1. Tentukan molalitas larutan yang dibentuk dengan melarutkan12 gram urea CO(NH2)2
dalam 250 gram air.
2. Fraksi mol urea, CO(NH2)2 di dalam air adalah 0,4. Tentukan berapa massa urea dan
air yang terdapat dalam campuran tersebut?
3. Sebanyak 8 gram zat A dilarutkan kedalam 200 ml air. Jika diketahui tetapan
penurunan titik beku air (Kf) air 1,86 /molal dan massa molar zat tersebut adalah 40
gr/mol , hitung titik beku larutan !
4. Tekanan uap air pada 100ºC adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan
glukosa 180 % pada 100ºC (Ar H =1 , Ar C = 12 , Ar O = 16 ) ?
5. Larutan glukosa mendidih pada suhu 100,26 ºC . Jika kb = 0,52 tentukan kenaikan
titik didih larutan tersebut !
6. 18 gram molekul C6H12O6 dilarutkan dalam 200 gr air pada suhu 27 ºC . tekanan
osmotic larutan glukosa tersebut adalah ? (R = 0,082 L atm / mol K )
7. Berikut adalah beberapa pemanfaatan sifat koligatif larutan yang banyak ditemui
dalam kehidupan sehari-hari:
1. Penggunaan cairan infuse bagi manusia,
2. Pembuatan cairan pendingin pada es putar,
3. Penggunaan obat tetes mata,
4. Pencairan salju menggunakan garam dapur,
5. pemberian garam pada lintah.
Pasangan sifat yang merupakan pemanfaatan penurunan titik beku larutan adalah ….
8. Berikut ini beberapa penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari:
9. Berapa persen volume larutan jika sebanyak 20 mL alcohol dilarutkan ke dalam 100
mL air ?
10. Berapakah fraksi massa urea, CO(NH2)2 didalam air pada 100 mL larutan yang
mempunyai kepadatan 1.04 g/mL dan titik beku -3,72oC?
11. Jelaskan bagaimana pengaruh adanya zat terlarut yang sukar menguap didalam sistem
larutan terhadap tekanan uap pelarut
Kunci jawaban :
1. 0,8 m
2. 240 g dan 108 g
3. – 1,86 ° C
4. 744, 8 mmHg
5. 0,26 ºC
6. 12,3 atm
7. D
8. B
9. 16,67%
10. 10.71%
11. Tekanan uap jenuh larutan merupakan salah satu Sifat Koligatif dari larutan,
dimana nilai dari tekanan uap jenuh suatu larutan bergantung pada jenis zat
dan suhu. Zat-zat yang memiliki gaya tarik-menarik antar partikel yang kuat
menunjukkan bahwa zat tersebut sukar untuk menguap, akibatnya larutan yang
terbentuk dari zat tersebut akan memiliki nilai tekanan uap jenuh yang relatif
kecil. Contohnya yaitu pada larutan gula, garam, glikol, dan gliserol.
Jadi pengaruh adanya zat terlarut yang sukar menguap didalam sistem larutan
terhadap tekanan uap pelarut akan menyebabkan nilai Tekanan Uap jenuh
larutannya menjadi relatif Kecil.
Pembahasan :
1. Diketahui:
massa urea = 12 gr
Mr Urea= 60 g/mol
Massa pelarut = 250 gr = 0,25 kg
Ditanyakan:
m=?
Jawab:
jumlah mol Urea = massa/Mr
jumlah mol Urea = 12 gr /(60 g/mol)
jumlah mol Urea = 0,2 mol
2. Diketahui:
χ urea = 0,4
Mr.urea = 60 gr/mol
Mr.air = 18 gr/mol
Ditanyakan: massa urea dan massa air = ?
Jawab:
χ urea = 0,4 = 4/10
Ini berarti bahwa
n.urea = 4 mol
n.air = 10- 4 = 6 mol
p Air = 200 ml
Jawaban :
= 1,86 °C
1,86 ° C = 0 °C – Tfl
Tfl = 0 °C – 1,86 ° C
Tfl = – 1,86 ° C
ditanya : ΔTb?
jawaban :
K = 227 ºC + 27 ºC = 300º K
7. Pembahasan:
8. Pembahasan:
𝑣 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
9. %v = 𝑣 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
x100%
20 𝑚𝐿
= (20 +100)𝑚𝐿x100%
20 𝑚𝐿
=120 𝑚𝐿x100%
= 16,67%
Jika massa urea dinyatakan dengan X, Mr urea adalah 60, dan urea merupakan
larutan nonelektrolit, maka
ΔTf = Kf x mt
𝑥 1000
2 = 60x 104−𝑥
100x = 12(104-x)
1248 = 112x
1248
X= = 11.4 g
112
11.14
Fraksi massa urea adalah ( 104 )x100% = 10.71%
11. Tekanan Uap merupakan tekanan gas yang ditimbulkan oleh suatu
larutan yang berada pada kedaan Kesetimbangan Dinamis.
yang dimaksud dengan kesetimbangan dinamin yaitu suatu keadaan dimana 2
proses yang sedang berlangsung memiliki laju yang sama.
Contohnya yaitu ketika kita memasukkan suatu pelarut murni dalam suatu
wadah tertutup, anggaplah disini pelarut murni yang kita gunakan adalah air.
Maka, dalam wadah tertutup tersebut akan ada proses perpindahan partikel
pelarut murni tersebut atau air yang berubah dari fasa cair menjadi fasa gas,
dan juga sebaliknya ada sebagian dari partikel lainnya yang berubah dari fasa
gas menjadi fasa cair.
Jumlah partikel dari pelarut murni yang berada pada fasa gas akan
menghasilkan suatu tekanan yang kemudian kita sebut dengan Tekanan uap.
Setelah beberapa waktu berjalannya proses tersebut, jumlah partikel pelarut
murni yang melepaskan diri dari fase cair ke fase gas akan sama dengan
jumlah partikel pelarut murni di fase gas yang terperangkap di permukaan fase
cair. Di saat keadaan seperti ini, dapat dikatakan bahwa kesetimbangan
dinamis telah tercapai.
Apabila ditambahkan zat terlarut dalam pelarut murni tersebut, maka nilai
tekanan uap yang dihasilkan akan semakin kecil dikarenakan adanya proses
reaksi atau ikatan yang terjadi antara partikel dari pelarut murni dengan
partikel zat terlarut.
Jika zat terlarut bersifat non-volatil (tidak mudah menguap; tekanan uapnya
tidak dapat terukur), tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari
tekanan uap pelarut murni yang volatil. Secara ideal, tekanan uap dari pelarut
volatil di atas larutan yang mengandung zat terlarut non-volatil berbanding
lurus terhadap konsentrasi pelarut dalam larutan. Hubungan dalam sifat
koligatif larutan ini dinyatakan secara kuantitatif dalam hukum Raoult:
tekanan uap dari pelarut di atas larutan, Plarutan sama dengan hasil kali fraksi
mol dari pelarut, Xpelarut dengan tekanan uap dari pelarut murni, P°pelarut.
Penurunan tekanan uap, ΔP, yaitu P°pelarut−Plarutan berbanding lurus terhadap
fraksi mol dari Xterlarut.