Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROSES INDUSTRI KIMIA II


“ESTERIFIKASI”

Disusun oleh :
Abdullah Dedi Rimawan (121011011)
Putu Oka Nareswary (121011012)
Aning Yulianingtyas (121011017)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2014
ABSTRAK
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi
pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Reaksi ini juga
sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung
gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat
dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan
reaksi dapat balik (reversible).
Variabel yang mempengaruhi reaksi esterifikasi adalah suhu,
perbandingan zat pereaksi, pencampuran, katalis, dan waktu reaksi.
Kegunaan ester dalam industri maupun kehidupan sehari-hari adalah
sebagai pelarut, butil asetat (pelarut dalam industri cat), sebagai zat wangi dan sari
wangi, berperan pada saat pembuatan biodiesel dan untuk esterifikasi fenol
sintesis aspirin.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi
pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi
dapat dikatalis oleh ion H+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai
suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal dari Essig-Äther Jerman,
sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam cuka ester (asam cuka etil).
Pada skala industri, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi
antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH) dengan bantuan katalis
berupa asam sulfat (H2SO4) dan inilah yang dilakukan pada praktikum kali ini.
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah
menguap), tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat dapat melarutkan
air hingga 3% dan larut dalam air hingga kelarutannya 8% pada suhu kamar.
Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun, senyawa ini
tidak stabil dalam air yang mengandung asam dan basa. Etil asetat, yang juga
dikenal dengan nama acetic ether, adalah pelarut yang banyak digunakan pada
industri cat, thinner, tinta, plastic, farmasi, dan industri kimia organik.

1.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari mengenai esterifikasi
2. Untuk mengetahui kegunaan ester

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian esterifikasi?
2. Bagaimana reaksi esterifikasi?
3. Apa kegunaan esterifikasi?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Esterifikasi


Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan cara
merefluks sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis
asam. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya adalah asam sulfat.
Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam karboksilat terhadap
alkohol, seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi
dengan anhidrida asam ( atom yang rendah) atau asil klorida (sensitif
terhadap kelembapan). Kelemahan utama asilasi langsung adalah
konstanta kesetimbangan kimia yang rendah. Hal ini harus diatasi dengan
menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan air yang menjadi
hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean-Strak atau
penggunaan saringan molekul.
Ester adalah campuran organik dengan simbol R’ yang
menggantikan suatu atom hidrogen atau lebih. Ester juga dibentuk dengan
asam yang tidak tersusun teratur; sebagai contoh, dimetil sulfat yang juga
disebut “asam belerang, dimethyl ester” (Anonim, 2006).
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat
dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi
ini juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa
yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun
aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).

Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada


halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari
asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam pembentukan
ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi
esterifikasi adalah metanol > alkohol 1º > alkohol 2º > alkohol 3º.

Variabel yang berpengaruh pada reaksi esterifikasi yaitu:


1. Suhu
Hal ini di karenakan sifat dari reaksi eksotermis, dan suhu dapat
mempengaruhi harga konstanta kecepatan reaksi.
2. Perbandingan zat pereaksi
Dikarenakan sifatnya yang reversible,maka salah satu perekatan harus
di buat berlebih agar optimal saat pembentukan ester.
3. Pencampuran
Dengan adanya pengadukan pada saat pencampuran,molekul-molekul
pereaktan dapat mengalami tumbukan yang lebih sering sehingga
reaksi dapat berjalan secara optimal.
4. Katalis
Adanya katalisator dalam reaksi dapat mempercepat jalannya suatu
reaksi. Kereakifan dari katalis bergantung dari jenis dan konsentrasi
yang digunakan.
5. Waktu reaksi
Jika waktu bereaksi lama maka kesempatan molekul-molekul
pertumbukan semakin sering

2.2 Sifat Laju Reaksi Esterifikasi


Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul
reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara. Data tentang
laju reaksi serta mekanismenya disusun berdasarkan karakter kinetiknya,
sedangkan data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta
kesetimbangan. Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat
sebagai berikut :
1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan
paling lambat alkohol tersier.
2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi
mempunyai batas konversi yang tinggi.
4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau
tidak terlalu berpengaruh terhadap laju reaksi.

2.3 Penggolongan Proses Esterifikasi


Sistem pemroses yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi
esterifikasi dikehendaki untuk sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh
karena itu reaksi esterifikasi merupakan kesetimbangan, maka konversi
sempurna tidak mungkin tercapai, dan sesuai informasi yang ada konversi
yang dapat dicapai hanya sampai 98%. Nilai konversi yang tinggi dapat
dicapai dengan ekses reaktan yang besar.
Proses esterifikasi secara umum harus diketahui untuk dapat
mendorong konversi sebesar mungkin. Secara umum ada tiga golongan
proses, dan penggolongan ini bergantung kepada volatilitas ester, yaitu :
1. Golongan 1
Dengan ester yang sangat mudah menguap, seperti metil format, metil
asetat, dan etil format, titik didih ester lebih rendah daripada alkohol,
oleh karena itu ester segera dapat dihilangkan dari campuran reaksi.
Produksi metil asetat dengan metode distilasi Bachaus merupakan
sebuah contoh dari golongan ini. Metanol dan asam asetat diumpankan
ke dalam kolom distilasi dan ester segera dipisahkan sebagai campuran
uap dengan metanol dari bagian atas kolom. Air terakumulasi di dasar
tangki dan selanjutnya dibuang. Ester dan alkohol dipisahkan lebih
lanjut dalam kolom distilasi yang kedua.
2. Golongan 2
Ester dengan kemampuan menguap sebaiknya dipisahkan dengan cara
menghilangkan air yang terbentuk secara distilasi. Dalam beberapa hal,
campuran terner dari alkohol, air dan ester dapat terbentuk. Kelompok
ini layak untuk dipisahkan lebih lanjut: dengan etil asetat, semua
bagian ester dipindahkan sebagai campuran uap dengan alkohol dan
sebagian air, sedangkan sisa air akan terakumulasi dalam sistem.
Dengan butil asetat, semua bagian air dipindahkan ke bagian atas
dengan sedikit bagian dari ester dan alkohol, sedangkan sisa ester
terakumulasi dalam sistem.
3. Golongan 3
Dengan ester yang mempunyai volatilitas rendah, beberapa
kemungkinan timbul. Dalam hal butil dan amil alkohol, air dipisahkan
sebagai campuran biner dengan alkohol. Contoh proses untuk tipe
seperti ini adalah pembuatan dibutil ftalat. Untuk menghasilkan ester
dari alkohol yang lebih pendek (metil, etil, propil) dibutuhkan
penambahan hidrokarbon seperti benzena dan toluena untuk
memperbesar air yang terdistilasi.dengan alkohol bertitik didih tinggi
(benzil, furfuril, b-feniletil) suatu cairan tambahan selalu diperlukan
untuk menghilangkan kandungan air dari campuran.
2.4 Mekanisme Reaksi Esterifikasi
Seperti banyak reaksi aldehida dan keton, esterifikasi asam
karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan
deprotonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang
karbon positif, dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud.
Inilah mekanisme reaksi esterifikasi :

Perhatikan bahwa dalam reaksi esterifikasi, ikatan yang terputus


adalah ikatan C-O asam karboksilat dan bukan -OH dari asam atau ikatan
C-O dari alkohol.
Reaksi esterifikasi bersifat reversibel. Untuk memperoleh
rendemen tinggi dari ester, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester.
Satu teknik untuk mencapainya adalah menggunakan salah satu zat
pereaksi yang murah secara berlebihan. Teknik lain yaitu membuang salah
satu produk dalam campuran reaksi (misalnya dengan destilasi air secara
azeotropik).
Dengan bertambahnya halangan sterik dalam zat antara, laju
pembentukan ester akan menurun. Rendemen esternya pun berkurang.
Alasannya ialah karena esterifikasi itu merupkan suatu reaksi yang bersifat
dapat balik dan spesies yang kurang terintangi (pereaksi) akan lebih
disukai. Jika suatu ester yang meruah (bulky) harus dibuat, maka lebih
baik digunakan jalur sintesis lain, seperti reaksi antara alkohol dengan
suatu anhidrida asam atau klorida asam, yang lebih reaktif daripada asam
karboksilat dan dapat bereaksi secara tak dapat balik.
Ester fenil umumnya tidak dibuat dengan secara langsung dari
fenol dan asam karboksilat karena kesetimbangan cenderung bergeser ke
sisi pereaksi daripada produk. Ester fenil dapat diperoleh dengan
menggunakan derivat asam yang lebih reaktif.
Reaksi esterifikasi Fischer adalah reaksi pembentukan ester
dengan cara merefluks sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol
dengan katalis asam. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya
adalah asam sulfat atau asam Lewis seperti skandium (III) triflat.
Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam karboksilat
terhadap alkohol, seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang
asilasi dengan anhidrida asam (ekonomi atom yang rendah) atau asil
klorida (sensitif terhadap kelembapan). Kelemahan utama asilasi langsung
adalah konstanta kesetimbangan kimia yang rendah. Hal ini harus diatasi
dengan menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan air yang
menjadi hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean-Stark
atau penggunaan saringan molekul.
Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer terdiri dari beberapa
langkah:
1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga
meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.
2. Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari
alkohol, yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.

3. Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol,


menghasilkan kompleks teraktivasi.
4. Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti oleh
pelepasan molekul air menghasilkan ester.

2.5 Contoh Reaksi Esterifikasi


Contoh reaksi esterifikasi adalah reaksi antara asam asetat dan
etanol membentuk etil asetat. Reaksinya adalah :
2.6 Pembuatan Ester
1. Pembuatan ester dari alkohol dan asil klorida (klorida asam)
 Jika kita menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah
alkohol, maka reaksi yang terjadi cukup progresif (bahkan
berlangsung hebat) pada suhu kamar menghasilkan sebuah
ester dan awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam dan
beruap.
 Sebagai contoh, jika kita menambahkan etanol klorida kedalam
etanol, maka akan terbentuk banyak hidrogen klorida bersama
dengan ester cair etil etanoat.
2. Pembuatan ester dari alkohol dan anhidrida asam
 Reaksi-reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat
dibanding reaksi-reaksi yang serupa dengan asil klorida, dan
biasanya campuran reaksi yang terbentuk perlu dipanaskan.
 Contoh etanol yang bereaksi dengan anhidrida etanoat sebagai
sebuah reaksi sederhana yang melibatkan sebuah alkohol.
 Reaksi berlangsung lambat pada suhu kamar (atau lebih cepat
pada pemanasan). Tidak ada perubahan yang bisa diamati pada
cairan yang tidak berwarna, tetapi sebuah campuran etil etanoat
dan asam etanoat terbentuk.
3. Pembuatan ester dari asam karboksilat dan alkohol
 Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama
alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya
adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas
hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung
melibatkan ester-ester aromatic (yakni ester yang mengandung
sebuah cincin benzen).
2.7 Kegunaan Ester
1. Sebagai pelarut, butil asetat (pelarut dalam industri cat).
2. Sebagai zat wangi dan untuk esterifikasi fenol sintesis aspirin
3. Berperan pada saat pembuatan biodiesel
DAFTAR PUSTAKA

http://www.suryadi.webege.com/web_documents/_presentasi-ayndri.pdf (diakses
pada tanggal 3 Oktober 2014)

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa organik /alkohol1/


reaksi_pengesteran _esterifikasi/ (diakses pada bulan September)

http://Students.chem.itb.ac.id/organic/kimia%20karbon.pdf (diakses pada bulan


September)

Anda mungkin juga menyukai