11.672,81 ton/jam). ISSN : 2460-6499.
- Alternatif II (Perbaikan Pada Waktu Kerja dan Raymond, L. A. (2002). “The Study of Igneous,
Settingan Cone Crusher). Pada perhitungan Sedimentary, and Metamorphic Rocks”. 2nd
alternatif ini, hasil produksi masih belum Edition. New York: McGraw-Hill.
mencapai target yang di inginkan. Sehingga Taggart, AF. 1953. “Handbook of Mineral Dressing”,
dalam kegiatan untuk meningkatkan target Jhon Wiley and son, inc, New York, London and
produksi diperusahaan PT Bina Ardi Lestari, Sidney.
metode perbaikan ini tidak dapat dijadikan
acuan.
- Alternatif III (perbaikan Pada Ukuran Umpan
dan Waktu Kerja). Pada perhitungan alternatif
III ini didapat Produksi yang dihasilkan oleh
Unit Peremuk ialah sebesar 10.749 ton/bulan
pada kondisi hujan dan pada kondisi hujan = 0
maka produksi yang dihasilkan ialah sebesar
10.996,1 ton/bulan. Hal ini menunjukan
bahwa target produksi yang diinginkan oleh
perusahaan sudah tercapai. Adapun kegiatan
ini dapat digunakan dalam proses perbaikan
produksi crushing plant di PT Bina Ardi
Lestari.

125

Anda mungkin juga menyukai