Disusun oleh:
Nama : Nauqi Nisa Luthfi, A.Md. Kep
NIP : 199512022019022006
Golongan/Angkatan: II/VII
No.presensi : 16
Jabatan : Perawat Terampil
Unit Kerja :RSJD Surakarta Provinsi Jawa Tengah
Coach :
Mentor : Nuning Purwanti, S.Kep.MM
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Identifikasi Isu di Ruang Wisanggeni RSJD Surakarta Provinsi Jawa
Tengah ....................................................................................................................... 4
Tabel 1.2 Identifikasi isu dengan metode APKL ......................................................... 5
Tabel 1.3 Identifikasi TapisanIsu dengan Metode USG ............................................. 7
Tabel 2. 1. Data Kepegawaian menurut kelompok fungsional Pendidikan ............... 32
Tabel 2.2 Kapasitas Tempat Tidur ........................................................................... 33
Table 4.1 Rancangan Aktualisasi ............................................................................. 39
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi 30 hari ..................................................... 44
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai 3 tugas, yaitu: melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas, serta mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tidak terkecuali bagi
seorang PNS yang berkerja di sebuah instansi rumah sakit (RS) milik
pemerintah, harus menjalankan tiga tugas sebagai seorang PNS tersebut
serta menjalankan tugas pelayanan kesehatan publik di rumah sakit.
Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa. Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban
modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam
rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
PNS (Pegawai Negeri Sipil) memiliki peranan yang menentukan dalam
mengelola sumber daya di Indonesia. Sejumlah keputusan-keputusan
strategis mulai dari formulasi kebijakan sampai pada penetapannya dalam
berbagai sektor pembangunan ditetapkan oleh PNS. Untuk dapat
menjalankan peranannya pada jalur yang benar dan profesional, maka setiap
PNS harus senantiasa menanamkan nilai-nilai dasar dalam segala tugasnya.
Adapun nilai-nilai dasar tersebut antara lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
1
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai negeri Sipil (PNS), ditetapkan
bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS yang
professional adalah melalui Diklat Prajabatan/Pelatihan Dasar. Hal ini
diperlukan dalam rangka menanamkan nilai-nilai dasar profesi PNS.
Kompetensi inilah yang berperan dalam membentuk karakter PNS yang
professional di masyarakat.
Salah satu sektor pelayanan publik yang harus dibangun dengan baik
oleh PNS adalah membangun kesejahteraan sosial melalui pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan tersebut utamanya dilaksanakan oleh
perawat pelaksana.
ASN di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta (RSJD Surakarta) Provinsi
Jawa Tengah, merupakan sebuah institusi milik Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang professional dan
terjangkau. Sebagai sebuah organisasi milik pemerintahan, RSJD Surakarta
Provinsi Jawa Tengah tentu tidak lepas dari masalah baik masalah medis
maupun non-medis yang dapat menghambat fungsi rumah sakit itu sendiri.
Dalam pelaksanaan tugas perawat pelaksana di RSJD Surakarta
Provinsi Jawa Tengah pada prinsipnya sudah mengikuti ketentuan yang
berlaku. Namun masih terdapat beberapa kekurangan yang masih perlu
ditingkatkan terutama dalam pelayanan dan kepatuhan SOP. Untuk itu
rancangan aktualisasi ini disusun guna meningkatkan pelayanan kesehatan
jiwa pada pasien. Pemberian aktivitas tambahan adalah usaha atau kegiatan
untuk membantu individu dalam meningkatkan kemampuan, potensi dan
harapannya mampu menurunkan tingkat kejenuhan pasien.
Dalam hal ini, penulis akan mengambil beberapa isu atau masalah
yang berada di unit kerja penulis yaitu di Ruang Wisanggeni RSJD Surakarta.
Ruang Wisanggeni merupakan ruang rawat inap di RSJD Surakarta yang
memberikan pelayanan kepada pasien dengan diagnosa fisik dan jiwa (dual
diagnosis). Ruang Wisanggeni terdapat 17 tempat tidur diantaranya: 5 TT
kelas I, 4 TT kelas II dan 8 TT kelas III. Dalam pelaksanaanya seiring
berjalannya waktu, terdapat beberapa isu atau permasalahan pelayanan di
Ruang Wisanggeni yaitu belum optimalnya penggunaan sampah infeksius
dan non-infeksius, belum optimalnya pemberian gelang dan stiker resiko jatuh
2
bagi pasien dengan resiko jatuh sedang atau tinggi, belum optimalnya
pengetahuan perawat dalam penggunaanElektronik Rekam Medik (ERM)
untuk dokumentasi pasien, belum optimalnya pemberian terapi aktivitas
tambahan untuk menurunkan tingkat kejenuhan, dan rendahnya tingkat
keamanan bangsal berkaitan dengan sarana dan prasarana.
B. Indentifikasi Isu
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di RSJD
Surakarta Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dan sesuai dengan peran dan kedudukan
ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rancangan kegiatan
aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarakan identifikasi isu dengan
mempertimbangkan keaktualan, problematik, kekhalayakan dan kelayakan
isu tersebut (metode APKL). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat.Problematik artinya Isu yang memiliki
dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
Kekhalayakan artinya Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak, dan
kelayakan artinya Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.Kemudian prioritas isu
ditentukan dengan analisis USG dengan menetapkan rentang penilaian (1-5).
Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinyaseberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinyaseberapa
besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Prioritas isu yang telah ditentukan kemudian diidentifikasi berdasarkan
sumber isu, aktor yang terlibat, peran masing-masing aktor yang terlibat dan
keterkaitan dengan mata pelatihan yang relevan, dan kegiatan-kegiatan yang
digagas untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Ruang Wisanggeni
RSJD Surakarta Provinsi Jawa Tengah.
Beberapa isu di RSJD Surakarta Provinsi Jawa Tengah yang terkait
dengan pemberian pelayanan telah diamati selama melakukan tugas di ruang
Wisanggeni. Isu-isu yang diidentifikasi bisa bersumber baik dari aspek
3
pelayanan publik, Whole of Government (WoG), maupun aspek manajemen
ASN. Hasil identifikasi isu yang ada di RSJD Surakarta dituangkan dalam
tabel 1.1 di bawah.
Tabel 1.1 Hasil Identifikasi Isu di Ruang Wisanggeni RSJD Surakarta Provinsi
Jawa Tengah
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
4
kekerasan dan bunuh taman atau tanah
diri. lapang yang
nantinya akan
bermanfaat untuk
tempat kegiatan
pemulihan pasien.
Analisis APKL
No Sumber Isu
A P K L Ket
1 Manajemen Belum optimalnya pemberian + + + + MS
ASN gelang dan stiker resiko jatuh
pada pasien dengan resiko jatuh
sedang dan tinggi
2 Pelayanan Belum optimalnya pemberian + + + + MS
Publik aktivitas tambahan untuk
menurunkan tingkat kejenuhan
pasien di ruang fisik jiwa
3 Manajemen Belum optimalnya pengetahuan + + - + TMS
ASN; perawat dalam penggunaan ERM
Pelayanan untuk dokumentasi
public
4 WoG Belum optimalnya pemilahan + + - + TMS
sampah infeksius dan non
infeksius
5 Pelayanan Rendahnya tingkat kemananan + + + + MS
Publik, WoG bangsal berkaitan dengan sarana
dan prasarana
5
Keterangan:
A = Aktual;
P = Problematik;
K = Khalayak;
L = Layak;
MS = Memenuhi syarat;
TMS = Tidak memenuhi syarat
(+) = ya
(-) = tidak
Belum optimalnya pemberian gelang dan stiker pasien jatuh dalam analisis
APKL ditetapkan sebagai sebuah isu.Selain itu, belum optimalnya pemberian
terapi aktivitas tambahan dan rendahnya tingkat kemananan dalam sarana
prasarana juga menjadi isu yang memenuhi syarat untuk dilakukan tindaklanjut.
Seperti isu belum optimalnya pemberian aktivitas tambahan pada pasien ini jika
tidak dilakukan dengan baik kemungkinan akan berdampak pada kejenuhan
pasien psikiatri yang dirawat di Ruang Wisanggeni, karena di Ruang Wisanggeni
tidak ada kegiatan rehabilitasi untuk pasien seperti halnya yang dilakukan di
bangsal lain di RSJD Surakarta. Sesuai dengan analisis APKL isu tersebut aktual
karena sedang benar-benar terjadi. Isu ini juga memiliki dimensi masalah yang
komplek, mencakup dan juga layak logis untuk dicari penyelesaiannya.
KRITERIA USG
No SUMBER ISU
U S G Tot Peringkat
Manajemen Belum optimalnya pemberian
ASN gelang dan stiker resiko jatuh
1 2 4 4 10 3
pada pasien dengan resiko
jatuh sedang dan tinggi
Pelayanan Belum optimalnya pemberian
Publik terapi aktivitas tambahan untuk
2 5 5 5 15 1
menurunkan kejenuhan pasien
di ruang fisik jiwa
Pelayanan Rendahnya tingkat keamanan
3 Publik ; WoG bangsal berkaitan dengan 3 4 5 12 2
sarana prasarana
Keterangan: U = Urgency; S = Seriousness; G = Growth; Tot = Total
Dari tabel 1.3 di atas ditemukan bahwa isu rendahnya peran perawat dalam
pemberian terapi aktivitas tambahan untuk menurunkan tingkat kejenuhan pasien
mempunyai skor urgency, seriousness, dan growth yang tinggi. Isu ini mempunyai
kebutuhan yang urgency untuk segera diselesaikan karena akan berpengaruh
pada kepuasan pelayanan pasien, dan seriousness jika tidak di selesaikan akan
berdampak lebih panjang pada pelayanan.
C. Rumusan Masalah
Dari hasil analisis isu di atas ditetapkan isu yang dipilih dan akan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan adalah isu tentang belum
optimalnya pemberian terapi aktivitas tambahan untuk menurunkan
tingkat kejenuhan pasien di ruang fisik jiwa.
D. Tujuan
1. Umum
Tujuan umum yang akan dicapai berdasarkan isu dan rumusan
masalah tersebut yaitu untuk meningkatkan pelayanan di lingkup RSJD
Surakarta sesuai dengan nilai-nilai dalam organisasi.
7
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dengan pelaksanaan aktualisasi
dan habituasi ini adalah untuk menurunkan tingkat kejenuhan pasien
psikiatri di Ruang Wisanggeni RSJD Surakarta.
E. Manfaat
Manfaat kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi masyarakat
Mendapat pelayanan secara professional, terarah dan terintegrasi
sesuai dengan tupoksi tugas PNS.
2. Bagi instansi RSJD Surakarta
Terwujudkannya perawat pelaksana yang professional, yang dapat
memberikan pelayanan maksimal pada pasien serta masyarakat
sesuai nilai-nilai dasar PNS melalui judul “Pemberian Terapi Aktivitas
Tambahan pada Pasien Psikiatri untuk Menurunkan Tingkat Kejenuhan
di Ruang Wisanggeni RSJD Surakarta”.
3. Bagi pemerintah
Terbentuk PNS yang berintegritas dan mengabdi pada Negara serta
senantiasa menjalankan tugas dengan memegang teguh nilai-nilai
dasar yang dimiliki.
4. Bagi pelaksana
Menginternalisasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di masyarakat, bangsa dan
negara.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar
biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila
adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan
nama negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk
mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa
para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi
masing-masing.
10
Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan
peluang dan mengelola perubahan organisasi melalui pengembangan
SDM nya. Hal ini didasari bahwa pada dasarnya manusia memiliki sifat
dasar curiosity, proaktif dan inovatif yang dapat dikembangkan untuk
mengelola setiap perubahan lingkungan strategis yang cepat berubah.
Penerapannya dalam dunia birokrasi/pemerintahan adalah, hanya
pegawai yang memiliki pengetahuan yang luas dan terus menambah
pengetahuannya yang dapat beradaptasi dengan kondisi perubahan
lingkungan strategis.
b. Modal Emosional
Kemampuan lainnya dalam menyikapi perubahan ditentukan oleh
kecerdasan emosional. Setiap PNS pasti bekerja dengan orang lain dan
untuk orang lain. Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan
menentukan kesuksesan PNS dalam melaksanakan tugas, kemampuan
dalam mengelola emosi tersebut disebut juga sebagai kecerdasan emosi.
Bradberry & Greaves (2006) membagi kecerdasan emosi ke dalam empat
dimensi kecerdasan emosional yakni: Self Awareness yaitu kemampuan
untuk memahami emosi diri sendiri secara tepat dan akurat dalam
berbagai situasi secara konsisten; Self Management yaitu kemampuan
mengelola emosi secara positif dalam berhadapan dengan emosi diri
sendiri; Social Awareness yaitu kemampuan untuk memahami emosi
orang lain dari tindakannya yang tampak (kemampuan berempati) secara
akurat;, dan Relationship Management yaitu kemampuan orang untuk
berinteraksi secara positif pada orang lain.
c. Modal Sosial
Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang
memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka.
(rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang
mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas). Modal
sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan kerjasama dan
hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan, khususnya
kesuksesan sebagai PNS sebagai pelayan masyarakat.
d. Modal ketabahan (adversity) Konsep modal ketabahan berasal dari Paul
G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan,
11
baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi
birokrasi.
e. Modal etika/moral
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-
prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai,
tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan
membedakan benar dan salah. Orang yang memiliki kecerdasan moral
yang tinggi bukanlah tipe orang pendendam yang membalas perilaku
yang tidak menyenangkan dengan cara yang tidak menyenangkan pula.
f. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
Badan atau raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua
modal insani yang dibahas sebelumnya, Badan yang tidak sehat akan
membuat semua modal di atas tidak muncul dengan maksimal. Oleh
karena itu kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa
bekerja dan berpikir secara produktif.
Teknik-Teknik Analisis Isu :
13
masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming.
Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan,
mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan
sebagainya.
Prosedur pembuatan fishbone diagram dapat dilihat sebagai berikut.
a) Menyepakati pernyataan masalah.
b) Mengidentifikasi kategori-kategori.
c) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming.
d) Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin.
14
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. Adapun berbagai bentuk kesiapsiagaan dimaksud
adalah kemampuan setiap PNS untuk memahami dan melaksanakan
kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah tindak dalam pelaksanaan
kegiatan keprotokolan yang di dalamya meliputi pengaturan tata tempat,
tata upacara (termasuk kemampuan baris berbaris dalam pelaksaan tata
upacara sipil dan kegiatan apel), tata tempat, dan tata penghormatan
yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan perundangan-undangan yang
berlaku.
Aplikasi kesiapsiagaan Bela Negara selanjutnya juga termasuk
pembinaan pola hidup sehat disertai pelaksanaan kegiatan pembinaan
dan latihan ketangkasan fisik dan pembinaan mental lainnya yang
disesuaikan dan berhubungan dengan kebutuhan serta ruang lingkup
pekerjaan, tugas, dan tanggungjawab, serta hak dan kewajiban PNS di
berbagai lini dan sektor pekerjaan yang bertugas diseluruh wilayah
Indonesia dan dunia. PNS yang siap siaga adalah PNS yang mampu
meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan
pelaksanaan kerja. Dengan memiliki kesiapsiagaan yang baik, maka PNS
akan mampu mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG) baik dari dalam maupun dari luar. Sebaliknya jika PNS
tidak memiliki kesiapsiagaan, maka akan sulit mengatasi ancaman,
tantangan, hambatan, dan ganguan (ATHG) tersebut.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
15
B. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS
16
Rasa keadilan akan membawa pada kepercayaan, dan kepercayaan
melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain akuntabilitas tidak dapat
terwujud dari hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Guna mencapai akuntabilitas perlu adanya keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dengan kapasitas.
h. Kejelasan
Fokus utama dari kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran, dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan, dan sistem
pelaporan yang baik .
i. Konsistensi
Konsisten dalam menerapkan sebuah kebijakan, prosedur, dan sumber
daya akan mewujudkan lingkungan yang akuntabel.
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar kemampuan memahami saja, tetapi juga
mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nasionalisme tersebut
harus diterapkan dalam tugas-tugas ASN antara lain:
a. Sebagai Pelaksana Kebijakan Publik
Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi
pada kepentingan publik dan seantiasa menempatkan kepentingan publik,
bangsa dan negara diatas kepentingan lainnya, mengedepankan
kepentingan nasional ketimbang kepentingan sektoral dan golongan.
b. Sebagai Pelayanan Publik
Pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminasi , profesional,
berintegritas, jujur, tidak korupsi, transparan, akuntabel dan memberikan
kepuasan kepada publik.
c. Sebagai Perekat dan pemersatu bangsa dan negara.
Pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, memilik
kesadaran sebagai penjaga kedaulatan negara, menjadi pemersatu,
mengupayakan situasi yang damai dan menjaga keutuhan NKRI.
17
3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lainnya
diaktualisasikan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat. Etika publik juga dapat diartikan bahwa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, ASN harus senantiasa menjunjung
tinggi kode etik, baik kode etik ASN, kode etik profesi serta hukum tertulis
lainnya.
Adapun nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum dalam undang-
undang ASN antara lain:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam Negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputuasan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
h. Memiliki kemampuan dan melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapiaan hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu mengandung pengertian bahwa dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik senantiasa berorientasi
pada efektifitas, efisiensi, mengandung inovasi dan kinerja yang bermutu.
Adapun prinsip-prinisp dalam Komitmen Mutu antara lain;
18
a. Efektivitas
Richard dan Kanita dalam LAN (2014) mendefinsikan efektivitas sebagai
suatu kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan,
atau mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Sedangkan efektivitas
organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh
pelanggan.
b. Efisiensi
Efisien adalah suatu asas dasar tentang perbandingan terbaik antara suatu
usaha (input) dengan hasi (output). Perbandingan tersebut dapat dilihat
dari segi usaha antara lain pikiran, tenaga, waktu, ruang, benda, serta
biaya. Sedangkan dari segi hasil, efisiensi dapat terlihat dari banyaknya
hasil, baiknya mutu dan jumlah satuan hasil yang diperoleh. Dengan kata
lain efisensi diartikan bahwa dengan menggunkan usaha seminimal
mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal.
c. Inovasi
Inovasi adalah kegiatan yang meliputi seluruh proses menciptakan dan
menawarkan jasa atau barang baik yang sifatnya baru, lebih baik atau lebih
murah dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya. Inovasi dapat
berupa produk atau jasa yang baru, teknologi proses produksi yang baru,
sistem, struktur dan administrasi yang baru ataupun rencana yang baru.
d. Mutu
Goetsch dan Davis dalam LAN (2014) mendefiniskan mutu sebagai suatu
kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau
pengguna.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa Latin Coruptio dan Corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani Corruptio perbuatan yang
tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian, melanggar norma agama, material, mental dan umum. Menurut UU
no. 31/1999 jo UU No. 20/2001 terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi
antara lain; merugikan keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
19
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan gratifikasi.
KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) bersama dengan pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi sebagai berikut: Jujur;
peduli; mandiri; disiplin; tanggungjawab; kerja keras; sederhana; berani; adil.
24
2) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijaka
nyang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
b) Pelayan publik
ASN berfungsi,bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
c) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD1945, negara dan pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri
sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa
dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
26
e) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran,dan tanggung jawab.
f) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan.
g) menyimpan rahasia jabatan dan hanya
dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; danh. bersedia ditempatkan di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
28
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Dasar hukum pembentukan organisasi
Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka
RS Jiwa Pusat Surakarta berubah menjadi RS Jiwa Daerah Surakarta
dibawah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah. RS Jiwa Pusat Surakarta
diserahkan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah pada tahun
2001 berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 1079/Menkes/SK/X/2001
tanggal 16 Oktober 2001. Adapun penetapan RS Jiwa Pusat menjadi RS Jiwa
Daerah Surakarta berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah No. 440/09/2002
pada bulan Februari 2002. Kemudian sejak tahun 2009 RS Jiwa Daerah
Surakarta telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Provinsi
Jawa Tengah.RSJD Surakarta merupakan Rumah Sakit khusus kelas A.
29
3. Nilai
P : Profesional dalam pelayanan
R : Ramah dalam bersikap terhadap pelanggan
O : Obyektif dalam penyampaian informasi
A : Antusias dalam semangat kerja
K : Kooperatif dalam kerjasama terpadu
T : Target dalam pencapaian program
I : Intensif dalam pelaksanaan tugas
F : Favorit dalam kinerja unggulan rumah sakit
4. Motto
“Melayani Lebih Baik”
5. Janji Pelayanan
“Kami Pegawai Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, berjanji: melayani
pelanggan secara cepat, tepat, akurat dan memuaskan.”
30
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
4. Deskripsi sumber daya manusia, sarana prasarana dan sumber daya lain
Sumber daya manusia Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah
sebagai berikut:
31
a. Susunan Kepegawaian
Kondisi umum mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah sebanyak
406 orang pegawai yang terdiri dari:
32
b. Kapasitas Tempat Tidur
Kapasitas tempat tidur yang tersedia terdiri dari:
Tabel 2.2 Kapasitas Tempat Tidur
NAMA KELAS
NO JUMLAH
RUANG VVIP VIP I II III
1 Bisma 3 6 - - - 9
2 Kresna - - 9 - - 9
3 Dewi Kunthi - - 1 4 8 13
4 Wisanggeni - - 5 4 8 17
5 Puntadewa - - 1 4 10 15
6 Sumbadra - - 1 2 8 11
7 Samba - - 3 - 16 19
8 Arjuna - - - - 19 19
9 Abimanyu - - - - 25 25
10 Sena - - - - 25 25
11 Larasati - - - - 23 23
12 Nakula - - - - 25 25
13 Sadewa - - - - 25 25
14 Srikandi - - - - 25 25
15 Gatotkaca - - - 12 8 20
16 Drupadi - - - 5 12 17
JUMLAH 3 6 20 31 237 297
Sumber : Data intern RS
c. Peralatan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta memiliki fasilitas-fasilitas
peralatan dari yang sederhana hingga yang canggih dalam upaya
memberikan pelayanan prima dan menyeluruh.
d. Pelayanan
Saat ini RSJD Surakarta telah terakreditasi penuh 12 pelayanan
sejak tahun 2008. Pelayanan di RSJD Surakarta terdiri dari pelayanan
medis dan pelayanan penunjang.
Pelayanan Medis meliputi:
1) Instalasi Gawat Darurat (24 jam)
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
4) Instalasi Fisioterapi
5) Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja
6) Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat
7) Instalasi Gigi dan Mulut
33
8) Instalasi Psikogeriatri
9) Instalasi Elektromedik
10) Instalasi Gangguan NAPZA
11) Instalasi Rekam Medik
12) Instalasi Psikologi
C. Role Mode
Nuning Purwanti, S.Kep, MM. (Kepala Instalasi Rawat Jalan RSJD Surakarta
Provinsi Jawa Tengah)
35
Role Model adalah seseorang yang tingkah lakunya kita contoh, tiru,
dan diikuti. Dalam kegiatan aktualisasi ini, yang menjadi role model adalah
Kepala Instalasi Rawat Jalan RSJD Surakarta Provinsi Jawa Tengah. Alasan
beliau dijadikan role model pada pelaksanaan rencana aktualisasi ini yaitu
meskipun penulis belum lama ditempatkan di RSJD Surakarta Provinsi Jawa
Tengah, terlihat bahwa beliau mencerminkan salah satu ASN yang ANEKA.
Dalam kesehariannya beliau layak dijadikan contoh dan panutan. Sebagai
sosok pejabat struktural, sifat yang ramah, selalu memberikan motivasi dan
arahan untuk ASN baru dalam menyesuaikan diri dengan baik. Beliau mampu
membimbing penulis dengan baik untuk menyelesaikan rancangan aktualisasi
pada kegiatan Latsar ini.Beliau juga sosok yang pekerja keras disiplin dan
bertanggungjawab.
36
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
37
B. Gagasan Pemecahan Isu:
1. Mengkaji status kesehatan pasien (SKP)
2. Menyusun rancangan kegiatan dan sosialisasi dengan teman sejawat
(Inovasi)
3. Mengajak pasien untuk melakukan aktvitas senam (Inovasi)
4. Mengajak pasien membuat anyaman dari kertas (Inovasi)
5. Mengevaluasi kegiatan dan memberi edukasi kepada pasien (SKP)
38
Table 4.1 Rancangan Aktualisasi
KONTRIBUSI PENGUATAN
OUTPUT HASIL
No. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR TERHADAP VISI MISI NILAI-NILAI
KEGIATAN
RUMAH SAKIT ORGANISASI
1. Mengkaji status 1. Melakukan Mendapatkan Dalam tahapan ini penulis Dengan melaksanakan Dengan
kesehatan pasien konsultasi dengan persetujuan dan melakukan komunikasi pengkajian ini maka melakukan
mentor. dukungan dari dengan mentor merupakan penulis berkontribusi kegiatan ini,
mentor aktualisasi dari nilai Etika pada visi RSJD penulis
Publik yaitu menghargai Surakarta yaitu Menjadi berkontribusi
komunikasi, konsultasi dan Pusat Pelayanan dan terhadap nilai-
kerjasama Pendidikan Kesehatan nilai RSJD
Jiwa Pilihan yang Surakarta yaitu
2. Mendatangi pasien Mendapatkan Pengkajian penulis lakukan Profesional dan Profesional
secara langsung dan data status dengan: transparansi, Berbudaya. dalam
melakukan kesehatan pasien Responbilitas, Dan misi RSJD pelayanan ;
assessment, kepercayaan, kejelasan, Surakarta yaitu Ramah dalam
mengukur tanda- teliti (Akuntabilitas) dan Memberikan pelayanan bersikap
tanda vital sepenuh hati (Komitmen Kesehatan jiwa dan terhadap
Mutu) kesehatan penunjang pelanggan.
yang bermutu dan
3. Mencatat hasil Mendapatkan Mencatat hasil pengkajian terjangkau masyarakat.
pengkajian untuk hasil berupa data dengan jelas
mendapatkan pasien pasien yang (Akuntabilitas), jujur (Anti
yang sesuai kriteria sesuai kriteria Korupsi), dan tanggung
untuk diberi terapi untuk diberi terapi jawab (Akuntabilitas)
aktivitas tambahan aktivitas
tambahan (pasien
dengan ADL
mandiri, hasil ttv
sudah
dan/mendekati
normal)
2. Menyusun rancangan 1. Mengucapkan salam Mendapatkan Mengucapkan salam dan Penulis berkontribusi Dengan
kegiatan dan dan membuka balasan salam mengawali diskusi dengan pada visi RSJD melakukan
sosialisasi kepada kegiatan sosialisasi & dari teman doa kepada Allah Surakarta yaitu Menjadi kegiatan ini,
teman sejawat. diskusi dengan berdoa sejawat SWTmerupakan nilai-nilai Pusat Pelayanan dan penulis
kepada Allah SWT dasar dari Nasionalisme Pendidikan Kesehatan berkontribusi
39
(pengamalan Pancasila sila Jiwa Pilihan yang terhadap nilai-
ke -1 , Ketuhanan Yang Profesional dan nilai RSJD
Maha Esa) Berbudaya. Surakarta yaitu
2. Berdiskusi dengan Mendapatkan Pada kegiatan berdiskusi Dan misi RSJD antusias dalam
teman sejawat guna kesepakatan ini penulis menerapkan nilai Surakarta yaitu semangat kerja
menentukan waktu waktu dan tempat dasar dari Akuntabilitas menerapkan nilai-nilai dan Kooperatif
dan tempat untuk (kepemimpinan, tanggung budaya kerja aparatur dalam
melaksanakan jawab dan kejelasan) dalam memberikan kerjasama
kegiatan pelayanan selaras terpadu
denga kearifan lokal.
3. Mengajak pasien 1. Menyiapkan sarana, Tersedianya Dalam tahapan ini Dengan melaksanakan Dengan
melakukan aktivitas prasarana dan sarana dan menerapkan nilai kegiatan ini maka melakukan
senam mengkoordinir pasien prasarana Akuntabilitas penulis berkontribusi kegiatan ini,
mengikuti senam (tangungjawab) dan pada visi RSJD penulis
dibantu teman sejawat Nasionalisme (gotong Surakarta yaitu Menjadi berkontribusi
(perawat dibantu royong sesuai Pancasila Pusat Pelayanan dan pada nilai-nilai
Pendidikan Kesehatan
teman sejawat sila ke-3, Persatuan RSJD Surakarta
Jiwa Pilihan Profesional
menyipkan tape, Indonesia) yaitu
dan Berbudaya.
speaker, dan Serta misi rumah sakit Profesional
mengajak paien yang menyediakan dalam
senam) wahana kesehatan jiwa pelayanan ;
40
2. Melakukan aktivitas Pasien dan Pada tahapan ini sebagai rumah sakit Intensif dalam
senam (Perawat perawat menerapkan nilai Pendidikan afiliasi pelaksanaan
memimpin senam dan melakukan Akuntabilitas tugas.
memberikan instruksi aktivitas senam (Kepemimpinan) dan Etika
kepada pasien untuk dibuktikan dengan Publik (menciptakan
mengikuti) foto kegiatan lingkungan kerja yang non
diskriminatif)
4. Mengajak pasien 1. Menyiapkan alat, dan Tersedianya alat Pada tahapan ini penulis Dengan melaksanakan Dengan
membuat anyaman bahan dan bahan telah menerapkan nilai-nilai kegiatan ini maka melakukan
dari kertas dasar Anti Korupsi (kerja penulis berkontribusi kegiatan ini,
2. Menanyakan Daftar pasien keras dan tanggung jawab) pada visi RSJD penulis
kesediaan dan yang mengikuti Surakarta yaitu Menjadi berkontribusi
kesanggupan pasien kegiatan Pusat Pelayanan dan dalam nilai-nilai
pembuatan Pendidikan Kesehatan
(perawat menyiapkan RSJD Surakarta
anyaman Jiwa Pilihan Profesional
alat dan bahan yang yaitu
dan Berbudaya.
akan digunakan. Serta misi rumah sakit Profesional
Perawat juga mendata yang menyediakan dalam
pasien yang mampu dan wahana kesehatan jiwa pelayanan ;
mau mengikuti kegiatan) sebagai rumah sakit Intensif dalam
Pendidikan afiliasi pelaksanaan
3. Membuat anyaman Pasien mampu Penulis akan
41
dari kertas bersama- membuat berkomunikasi dengan tugas.
sama (perawat anyaman pasien (Etika Publik)
mengajarkan pada dibuktikan dengan
pasien untuk membuat foto
anyaman dari kertas)
5. Mengevaluasi dan 1. melakukan Pasien kooperatif Pada tahap ini penulis Dengan melaksanakan Dengan
memberi edukasi komunikasi terapeutik dan mampu berkomunikasi dengan kegiatan ini maka melakukan
kepada pasien dengan pasien (sebagai berkomunikasi pasien /mendiskusikan penulis berkontribusi kegiatan ini,
feedback dari terapi dengan perawat perasaan pasien, pada visi RSJD penulis
aktivitas tambahan) merupakan penerapan Surakarta yaitu Menjadi berkontribusi
nilai-nilai dasar Pusat Pelayanan dan dalam nilai-nilai
Pendidikan Kesehatan
Akuntabilitas (kejelasan) ; RSJD Surakarta
Jiwa Pilihan yang
Anti Korupsi (kepedulian) yaitu Kooperatif
menyediakan wahana
kesehatan jiwa sebagai dalam kerja
2. memberikan kuisioner Tersedianya Penulis memberikan sama terpadu ;
rumah sakit Pendidikan
kepada pasien kuisioner untuk kuisioner kepada pasien dan Target
afiliasi
mengukur tingkat untuk mengukur tingkat dalam
kejenuhan kejenuhan pasien setelah pencapaian
diberi terapi aktivitas program
tambahan berupa kegiatan
senam dan membuat
anyaman dengan cara yang
inovatif (komitmen mutu)
42
dan jelas (akuntabilitas)
43
C. Jadwal Rancangan Aktualisasi 30 Hari
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Provinsi Jawa Tengah mulai tanggal 30
Januari 2020 – 4 Maret 2020
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi 30 hari
Bulan
Januari Februari Maret
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isu yang terpilih dalam proses identifikasi belum optimalnya
pemberian terapi aktivitas tambahan pada pasien untuk menurunkan
tingkat kejenuhan. Penyelesaian isu tersebut diangkat gagasan
penyelesaian yang berisikan kegiatan, antara lain:
B. Saran
1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dibuat
Rancangan aktualisasi digunakan sebagai pedoman dan
panduan dalam menyelesaikan isu yang didapatkan saat habituasi.
Pemecahan isu dilakukan dengan gagasan pemecahan isu yang
tertuang dalam beberapa kegiatan yang dirancang. Isu belum
optimalnya pemberian terapi aktivitas tambahan pada pasien di
Ruang Wisanggeni diharapkan dapat dilaksanakan dengan
membuat rancangan aktualisasi tersebut. Nilai dasar ANEKA
diharapkan bisa lebih dipahami dan diaplikasikan pada setiap
kegiatan pemecahan isu.
45
2. Dampak apabila Rancangan Aktualisasi tidak Dibuat
Tanpa adanya rancangan aktualisasi, isu yang diiharapkan dapat
diselesaikan tepat waktu, tidak akan selesai tepat waktu. Tanpa adanya
penyelesaian isu, dampak akan terjadi dan berkontribusi terhadap mutu
layanan RS, diantaranya tingkat kejenuhan pasien meningkat yang akan
berakibat pada tingginya resiko lari dan bunuh diri (suicide) pada pasien.
Selain itu pemahaman nilai ANEKA pun akan kurang bisa diimplementasikan
saat melakukan habituasi.
46